Fluidisasi adalah suatu fenomena berubahnya sifat suatu padatan ( bed ) dalam
suatu reaktor menjadi bersifat seperti fluida dikarenakan adanya aliran fluida ke
dalamnya, baik berupa liquid maupun gas. Jika suatu aliran udara melewati partikel
unggun yang ada dalam tabung, maka aliran tersebut akan memberikan gaya seret (drag
force) pada partikel dan menimbulkan pressure drop sepanjang unggun. Pressure drop
akan naik jika kecepatan superficial naik.
Kecepatan superfisial adalah laju alir udara pada kolom yang kosong, sedangkan kecepatan
interstitial adalah kecepatan udara di antara partikel unggun. Pada kecepatan superfisial
rendah, ungun mula-mula diam. Jika kecepatan superfisial dinaikkan maka pada suatu saat
gaya seret fluida menyebabkan unggun mengembang dan menyebabkan tahanan terhadap
aliran udara mengecil, sampai akhirnya gaya seret tersebut cukup untuk mendukung gaya
berat partikel unggun. Hal ini menyebabkan unggun terfluidisasi dan sistem solid-fluida
menunjukkan sifat-sifat seperti fluida. Kecepatan superfisial terendah yang dibutuhkan agar
terjadi fluidisasi disebut minimum fluidization velocity ( Umf ).
Jika suatu aliran udara melewati suatu partikel unggun yang ada dalam tabung, maka
aliran tersebut akan memberikan gaya seret ( drag force ) pada partikel dan memberikan
pressure drop sepanjang unggun. Pressure drop akan naik jika kecepatan superficial naik (
kecepatan superficial adalah kecepatan aliran jika tabung kosong ).
Sementara itu, pressure drop akan tetap walaupun kecepatan superficial terus dinaikkan
dan sama dengan berat efektif unggun persatuan luas. Kecepatan superficial terendah yang
dibutuhkan untuk terjadinya fluidisasi disebut Minimum Fluidization Velocity ( Umf ).
4.3 Fenomena-Fenomena yang dapat terjadi pada proses fluidisasi
Adapun fenomena-fenomena yang dapat terjadi pada proses fluidisasi, antara lain:
1. Fenomena fixed bed, terjadi ketika laju alir fluida kurang dari laju minimum yang
dibutuhkan untuk proses awal fluidisasi. Pada kondisi ini partikel padatan tetap diam.
Kondisi ini ditunjukkan pada gambar.
Dalam fluidisasi pasir dengan air, partikel-partikel bergerak menjauh satu sama lain
dan gerakannya bertambah hebat dengan meningkatnya kecepatan, tetapi densitas unggun
rata-rata pada suatu kecepatan tertentu sama di semua bagian unggun. Proses ini disebut
fluidisasi partikulat dan bercirikan ekspansi hamparan yang cukup besar tetapi seragam pada
kecepatan tinggi. ( Mc.Cabe, 1985:151 )
Akan tetapi, tidak semua fluida liquid pasti menghasilkan fluidisasi partikulat, hal ini
dipengaruhi oleh perbedaan densitas. Dalam kasus dimana densitas fluida dan solid tidak
terlalu berbeda, ukuran partikel kecil, dan kecepatan aliran fluida rendah, unggun akan
terluidisasi merata dengan tiap partikel bergerak sendiri-sendiri melewati jalur bebas rata-rata
( mean free path ) yang relatif sama. Fase padat ini memiliki banyak karakteristik liquid dan
disebut fluidisasi partikulat.
Pada fluidisasi partikulat, ekspansi yang terjadi adalah seragam dan persamaan Ergun,
yang berlaku untuk unggun diam, dapat dikatakan masih berlaku untuk unggun yang agak
mengembang. Andaikan aliran di antara partikel-partikel itu adalah laminar, persamaan yang
berlaku untuk hamparan yang mengalami ekspansi adalah ( Mc.Cabe, 1985:152 ):
4.4.2 Fluidisasi Agregat / Fluidisasi Gelembung
Partikel unggun yang lebih ringan, lebih halus, dan bersifat kohesif sangat sukar
terfluidisasi karena gaya tarik antarpartikel lebih besar daripada gaya seretnya. Partikel
cenderung melekat satu sama lain dan gas menembus unggun dengan membentuk channel.
Pengembangan volume unggun dalam fluidisasi gelembung terutama disebabkan oleh
volume yang dipakai oleh gelembung uap, karena fase rapat pada umumnya tidak
berekspansi dengan peningkatan aliran. Dalam penurunan berikut ini, aliran gas melalui fase
rapat diandaikan sama dengan Umf dikalikan dengan fraksi unggun yang diisi oleh fase rapat,
ditambah sisa aliran gas yang dibawa oleh gelembung ( Mc.Cabe, 1985:154 ), sehingga:
Bila kecepatan fluida melalui hamparan zat padat cukup besar, maka semua partikel
dalam hamparan itu akan terbawa ikut oleh fluida hingga memberikan suatu fluidisasi
kontinu. Prinsip fluidisasi ini terutama diterapkan dalam pengangkutan zat padat dari suatu
titik ke titik lain dalam suatu pabrik pengolahan di samping ada beberapa reaktor gas zat
padat lama yang bekerja dengan prinsip ini. Contohnya adalah dalam tranportasi lumpur dan
tranportasi pneumatic. ( Mc.Cabe, 1985:151 )
Ketika laju alir fasa fluida melewati kecepatan terminal partikel, unggun terfluidisasi
akan kehilangan identitasnya karena partikel solid terbawa dalam aliran fluida. Metoda
pengangkutan ini sering digunakan dalam industri, biasanya dengan udara sebagai fasa fluida,
antara lain untuk mengangkut produk dari pengering semprot (spray dryers). Keuntungan
metoda ini adalah kehilangan yang terjadi sedikit, prosesnya bersih, dan kemampuannya
untuk memindahkan sejumlah besar solid dalam waktu singkat. Tetapi kerugiannya antara
lain ada kemungkinan terjadi kerusakan partikel solid serta korosi pada pipa mungkin besar.
Dalam fluidisasi, karena sifat-sifat partikel padat yang menyerupai sifat fluida cair
dengan viskositas tinggi, metode pengontakan fluidisasi memiliki beberapa keuntungan dan
kerugian.
Densitas partikel
Penentuan densitas partikel untuk zat padat yang masih dan tidak menyerap air atau
zat cair lain, bisa dilakukan dengan memakai piknometer. Sedang untuk partikel berpori, cara
diatas akan menimbulkan kesalahan yang cukup besar karena air atau cairan akan memasuki
pori-pori didalam partikel, sehingga yang diukur bukan lagi densitas partikel (berikut pori-
porinya) seperti yang diperlukan dalam persamaan di muka, tetapi densitas bahan padatnya
(tidak termasuk pori-pori didalamnya). Untuk partikel-artikel yang demikian ada cara lain
yang biasa digunakan, yaitu dengan metode yang diturunkan Ergun.
Bentuk partikel
Dalam persamaan yang telah diturunkan, partikel padatnya dianggap sebagai butiran yang
berbentuk bola dengan diameter rata-rata dp. Untuk partikel bentuk lain, harus ada koreksi
yang menyatakan bentuknpartikel sebenarnya. Faktor koreksi tersebut dinyatakan dengan :
Diameter partikel
Porositas unggun
Porositas unggun menyatakan fraksi kosong di dalam unggun yang secara matematika
bila ditulis sebagai berikut:
P =
Mpasir
Vpasir
3. Untuk menghitung luas permukaan tabung :
A = 1/4 D^2
4. Untuk menghitung porositas padatan terfluidisasi :
= 1-
p
Mp
Apipa L
5. Untuk menghitung Vs (Superficial Velocity)
Qfluida
Vs =
Apipa
6. Untuk menghitung bilangan Reynolds
.V.D
Re=
= +
Jadi,
3
Y=
. 2 (1)
(1)
X=