Anda di halaman 1dari 43

Hand Out

Untuk SMA kelas XI IPA


Semester 1

Penyusun:

YAYUK FARIDA KUSUMADEWI


STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN

Tujuan pembelajaran pada bab ini adalah:


melalui kegiatan discovery learning dan inquiry learning terbimbing peserta didik
dapat menganalisis keterkaitan antara struktur sel pada jaringan tumbuhan dengan
fungsi organ pada tumbuhan dan terampil menyajikan data hasil pengamatan
struktur anatomi jaringan tumbuhan untuk menunjukkan keterkaitan dengan letak
dan fungsinya dalam bioprose serta sikap disiplin, santun, percaya diri, peduli,
bertanggung jawab, dan proaktif.

Pada bab ini kamu akan belajar tentang

struktur dan fungsi jaringan tumbuhan.

Tahukah kamu mengapa batang

Tumbuhan ada yang keras dan

ada yang lunak?

Tuhan Yang Maha Esa telah

menciptakan struktur dan fungsi

jaringan pada setiap tumbuhan

dengan ciri khasnya masing-masing. Setiap bagian tumbuhan tersusun


atas jaringan-jaringan yang berbeda bentuk serta fungsinya.
Bagaimana struktur dan fungsi berbagai macam jaringan pada
tumbuhan? Ayo pelajari bab ini dengan penuh semangat!

2
PETA KONSEP

Jaringan tumbuhan

PERMANEN
MERISTEM
GABUS

bersifat eksodermis

endodermis periderm
totipotensi

• EPIDERMIS

• PARENKIM
• felogen
• felem
• PENUNJANG • feloderm
• PENGANGKUT

Pada bab sebelumnya, kamu sudah mengetahui bahwa mahluk hidup


mempunyai bermacam-macam sel. Sel yang sama akan membentuk jaringan
tertentu. Pernahkan kalian berpikir bahwa setiap jaringan tumbuhan mempunyai
struktur dan fungsi tertentu? Nah, sekarang kita dapat belajar tentang tentang
struktur dan jaringan pada tumbuhan.

3
Seperti pada hewan, tubuh tumbuhan pun terdiri dari sel-sel. Sel-sel tersebut
akan berkumpul membentuk jaringan, jaringan akan berkumpul membentuk organ
dan seterusnya sampai membentuk satu tubuh tumbuhan. Di sini akan dibahas
macam-macam jaringan dan organ yang membentuk tubuh tumbuhan.
Jaringan tumbuhan dapat dibagi 3 macam :
1. Jaringan meristem
2. Jaringan dewasa/permanen
3. Jaringan gabus
4.
JARINGAN MERISTEM

Jaringan meristem mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:


1. Merupakan jaringan embrional
2. Sel-selnya mempunyai kemampuan membelah diri
3. Sel belum berdiferensiasi/spesialisasi
4. Berdinding tipis
5. Tersusun rapat tanpa ruang antar sel

Jaringan meristem dapat dibagi 2 macam


1. Jaringan Meristem Primer

Jaringan meristem yang merupakan perkembangan lebih lanjut dari pertumbuhan


embrio.
Contoh: ujung batang, ujung akar.

Gambar 1. Ujung akar Gambar 2. Ujung batang


Sumber: Biology, Campbell

4
Meristem yang terdapat di ujung batang dan ujung akar disebut meristem apikal.
Kegiatan jaringan meristem primer menimbulkan batang dan akar bertambang
panjang. Pertumbuhan jaringan meristem primer disebut pertumbuhan primer.

2. Jaringan Meristem Sekunder


Jaringan meristem sekunder adalah jaringan meristem yang berasal dari jaringan
dewasa yaitu kambium dan kambium gabus. Pertumbuhan jaringan meristem
sekunder disebut pertumbuhan sekunder. Kegiatan jaringan meristem
menimbulkan pertambahan besar tubuh tumbuhan.

Gambar 3.Diferensiasi jaringan


Sumber: Encyclopedia Britannica

JARINGAN DEWASA

Jaringan dewasa adalah jaringan yang sudah berhenti membelah.

Jaringan dewasa dapat dibagi menjadi beberapa macam :

1 Jaringan Epidermis

Jaringan yang letaknya paling luar, menutupi permukaan tubuh tumbuhan. Bentuk
jaringan epidermis bermacam-macam. Pada tumbuhan yang sudah mengalami
pertumbuhan sekunder, akar dan batangnya sudah tidak lagi memiliki jaringan
epidermis. Fungsi jaringan epidermis untuk melindungi jaringan di sebelah
dalamnya.

5
Ciri-ciri jaringan epidermis adalah:
1. Tersusun dari sel-sel hidup.
2. Terdiri atas satu lapis sel tunggal.
3. Beragam bentuk, ukuran dan susunannya, tetapi biasanya tersusun rapat
tidak ada ruang antar sel.
4. Tidak memiliki kloril.
5. Dinding sel jaringan epidermis bagian luar yang berbatasan dengan udara
mengalami penebalan , sedangkan dinding sel jaringan epidermis bagian
dalam yang berbatasan dengan jaringan lain dinding selnya tetap tipis.

Jaringan epidermis daun ada 2, yaitu

1. epidermis atas pada sisi adaksial


2. epidermis bawah pada sisi abaksial.

Jaringan epidermis tersusun atas sel-sel epidermis yang berukuran seragam dan
sebagian besar hanya tersusun 1 lapis. Namun ada juga yang tesusun berlapis
seperti pada daun mentega atau Nerium oleander. Pada daun nerium jaringan
epidermis nampak berlapis 2-3 lapisan,hal ini merupakan salah satu bentuk
adaptasi tumbuhan terhadap lingkungan kering. Pada beberapa daun,
permukaannya terasa halus,hal ini diakibatkan adanya papila atau tonjolan
tonjolan pada sel-sel epidermis. Ciri lain dari sel epidermis pada daun yaitu tidak
terdapat kloroplas,kecuali pada beberapa tanaman yang daunnya terenda di air
contohnya Hydrilla verticillata.

Pada jaringan epidermis daun juga ditemukan adanya derivat epidermis antara
lain:

1. Stomata

Stomata merupakan derivat epidermis yang ada pada seluruh daun pada setiap
tanaman.Stomata terdiri atas sel penjaga dan lubang stomata.pada sebagian besar
tanaman dikotil menurut bentuk sel penjaganya memiliki tipe ginjal sedangkn
pada monokotil bertipe halter.

6
2. Sel kipas

Pada beberapa tanaman suku cyperaceae,tepi daunnya menggulung seperti pada


daun sereh atau Cymbopogon nardus. Penggulungan daun ini diakibatkan karena
adanya sel-sel kipas,yaitu sel-sel epidermis yang berukuran besar. Penggulungan
daun ini merupakan salah satu bentuk adaptasi tanaman yaitu untuk mengurangi
penguapan.

3. Sel Litosit

Derivat epidermis ini hanya terdapat pada beberapa daun saja misalnya pada daun
nerium oleander. Sel litosit berukuran besar dan berbeda dengan sel sel
disekitarnya karena mengandung sistolit yang tersusun atas kristal kalsium
karbonat. Sistolit ini menggantungpada suatu tangkai yang dinamakan tangkai
selulosa.

