Anda di halaman 1dari 11

AKAR DAN BATANG

1.1 Tujuan : - Mengamati tumbuhan secara organoleptis

- Mengamati tumbuhan secara morfologis

- Mengamati struktur anatomi pada sediaan akar, batang, dan daun

- Mengamati benda ergastik yang terkandung dalam tumbuhan

1.2 Akar Manis (Glycyrrhiza glabra)

1.2.1 Klasifikasi

1.2.2 Deskripsi Tanaman

1.2.3 Uji Mikroskop

1.2.4 Uji Organoleptis

Percobaan

Rujukan Teori

1.2.5 Uji Kimiawi

Percobaan

Rujukan Teori

1.2.6 Kesimpulan

1.3 Klembak (Rheum officinale)


1.3.1 Klasifikasi
1.3.2 Deskripsi Tanaman
1.3.3 Uji Mikroskop
1.3.4 Uji Organoleptis
Percobaan
Rujukan Teori
1.3.5 Uji Kimiawi
Percobaan
Rujukan Teori
1.3.6 Pembahasan
1.3.7 Kesimpulan
1.4 Jagung (Zea mays)
1.4.1 Klasifikasi
Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Subdivisio : Angiospermae

Class : Monocotyledoneae

Ordo : Poales

Familia : Poaceae

Genus : Zea

Spesies : Zea mays (Tjitrosoepomo, 1991)

1.4.2 Deskripsi Tanaman


Jagung merupakan sumber karbohidrat yang mengandung zat-zat
berguna bagi metbolisme tubuh, diantaranya gula, kalium, asam jagung, dan
minyak lemak. Kandungan karbohidrat dapat mencapai 80% dari seluruh
bahan kering biji. Karbohidrat dalam bentuk pati umumnya berupa campuran
amilosa dan amilopektin. Jagung manis diketahui mengandung amilopektin
lebih rendah tetapi mengalami peningkatan fitoglikogen dan sukrosa. Untuk
ukuran yang sama, meski jagung mempunyai kandungan karbohidrat yang
lebih rendah, namum mempunyai kandungan protein yang lebih banyak.
Jagung berkhasiat mencegah konstipasi dan baik untuk menurunkan berat
badan, pembangunan otat dan tulang, serta berguna untuk kesehatan otak dan
sistem syaraf. (Dalimartha dan Adrian, 2011)

Morfologi jagung terdiri dari daun, batang, akar, bunga, dan buah.
Sistem perakaran jagung akan lebih baik jika kondisi tanah memungkinkan
untuk pertumbuhan tanaman. Biasanya pada kedalaman 10 cm, jagung akan
memiliki 68 akar, paada kedalaman 50 cm memiliki 23 akar, dan pada
kedalaman 70 cm memiki 6 akar. Akar jagung dapat mencapai kedalaman
8m, tetapi pada umumnya hanya berada pada 2m. Akar jagung berasal dari
calon akar yang berada dekat ujung biji. Akar jagung berbentuk serabut.
Terdapat pula akar adventif yang muncul ketika jagung bertumbuh dewasa.
Akar ini berfungsi untuk meembantu menyokong tegaknya jagung (Tim
AKAPI, 1993). Batang jagung terdiri atas ruas-ruas. Batang jagung tidak
bercabang dan berbentuk silindris. Pada setiap pelepah dibungkus dengan
daun yang selalu muncul di setiap buku. Batang jagung tegak lurus dan kokoh
walaupun tidak memiliki banyak lignin. Batang jagung memiliki tiga
komponen utama yaitu epidermis, jaringan pembuluh, dan pusat batang.
Jagung memiliki banyak lapisan sklerenkim berdinding tebal. Daun jagung
bewarna hijau ketika masih muda dan bewarna kuning ketika sudah tua.
Tulang daun jagung adalah sejajar. Terdapat daun jagung yang halus tanpa
bulu, tetapi ada pula yang kasar dengan bulu. Setiap daun terdiri atas helaian
daun, ligula, dan pelepah daun. Jumlah daun sama dengan jumlah buku
batang. (Tim AKAPI, 1993).

