Anda di halaman 1dari 9

DASAR TEORI

4.1 Pengertian Fluidisasi

Fluidisasi adalah suatu fenomena berubahnya sifat suatu padatan ( bed ) dalam
suatu reaktor menjadi bersifat seperti fluida dikarenakan adanya aliran fluida ke
dalamnya, baik berupa liquid maupun gas. Jika suatu aliran udara melewati partikel
unggun yang ada dalam tabung, maka aliran tersebut akan memberikan gaya seret (drag
force) pada partikel dan menimbulkan pressure drop sepanjang unggun. Pressure drop
akan naik jika kecepatan superficial naik.

Kecepatan superfisial adalah laju alir udara pada kolom yang kosong, sedangkan kecepatan
interstitial adalah kecepatan udara di antara partikel unggun. Pada kecepatan superfisial
rendah, ungun mula-mula diam. Jika kecepatan superfisial dinaikkan maka pada suatu saat
gaya seret fluida menyebabkan unggun mengembang dan menyebabkan tahanan terhadap
aliran udara mengecil, sampai akhirnya gaya seret tersebut cukup untuk mendukung gaya
berat partikel unggun. Hal ini menyebabkan unggun terfluidisasi dan sistem solid-fluida
menunjukkan sifat-sifat seperti fluida. Kecepatan superfisial terendah yang dibutuhkan agar
terjadi fluidisasi disebut minimum fluidization velocity ( Umf ).

4.2 Fenomena Fluidisasi

Jika suatu aliran udara melewati suatu partikel unggun yang ada dalam tabung, maka
aliran tersebut akan memberikan gaya seret ( drag force ) pada partikel dan memberikan
pressure drop sepanjang unggun. Pressure drop akan naik jika kecepatan superficial naik (
kecepatan superficial adalah kecepatan aliran jika tabung kosong ).

Pada kecepatan superficial rendah, unggun mula-mula diam. Jika kecepatan


superficial dinaikkan maka pada suatu saat gaya seret fluida menyebabkan unggun
mengembang dan tahanan terhadap aliran udara mengecil, sampai akhirnya gaya seret
tersebut cukup untuk mendukung gaya berat partikel unggun dan unggun akan terfluidisasi.

Sementara itu, pressure drop akan tetap walaupun kecepatan superficial terus dinaikkan
dan sama dengan berat efektif unggun persatuan luas. Kecepatan superficial terendah yang
dibutuhkan untuk terjadinya fluidisasi disebut Minimum Fluidization Velocity ( Umf ).
4.3 Fenomena-Fenomena yang dapat terjadi pada proses fluidisasi

Adapun fenomena-fenomena yang dapat terjadi pada proses fluidisasi, antara lain:

1. Fenomena fixed bed, terjadi ketika laju alir fluida kurang dari laju minimum yang
dibutuhkan untuk proses awal fluidisasi. Pada kondisi ini partikel padatan tetap diam.
Kondisi ini ditunjukkan pada gambar.

Gambar II.1.3. Fenomena fixed bed


2. Fenomena minimum or incipient fluidization, terjadi ketika laju alir fluida mencapai
laju alir minimum yang dibutuhkan untuk proses fluidisasi. Pada kondisi ini
partikelpartikel padat mulai terekspansi. Kondisi ini ditunjukkan pada gambar.

Gambar II.1.4. Fenomena minimum or incipient fluidization


3. Fenomena smooth or homogenously fluidization, terjadi saat kecepatan dan distribusi
aliran fluida merata, densitas dan distribusi partikel dalam unggun sama atau homogeny
sehingga ekspansi pada setiap partikel padatan seragam. Kondisi ini ditunjukkan pada
gambar.

Gambar II.1.5. Fenomena smooth or homogenously fluidization


4. Fenomena bubbling fluidization yang terjadi ketika gelembunggelembung pada
unggun terbentuk akibat densitas dan distribusi partikel tidak homogen. Kondisi ini
ditunjukkan pada gambar.
Gambar II.1.6. Fenomena bubbling fluidization
5. Fenomena slugging fluidization, terjadi ketika gelembung-gelembung besar yang
mencapai lebar dari diameter kolom terbentuk pada partikel-partikel padat. Pada kondisi
ini terjadi penolakan sehingga partikel-partikel padat seperti terangkat. Kondisi ini dapat
dilihat pada gambar.