4. Trikoma

trikoma merupakan derivat epidermis yang berasal dari penonjolan sel epidermis
layaknya papila namun pada trikom tonjolan yang dibentuk lebih panjang dan
dapat lepasdari sel epidermis. Contohnya pada permukaan bawah daun Durian
atau Durio zibetinus, bila di raba terasa kasar karena adanya trikoma. Trikoma ini
juga berfungsi sebagai penghambat penguapan.5.Sel gabusDerivat epidermis
contohnya pada epidermis tanaman tebu. Selnya mengalami penebalansehingga
lumennya sempit.

5. Lenti Sel

Pada beberapa tumbuhan di permukaan batangnya ada bintik-bintik yang disebut


lenti sel. Terjadinya lenti sel adalah apabila pada permukaan batang dulu dijumpai
stoma, setelah stoma tidak berfungsi lagi maka stoma akan berubah fungsi
menjadi lenti sel (pori gabus). Karena lubang stoma diisi oleh sel koripeloid, yaitu
sel-sel yang dindingnya mengandung zat gabus. Sel gabus tersebut berasal dari
kambium gabus yang tidak membentuk felem ke arah luar tetapi membentuk
koripeloid. Semakin lama semakin banyak sehingga dan dapat tersembur keluar,
sehingga dari luar tampak sebagai bintik-bintik.

7
6. Velamen

Velamen merupakan beberapa jenis sel mati yang terdapat disebelah dalam
epidermis akar gantung atau akar udara pada tanaman Anggrek. Velamen
berfungsi untuk menyimpan air atau menyimpan udara. Epidermis beserta
velamen ada yang menyatakan sebagai epidermis ganda atau multiple epidermis.

Berikut adalah gambar 4 adalah anatomi daun dengan jaringan epidermis atas dan
bawah dan sebagian derivat epidermis:

Gambar 4. Anatomi daun


Sumber: Encyclopedia Britannica

2. Jaringan Parenkim

Gambar 5. Jaringan parenkim

Jaringan parenkim seperti pada gambar nomer 4, adalah jaringan tumbuhan yang
terdapat hampir seluruh organ tumbuhan. Jaringan parenkim merupakan jaringan
dasar yang dijumpai pada kulit batang, kulit akar, daging, daun, daging buah dan
endosperm. Bentuk sel parenkim bermacam-macam. Sel parenkim yang
mengandung kloril disebut klorenkim, yang mengandung rongga-rongga udara
disebut aerenkim. Penyimpanan cadangan makanan dan air oleh tubuh tumbuhan

8
dilakukan oleh jaringan parenkim. Jaringan parenkim memiliki struktur serta
fisiologis yang bermacam macam. Jaringan parenkim masih melakukan segala
kegiatan proses fisiologis, hal ini berbeda dengan jaringan tumbuhan yang lain
khususnya jaringan yang sudah tua. Jaringan parenim pada batang dan akar
ditemukan diantara jaringan epidermis dan pembuluh angkut, sebagai korteks.

Ciri-ciri jaringan parenkim sebagai berikut:

1. memiliki bentuk bervariasi,


2. banyak terdapat vakuola,
3. dinding sel tipis,
4. ukuran sel besar dan hidup,
5. banyak terdapat ruang antar sel.
6. jaringan parenkim dapat membelah, baik secara meristematik maupun
secara embrional.

Berdasarkan fungsinya, jaringan parenkim pada tumbuhan dibedakan menjadi 5


macam yaitu:

1. Jaringan parenkim air, jaringan ini dijumpai pada tumbuhan xerit atau epifit
sebagai penimbun air untuk melewati musim kering.
2. Jaringan parenkim asimilasi, berfungsi dalam proses pembuatan makanan,
terletak pada bagian tumbuhan yang berwarna hijau.
3. Jaringan parenkim udara, berfungsi dalam mengapungkan tumbuhan.
Jaringan parenkin ini dapat ditemukan pada tangkai daun Canna sp. sebagai
tempat menyimpan udara.
4. Jaringan parenkim penimbun,berfungsi sebagai tempat penyimpanan
cadangan makanan. Jaringan parenkim jenis ini dapat anda temukan pada
akar rimpang, empulur batang, umbi, dan umbi lapis. Cadangan makanan
dalam jaringan parenkim ini disimpan dalam bentuk gula, tepung, protein,
dan lemak.
5. Jaringan parenkim angkut, berfungsi sebagai pembuluh angkut baik itu
makanan maupun air. Hal ini terjadi karena sel selnya memanjang menurut
arah pengangkutan.

9
Jaringan parenkim tumbuhan dapat juga dibedakan berdasarkan bentuknya, yaitu:

1. Jaringan parenkim palisade, merupakan jaringan yang menyusun mesil pada


daun. Jaringan parenkim ini dapat juga ditemukan pada biji dengan bentu sel
panjang, tegak dan mengandung banyak kloroplas.
2. Jaringan Parenkim lipatan, dijumpai pada mesil daun pinus dan padi. Terjadi
perlipatan ke arah dalam pada bagian dinding sel dan mengandung banyak
kloroplas.
3. Jaringan parenkim bunga karang, jaringan ini menyusun mesil daun dan
ukurannya tidak beraturan serta ruang antar ser yang lebar.
4. Jaringan parenkim bintang (aktinenkim), jaringan ini dapat ditemukan pada
tangkai daun Canna sp. dengan bentuk seperti bintang bersambungan pada
bagian ujung.

3. Jaringan Penguat/Penyokong

Nama lainnya stereon. Fungsinya untuk menguatkan bagian tubuh tumbuhan.


Terdiri dari kolenkim dan sklerenkim.

a. Kolenkim

Gambar 6. Jaringan kolenkim


Sumber: Encyclopedia Britannica

Sebagian besar dinding sel jaringan kolenkim terdiri dari senyawa selulosa.
Kolenkim merupakan jaringan penguat pada organ tubuh muda dan berfungsi

10
sebagai jaringan penguat terutama pada organ organ tumbuhan yang masih aktif
membelah dan tumbuh serta berkembang. Jaringan kolenkim tersusun atas sel sel
yang masih hidup. Jaringan kolenkim tumbuhan memiliki bentuk sel yang sedikit
memanjang, dan hanya memiliki dinding primer dengan penebalan yang tidak
teratur yang lunak serta lentur. Hal ini disebabkan karena jaringan kolenkim
tumbuhan tidak mengandung lignin melainkan kloroplas dan tanin. Jaringan
kolenkim tumbuhan dapat dijumpai ada batang, daun, bunga dan buah. Jaringan
tumbuhan ini dapat juga dijumpai pada akar yang terkena matahari. Jaringan
kolenkim pada tumbuhan monokotil (monocotyledoneae) tidak ditemukan
jaringan kolenkim apabila telah terjadi pembentukan sklerenkim sejak tumbuhan
masih muda.

