Sekolah yang mandiri atau berdaya memiliki ciri-ciri tingkat kemandirian tinggi atau tingkat ketergantungan rendah, bersifat adaptif dan antisatif/proaktif sekaligus, memiliki jiwa kewirausahaan tinggi ( ulet, inovatif, gigih, berani mengambil resiko, dan sebagainya ), bertanggung jawab terhadap kinerja sekolah, memiliki kontrol yang kuat terhadap input manajemen dan sumber dayanya, memiliki kontrol yang kuat terhadap kondisi kerja, komitmen yang tinggi pada dirinya, serta prestasi menjadi acuan bagi penilaiannya. Sumber daya manusia sekolah yang berdaya ditandai dengan pekerjaan adalah miliknya, bertanggung jawab, pekerjaannya memiliki kontribusi, mengetahui posisinya dimana, memiliki control terhadap pekerjaannya, serta pekerjaannya merupakan bagian hidupnya. Contoh tentang hal- hal yang dapat memandirikan/memberdayakan warga sekolah adalah: pemberian kewenangan, pemberian tanggungjawab, pekerjaan yang bermakna, pemecahan masalah sekolah secara teamwork, variasi tugas, hasil kerja yang terukur, kemampuan untuk mengukur kinerjanya sendiri, tantangan, kepercayaan, didengar, ada pujian, menghargai ide- ide, mengetahui bahwa dia adalah bagian penting dari sekolah, kontrol yang luwes, dukungan, komunikasi yang efektif, umpan balik bagus, sumberdaya yang dibutuhkan ada, dan warga sekolah diberlakukan sebagai manusia ciptaan-Nya yang memiliki martabat tertinggi. Karakteristik sekolah yang mandiri : 1. Tingkat kemandirian tinggi dan tingkat ketergantungan rendah Mandiri disini diartikan tidak bergantung, punya inisiatif, kapabilitas.Sekolah mampu berusaha sendiri untuk memajukan sekolah, tidak perlu menunggu bantuan-bantuan dari pemerintah atau pihak-pihak lain, sedapat mungkin sekolah memanfaatkan apa yang mereka miliki untuk memajukan sekolah. 2. Bersifat adaptif, antisipatif, dan pro aktif Mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan jaman yang selalu berubah-ubah, tanpa diperintah, sekolah memiliki inisiatif mencari informasi-informasi yang dapat mengembangkan sekolah tersebut. Manajemen berkembang sesuai perkembangan jaman, IPTEK, IT. Antisipatif : Mampu mengantisipasi masalah baru di masa yang akan datang akan ada apa nantinya, mampu mengantisipasi kondisi yang akan datang. Pro Aktif : Aktif, jangan diam saja, menjemput bola. Mencari ada dinamika apa di masyarakat, perkembangan teknologi seperti apa di masyarakat -> perubahan. 3. Memiliki jiwa wirausaha tinggi Kerja keras, tidak putus asa, mandiri, berdikari, berani, ulet, jujur, bertanggungjawab, kreatif. Siapapun harus memiliki jiwa wirausaha. Semua warga sekolah harus memiliki jiwa kewirausahaan ini. 4. Bertangungjawab terhadap kinerja sekolah Semua warga sekolah tau masing2 tanggungjawabnya. Mereka harus bertanggung jawab terhadap kinerjanya. Apakah tindakannya sesuai peraturan. Misal guru harus membuat perangkat pembelajaran, RPP dengan benar, siswa harus tertib masuk sekolah sesuai jamnya, pakaian sesuai aturan sekolah, mengumpulkan tugas tepat waktu. 5. Melakukan pengawasan yang ketat terhadap manajemen dan sumberdaya sekolah Siapapun harus melakukan pengawasan (siswa, guru, komite, wali murid). Sumber daya financial, dll. Rapat pleno antara sekolah, wali murid, diknas -> mempertanggungjawabkan penggunaan dana. Semua memiliki rasa memiliki semua mengawasi. Menyadari apa tugasnya dan mengerjakannya tanpa harus disuruh maupun diawasi oleh orang lain. Walaupun tidak diawasi, tetap menjalankan pekerjaannya dengan sebaik-baiknya. 6. Melakukan pengawasan/ kontrol kerja Peran kepala sekolah sangat diperlukan dalam mengontrol atau melakukan pengawasan terhadap kegiatan apapun yang dilakukan warga sekolah sehingga tidak ada penyelewengan yang terjadi. Kinerja kepala sekolah juga dikontrol oleh Pemerintah untuk meminimalisir penyelewengan yang terjadi. 7. Memiliki komitmen yang tinggi Komitmen adalah suatu janji pada diri sendiri ataupun orang lain yang tercermin dalam tanggungjawab tindakan kita melakukan, menjalankan, memasukkan, mengerjakan. Komitmen dalam keseharian diungkapkan dalam perkataan yang menyatakan sebuah kesanggupan untuk berbuat sesuatu. Dalam berkomitmen tidak hanya diungkapkan lewat ucapan / lisan tetapi haruslah diterapkan dalam perbuatan. Contohnya, membuat kebijakan yang disepakati bersama kemudian menjalankan kebijakan sekolah yang telah disepakati tersebut secara terus menerus dan konsisten.
8. Memiliki motivasi berprestasi yang tinggi
Sekolah membuat standar, sekolah yang mampu mencapai standar yang ditetapkan atau bahkan lebih, sekolah tersebut dapat disebut memiliki motivasi berprestasi yang tinggi. Pertanyaan : 1. Bagaimana peran pemerintah dalam mengontrol sekolah yang sudah bersifat/ berdaya mandiri? Jawab : Dengan adanya suatu otonomi sekolah yang telah dilaksanakan lantas tidak membuat, Pemerintah lepas tangan seluruhnya pada dunia Pendidikan. Untuk Pemerintah harus tetap mengontrol sekolah-sekolah yang telah berdaya mandiri. Salah-satu caranya adalah dengan membuat Peraturan Pemerintah Republik Indonesia tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan di Indonesia no 17 Tahun 2010. Di dalam peraturan pemerintah, memuat tentang kebijakan-kebijakan yang tidak boleh lepas dari pelaksanaan sekolah yang berdaya mandiri. Sehingga Pemerintah tetap mengontrol pelaksaan/kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah yang berdaya mandiri tersebut.