CL PEMBAHASAN GLOUKOMA AKUT (Revisi)
CL PEMBAHASAN GLOUKOMA AKUT (Revisi)
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Glaukoma dapat juga diartikan sebagai Setiap kelompok penyakit mata yang ditandai
dengan kelainan tekanan intraokular yang tinggi, kerusakan diskus optikus, pengerasan bola
mata dan kehilangan penglihatan sebagian hingga menyeluruh. (The American Heritage
Medical Dictionary Copyright 2007, 2004 by Houghton Mifflin Company)
Glaukoma adalah kumpulan penyakit mata yang ditandai oleh kerusakan saraf optik
terjadi karena tekanan intraokular yang terlalu tinggi .Hal ini menyebabkan terjadinya
peningkatan tekanan di dalam mata, jika tidak segera diobati maka dapat menyebabkan
kerusakan saraf optik yang terjadi secara progresif.Dimulai dengan bintik buta yang tidak
diketahui pada tepi penglihatan,berkembang menjadi tunnel vision(penglihatan terowongan)
dan terakhir kebutaan. (Gale Encyclopedia of Medicine. 2008)
Selain itu Glaukoma juga merupakan Sebuah penyakit mata yang dihubungkan dengan
peningkatan tekanan intraokular,ekskavasi dan atrofi saraf optik; menghasilkan
kelainan/cacat pd bidang visual dan dapat mengakibatkan kebutaan; mungkin terjadi primer
atau sekunder, akut atau kronis, terbuka atau tertutup. ( Medical Dictionary for the Health
Professions and Nursing Farlex 2012 )
2
2.2 Klasifikasi
a) Glaukoma Primer
Glaukoma primer merupakan glaucoma yang tidak diketahui penyebabnya.
Glaukoma ini dibagi atas Glaukoma sudut terbuka (Primer Open Angle Glaucoma /
POAG) dan Glaukoma sudut tertutup (Primer Closure Angle Glaucoma / PCAG)
Tanda dan Gejala Tanpa gejala, mata lelah, Akut : nyeri hebat pada
fluktuasi tajam penglihatan. mata, sakit kepala, muntah,
Lanjut : penyempitan mata merah, berair,
lapang pandang, buta. penglihatan kabur.
Kronik: hampir sama
3
dengan akut, tetapi rasa
sakit, muntah dan
penglihatan kabur hilang
dengan sendirinya dan
terjadi berulang kali.
Pemeriksaan Visus baik kecuali stadium Akut: visus turun hingga
lanjut, bilik mata depan 1/300, konjungtiva
dalam oftalmoskopik: hiperemi, kornea
tampak penggaungan yang keruh/udem, bilik mata
melebar (CD ratio >0,5) depan dangkal, pupil
gonioskopik: sudut terbuka lebar/lonjong dengan
dan normal diameter 6-7 mm
tonometrik: tekanan oftalmoskopik: papil
>21mmHg gangguan lapang mungkin masih normal
pandang. tonometrik : TIO bisa capai
60 -80mmHg
gonioskopik: sudut
tertutup- COA menyempit,
lapang pandang
menyempit, mungkin
normal.
Gambaran Patologi Degeneratif trabekular Oklusi trabekular meshwork
meshwork
4
b) Glaukoma Sekunder
Glaucoma sekunder disebabkan oleh obat-obatan seperti kortikosteroid, trauma,
penyakit mata uveitis, tumor intra okuler dan penyakit sistemik lainnya. Penyebab
tersering yaitu Uveitis.
Tanda dan Gejala glaucoma sekunder hamper sama dengan glaucoma primer,
hanya bedanya glaucoma sekunder ada penyebab yang jelas atau penyakit yang
mendasari.
c) Glaukoma Kongenital
Gangguan kongenital sejak lahir karena gangguan perkembangan saluran humor
aquos. Gejala umumnya mata seperti berkabut, pembesaran salah stau atau kedua
mata, mata merah, fotofobia dan mata berair.