Jaringan kolenkim tumbuhan terbagi atas 4 menurut penebalan dinding selnya


yaitu kolenkim anguler, kolenkim lameler, kolenkim tubular, dan kolenkim tipe
cincin.

a. Kolenkim sudut ( angular kolenkim)

Penebalan dinding sel kolenkim ini terjadi pada sudut-sudut sel. Pada penampang
melintangnya penebalan ini tampak terjadi pada tempat pertemuannya tiga sel
atau lebih.contohnya yang terdapat pada batang solanum tuberosum.

b. Kolenkim lamela ( lamelar kolenkim)

Penebalan dinding sel terjadi pada dinding tangesial sel.kolenkim lamela terdapat
pada korteks batang Sabucus nigra dan tangkai Cochlearia armoracia.

c. Kolenkim lakuna ( lacunar kolenkim)

Penebalan dinding sel terjadi pada dinding-dinding yang berbatasan dengan ruang
antar sel. Terdapat pada tangkai salvia

d. Kolenkim cincin ( anular kolenkim)

Pengamatan kolenkim cincin dewasa tampak adanya penebalan dinding sel secara
terus menerus sehingga lumen sel akan kehilangan bentuk sudutnya.

11
b. Sklerenkim

Gambar 7. Jaringan sklerenkim


Sumber: Encyclopedia Britannica dan The McGraw Hill Company

Sklerenkim terdiri dari dua macam yaitu serabut/serat dan sklereid atau sel batu.
Batok kelapa adalah contoh yang baik dari bagian tubuh tumbuhan yang
mengandung serabut dan skl Sklerenkim adalah jaringan penguat tumbuhan yang
memiliki dinding sekunder yang tebal, selain mengandung selulosa dinding sel,
jaringan sklerenkim mengandung senyawa lignin, sehingga sel-selnya menjadi
kuat dan keras. Jaringan sklerenkim pada tumbuhan memiliki sel sel yang kenyal
dan tidak mengandung protoplas. Jaringan sklerenkim tersusun atas sel sel yang
telah mati dengan dinding sel yang tebal. Hal ini membuat mudah untuk
menemukan jaringan sklerenkim yaitu pada bagian tumbuhan yang tidak lagi
mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. Jaringan sklerenkim terbagi atas
dua yaitu serabut dan sklereid (sel sel batu).

1. Serabut

Serabut terdapat pada bagian yang berbeda dari tubuh tumbuhan yang mungkin
terdapat sebagai idioblas (pada daun Cycas) tetapi lebih sering berbentuk pita atau
silinder kosong yang tidak terputus.

12
Menurut tempatnya serabut dikelompokan menjadi dua tipe dasar :

1). Serabut xilem

Merupakan bagian terpadu dari xilem dan berkembang dari jaringan meristem
yang sama seperti pada unsur xilem lain. Serabut ini bentuknya sangat beragam,
berdasarkan ketebalan dinding, tipe maupun jumlah noktah.

2). Serabut ekstraxilem

Serabut kormersial di bedakan menjadi dua tipe :

a. Serabut Keras

Serabut keras adalah serabut yang berisi lignin tinggi dan kaku. Serabut keras ini
terdapat pada monokotil. Serabut keras dari monokotil merupakan bahan mentah
dalam pembuatan kertas,yaitu dari Zea mays, Saccharum ficinarum dan Stipa
tenacissima

b. Serabut lunak

Sersbut lunak ada yang berisi liknin tetapi ada juga yang tidak,fleksibel,dan
elastis. Sel lunak terdapat pada dikotil, misalnya pada Linum usitatissimum,
Canabis sativa, Bochmeria nivea, Corchorus capsularis ( jute), Hibiscus
canabinus ( kenaf), dan Ceiba pentandra ( kapuk).

Serabut juga dikelompokan berdasarkan penggunaannya yaitu :

1). Serabut Tekstil

Digunakan dalam produksi pabrik. Pada industri tekstil,serabut yang terutama di


gunakan adalah serabut kapas dan sejumlah kecil flaks, rami dan hemp.

2). Serabut Cordage

Untuk tali. Pabrik pemintalan biasanya menggunakan jute,kapas, dan hemp.


Utnuk mengurangi peredangan digunakan flaks dan beberapa serabut keras lain

3). Serabut Sikat

Digunakan dalam produksi sikat dan sapu kebayakan dibuat dari serabut
Agave,serabut dari batang dan daun Palmae, dan karangan bunga dari Sorgum
vulgare.

13
4). Serabut Pengisi

Digunakan untuk perkakas rumah misalnya matras,wall plate. Beberapa serabut


pengisi antara lain serabut kapuk, kapas, jute dan serabut dari Tillandsia
usneoides , serta beberapa serabut kasar lain.

2. Sklereida ( sel batu)

Sklereid sangat bervariasi dalam bentuk di berbagai jaringan tanaman, seperti


periderm, korteks, empulur, xilem, dan floem. Sklereid juga dapat ditemukan pada
daun dan buah-buahan. Cangkang keras dari kacang-kacangan dan lapisan luar
yang keras dari banyak biji juga tersusun atas sklereid. Tekstur pir dan jambu biji
yang berpasir merupakan bukti adanya sklereid pada buah-buahan. Biasanya
sklereida merupakan massa yang keras dan terdapat di dalam jaringan parenkim
yang lunak.

Sklereida di bedakan menjadi 4 tipe yaitu :

1. Sel batu ( Brakisklereida)

Sel batu berbentuk isodiametris,biasanya terdapat pada floem.korteks dan kulit


kayu batang dan daging buah pir ( Pyrus communis)

2. Makrosklereida

Sklereida yang berbentuk tangkai,sering membentuk lapisan dalam testa dari biji
Leguminosae

3. Osteosklereida

Sklereida berbentuk tulang, ujungnya membesar, berongga bahkan sering kali


bercabang. Sklereida ini sering ditemukan dalam kulit biji dan dalam daun dikotil
tertentu, misalnya pada kulit biji kacang merah ( Phaseolus vulgaris)

4. Asterosklereida

Sklereida yang bercabang, sering kali berbentuk bintang.Terdapat pada daun teh
( Camellia sinensis)

14
4. Jaringan Pengangkut

Jaringan pengangkut bertugas mengangkut zat-zat yang dibutuhkan oleh


tumbuhan. Ada 2 macam jaringan; yakni xilem atau pembuluh kayu dan floem
atau pembuluh lapis/pembuluh kulit kayu.
Xilem bertugas mengangkut air dan garam-garam mineral terlarut dari akar ke
seluruh bagian tubuh tumbuhan. Xilem ada 2 macam: trakea dan trakeid.
Floem bertugas mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tubuh
tumbuhan.

Floem berfungsi menyalurkan zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh
bagian tumbuhan. Pada umumnya elemen floem disusun oleh unsur-unsur tapis,
sel pengiris, serabut floem, sklereid, dan parenkima floem. Unsur utama adalah
pembuluh tapis dan parenkima floem. Parenkima floem berfungsi menyimpan
cadangan makanan. Persebaran serabut floem sering kali sangat luas dan berfungsi
untuk memberi sokongan pada tubuh tumbuhan.