1.4.3 Uji Mikroskop

1
2
3

5
6

7
Gambar 1: Hasil pengamatan Gambar 2: Gambar literatur
Dengan perbesaran 100x (Toole, 1999)
Keterangan gambar: 1. Epidermis
2. Sklerenkim
3. Kolenkim
4. Parenkim
5. Floem
6. Xylem
7. Endodermis

1.4.4 Uji Organoleptis

Bau :

Warna :

Rasa :
1.4.5 Uji Kimiawi

a. Akar jagung + IKI  biru kehitaman

Amilum (+)

b. Akar jagung + Sudan III  tetap jernih

Minyak (-)
c. Akar jagung + HCl + Fluoroglusin  kemerahan
Lignin (+)

1.4.6 Pembahasan

Pada praktikum dengan sayatan melintang ditemukan epidermis yang


terletak di bagian paling luar, sklerenkim dan kolenkim yang mengalami
penebalan terletak di bawah epidermis, parenkim dengan bentuk polihedral
terletak dibawah jaringan penguat. Sklerenkim, kolenkim, dan parenkim
secara keseluruhan disebut dengan korteks karena terletak diantara epidermis
dan stele. Terdapat lapisan yang membatasi antara korteks dan stele disebut
endodermis yang berupa satu lapis sel. Stele terdiri atas berkas pembuluh dan
empulur. Pada berkas pembuluh terdapat xylem yang letaknya melingkar dan
berukuran besar jika dibandingkan dengan floem, sementara floem terletak
mengelilingi floem yang berukuran kecil. Ditengah stele terdapat empulur.

Menurut literatur, akar jagung dari lapisan paling luar ke lapisan


terdalam adalah epidermis, korteks, endodermis, floem, xilem, dan empulur.
Pada jaringan epidermis dapat ditemukan derivat epidermis berupa rambut
akar, yang terutama terdapat pada zona diferensiasi. Rambut akar memiliki
fungsi untuk memperluas daerah penyerapan air dan unsur hara yang terlarut
di dalam tanah. Sementara fungsi dari epidermis yaitu melindungi kerusakan
mekanis pada jaringan lunak yang berada di sebelah dalam jaringan epidermis
dan mencegah penguapan air yang berlebihan pada jaringan dalam. Di bawah
epidermis terdapat jaringan yang terdiri dari beberapa lapis sel yang disebut
jaringan korteks. Sel-sel yang menyusun jaringan korteks memiliki ruang
antar sel. Di dalam korteks akar membentuk serabut sklerenkim dari berbagai
sel yang berdinding tebal sebagai penguat. Di sebelah dalam korteks terdapat
endodermis yang terdiri atas satu lapis sel dengan dinding tebal yang
mengandung suberin dan lignin. Penebalan pada dinding sel endodermis
tersebut menghasilkan tampilan seperti pita yang disebut sebagai pita kaspari.
Endodermis berfungsi untuk mengatur pemasukan air ke dalam jaringan
angkut (xilem). Pita kaspari merupakan lapisan lilin sehingga mencegah
aliran air secara apoplas. Sehingga air harus melewati membran plasma dan
masuk secara simplas. Plasma membran sel endodermis memiliki banyak
protein transport yang secara aktif menyalurkan molekul ke dalam dan ke
luar. Setelah air melewati pita kaspari di sel endodermis, maka air bebas
mengalir secara apoplas ke sel xilem. Di sebelah dalam endodermis, terdapat
daerah silinder pusat. Silinder pusat menempati bagian tengah akar. Silinder
pusat meliputi perisikel merupakan lapisan tunggal yang terletak di sebelah
dalam endodermis yang terdiri dari sel-sel parenkimatis, letaknya berbatasan
dengan jaringan pengangkut . Perisikel berfungsi membentuk primordial akar
lateral, dan sebagian dari cambium pembuluh yang nantinya akan
menghasilkan xylem dan floem sekunder. Xylem dan floem akar tersusun
secara radial, dan ujuran sel xilem lebih besar daripada sel floem. (Soemiadji,
1986)

1.4.7 Kesimpulan

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, akar jagung memiliki


struktur anatomi yaitu dari luar ke dalam epidermis, korteks yang terdiri dari
jaringan penguat dan parenkim, endodermis, xylem dan floem, dan empulur.
Akar jagung memiliki benda ergastik yaitu amilum dan lignin.

1.5 Akar Wangi (Vitiveria zizanioides)

1.5.1 Klasifikasi

Kerajaan :Plantae
Divisi :Magnoliophyta
Kelas :Liliopsida
Ordo : Poales
Family : Poaceae
Genus : Vetiveria
Spesies : Vitiveria zizanoides (Tjitrosoepomo, 1991)

1.5.2 Deskripsi Tanaman


Akar wangi adalah rumput tegak tahunan dengan tinggi antara 1,5-2,5m.
Batang akar wangi tegak, lunak, beruas-ruas, dan bewarna putih. Daun akar
manis tunggal membentuk pita, panjang, agak kaku, dan bewarna hijau sebam.
Bunga berbentuk bulir dan tumbuh di atas batang. Buah berbentuk padi, berduri,
dan bewarna putih kotor. Akar berserabut dan mengeluarkan wangi yang khas
serta bewarna kuning (Utami,2008).

