Karbohidrat
1. Sifat Mereduksi
Monosakarida dan beberapa disakarida mempunyai sifat dapat mereduksi, terutama
dalam suasana basa. Sifat sebagai reduktor ini dapat digunakan untuk keperluan
identifikasi karbohidrat maupun analisis kuantitatif. Sifat mereduksi ini disebabkan
oleh adanya gugus aldehida atau keton bebas dalam molekul karbohidrat.
2. Pembentukan furfural
Dalam larutan asam yang encer, walaupun dipanaskan monosakarida umumnya stabil.
Tetapi apabila dipanaskan dengan asam kuat yang pekat, monosakarida menghasilkan
furfural atau derivatnya. Reaksi pembentukan furfural ini adalah reaksi dehidrasi atau
pelepasan molekul air dari suatu senyawa.
3. Pembentukan osazon
Semua karbohidrat yang mempunyai gugus aldehida atau keton bebas akan
membentuk osazon bila dipanaskan bersama fenilhidrazin berlebih. Osazon yang
terjadi mempunyai bentuk kristal dan titik lebur yang khas bagi masing-masing
karbohidrat.
4. Pembentukan Ester
Adanya gugus hidroksil pada karbohidrat memungkinkan terjadinya ester apabila
direaksikan dengan asam. Monosakarida mempunyai beberapa gugus OH dan
dengan asam fosfat dapat menghendakinya menghasilkan ester asam fosfat.
5. Isomerisasi
Kalau dalam larutan asam encer monosakarida dapat stabil, tidak demikian halnya
apabila monosakarida dilarutkan dalam basa encer. Glukosa dalam larutan basa encer
akan berubah sebagian menjadi fruktosa dan manosa. Ketiga monosakarida ini ada
dalam keadaan keseimbangan. Demikian pula apabila yang dilarutkan itu fruktosa
atau manosa, keseimbangan antara ketiga monosakarida akan tercapai juga. Reaksi ini
dikenal sebagai transformasi Lobry de Bruin Van Eckenstein yang berlangsung
melalui proses enolisasi.
6. Pembentukan Glikosida
Apabila glukosa direaksikan dengan metil alcohol, menghasilkan dua senyawa. Kedua
senyawa ini dapat dipisahkan satu dari yang lain dan keduanya tidak memiliki sifat
aldehida. Keadaan ini membuktikan bahwa yang menjadi pusat reaksi adalah gugus
OH yang terikat pada atom karbon nomor 1. Senyawa yang terbentuk adalah suatu
asetal dan disebut secara umum glikosida. Ikatan kimia yang terjadi antara gugus
metil dengan monosakarida disebut ikatan glikosidik dan gugus OH yang bereaksi
disebut gugus OH glikosidik.
1.2 Fungsi Karbohidrat
Apabila bahan makanan di beri pemanasan maka nilai nutrisi dari bahan tersebut akan
mengalami perubahan antara lain flavor, warna dan tekstur. Hal ini di sebabkan perubahan
atau kerusakan pada komponen kualitas nutrisi. Perubahan kimia bahan pangan akan
mengakibatkan perubahan fisik pada bahan makanan. Perubahan kimia karena panas dapat
dibedakan menjadi 2 peristiwa yaitu hidrolisis dan oksidasi.
Pati sebagai komponen utama karbohidrat pada suhu tinggi dapat mengalami
hidrolisis. Meningkatnya suhu akan meningkatkan kecepatan hidolisis pati. Pada suhu
tinggi pati dapat mengalami pemecahan pemecahan menjadi senyawa-senyawa
sederhana seperti glukosa, maltosa dan dekstrin. Komponen karbohidrat lainnya yaitu
sukrosa juga mengalami hidrolisis pada kadar air rendah.
Hidrolisis pati dapat juga dipengaruhi oleh pH, konfigurasi anomerik dan ukuran
cincin glukosil. Glikosidis lebih mudah terhidrolisis pada kondisi asam daripada kondisi
basa dan cenderung stabil. Karbohidrat cenderung tidak stabil pada suasana asam,
khususnya pada suhu tinggi. Perbedaan nilai anomerik hidrolisis -D-glikosidis adalah
lebih kecil dari pada -D-anomer, perbedaan ini disebabkan variasi structural dan
perbedaan pada derajad gabungan antara oligo dan polisakarida. Cincin furanosa jauh
lebih mudah dihidrolisis daripada cincin firanosa, walaupun hidrolisa pyranosa adalah
gabungan molekul, hidrolisis furanosa dianggap sebagai bimolekuler karena entropi
negatifnya diaktifkan.
2. Protein
Protein ketika dihidrolisis oleh asam, seperti asam pekat HCl hasil amino
dalam bentuk hidroklorida mereka.
Ketika Protein dihidrolisis dengan alkali menyebabkan hidrolisis asam amino
tertentu seperti arginie, sistein, serin, dan lain-lain, juga aktivitas optik dari
asam amino yang hilang.
Protein yang reaksi dengan alkohol memberikan ester yang sesuai. Proses ini
dikenal sebagai esterifikasi.
Asam amino bereaksi dengan amina membentuk amida.
Ketika asam amino bebas atau protein dikatakan bereaksi dengan asam
mineral seperti HCl, garam asam terbentuk.
Ketika asam amino dalam medium alkali bereaksi dengan banyak asam
klorida, reaksi asilasi berlangsung.
Reaksi Sanger adalah Protein bereaksi dengan reagen FDNB untuk
menghasilkan turunan berwarna kuning, asam amino DNB.
Tes Folin adalah tes spesifik untuk asam amino tirosin, di mana warna biru
berkembang dengan asam phosphomolybdotungstic dalam larutan alkali
karena kehadiran kelompok fenol.
Fungsi protein. Protein selain berfungsi sebagai zat pembangun dalam tubuh, protein
juga berfungsi sebagai penyokong berbagai aktifitas organ tubuh dan metabolisme. Fungsi
protein bagi tubuh banyak sekali, berikut adalah beberapa fungsi protein :
1. Setiap gram dalam protein dapat menghasilkan 4,1 kalori, yang cocok sebagai sumber
energi.
2. Mengatur metabolisme tubuh.
3. Protein dapat sebagai asupan energi utama untuk yang sedang diet rendah gula.
4. Menjaga keseimbangan antara asam basa dan keseimbangan cairan dalam tubuh.
Protein berperan penting dalam menjaga stabilitas pH cairan tubuh.
5. Protein merupakan bahan dalam sintesis substansi seperti halnya hormon, zat
antibodi, dan organel sel lainnya.
6. Protein membantu proses pertumbuhan pada anak-anak dan remaja karena sel-sel
tubuh mendapat cukup asupan zat pembangun.
7. Membantu kerja tubuh dalam menetralkan atau menghancurkan zat-zat asing yang
masuk ke dalam tubuh.
Bila susunan ruang atau rantai polipeptida suatu molekul protein berubah maka
dikatakan protein ini terdenaturasi, sebagaian besar protein globular mudah mengalami
denaturasi. Jika ikatan-ikatan yang membentuk konfigurasi molekul tersebut rusak,
molekul akan mengembang. Kadang-kadang perubahan ini dikehendaki dalam pengolahan
makanan, tetapi sering pula dianggap merugikan sehingga perlu dicegah. (Winarno, 2002)
Menurut Demodaran dan Paraf (1997), faktor-faktor yang mempengaruhi kerusakan
protein adalah:
1. Panas
Panas merupakan agen fisik umum yang dapat mendenaturasikan protein.
2. pH (derajat keasaman)
Dalam larutan encer, denaturasi yang dipengaruhi oleh pH dan suhu sangat dekat
hubungannya dengan proses denaturasi yang jarang halnya yang dapat digunakan
dengan panas saja.
3. Ion Logam
Kedua pH dan kekuatan ion suatu larutan menentukan beban sepenuhnya molekul
protein dan kerentana mereka terhadap denaturasi panas
4. Gula dan Polyols
Gula dan polyols dapat menunjukkan pengaruh stabilitas panas pada protein makanan.
5. Sifat Protein
Penambahan bahan kimia seperti Urea, Guadinin, Klorida dan detergen tidak
bermuatan ion dapat mengubah struktur dan mempengaruhi jalannya panas.
a. Pada suhu kamar, lemak hewan pada umumnya berupa zat padat, sedangkan
lemak dari tumbuhan berupa zat cair.
b. Lemak yang mempunyai titik lebur tinggi mengandung asam lemak jenuh,
sedangkan lemak yang mempunyai titik lebur rendah mengandung asam
lemak tak jenuh. Contoh: Tristearin (ester gliserol dengan tiga molekul asam
stearat) mempunyai titik lebur 71 C, sedangkan triolein (ester gliserol
dengan tiga molekul asam oleat) mempunyai titik lebur 17 C.
c. Lemak yang mengandung asam lemak rantai pendek larut dalam air,
sedangkan lemak yang mengandung asam lemak rantai panjang tidak larut
dalam air.
d. Semua lemak larut dalam kloroform dan benzena. Alkohol panasmerupakan
pelarut lemak yang baik.
1. Esterifikasi
Proses esterifikasi bertujuan untuk merubah asam-asam lemak bebas dari
trigliserida, menjadi bentuk ester. Reaksi esterifikasi dapat dilakukan melalui
reaksi kimia yang disebut interifikasi serta penukaran ester (transesterifikasi)
2. Hidrolisa
Dalam reaksi hidrolisis, lemak dan minyak akan diubah menjadi asam-asam
lemak bebas dan gliserol. Reaksi ini mengakibatkan kerusakan lemak dan
minyak. Hal ini terjadi disebabkan adanya sejumlah air dalam lemak dan
minyak tersebut.
3. Penyabunan
Reaksi ini dilakukan dengan penambahan sejumlah larutan basa kepada
trigliserida. Bila reaksi penyabunan telah selesai, maka lapisan air yang
mengandung gliserol dapat dipisahkan dengan cara penyulingan.
4. Hidrogenasi
Proses hidrogenasi bertujuan untuk menjernihkan ikatan dari rantai karbon
asam lemak atau minyak Setelah proses hidrogenasi selesai, minyak didinginkan
dan katalisator dipisahkan dengan disaring. Hasilnya adalah minyak yang
bersifat plastis atau keras, tergantung pada derajat kejenuhan.
5. Pembentukan keton
Keton dihasilkan melalui penguraian dengan cara hidrolisa ester.
6. Oksidasi
Oksidasi dapat berlangsung bila terjadi kontak antara sejumlah oksigen
dengan lemak atau minyak. Terjadinya reaksi oksidasi ini akan mengakibatkan
bau tengik pada lemak atau minyak.
Secara umum dapat dikatakan bahwa lemak memenuhi fungsi dasar bagi manusia, yaitu:
1. Menjadi cadangan energi dalam bentuk sel lemak. 1 gram lemak menghasilkan 39.06
kJ atau 9,3 kcal.
2. Lemak mempunyai fungsi selular dan komponen struktural pada membran sel yang
berkaitan dengan karbohidrat dan protein demi menjalankan aliran air, ion dan molekul
lain, keluar dan masuk ke dalam sel.
3. Menopang fungsi senyawa organik sebagai penghantar sinyal, seperti pada
prostaglandin dan steroid hormon dan kelenjar empedu.
4. Menjadi suspensi bagi vitamin A, D, E dan K yang berguna untuk proses biologis
5. Berfungsi sebagai penahan goncangan demi melindungi organ vital dan melindungi
tubuh dari suhu luar yang kurang bersahabat.
Lemak juga merupakan sarana sirkulasi energi di dalam tubuh dan komponen utama yang
membentuk membran semua jenis sel.
Sebagian besar vitamin larut air merupakan komponen system enzim yang
banyak terlibat dalam membantu metabolism energi. Vitamin ini biasanya tidak
disimpan di dalam tubuh dan dikeluarkan melalui urine dalam jumlah yang kecil.
Karena itulah vitamin larut air perlu dikonsumsi setiap hari agar fungsi tubuh normal
tidak terganggu.
Sifat umum vitamin larut air:
Tidak hanya tersusun atas unsure karbon, hidrgen dan oksigen
Tidak memiliki pprovitamin
Terdapat di semua jaringan
Sebagai prekusor enzim- enzim
Diserap dengan proses difusi biasa
Tidak disimpan secara khusus dalam tubuh
Diekskresikan melalui urin
Relatif lebih stabil, namun pada temperatur berlebihan menimbulkan kelabilan
Fungsi Vitamin A
1. Penglihatan
Kebutuhan vitamin A untuk penglihatan dapat dirasakan, bila kita dari ahaya terang di
luar kemudian memasuki ruangan yang remang- remang cahayanya. Mata
membutuhkan waktu untuk dapat melihat. Begitu pula bila ppada malam hari bertemu
dengan mobil yang memasang lampu yang menyilaukan. Kecepatan mata beradaptasi
setelah terkena cahaya terang berhubungan dengan vitamin A yang ada di dalam darah
untuk membentuk rodopsin.
2. Diferensiasi Sel
Diduga vitamin A, dalam bentuk asam retinoat memegang peranan aktif dalam kegiatan
inti sel, dengan demikiandalam pengaturan factor penentu keturunan / gen yang
berpengaruh terhadap sintesis protein. Pada diferensiasi sel terjadi perubahan dalam
bentuk dan fungsi sel yang dapat dikaitkan dengan perubahan perwujudan gen- gen
tertentu. Sel- sel yang paling nyata mengalami diferensiasi adalah sel- sel epitel khusus,
terutama sel- sel goblet, yaitu sel kelenjar yang mensintesis dan mengeluarkan mucus
atau lendir.
3. Fungsi Kekebalan
Vitamin A berpengarh terhadap fungsi kekebalan tubuh pada manusia dan hewan.
Mekkanisme sebenarnya belum diketahui secara pasti. Retinol tampaknya berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan diferensiasi limfosit B. Di samping kekurangan vitamin A
dapat menurunkan respon antibody yang bergantung pada sel-T. sebaliknya infeksi
dapat memperburuk kekurangan vitamin A.
4. Pertumbuhan dan Perkembangan
5. Reproduksi
Vitamin A dalam bentuk retinol dan retinal dalam reproduksi pada tikus. Pembentukan
sperma pada hewan jantan serta pembentukan sel telur dan perkembangan janin dalam
kandungan membutuhkan vitamin A dalam bentuk retinol. Hewan betina dengan status
vitamin A rebdah mampu hamil akan tetapi mengalami kesukaran atau keguguran
dalam melahirkan. Kebutuhan vitamin A selama hamil meningkat untuk kebutuhan
janin dan persiapan induk untuk menyusui.
6. Pencegahan Kanker dan Penyakit Jantung
Fungsi Vitamin D
Vitamin D berfungsi dalam m embantu pembentukan dan pemeliharaan tulang
bersama vitamin A dan C, hormone- hormon paratiroid dan kalsitonin, protein kolagen,
serta mineral- mineral kalsium, fosfor, magnesium dan flour.
Fungsi Vitamin E
1. Sebagai antioksidan
2. Melindungi asam lemak jenuh ganda dan komponen membrane sel lain dari radikal
bebas.
3. Memelihara integritas membrane sel.
4. Sintesis DNA
5. Merangsang reaksi kekebalan
6. Mencegah jantung koroner
7. Mensegah keguguran dan sterilisasi
8. Mencegah gangguan menstruasi
Fungsi Vitamin K
Untuk proses pembekuan darah.
Fungsi Vitamin B6
Vitamin B6 berperan dalam metabolisme asam amino dan asam lemak. Vitamin B6
membantu tubuh untuk mensintesis asam amino nonesensial. Selain itu juga berperan
dalam produksi sel darah merah.
Fungsi Vitamin B5 (Asam Pantotenat)
Fungsi utama asam antotenat adalah sebagai koenzim A, yang diperlukan dalam
berbagai reaksi metabolisme sel. Sebagai bagian dari asetil KoA, asam pantotenat dalam
berbagai reaksi yang berkaitan dengan metabolisme karbohidrat dan lipida, termasuk
sintesis dan pemecahan asam lemak. Di samping berperan dalam siklus asam sitrat dan
glukoneogenesis, KoA adalah akseptor gugus asetat untuk asam amino. Asam pantotenat
terlibat pula dalam sintesis hormone steroid, kolesterol, fosfolipida dan porfirin yang
diperlukan untuk pembentukan hemoglobin.
Fungsi Vitamin B2
1) Mengikat asam fosfat dan menjadi bagian dari dua jenis koenzim FMN dan FAD
untuk kemudian membawa hydrogen dalam system transport electron dalam
mitokondria dalam reaksi oksidasi- reduksi dalam sel.
2) Metabolisme protein
3) Sebagai koenzim untuk penghasil energi bagi tubuh manusia.
Fungsi Vitamin B1
Tiamin merupakan bagian dari TPP, yaitu koenzim yang dibutuhkan untuk
metabolisme energi. System syaraf dan otot tergantung pada tiamin. Jadi, vitamin B1
berfungsi dalam mepertahankan system saraf normal.
Fungsi vitamin C
1) Untuk membentuk semen (kolagen)
2) Membentuk Hb, yaitu mempengaruhi pelepasa Fe dari feritin sebagai Fe bebas
3) Membantu konversi folic acid penyakit jantung
Sholikhah, Fatmawah dkk. 2013. Makalah Kimia Pangan Vitamin Larut Lemak. Program
Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret
Surakarta