Pembuluh tapis terdiri atas sel-sel berbentuk silindris dengan diameter 25 µm dan
panjang 100-500 µm. Pembuluh tapis mempunyai sitoplasma tanpa inti. Dinding
sel komponen pembuluh tapis tidak berlignin sehingga lebih tipis daripada trakea.
Pembuluh tapis adalah pembuluh angkut utama pada jaringan floem seperti yang
terlihat dalam gambar 9. Pembuluh ini bersambungan dan meluas dari pangkal
sampai ke ujung tumbuhan.

Xilem (pada gambar 10) berfungsi untuk menyalurkan air dan mineral dari akar
ke daun. Elemen xilem terdiri dari unsur pembuluh, serabut xilem, dan parenkima
xilem. Unsur pembuluh ada dua, yaitu pembuluh kayu (trakea) dan trakeid.
Trakea dan trakeid merupakan sel mati, tidak memiliki sitoplasma dan hanya
tersisa dinding selnya. Sel-sel tersebut bersambungan sehingga membentuk
pembuluh kapiler yang berfungsi sebagai pengangkut air dan mineral. Oleh karena
pembuluh yang membentuk berkas, maka dikatakan sebagai berkas pembuluh.
Diameter xilem bervariasi tergantung pada spesies tumbuhan, tetapi biasanya 20-
700 µm. Dinding xilem mengalami penebalan zat lignin.

Trakea merupakan bagian yang terpenting pada xilem tumbuhan bunga, trakea
terdiri atas sel-sel berbentuk tabung yang berdinding tebal karena adanya lapisan

15
selulosa sekunder dan diperkuat lignin, sebagai bahan pengikat. Diameter trakea
biasanya lebih besar daripada diameter trakeid. Ujung selnya yang terbuka disebut
perforasi atau lempeng perforasi. Trakea hanya terdapat pada Angiospermae
(tumbuhan berbiji tertutup) dan tidak terdapat pada Gymnospermae (tumbuhan
berbiji terbuka) kecuali anggota Gnetaceae (golongan melinjo).

Bagian trakeid dapat dibedakan dari trakea karena ukurannya lebih kecil,
walaupun dinding selnya juga tebal dan berkayu. Rata-rata diameter trakeid ialah
30 µm dan panjangnya mencapai beberapa milimeter. Trakeid terdapat pada
semua tumbuhan Spermatophyta. Pada ujung sel trakeid terdapat lubang seperti
saringan.

Gambar 8. Jaringan floem dan xilem

Gambar 10. Floem dan penyusunnya


Sumber: The McGraw Hill Company

16
Gambar 9. Xilem

5. Jaringan Gabus

Fungsi jaringan gabus adalah untuk melindungi jaringan lain agar tidak
kehilangan banyak air, karena sel-sel gabus yang bersifat kedap air. Jaringan
gabus yang tersusun sangat rapat sehingga tidak terdapat jarak antara ruang dan
sukar di tembus gas dan air . Dengan adanya celah - celah atau pori - pori pada
lapisan gabus yang disebut lentisel, maka kesulitan itu dapat atasi karena air dan
gas-gas bisa masuk dan melaluinya.

Jaringan gabus dapat dibedakan menjadi tiga yaitu:


1. Endodermis
Endodermis adalah lapisan terdalam dari korteks akar berkembang menjadi
endodermis. Endodermis terdiri dari selapis sel yang tebal, yang menandai batas
korteks. Pada sel endodermis muda terdapat penebalan diinding sel oleh zat
suberin atau lignin. Penebalan tersebut membentuk rangkaian berbentuk pita yang
disebut pita Caspary, yang berfungsi mencegah air masuk melintasi dinding sel.
Untuk masuk ke silinder pusat, air melalui endodermis yang dindingnya tidak

17
menebal, yaitu disebut sel pelalu atau sel peresap. Endodermis berperan mengatur
lalu lintas zat kedalam pembuluh akar
2. Eksodermis
Eksodermis adalah lapisan terluar korteks yang langsung berbatasan dengan
epidermis, dapat menjadi hipodermis yang dinding selnya mengandung suberin
atau lignin, dan disebut eksodermis. Eksodermis terdiri dari selapis sel atau lebih ,
berupa sel panjang dan sel pendek berselang-seling atau semacam saja
3. Peridem (kulit gabus)
Periderm dibagi tiga bagian yaitu , felogen ( merupakan kambium gabus yang
selnya meristematis), felem, dan feloderm. Pada dikotil, jaringan gabus dibentuk
oleh kambium gabus atau felogen, pembentukan jaringan gabus ke arah dalam
berupa sel-sel hidup yang disebut feloderm, ke arah luar berupa sel-sel mati yang
disebut felem.

Gambar 11. Jaringan gabus


Sumber: Encyclopedia Britannica

ORGAN TUMBUHAN

Organ tumbuhan biji yang penting ada 3, yakni: akar, batang, daun. Biasanya
termasuk bunga juga walau bunga modifikasi dari ranting dan daun.
Sedang bagian lain dari ketiga organ tersebut adalah modifikasinya, contoh: umbi
modifikasi akar.

18
AKAR

Asal akar adalah dari akar lembaga (radix), pada dikotil, akar lembaga terus
tumbuh sehingga membentuk akar tunggang, pada Monokotil, akar lembaga mati,
kemudian pada pangkal batang akan tumbuh akar-akar yang memiliki ukuran
hampir sama sehingga membentuk akar serabut.

Gambar 12. Akar monokotil Gambar 13. Akar dikotil


Sumber: Biologi Internet

Akar monokotil dan dikotil ujungnya dilindungi oleh tudung akar atau kaliptra,
yang fungsinya melindungi ujung akar sewaktu menembus tanah, sel-sel kaliptra
ada yang mengandung butir-butir amylum, dinamakan kolumela.

1. Fungsi Akar

a. Untuk menambatkan tubuh tumbuhan pada tanah


b. Dapat berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan
c. Menyerap air dam garam-garam mineral terlarut

2. Anatomi Akar

Gambar 14. Struktur akar


Sumber: McGraw Hill Company

19
Gambar 15. Anatomi akar dikotil dan monokotil

Pada akar muda bila dilakukan potongan melintang akan terlihat bagian-
bagian dari luar ke dalam.
a. Epidermis
b. Korteks
c. Endodermis
d. Silinder Pusat/Stele

a. Epidermis
Susunan sel-selnya rapat dan setebal satu lapis sel, dinding selnya mudah dilewati
air. Bulu akar merupakan modifikasi dari sel epidermis akar, bertugas menyerap
air dan garam-garam mineral terlarut, bulu akar memperluas permukaan akar.

b. Korteks
Letaknya langsung di bawah epidermis, sel-selnya tidak tersusun rapat sehingga
banyak memiliki ruang antar sel. Sebagian besar dibangun oleh jaringan
parenkim.

c. Endodermis
Merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan silinder pusat. Sel-sel
endodermis dapat mengalami penebalan zat gabus pada dindingnya dan
membentuk seperti titik-titik, dinamakan titik Caspary. Pada pertumbuhan
selanjutnya penebalan zat gabus sampai pada dinding sel yang menghadap silinder
pusat, bila diamati di bawah mikroskop akan tampak seperti hutuf U, disebut sel

20
U, sehingga air tak dapat menuju ke silinder pusat. Tetapi tidak semua sel-sel
endodermis mengalami penebalan, sehingga memungkinkan air dapat masuk ke
silinder pusat. Sel-sel tersebut dinamakan sel penerus/sel peresap.

c.Silinder Pusat/Stele
Silinder pusat/stele merupakan bagian terdalam dari akar.