Kandungan yang terdapat dalam akar wangi adalah minyak atsiri, harsa,
dan zat pahit. Minyak atsiri akar wangi mengandung vitiverin, vitiveron, veton,
dan vetivazulen. Minyak ini digunakan sebagai bahan dalam industry kosmetik,
parfum, dan sabun mandi. Selain itu, dapat digunakan sebagai obat kumur yang
berguna untuk mencegah bau mulut dan bau badan, sebagai obat gosok rematik,
dan bahan arak (Utami,2008).

1.5.3 Uji Mikroskop

Gambar 1: Gambar penampang melintang


akar wangi (Liu, dkk 2015)
1.5.4 Uji Organoleptis

Bau :
Warna :
Rasa :

1.5.5 Uji Kimiawi

Percobaan

Rujukan Teori

1.5.6 Pembahasan
1.5.7 Kesimpulan

1.6 Secang (Caesalpinia sappan)

1.6.1 Klasifikasi
Kingdom :Plantae
Subkingdom :Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Caesalpiniaceae
Genus : Caesalpinia
Spesies : Caesalpinia sappan L. (Tjitrosoepomo, 1991)

1.6.2 Deskripsi Tanaman


Secang adalah tumbuhan dengan tinggi 5-15m. Daun penumpu bersirip
rangkap dan tidak rontok. Sirip daun 6-10 pasang. Anak daun per sirip adalah
12-24 pasang. Bentuk daunnya adalah bulat telur oval. Bunga secang berumah
dua dengan bau yang harum. Bunga jantan memiliki benang sari 10, putik
rudimentair, kecil, dan berambut. Bunga betina dengan kepala sari kosong
(Hariana,2006).
Secang kaya akan kandungan kimia yaitu asam galat, brazilin, brasilein,
oscimene, resin, resorsi, minyak atsiri, dan tanin. Secang digunakan untuk
menghentikan pendarahan, pembersih darah, pengelat, penawar racun, dan
sebagai antiseptik (Hariana,2006).

1.6.3 Uji Mikroskop

Gambar 1: Gambar literatur melintang


Secang (Muneer, 2010)
1.6.4 Uji Organoleptis

Bau : tidak berbau

Warna : coklat

Rasa : agak kelat

1.6.5 Uji Kimiawi


1.6.6 Kesimpulan

1.7 Kayu Manis (Cinnamomum burmani)

1.7.1 Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Gymnospermae
Subdivisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Sub kelas : Dialypetalea
Ordo : Policarpicea
Family : Lauraceae
Genus : Cinnamomum
Spesies : Cinnamomum burmanii (Tjitrosoepomo, 1991)

1.7.2 Deskripsi Tanaman


Kayu manis ialah sejenis pohon penghasil rempah-rempah. Termasuk ke
dalam jenis rempah-rempah yang amat beraroma, manis, dan pedas. Daun kayu
manis saling bersilangan atau dalam rangka rangkaian spiral. Panjangnya sekitar
9-12 cm dan lebar 3,4-5,4 cm, tergantung jenisnya. Warna pucuknya kemerahan,
sedangkan daun tuanya bewarna hijau tua. Bunga berkelamin dua atau bunga
sempurna dengan warna kuning, ukuran kecil. Buahnya adalah buah buni,
berbiji satu, dan berdaging. Bentuknya bulat memanjang, buah muda berwarna
hijau tua dan buah tua berwarna ungu tua. Tinggi tanaman kayu manis berkisar
antara 5 – 15 m, kulit pohon berwarna abu-abu tua berbau khas, kayunya
berwarna merah coklat muda. Daun tunggal, kaku seperti kulit, letak berseling,
panjang tangkai daun 0,5 – 1,5 cm, dengan 3 buah tulang daun yang tumbuh
melengkung. Bentuk daun elips memanjang, panjang 4 – 14 cm, lebar 1,5 – 6
cm, ujung runcing, tepi rata, permukaan atas licin warnanya hijau, permukaan
bawah bertepung warnyanya keabu-abuan. Daun muda berwarna merah pucat.
Bunganya berkelamin dua atau bunga sempurna dengan warna kuning.
Ukurannya kecil. Kelopak bunga berjumlah 6 helai dalam dua rangkaian. Bunga
ini tidak bertajuk bunga. Benang sarinya besrjumlah 12 helai yang terangkai
dalam empat kelompok, kotak sarinya beruang empat. Persariann berlangsung
dengan bantuan serangga. Buahnya buah buni berbiji satu dan berdaging.
Bentuknya bulat memanjang. Warna buah muda hijau tua dan buah tua ungu tua.
Panjang buah sekitar 1,3 – 1,6 cm, dan diameter 0,35 – 0,75 cm. Panjang biji
0,84 – 1,32 cm dan diameter 0,59 – ,68 cm. untuk tanaman ini adalah tanah
humus dan tekstur remah berpasir (Niagapusri, 2001). Minyak atsiri dari kayu
manis mempunyai daya bunuh terhadap mikroorganisme (antiseptis),
membangkitkan selera atau menguatkan lambung (stomakik) juga memiliki efek
untuk mengeluarkan angin (karminatif). Selain itu minyaknya dapat digunakan
dalam industri sebagai obat kumur dan pasta, penyegar bau sabun, deterjen,
lotion parfum dan cream. Dalam pengolahan bahan makanan dan minuman
minyak kayu manis di gunakan sebagai pewangi atau peningkat cita rasa,
diantaranya untuk minuman keras, minuman ringan (softdrink), agar–agar, kue,
kembang gula, bumbu gulai dan sup. Efek farmakologis yang dimiliki kayu
manis diantara sebagai peluruh kentut (carminative), peluruh keringat
(diaphoretic), antirematik, penambah nafsu makan (stomachica) dan penghilang
rasa sakit (analgesic) (Hariana, 2007)
1.7.3 Uji Mikroskop
1.7.4 Uji Organoleptis
Percobaan
Rujukan Teori
1.7.5 Uji Kimiawi
Percobaan
Rujukan Teori
1.7.6 Pembahasan
1.7.7 Kesimpulan
1.8 Batang Jagung (Zea Mays)

