Anda di halaman 1dari 12

Laporan Pratikum Kimia

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi

OLEH:
KELOMPOK 4

PEMERINTAH KOTA MALANG


DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 MALANG
Jalan Tugu Utara No.1. Telp (0341) 366454. Fax. (0341) 329487 Malang
Website : http://www.sman1-mlg.sch.id
Email : mitrekasatata@sman1-mlg.sch.id
NOVEMBER 2013
1.) Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi

A. Tujuan

Pada percobaan ini akan dilakukan pengukuran pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi pada reaksi HCL 1 M
dan HCL 3 M terhadap pualam 1 gram.

B. Dasar Teori

Pada umumnya, reaksi berlangsung lebih cepat bila konsentrasi pereaksi diperbesar. Hal ini dapat dijelaskan
dengan menggunakan teori tumbukan bahwa semakin besar konsentrasi, semakin besar terjadinya tumbukan
antarmolekul bereaksi.

C. Alat dan Bahan:

1. Tabung reaksi 2 buah

2. Larutan HCL 1 M

3. Larutan HCL 3 M
4. Serbuk pualam 1 gram

5. pipet

6. stopwatch

D. Langkah Kerja

1. Menyiapkan dua buah tabung reaksi

2. Mengisikan masing-masing tabung reaksi dengan larutan HCL 1 M dan larutan HCL 3 M
menggunakan pipet tepat 10 ml

3. Memasukkan serbuk pualam masing-masing 1 gram ke dalam tabung reaksi berisikan HCL secara
bersamaan

4. Menghitung menggunakan stopwatch

5. Mengamati reaksi mana yang lebih cepat selesai

E. Hasil Pengamatan

Larutan HCL dengan konsentrasi 3 M, lebih cepat bereaksi, hanya sekitar 10 detik, sudah menghasilkan
gelembung dan gas besar, lalu reaksi selesai (terhenti). Sementara larutan HCL 1 M, bereaksi lumayan lama,
sekitar 10 menit, gas masih terus bereaksi (reaksi belum selesai)

F. Kesimpulan
2.) Pengaruh Luas permukaan terhadap Laju reaksi

A. Tujuan

Pada percobaan ini akan dilakukan pengukuran pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi pada reaksi
serbuk pualam dan lempeng pualam dengan asam klorida 2 M.

B. Dasar Teori

Dengan menggunakan teori tumbukan dapat dijelaskan bahwa semakin luas permukaan sentuh, semakin banyak
tempat terjadinya tumbukan antarmolekul beraksi. Semakin luas permukaan sentuh maka semakin besar
kemungkinan partikel untuk saling bertumbukan.

C.Alat dan bahan

1. Serbuk pualam 1 gram

2. lempeng pualam 1 gram

3. Larutan HCL 2M

4. tabung reaksi
`

5. Stopwatch

6. pipet

D. Langkah kerja

1. Memasukkan larutan HCL 2M ke dalam tabung reaksi dengan menggunakan pipet sampai batas 10 ml

2. Memasukkan serbuk pualam dan lempeng pualam ke dalam tabung reaksi yang berbeda

3. Memperhatikan pada stopwatch dan juga reaksi yang terjadi

4. Mengamati reaksi mana yang lebih cepat

E. Hasil Pengamatan

Pada larutan HCL menggunakan serbuk pualam lebih cepat habis (selesai reaksisnya) dengan waktu berkisar
antara 10 menit. Sementara pada HCL yang menggunakan lempeng pualam, reaksi masih terus berjalan meski
sudah melewati 30 menit. Ini artinya, serbuk pualam lebih cepat bereaksi daripada lempeng pualam.

F. Kesimpulan

Dengan massa yang sama, namun memilki luas permukaan yang berbeda, laju reaksi yang ditimbulkan juga
berbeda. Semakin besar luas permukaan, maka semakin besar kemungkinan terjadinya tumbukan. Serbuk
pualam memiliki bidang sentuh yang lebih luas daripada kepingan, sehingga dapat bereaksi lebih cepat,
sehingga waktu yang dihasilkan juga sedikit.
3.) Pengaruh Suhu Terhadap Laju Reaksi

A.Tujuan :

Pada percobaan ini akan dilakukan pengukuran pengaruh suhu terhadap lau reaksi pada reaksi larutan natrium
tiosulfat dengan asam klorida.

B. Dasar Teori :

Ada kecenderungan bahwa pada suhu yang lebih tinggi, reaksi kimia berlangsung semakin cepat. Dengan
menggunakan teori tumbukan, dapat dijelaskan bahwa semakin tinggi suhu, maka molekul yang mencapai
aktivasi akan semakin banyak. Suatu gas yang berada dalam suhu rendah, molekul-molekulnya memiliki
energy kinetic lebih kecil daripada energy aktivasi. Sedangkan gas yang berada dalam suhu tinggi, akan
memiliki energy kinetic lebih besar daripada energy aktivasi. Jadi, pada suhu tinggi, laju reaksi akan semakin
besar.

C. Alat dan bahan:

1. Gelas kimia

2. Kertas

3. Larutan Na2S2O3 0,2 M


4. Larutan HCl 2 M

5. Termometer
6. Stopwatch
7. Spidol
8. Kaki penyangga

9. kawat untuk alas membakar

D. Cara kerja :

1. Buatlah tanda silang pada sehelai kertas.


2. Masukkan 50 mL larutan Na2S2O3 0,2 M ke dalam gelas kimia. Letakkan gelas kimia itu di atas kertas
bertanda silang. Ukur suhu larutan dan catat. Tambahkan 5 mL larutan HCl 2 M. Ukur dan catat waktu
yang dibutuhkan sejak penambahan larutan HCl sampai tanda silang tidak terlihat lagi.
3. Lakukan hal yang sama. Namun sebelumnya, panaskan 50 mL larutan Na2S2O3 0,2 M sampai suhunya
naik 10C dari suhu awal. Tambahkan 5 mL larutan HCl 2 M. Lalu ukur dan catat waktu yang
dibutuhkan sejak penambahan larutan HCl sampai tanda silang tidak terlihat lagi.
4. Lakukan hal yang sama sampai suhu naik 20C dari suhu awal.

E. Hasil Pengamatan

F. Kesimpulan

Semakin tinggi suhu, reaksi kimia yang berlangsung semakin cepat. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah
suhu, maka reaksi yang berlangsung semakin lambat.

4) Mengukur Laju Reaksi Pembentukan Gas Oksigen

A. Tujuan :

Pada percobaan ini akan mengukur laju reaksi pembentukan gas O2 dari peruraian hidrogen peroksida dengan
katalis MnO2

B. Dasar Teori :

Penggunaan katalis pada suatu reaksi dapat mempercepat laju reaksi kimia karena dapat menurunkan energy
aktivasi tanpa mengalami perubahan kekal dalam reaksi. Katalis dapat dibagi menjadi 2, yakni katalis Homogen
dan katalis heterogen. Katalis homogen adalah katalis yang mempunyai fase yang sama dengan zat reaktan
yang dikatalisis, sedangkan katalis heterogen adalah katalis yang fasenya berbeda dengan zat reaktan yang
dikatalisis.

C. Alat dan Bahan :


1. Gelas kimia

2. Sumbat Karet

3. Statif
4. Gelas ukur

5. Klem Universal
6. Hairdryer
7. Penjepit Bass head
8. Baskom

9. Pipa Plastik
10. Tabung Y
11. Serbuk MnO2
12. H2O2 3%

D. Cara Kerja :

1. Siapkan gelas ukur 100 mL. Isi dengan air sampai tidak ada udara di dalamnya, kemudian gantungkan
pada statif dalam keadaan terbalik namun permukaan gelas ukur tetap berada di dalam air.
2. Masukkan selang yang salah satu ujungnya terdapat penyumbat kedalam gelas ukur.
3. Siapkan tabung Y. Masukkan mangan (IV) oksida (MnO2) 0,1 gram dan larutan H2O2 3% 7 mL pada
tabung Y pada sisi yang berlainan.
4. Tutup tabung Y menggunakan penyumbat yang terhubung pada selang.
5. Campurkan mangan (IV) oksida (MnO2) 0,1 gram dan larutan H2O2 3% 7 mL, sehingga mengalami
reaksi kimia.
6. Ukur volume oksigen yang masuk pada gelas ukur setiap 10 detik sampai 180 detik.
7. Catat data hasil volume dan waktu terbentuknya gas oksigen. Lalu ulangi prosedur tersebut sampai 3
kali.
8. Buatlah grafik hubungan antara volume dengan waktu.

Catatan :

a. Pencampuran MnO2 dan H2O2 dalam pipa Y ditunggu 5 detik, kemudian dimulai pengukuran
volume gas oksigen.
b. Pipa Y harus dimasukkan dalam air.
c. Sumbat tidak boleh bocor.

E. Tabel Volume Oksigen yang Terjadi dan Waktu

Waktu 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180
(detik)
O2 10 20 23 35 38 40 43 44 46 48 49 50 51 52 52,5 53 54 54,5
(mL)
1 kali
O2 5 8 9 10 11 13 14 15 16 17 18 20 21 22 23 23,5 24 25
(mL)
2 kali
O2 4 21 25 30 34 37 39 40 42 43 43,5 45 45 45 45 45 45,2 46
(mL)
3 kali
Rata- 6,3 16,3 19 25 27,6 30 31,6 34,6 36 36,7 38,3 38,5 39 40 40,3 40,3 41 41,6
rata
(mL)

F. Grafik

G. Kesimpulan

1. Pada reaksi pembentukan gas O2 dari peruraian hidrogen peroksida dengan katalis MnO2 terlihat bahwa
semakin banyak O2 yang terbentuk, Semakin cepat laju reaksi yang berlanngsung.

2. Katalis MnO2 yang terlibat dalam mekanisme reaksi membuat energi pengaktifan menjadi lebih rendah
walaupun katalis itu sendiri tidak mengalami perubahan yang kekal dalam reaksi.

3. Katalis mempercepat laju reaksi, tetapi tidak mengubah jenis hasil reaksi.

4. Katalis mempunyai aksi spesifik, artinya hanya dapat mengatalisis satu reaksi tertentu.

5. Dalam percobaan di atas katalis MnO2 termasuk katalis heterogen karena dapat menyediakan permukaan
yang panas yang membuat reaksi dapat berlangsung lebih cepat.

5) Pertanyaan dan jawaban

1. Bagaimana hubungan antara konsentrasi, waktu dan laju reaksi?

Semakin besar konsentrasi, maka laju reaksi akan semakin cepat, artinya konsentrasi dan laju reaksi berbanding
lurus. Sedangkan semakin besar laju reaksi, waktu yang dibutuhkan akan semakin sedikit. Artinya, laju reaksi
dan konsentrasi berbanding terbalik dengan waktu.

Bagaimana hubungan antara luas penampang, waktu dan laju reaksi?

Semakin besar luas penampang, maka laju reaksi akan semakin cepat, artinya luas penampang dan laju reaksi
berbanding lurus. Sedangkan semakin besar laju reaksi, waktu yang dibutuhkan akan semakin sedikit. Artinya,
laju reaksi dan luas penampang berbanding terbalik dengan waktu.

Bagaimana hubungan antara suhu, waktu dan laju reaksi?

Semakin tinggi suhu, maka laju reaksi akan semakin cepat, artinya suhu dan laju reaksi berbanding lurus.
Sedangkan semakin besar laju reaksi, waktu yang dibutuhkan akan semakin sedikit. Artinya, laju reaksi dan
suhu berbanding terbalik dengan waktu.

2. Berlakukah disini r1 = 2x r0 -> V1 = 2n V0


1 1
= 2n
1 0

Berlaku. Karena laju reaksi dan waktu berbanding terbalik. Untuk mencari koefisien, dapat dicari menggunakan
perbandingan antara laju reaksi akhir : laju reaksi awal. Untuk menentukan nilai n, dapat menggunakan rumus:

=
10
3. Apa fungsi MnO2?

Sebagai katalisator yang mempercepat laju reaksi dan menurunkan energy aktivasi tanpa mengalami perubahan
kekal dalam reaksi.

4. Faktor apalagi selain faktor diatas yang mempengaruhi laju reaksi?

Tekanan, semakin besar tekanan, maka semakin cepat laju reaksi

Wujud zat, semakin padat suatu zat, maka laju reaksi akan semakin lambat (jika dibandingkan dengan gas dan
cair)

Volume, semakin kecil volume suatu zat, maka semakin cepat laju reaksi

5. Tulis reaksi pada percobaan 1, 2, 3, dan 4!

Anda mungkin juga menyukai