Terdiri dari berbagai macam jaringan :

- Persikel/Perikambium
Merupakan lapisan terluar dari stele. Akar cabang terbentuk dari pertumbuhan
persikel ke arah luar.
- Berkas Pembuluh Angkut/Vasis
Terdiri atas xilem dan floem yang tersusun bergantian menurut arah jari jari. Pada
dikotil di antara xilem dan floem terdapat jaringan kambium.

- Empulur
Letaknya paling dalam atau di antara berkas pembuluh angkut terdiri dari jaringan
parenkim.

Pengangkutan air dan mineral melalui akar

Sebelum sampai ke dalam xilem, air diangkut melalui pengangkutan


ekstrafasikular. Seperti dalam gambar 16, melalui rambut akar dan ada yang
melewati antar sel (simplas) ada yang melewati ruang antar sel (apoplas)

Gambar 16. Jalur pengangkutan ekstrafasikular


Sumber: Addison Wesley Longman. Inc

21
BATANG

Teori titik tumbuh batang

Terdapat 2 teori titik tumbuh berkaitan dengan aktivitas titik tumbuh batang, yaitu
teori histogen dan teori tunika korpus.

1. Teori histogen, dikemukakan oleh Hanstein. Menurut teori ini, titik


tumbuh terdiri dari 3 lapisan, yaitu lapisan luar pembentuk epidermis
(dermatogen), lapisan tengah pembentuk korteks (periblem), Lapisan
dalam pembentuk stele (plerom)

2. Teori tunika korpus, dikemukakan oleh Schmidt. Menurut teori ini, titik
tumbuh terdiri dari 2 lapisan, yaitu lapisan luar terdiri dari sel yang aktif
membelah (tunika) dan lapisan dalam terdiri dari sel yang membelah ke
segala arah dan berdiferensiasi (korpus)

Terdapat perbedaan antara batang dikotil dan monokotil dalam susunan morfologi
dan anatominya.
1. Batang Dikotil

Pada batang dikotil terdapat lapisan-lapisan dari luar ke dalam :

a. Epidermis
Terdiri atas selaput sel yang tersusun rapat, tidak mempunyai ruang antar sel.
Fungsi epidermis untuk melindungi jaringan di bawahnya. Pada batang yang
mengalami pertumbuhan sekunder, lapisan epidermis digantikan oleh lapisan
gabus yang dibentuk dari kambium gabus.

b. Korteks
Korteks batang disebut juga kulit pertama, terdiri dari beberapa lapis sel, yang
dekat dengan lapisan epidermis tersusun atas jaringan kolenkim, makin ke dalam
tersusun atas jaringan parenkim.

c. Endodermis
Endodermis batang disebut juga kulit dalam, tersusun atas selapis sel, merupakan
lapisan pemisah antara korteks dengan stele. Endodermis tumbuhan
Anguiospermae mengandung zat tepung, tetapi tidak terdapat pada endodermis
tumbuhan Gymnospermae.

22
d. Stele/ Silinder Pusat
Merupakan lapisan terdalam dari batang. Lapis terluar dari stele disebut perisikel
atau perikambium. lkatan pembuluh pada stele disebut tipe kolateral yang artinya
xilem dan floem. Letak saling bersisian, xilem di sebelah dalam dan floem sebelah
luar.
Antara xilem dan floem terdapat kambium intravasikuler, pada perkembangan
selanjutnya jaringan parenkim yang terdapat di antara berkas pembuluh angkut
juga berubah menjadi kambium, yang disebut kambium intervasikuler.
Keduanya dapat mengadakan pertumbuhan sekunder yang mengakibatkan
bertambah besarnya diameter batang.

Pada tumbuhan dikotil, berkayu keras dan hidupnya menahun, pertumbuhan


menebal sekunder tidak berlangsung terus-menerus, tetapi hanya pada saat air dan
zat hara tersedia cukup, sedang pada musim kering tidak terjadi pertumbuhan
sehingga pertumbuhan menebalnya pada batang tampak berlapis-lapis, setiap lapis
menunjukkan aktivitas pertumbuhan selama satu tahun, lapis-lapis lingkaran
tersebut dinamakan lingkaran tahun.

Kambium vaskular dan kambium gabus merupakan jaringan meristem sekunder


yang terbentuk pada batang dan akar setelah jaringan meristem primer
berdiferensiasi. Kambium vaskular akan meningkatkan diameter batang dan akar
dan membentuk jaringan kayu. Jaringan gabus akan membentuk kulit batang.
Pada batang dikotil, kambium vaskular awalnya berdiferensiasi dari sel
prokambium di dalam berkas pengangkut. Kambium vasikular akan membentuk
berkas xilem dan floem. Pada titik tertentu kambium mengembang ke jaringan di
antara ikatan pembuluh, membentuk kambium interfasikular membentuk cincin
kambium vaskular. Pembelahan sel kambium menghasilkan sel yang menjadi
xilem dan floem sekunder. Saat jaringan floem dan xilem sekunder terakumulasi,
berkas pengangkut tersebut akan meningkatkan ketebalan batang dan membentuk
kayu dan kulit kayu. Karena aktivitas kambium bersifat musiman pada tanaman di
daerah beriklim sedang, kayu dan kulit kayu akan membentuk cincin tahunan.
Monokotil tidak memiliki kambium vaskular, tetapi monokotil memiliki meristem
yang bisa menebal.

23
Gambar 17. Pertumbuhan sekunder: asal dan struktur kambium vaskular di batang

Keterangan gambar:

Kambium vaskular terbentuk dalam batang dikotil dewasa setelah perpanjangan


batang berhenti.

(A) Xilem primer dan floem berdiferensiasi dari jaringan prokambial dalam
berkas pengangkut, dan kambium fasikular terbentuk dari jaringan prokambial
yang memisahkan jaringan-jaringan ini.

(B) kambium interfasikular muncul di antara ikatan pembuluh yang bergantian


dengan kambium fasikular.

(C) Perkembangan lebih lanjut dari hasil kambium dalam pembentukan silinder
jaringan pembuluh angkut

(D) Kambium vaskular adalah lapisan sel pembagi pluripoten yang turunannya
berdiferensiasi baik sebagai elemen xilem (tracheid, serat, atau parenkim) atau
elemen floem (anggota tabung ayakan, sel pendamping, serat, atau parenkim).