1.8.1 Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae

Class : Monocotyledoneae

Ordo : Poales

Familia : Poaceae

Genus : Zea

Spesies : Zea mays (Tjitrosoepomo, 1991)

1.8.2 Deskripsi Tanaman

Jagung merupakan sumber karbohidrat yang mengandung zat-zat


berguna bagi metbolisme tubuh, diantaranya gula, kalium, asam jagung, dan
minyak lemak. Kandungan karbohidrat dapat mencapai 80% dari seluruh
bahan kering biji. Karbohidrat dalam bentuk pati umumnya berupa campuran
amilosa dan amilopektin. Jagung manis diketahui mengandung amilopektin
lebih rendah tetapi mengalami peningkatan fitoglikogen dan sukrosa. Untuk
ukuran yang sama, meski jagung mempunyai kandungan karbohidrat yang
lebih rendah, namum mempunyai kandungan protein yang lebih banyak.
Jagung berkhasiat mencegah konstipasi dan baik untuk menurunkan berat
badan, pembangunan otat dan tulang, serta berguna untuk kesehatan otak dan
sistem syaraf. (Dalimartha dan Adrian, 2011)

Morfologi jagung terdiri dari daun, batang, akar, bunga, dan buah.
Sistem perakaran jagung akan lebih baik jika kondisi tanah memungkinkan
untuk pertumbuhan tanaman. Biasanya pada kedalaman 10 cm, jagung akan
memiliki 68 akar, paada kedalaman 50 cm memiliki 23 akar, dan pada
kedalaman 70 cm memiki 6 akar. Akar jagung dapat mencapai kedalaman
8m, tetapi pada umumnya hanya berada pada 2m. Akar jagung berasal dari
calon akar yang berada dekat ujung biji. Akar jagung berbentuk serabut.
Terdapat pula akar adventif yang muncul ketika jagung bertumbuh dewasa.
Akar ini berfungsi untuk meembantu menyokong tegaknya jagung (Tim
AKAPI, 1993). Batang jagung terdiri atas ruas-ruas. Batang jagung tidak
bercabang dan berbentuk silindris. Pada setiap pelepah dibungkus dengan
daun yang selalu muncul di setiap buku. Batang jagung tegak lurus dan kokoh
walaupun tidak memiliki banyak lignin. Batang jagung memiliki tiga
komponen utama yaitu epidermis, jaringan pembuluh, dan pusat batang.
Jagung memiliki banyak lapisan sklerenkim berdinding tebal. Daun jagung
bewarna hijau ketika masih muda dan bewarna kuning ketika sudah tua.
Tulang daun jagung adalah sejajar. Terdapat daun jagung yang halus tanpa
bulu, tetapi ada pula yang kasar dengan bulu. Setiap daun terdiri atas helaian
daun, ligula, dan pelepah daun. Jumlah daun sama dengan jumlah buku
batang. (Tim AKAPI, 1993).

1.8.3 Uji Mikroskop

1.8.4 Uji Organoleptis

Percobaan

Rujukan Teori

1.8.5 Uji Kimiawi

Percobaan

Rujukan Teori

1.8.6 Pembahasan

1.8.7 Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai