Anda di halaman 1dari 1

“AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA” teriak Sofie dari kamar kecilnya itu

“Kenapaaaaaaa?” Tanya Mulan sambil berlari menuju kamar Sofie.


“Gila, tagihan kartu kreditku. Coba liat deh. Nggak ini nggak mungkin. Aku nggak mungkin
belanja segitu banyaknya. Nggak mungkin”
“Sof… Kan kamu akhir2 ini sering belanja gila-gilaan semenjak…..” belum sempat menyelesaikan
perkataannya Sofie sudah menutup mulut Mulan
“Sudahlah nggak usah dibahas lagi itu udah lewat. Makanya bantuin temenmu ini biar nggak
stress kayak gini”
Sofie adalah remaja 18 tahun yang hidup dalam kemewahan. Dia sudah biasa hidup tanpa
bimbingan orang tua. Sejak kecil Sofie hidup bersama kakeknya, orang tuanya terlalu sibuk
bekerja sampai-sampai tidak memperdulikan Sofie. Mereka hanya dapat bertemu Sofie satu
bulan sekali. Namun, walaupun Sofie tidak mendapatkan perhatian dari kedua orang tuanya,
dia tetap bahagia. Dia mendapatkan kebahagiaan dari uang yang diberikan kedua orang tuanya.
Beberapa bulan yang lalu kakek Sofie yang tinggal bersamanya meninggal dalam kecelakaan
mobil saat Sofie sedang melakukan ujian nasional. Sofie benar-benar terpukul saat itu karena
kakeknya adalah satu-satunya orang yang sangat dekat dengan Sofie. Setelah Sofie lulus SMA
dia tidak ingin melanjutkan kuliah terlebih dahulu dia ingin menata hidupnya kembali setelah
kakeknya tiada. Dia tinggal di apartemen mewah bersama teman dekatnya sejak kecil, Mulan.
Namun, akhir-akhir ini dia tidak bisa mengontrol kegilaannya pada berbelanja. Setiap harinya
dia menghabiskan uangnya untuk berbelanja entah itu sepatu, tas, baju, make up atau hal-hal
lainnya. Sofie memang gila akan sesuatu yang mewah sehingga sekali mengeluarkan uang dia
menghabiskan banyak sekali uang. Sampai akhirnya dia mengetahui tagihan kartu kreditnya.
“Aduh, gimana dong ini? Mau bayar pake apa segini banyaknya?” Sofie mondar-mandir
memikirkan jalan keluar
“Sejak kapan kamu peduli? Kan ada orang tuamu”
“Ya tapi kan nggak tega gitu mereka bayar segini banyaknya hasil belanjaku”
“Iya juga sih”
Kring… kring… kring…
Handphone Sofie berbunyi dia bergegas menyambat handphonenya itu.
“Mati aku. Mama nelpon nih” katanya sambil menggigit jarinya
“Tenang Sof tenang. Sekarang, angkat telponnya tetep tenang”
Jari Sofie

Anda mungkin juga menyukai