(E) Sel-sel pembagi kambium vaskular terdiri dari inisial fusiformis yang panjang
dan sempit, darimana unsur-unsur tracheary diturunkan, dan pembentuk jari-jari
parenkim

(Sumber: Wilson, C. L., dan Loomis, W. E. (1967). Botani. Holt, New York. Hak Cipta © 1967)

24
2. Batang Monokotil

Pada batang Monokotil, epidermis terdiri dari satu lapis sel, batas antara korteks
dan stele umumnya tidak jelas. Pada stele monokotil terdapat ikatan pembuluh
yang menyebar dan bertipe kolateral tertutup yang artinya di antara xilem dan
floem tidak ditemukan kambium. Tidak adanya kambium pada monokotil
menyebabkan batang monokotil tidak dapat tumbuh membesar, dengan perkataan
lain tidak terjadi pertumbuhan menebal sekunder. Meskipun demikian, ada
monokotil yang dapat mengadakan pertumbuhan menebal sekunder, misalnya
pada pohon Hanjuang (Cordyline sp) dan pohon Nenas seberang (Agave sp).

Gambar 18. Anatomi batang dikotil dan monokotil


Sumber: Encyclopedia Britannica

Gambar 19. Pertumbuhan sekunder pada batang berkayu dikotil


Sumber: The McGraww Hill Company

25
Gambar 20. Lapisan batang yang mengalami pertumbuhan sekunder
Sumber: Pearson education

Modifikasi Batang
Batang dapat mengalami modifikasi menjadi bentuk khusus sesuai dengan
fungsinya. Seperti pada gambar 21, bermacam-macam modifikasi batang
misalnya pada bawang, rhizoma, cladofil dan sebagainya.

Gambar 21. Modifikasi batang


Sumber: McGraw Hill Company

26
BIOLAB 1

Mengamati Struktur Sel pada Jaringan Tumbuhan

Organ pokok pada tumbuhan adalah akar, batang dan daun. Akar tersusun
dari jaringan epidermis, korteks dan stele. Di dalam stele, terdapat jaringan
perisikel, berkas vaskuler dan empulur. Batang tersusun dari jaringan
epidermis,korteks dan stele.
Tujuan Kegiatan
a. Mengamati struktur akar dikotil dan monokotil
b. Mengamati struktur batang dikotil dan monokotil
c. Mengidentifikasi jaringan penyusun akar dan batang
d. Membandingkan persamaan dan perbedaan struktur akar dikotil dan
monokotil
e. Membandingkan persamaan dan perbedaan struktur batang dikotil dan
monokotil

Alat dan Bahan


a. Preparat awetan akar monokotil
b. Preparat awetan akar dikotil
c. Preparat awetan batang monokotil
d. Preparat awetan batang dikotil
e. Batang tanaman pacar air
f. Pisau silet
g. Metilen blue
h. Mikroskup
i. Kaca benda dan kaca penutup
j. Pipet tetes
Cara Kerja
1. Persiapkan mikroskup untuk pengamatan
2. Ambil batang tanaman pacar air, lalu potong menggunakan silet secara
melintang hingga dihasilkan potongan yang tipis

27
3. Letakkan hasil irisan di atas kaca benda, tetesi dengan cairan metilen blue
dan tutup dengan kaca penutup
4. Letakkan di atas meja objek kemudian amati dengan perbesaran 10 x10
5. Gambarlah hasil pengamatanmu
6. Ubah perbesaran mikroskup menjadi 10 x 40 ,amati kembali
7. Gambarlah hasil pengamatanmu
8. Ambil preparat awetan potongan melintang akar dikotil dan monokotil
9. Letakkan preparat di atas meja objek, lalu amati dengan perbesaran 10 x
10
10. Gambarlah hasil pengamatanmu
11. Ubah perbesaran mikroskup menjadi 10 x 40, amati kembali
12. Gambar hasil pengamatanmu ,beri keterangan bagian-bagiannya
13. Ambil preparat awetan potongan melintang batang dikotil dan monokotil
14. Letakkan preparat di atas meja objek, lalu amati dengan perbesaran 10 x
10
15. Gambarlah hasil pengamatanmu
16. Ubah perbesaran mikroskup menjadi 10 x 40, amati kembali
17. Gambar hasil pengamatanmu ,beri keterangan bagian-bagiannya

Pertanyaan

1. Berdasarkan hasil pengamatan Anda, buatlah deskripsi untuk setiap objek


yang diamati. Deskripsi meliputi jaringan penyusun serta susunan jaringan
pengangkut.

28
Akar Monokotil Akar Dikotil

Batang Monokotil Batang Dikotil

2. Dari hasil pengamatan dan studi literature, lengkapilah tabel perbedaan


struktur akar dan batang berikut.

29
No. Karakteristik organ Monokotil Dikotil

1. Akar

• Susunan jaringan
dari luar ke dalam.

• Susunan berkas
pengangkut.

2. Batang

• Susunan jaringan
dari luar ke dalam.

• Susunan berkas
pengangkut.

3. Pada bagian luar akar dan batang, selalu terdapat jaringan epidermis.
Jelaskan stuktur dan fungsi jaringan epidermis (kaitkan stuktur epidermis
dalam menunjang fungsinya).

4. Batang tumbuhan dikotil dapat tumbuh membesar (pertumbuhan


sekunder). Bagian batang dikotil manakah yang aktivitasnya dapat
mengakibatkan pertumbuhan sekunder?

30
DAUN

Daun merupakan modifikasi dari batang, merupakan bagian tubuh tumbuhan yang
paling banyak mengandung kloril sehingga kegiatan fotosintesis paling banyak
berlangsung di daun.

Anatomi daun dapat dibagi menjadi 3 bagian :

1. Epidermis

Epidermis merupakan lapisan terluar daun, ada epidermis atas dan epidermis
bawah, untuk mencegah penguapan yang terlalu besar, lapisan epidermis dilapisi
oleh lapisan kutikula. Pada epidermis terdapat
stoma/mulut daun, stoma berguna untuk tempat berlangsungnya pertukaran gas
dari dan ke luar tubuh tumbuhan.

2. Parenkim/Mesil

Parenkim daun terdiri dari 2 lapisan sel, yakni palisade (jaringan pagar) dan spons
(jaringan bunga karang), keduanya mengandung kloroplast. Jaringan pagar sel-
selnya rapat sedang jaringan bunga karang sel-selnya agak renggang, sehingga
masih terdapat ruang-ruang antar sel. Kegiatan fotosintesis lebih aktif pada
jaringan pagar karena kloroplastnya lebih banyak daripada jaringan bunga karang.

3. Jaringan Pembuluh

Jaringan pembuluh daun merupakan lanjutan dari jaringan batang, terdapat di


dalam tulang daun dan urat-urat daun.