Gambar II.1.7. Fenomena slugging fluidization


6. Fenomena chanelling fluidization, terjadi ketika dalam unggun partikel padatan
terbentuk saluran-saluran seperti tabung vertikal. Kondisi ini ditunjukkan pada gambar.

Gambar II.1.8. Fenomena chanelling fluidization


7. Fenomena disperse fluidization, terjadi saat kecepatan alir fluida melampaui kecepatan
maksimum aliran fluida. Pada fenomena ini sebagian partikel akan terbawa aliran fluida
dan berekspansi mencapai nilai maksimum. Kondisi ini ditunjukkan pada gambar.
Gambar II.1.9. Fenomena disperse fluidization

Fenomena-fenomena fluidisasi tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut:

1. Laju alir fluida dan jenis fluida


2. Ukuran partikel dan bentuk partikel
3. Jenis dan densitas partikel serta faktor interlok antar partikel
4. Porositas unggun
5. Distribusi aliran
6. Distribusi bentuk ukuran fluida
7. Diameter kolom
8. Tinggi unggun.

4.4 Jenis-jenis Fluidisasi

4.4.1 Fluidisasi Partikulat

Dalam fluidisasi pasir dengan air, partikel-partikel bergerak menjauh satu sama lain
dan gerakannya bertambah hebat dengan meningkatnya kecepatan, tetapi densitas unggun
rata-rata pada suatu kecepatan tertentu sama di semua bagian unggun. Proses ini disebut
fluidisasi partikulat dan bercirikan ekspansi hamparan yang cukup besar tetapi seragam pada
kecepatan tinggi. ( Mc.Cabe, 1985:151 )

Akan tetapi, tidak semua fluida liquid pasti menghasilkan fluidisasi partikulat, hal ini
dipengaruhi oleh perbedaan densitas. Dalam kasus dimana densitas fluida dan solid tidak
terlalu berbeda, ukuran partikel kecil, dan kecepatan aliran fluida rendah, unggun akan
terluidisasi merata dengan tiap partikel bergerak sendiri-sendiri melewati jalur bebas rata-rata
( mean free path ) yang relatif sama. Fase padat ini memiliki banyak karakteristik liquid dan
disebut fluidisasi partikulat.

Pada fluidisasi partikulat, ekspansi yang terjadi adalah seragam dan persamaan Ergun,
yang berlaku untuk unggun diam, dapat dikatakan masih berlaku untuk unggun yang agak
mengembang. Andaikan aliran di antara partikel-partikel itu adalah laminar, persamaan yang
berlaku untuk hamparan yang mengalami ekspansi adalah ( Mc.Cabe, 1985:152 ):
4.4.2 Fluidisasi Agregat / Fluidisasi Gelembung

Unggun yang difluidisasikan dengan udara biasanya menunjukkan fluidisasi agregat.


Pada kecepatan superfisial yang jauh melebihi Umf, kebanyakan gas akan melewati unggun
sebagai gelembung atau rongga-rongga kosong yang tidak berisikan zat padat dan hanya
sebagian kecil gas yang mengalir dalam saluran-saluran yang terbentuk di antara partikel.
Gelembung yang terbentuk berperilaku hampir sama dengan gelembung udara di dalam air
atau gelembung uap di dalam zat cair yang mendidih, dan karena itu fluidisasi jenis ini sering
disebut fluidisasi didih ( boiling bed). ( Mc.Cabe, 1985:151 )

Gelembung-gelembung yang terbentuk cenderung bersatu dan menjadi besar pada


waktu naik melalui hamparan fluidisasi itu. Jika kolom yang digunakan berdiameter kecil
dengan hamparan zat padat yang tebal, gelembung itu mungkin berkembang hingga
memenuhi seluruh penampang. Gelembung-gelembung yang beriringan lalu bergerak ke
puncak kolom terpisah dari zat padat yang seakan-akan tersumbat. Peristiwa ini disebut
penyumbatan ( slugging ). ( McCabe, 1985:151 )

Penyamarataan bahwa fluida gas pasti menghasilkan fluidisasi gelembung tidak


sepenuhnya benar. Perbedaan densitas merupakan parameter yang penting. Pada kasus
dimana densitas fluida dan solid berbeda jauh atau ukuran partikel besar, kecepatan aliran
fluida yang dibutuhkan lebih besar dan fluidisasi yang terjadi tidak merata. Sebagian besar
fluida melewati unggun dalam bentuk gelembung ( bubbles ). Di sini, unggun memiliki
banyak karakteristik liquid dengan fasa fluida terjadi pada saat gas menggelembung melewati
unggun. Fluidisasi jenis ini disebut fluidisasi agregat.

Partikel unggun yang lebih ringan, lebih halus, dan bersifat kohesif sangat sukar
terfluidisasi karena gaya tarik antarpartikel lebih besar daripada gaya seretnya. Partikel
cenderung melekat satu sama lain dan gas menembus unggun dengan membentuk channel.
Pengembangan volume unggun dalam fluidisasi gelembung terutama disebabkan oleh
volume yang dipakai oleh gelembung uap, karena fase rapat pada umumnya tidak
berekspansi dengan peningkatan aliran. Dalam penurunan berikut ini, aliran gas melalui fase
rapat diandaikan sama dengan Umf dikalikan dengan fraksi unggun yang diisi oleh fase rapat,
ditambah sisa aliran gas yang dibawa oleh gelembung ( Mc.Cabe, 1985:154 ), sehingga:

dimana: fb = fraksi unggun yang diisi gelembung

ub = kecepatan rata-rata gelembung

4.4.3 Fluidisasi Kontinu

Bila kecepatan fluida melalui hamparan zat padat cukup besar, maka semua partikel
dalam hamparan itu akan terbawa ikut oleh fluida hingga memberikan suatu fluidisasi
kontinu. Prinsip fluidisasi ini terutama diterapkan dalam pengangkutan zat padat dari suatu
titik ke titik lain dalam suatu pabrik pengolahan di samping ada beberapa reaktor gas zat
padat lama yang bekerja dengan prinsip ini. Contohnya adalah dalam tranportasi lumpur dan
tranportasi pneumatic. ( Mc.Cabe, 1985:151 )

Ketika laju alir fasa fluida melewati kecepatan terminal partikel, unggun terfluidisasi
akan kehilangan identitasnya karena partikel solid terbawa dalam aliran fluida. Metoda
pengangkutan ini sering digunakan dalam industri, biasanya dengan udara sebagai fasa fluida,
antara lain untuk mengangkut produk dari pengering semprot (spray dryers). Keuntungan
metoda ini adalah kehilangan yang terjadi sedikit, prosesnya bersih, dan kemampuannya
untuk memindahkan sejumlah besar solid dalam waktu singkat. Tetapi kerugiannya antara
lain ada kemungkinan terjadi kerusakan partikel solid serta korosi pada pipa mungkin besar.

Dalam fluidisasi, karena sifat-sifat partikel padat yang menyerupai sifat fluida cair
dengan viskositas tinggi, metode pengontakan fluidisasi memiliki beberapa keuntungan dan
kerugian.

4.5 Parameter-parameter didalam Peristiwa Fluidisasi

Densitas partikel

Penentuan densitas partikel untuk zat padat yang masih dan tidak menyerap air atau
zat cair lain, bisa dilakukan dengan memakai piknometer. Sedang untuk partikel berpori, cara
diatas akan menimbulkan kesalahan yang cukup besar karena air atau cairan akan memasuki
pori-pori didalam partikel, sehingga yang diukur bukan lagi densitas partikel (berikut pori-
porinya) seperti yang diperlukan dalam persamaan di muka, tetapi densitas bahan padatnya
(tidak termasuk pori-pori didalamnya). Untuk partikel-artikel yang demikian ada cara lain
yang biasa digunakan, yaitu dengan metode yang diturunkan Ergun.