Gambar 22. Morfologi organ daun secara umum


Sumber: Encyclopedia Britannica

31
Gambar 23. Anatomi daun

Gambar 24. Stomata

DAUN MONOKOTIL DAN DAUN DIKOTIL

Gambar 25. Morfologi daun dikotil dan monokotil

Daun tumbuhan monokotil mempunyai variasi bentuk dan struktur, dan


beberapa strukturnya menyerupai daun dikotil. Daun monokotil mempunyai
tangkai dan helaian daun, seperti Canna, Zantedeschia, dan Hosta, kebanyakan
terdiferensiasi ke dalam helaian daun dan bungkus daun, dan helaian daun relative
sempit. Tulang daun sejajar. Pada daun monokotil yang hidrit, menunjukkan

32
struktur seperti dikotil, terutama dengan banyaknya ruang-ruang udara. Pada
Lilium, pada bagian dorsiventral dijumpai adanya jaringan tiang. Daun Musa
sepiantum tebal dan mempunyai beberapa lapisan jaringan tiang dan daerah
jaringan bunga karang yang lebar, dengan lakuna yang besar. Daun Carec
mempunyai sklerenkim yang sangat berkembang serta ruang udara yang besar
yang berisi sel besar yang berdinding tipis. Allium mempunyai daun yang tubular.
Jaringan tiang terdapat di bawah epidermis sepanjang permukaan daun dan di
bagian bawah jaringan bunga karang. Bagian tengah daun adalah suatu rongga
yang dikelilingi oleh sisa-sisa sel parenkim. Epidermis atas daun tumbuhan
rumput - rumputan mengalami modifikasi menjadi sel yang besar, berisi air,
strukturnya seperti kipas disebut sel kipas atau bulliform cell. Sel ini berfungsi
untuk mengurangi penguapan dengan cara menggulung daun

Daun dikotil mempunyai bentuk bervariasi yang berbeda dengan daun monokotil.
Bentuk dari daun dikotil ada yang menyirip, menjari dan variasi lainnya. Jaringan
penyusunnya mirip dengan daun monokotil.

Tabel 1. Jaringan Penyusun Daun Dikotil Beserta Letak, Fungsi, dan Ciri-Cirinya
No Jaringan Letak Fungsi Ciri - Ciri
• Melindungi
lapisan sel di
Menyusun bagian dalam
Terdiri dari satu lapis
lapisan dari
sel kecuali
a) Epidermis permukaan kekeringan.
tanaman Ficus
atas dan bawah • Menjaga
(tanaman karet).
daun. bentuk daun
agar
tetap.
Zat kutin pada
Melapisi kutikula
permukaan mencegah Penebalan dari zat
b) Kutikula
atas dan bawah penguapan air kutin.
daun. melalui permukaan
daun.

33
• Sebagai jalan
masuk dan
keluarnya
Melapisi udara. Mulut daun pada
permukaan • Sel penjaga epidermis
c)
Stomata atas dan bawah sebagai dengan dua sel
daun pengatur penutup
membuka dan
menutupnya
stomata.
Rambut Permukaan atas
Alat tambahan pada
d) dan dan Alat pengeluaran.
epidermis
kelenjar bawah daun.
–Terdiri dari sel
parenkim,
banyak ruang
antarsel.
– Kebanyakan
berdiferensiasi
menjadi palisade
(jaringan
tiang) dan spons
(jaringan
bunga karang).
Di antara lapisan
Tempat – Sel-sel jaringan
epidermis
e) Mesil berlangsungnya tiang berbentuk
atas dan
fotosintesis. silinder, tersusun
bawah.
rapat,
dan mengandung
kloril.
– Sel-sel jaringan
bunga karang
bentuknya tidak
teratur, bercabang-
cabang dan berisi
kloroplas,
susunannya
renggang.
Menyirip atau
f) Urat daun Pada helai daun. Transportasi zat.
menjari.

34
BUNGA
Organ yang berfungsi untuk alat reproduksi generatif adalah bunga.

Gambar 26. Bagian-bagian bunga

Gambar 27. Morfologi bunga dikotil dan monokotil


Sumber: Internet

TABEL BAGIAN-BAGIAN BUNGA

BAGIAN BUNGA FUNGSI

1. Kelopak (kalik) Melindungi kuncup bunga

2. Mahkota (korola) Menarik perhatian serangga

35
3. Benang sari (stamen) terdiri dari : Sebagai penghasil gamet jantan,
yaitu serbuk sari (pollen)
a. tangkai sari (filamen)

b. kepala sari (antera) terdiri atas 4


kantong sari

4. Putik (pistilus) terdiri atas : Sebagai penghasil gamet betina

a. tangkai putik (stilus)

b. kepala putik (stigma)

c. bakal buah (ovarium) di dalam bakal


buah terdapat bakal biji (ovule)

BIOLAB 2
Mengamati Struktur Mikroskopis Daun

Daun tersusun dari jaringan epidermis,mesil,dan berkas vaskuler. Pada


jaringan epidermis terdapat stomata yang berfungsi sebagai tempat terjadinya
pertukaran gas.

Tujuan kegiatan

a. Mengamati struktur potongan melintang daun

b. Mengamati struktur stomata

Alat dan bahan

a. Daun Rhoeo discolor


b. Air
c. Mikroskup
d. Silet
e. Kaca benda
f. Kaca penutup

36
g. Beaker glass
h. Pipet

I. Mengamati struktur melintang daun

1. Siapkan mikroskop,kaca objek dan kaca penutup

2. Ambil daun Rhoeo discolor, lalu potong menggunakan silet secara


melintang hingga dihasilkan potongan yang tipis

3. Letakkan hasil irisan di atas kaca benda, tetesi dengan air dan tutup
dengan kaca penutup

4. Letakkan di atas meja objek kemudian amati dengan perbesaran 10


x10

5. Gambarlah hasil pengamatanmu

6. Ubah perbesaran mikroskup menjadi 10 x 40 ,amati kembali

7. Gambarlah hasil pengamatanmu

II. Mengamati struktur stomata

1. Ambil daun Rhoeo discolor

2. Sobeklah permukaan bagian bawah daun dengan menggunakan pinset


sampai diperoleh lapisan permukaan bawah daun yang sangat tipis

3. Letakkan hasil sayatan di atas kaca objek,tetesi dengan air dan tutuplah
dengan kaca penutup

4. Letakkan di atas meja objek kemudian amati dengan perbesaran 10 x


10

5. Gambarlah hasil pengamatanmu

6. Ubah perbesaran mikroskup menjadi 10 x 40 kemudian amati kembali

7. Gambarlah hasil pengamatanmu dan carilah struktur stomatanya.

37
Pertanyaan

1. Struktur daun yang dilihat dari potongan melintang terdiri atas epidermis
atas, epidermis bawah, jaringan tiang( palisade),jaringan bunga karang
(spons), dan berkas pengangkut.Diskripsikan cirri-ciri masing-masing
jaringan tersebut!

2. Struktur daun yang dilihat dari potongan membujur akan tampak sel-sel
epidermis yang mengandung stomata.Gambarkan satu sel stomata dan
jelaskan cara kerja stomata dalam melaksanakan fungsinya !

3. Stomata merupakan modifikasi dari epidermis.Jelaskan bentuk-bentuk


modifikasi epidermis yang lain.

4. Dari hasil pengamatan tentang daun,jelaskan di bagian mana fotosintesis


dapat berlangsung?Sebutkan pula alasannya !