Bentuk partikel

Dalam persamaan yang telah diturunkan, partikel padatnya dianggap sebagai butiran yang
berbentuk bola dengan diameter rata-rata dp. Untuk partikel bentuk lain, harus ada koreksi
yang menyatakan bentuknpartikel sebenarnya. Faktor koreksi tersebut dinyatakan dengan :

Diameter partikel

Diameter partikel biasanya diukur berdasarkan analisa ayakan (ukuran mesh).

Porositas unggun

Porositas unggun menyatakan fraksi kosong di dalam unggun yang secara matematika
bila ditulis sebagai berikut:

Granulasi unggun yang terfluidisasikan adalah pembesaran ukuran umum di industri


farmasi, di mana bubuk halus adalah diaglomerasi menggunakan pengikat cair untuk
memberikan butiran yang lebih besar. Distribusi ukuran butiran selama granulasi adalah salah
satu karakteristik utama dari evaluasi proses. Dengan demikian, ada kebutuhan untuk desain
proses pengendalian metode yang bertujuan untuk mengevaluasi distribusi ukuran pada real-
time. Beberapa dari gambar analisis dan NIR instrumentasi memiliki ditangani ini masalah di
barutahun 1-3. Namun, yang isu dengan yang handal data penanganan dan probe kontaminasi
masih perlu untuk diatasi.

4.6 Kelebihan dan Kekurangan Teknik Fluidisasi

Kelebihan dari teknik fluidisasi adalah:


1. Properti transfer panas yang baik dalam gas-fluidized bed. Gelembung yang terbentuk
menjaga unggun bersifat isotermal dan laju transfer panas yang tinggi diperoleh antara
unggun dan permukaan yang dicelupkan.
2. Sifat unggun yang menyerupai fluida memungkinkan adanya aliran zat padat secara
kontinu dan memudahkan pengontrolan.
3. Perpindahan panas antara unggun terfluidakan dengan media pemindah panas yang baik
memungkinkan pemakaian alat penukar panas yang memiliki luas permukaan kecil.
4. Perpindahan panas dan kecepatan perpindahan mass antara partikel cukup tinggi.
5. Sirkulasi butiran-butiran padat antara dua unggun fluidisasi memungkinkan pemindahan
jumlah panas yang besar dalam reaktor.

Kekurangan dari teknik fluidisasi adalah:


1. Kecepatan fluida yang digunakan terbatas pada jangkauan dimana unggun terfluidisasi.
Jika kecepatan jauh lebih besar dari Umf, dapat terjadi kehilangan material yang cukup
besar akibat terbawa keluar dari unggun serta ada kemungkinan terjadi kerusakan
partikel karena kecepatan operasi yang terlalu besar.
2. Tenaga untuk memompa fluida sehingga terjadi fluidisasi harus besar untuk unggun yang
besar dan dalam.
3. Ukuran dan tipe partikel yang dapat digunakan dalam teknik ini terbatas.
4. Karena sifat unggun terfluidisasi yang kompleks, seringkali terjadi kesulitan dalam
mengubah skala kecil menjadi skala industri.
5. Adanya erosi terhadap bejana dan sistem pendingin.
6. Butiran halus akan terbawa aliran sehingga mengakibatkan hilangnya sejumlah tertentu
padatan.

4.7 Rumus-rumus yang digunakan untuk mengolah data :

1. Untuk menghitung Volume piknometer :

( Pikno aquades) (Pikno kosong )


Vol Pikno =
air( 28C )
2. Untuk menghitung densitas padatan :

P =
Mpasir

Vpasir
3. Untuk menghitung luas permukaan tabung :
A = 1/4 D^2
4. Untuk menghitung porositas padatan terfluidisasi :
= 1-
p
Mp
Apipa L
5. Untuk menghitung Vs (Superficial Velocity)

Qfluida
Vs =
Apipa
6. Untuk menghitung bilangan Reynolds
.V.D
Re=

7. Untuk menghitung x dan y menggunakan persamaan Carman Kozeny


K1= 150
K2= 1.75
3 150 (1)
= + 1,75
. 2 (1)

= +
Jadi,

3
Y=
. 2 (1)

(1)
X=

Anda mungkin juga menyukai