BIJI DIKOTIL DAN MONOKOTIL

Dikotil dan monokotil termasuk dalam tumbuhan Angisopermae dan dikatakan


sebagai dikatakan tumbuhan biji tertutup, karena bakal biji berada dalam bakal
buah yang dilindungi oleh daun buah. Tumbuhan biji tertutup sangat penting bagi
kehidupan mansuia maupun hewan, karena tumbuhan inilah yang menyediakan
hampir semua bahan makanan yang berasal dari tumbuhan

Gambar 28. Bagian biji dikotil dan monokotil

38
Sumber: Pearson Education

PERBANDINGAN DIKOTIL DAN MONOKOTIL

SIFAT TOTIPOTENSI JARINGAN TUMBUHAN

Sifat totipotensi tumbuhan adalah kemampuan sel atau jaringan untuk tumbuh
menjadi individu baru bila berada dalam lingkungan sesuai , dapat diterapkan
untuk kultur jaringan. Kultur jaringan (sel) adalah mengkultur/membiakkan
jaringan (sel) untuk memperoleh individu baru. Penemu F.C. Steward tahun 1968
menguji teori tersebut menggunakan jaringan floem akar wortel.

39
Gambar
Skema teknik kultur jaringan sederhana yang dilakukan oleh Steward terhadap tanaman wortel (Daucus
carota)

Kultur Jaringan Tumbuhan adalah teknik menumbuhkan sel, jaringan atau organ
dalam media nutrisi yang disterilkan di bawah kondisi aseptik yang terkontrol.
Bahan tanaman yang akan dikultur adalah sel, jaringan atau organ tanaman seperti
ujung akar yang dipotong, ujung pucuk, tunas, tangkai daun, perbungaan, antera,
embrio, ovula atau ovarium.

Jenis-jenis Kultur Jaringan:

Ada berbagai jenis teknik kultur jaringan tanaman, terutama berdasarkan eksplan
yang digunakan.

1. Kultur Kalus: Kultur jaringan yang dibedakan dari eksplan yang


berdedikasi untuk membentuk kalus.
2. Kultur Organ: Kultur organ tanaman terisolasi seperti embrio, biji, antera,
ovarium dll.
3. Kultur Sel: Kultur sel individu yang terisolasi, yang diperoleh dari
jaringan eksplan atau kalus dianggap sebagai kultur sel.
4. Kultur Protoplast: Protoplas tanaman (yaitu sel tanpa dinding sel) juga
digunakan untuk kultur.

40
Manfaat kultur jaringan yaitu:

1. Mikropropagasi yaitu perbanyakan tanaman dalam skala besar dalam


jangka waktu yang sangat singkat. Banyak tanaman pangan penting seperti
tomat, pisang, apel, dll. Telah diproduksi dalam skala komersial
menggunakan metode ini.

2. Teknik ini digunakan untuk memulihkan tanaman sehat dari tanaman yang
sakit. Meskipun tanaman terinfeksi virus, meristem (apikal dan aksila)
bebas dari virus. Para ilmuwan telah berhasil membudidayakan meristem
pisang, tebu, kentang dll.

3. Teknik kultur jaringan juga merupakan metode terbaik untuk menyimpan


plasma nutfah dan mempertahankan jenis genetik tertentu (Klon). Teknik
ini digunakan pada tanaman yang menghasilkan biji bandel atau
menghasilkan biji yang sangat bervariasi.

https://www.youtube.com/watch?v=1-8BJ8ufjiY (kultur jaringan pisang)


https://www.youtube.com/watch?v=OMl2NYq7HVE (Membuat Media
Tanam Kultur jaringan sederhana skala rumahan)
https://www.youtube.com/watch?v=Hj4Tu-ZA-Gw (Pembuatan Media
Kultur Jaringan)
https://www.youtube.com/watch?v=5WVJlOGMF3g (Teknik Pengambilan
Eksplan)
https://www.youtube.com/watch?v=cD9CFtpLL2s (Production healthy
plant materials by shoot tip meristem culture)

41
RANGKUMAN

Seperti pada hewan, tubuh tumbuhan pun terdiri dari sel-sel. Sel-sel tersebut akan
berkumpul membentuk jaringan, jaringan akan berkumpul membentuk organ dan
seterusnya sampai membentuk satu tubuh tumbuhan.

Jaringan tumbuhan dapat dibagi 2 macam :

1. Jaringan meristem

2. Jaringan dewasa

Jaringan meristem dapat dibagi 2 macam

1. Jaringan Meristem Primer

Jaringan meristem yang merupakan perkembangan lebih lanjut dari pertumbuhan


embrio.Contoh: ujung batang, ujung akar. Meristem yang terdapat di ujung batang
dan ujung akar disebut meristem apikal. Kegiatan jaringan meristem primer
menimbulkan batang dan akar bertambang panjang. Pertumbuhan jaringan
meristem primer disebut pertumbuhan primer.

2. Jaringan Meristem Sekunder

Jaringan meristem sekunder adalah jaringan meristem yang berasal dari jaringan
dewasa yaitu kambium dan kambium gabus. Pertumbuhan jaringan meristem
sekunder disebut pertumbuhan sekunder. Kegiatan jaringan meristem
menimbulkan pertambahan besar tubuh tumbuhan.

Jaringan dewasa adalah jaringan yang sudah berhenti membelah.Terdiri dari


jaringan epidermis (sebagai pelindung), parenkim (menyimpan cadangan
makanan), kolenkim (sebagai penguat bersifat hidup), sklerenkim (sebagai
penguat bersifat mati terdiri dari serabut dan serat), xilem (mengangkut air dan
garam mineral dari tanah ke dalam tumbuhan) dan floem (mengangkut hasil
fotosintesis). Organ tumbuhan biji yang penting ada 3, yakni: akar, batang, daun.
Sifat totipoten adalah kemampuan sel atau jaringan untuk tumbuh menjadi
individu baru bila berada dalam lingkungan sesuai , dapat diterapkan untuk kultur
jaringan. Kultur jaringan adalah mengkultur/membiakkan jaringan (sel) untuk
memperoleh individu baru.

42
Sumber Rujukan

Campbell, NA. J.B. Reece, & L.G Mitchell. 2005. Biologi edisi ke-5. Terj. Dari
Biology fifth ed. Oleh Manalu, W. Jakarta: Erlangga
Bowes, Bryan G. AColour Atlas Plant Structure. Universitas Glasgow, Scotland,
UK: Manson Publishing
Evert, Ray F. Esau’s Plant Anatomy. 2006. Canada:John Wiley and Son Inc.
Loveless, A.R. 1991. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik.
Jilid 1. PT Gramedia Pustaka. Jakarta.
Sumardi, Issirep dan Agus Pudjoarianto. 1992. Struktur dan Perkembangan
Tumbuhan. Yogyakarta: Fakultas Biologi-UGM.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2003. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Kimball. John W. 1987. Biologi. Jakarta : Erlangga

https://www.britannica.com/science/apical-meristem

www.sciencedirect.com/topics/agricultural-and-biological-sciences/suberin

https://www.sciencedirect.com/topics/agricultural-and-biological-sciences/xylem

https://www.sciencedirect.com/topics/biochemistry-genetics-and-molecular-
biology/plant-tissue-culture

https://www.sciencedirect.com/topics/agricultural-and-biological-sciences/phloem

http://www.plantphysiol.org/content/168/4/1616

43

Anda mungkin juga menyukai