2.3 Etiologi
a) Peningkatan produksi cairan mata atau aqueous humor oleh badan siliar
b) Terganggunya proses pengeluaran cairan mata atau aqueous humor di daerah sudut bilik
mata atau celah pupil
Peningkatan insiden ini dapat di jelaskan dengan penebalan lensa seiring dengan
penambahan umur dan mengakibatkan peningktan kontak iridolentikular
2. Jenis kelamin perempuan lebih beresiko dari pada laki-laki
Dilaporkan bahwa dua hingga empat kali lipat lebih sering pada wanita dibandingkan
pada pria
3. Ras kulit hitam > ras kulit putih
Ras kulit hitam lebih mudah mengalami glaukoma sampai 7 kali dibandingkan ras kulit
putih
4. Riwayat anggota keluarga yang terkena glaukoma memiliki resiko 4 kali dari normal
5
5. Trauma mata
7. Penderita diabetes melitus juga meningkatkan resiko hingga 2 kali lebih sering
8. Miopia
6
2.5 Patofisiologi
Saraf
Iskemik Merangsang
Peningkatan Simpatis
Halo N. V
TIO
Merusak GRC
Nyeri Vasokontriksi
Menekan Saraf
Edema Mata PD GI
Optik
Epitel
Kornea Penurunan Lap.
Pandang
Baroreseptor
Penglihatan
Menurun
Impuls
Pusat
MO
GLAUKOMA Munta
h
7
Struktur yang Terlibat
1. Aquos humour
3. Discus opticus
Apoptosis sel menyebabkan penipisan serat saraf dan inti bagian dalam retina dan
berkurangnya akson di saraf opticus
8
o Mual dan muntah (yang menyertai nyeri mata yang parah)
o Penglihatan kabur
o Kemerahan mata
2) Oftalmoskopi (funduskopi)
Tes untuk mengetahui keadaan fundus okuli (retina mata dan pembuluh darah
khoroidea keseluruhannya) menggunakan oftalmoskop (funduskop). Pada glaukoma
digunakan untuk memeriksa kerusakan pada nervus opticus.
Ada dua jenis utama, yaitu oftalmoskopi langsung (direk oftalmoskopi) dan
oftalmoskopi tidak langsung (indirek oftalmoskopi). Direk oftalmoskop adalah instrumen
yang digunakan pada pemeriksaan mata yang memiliki beberapa lensa yang dapat
melakukan perbesaran hingga 15 kali dan menghasilkan gambar tegak lurus. Jenis
oftalmoskop ini paling sering digunakan selama pemeriksaan fisik rutin. Sedangkan
indirek oftalmoskop menghasilkan gambar terbalik dengan perbesaran 4-5 kali. Hasil
pada glaucoma adalah discus opticus merah dan bengkak.
9
3) Gonioskopi
Suatu cara untuk memeriksa sudut bilik mata depan dengan menggunakan lensa
kontak khusus. Pada glaukoma diperlukan untuk menilai lebar sempitnya sudut bilik mata
depan yang merupakan tempat yang dilalui cairan intraokular sebelum keluar ke kanal
Schlemm sehingga dengan kata lain digunakan untuk memeriksa saluran drainase cairan
bola mata. Dengan gonioskopi dapat ditentukan apakah sudut bilik mata depan tertutup
atau terbuka. Hasil pada glaukoma adalah sudut bilik mata depan dangkal.
4) Kampimetri
Digunakan untuk memeriksa lapangan pandang perifer dan sentral. Mengukur fungsi
retina, nervus optikus dan jaras visual intracranial secara bersama. Alat ini secara klinis
digunakan untuk mendeteksi atau memonitor hilangnya lapangan pandang akibat
kelainan ditempat tersebut. Kerusakan suatu bagian tertentu pada jaras visual neurologik
mungkin menimbulkan pola perubahan yang khas pada pemeriksaan lapangan pandang
serial.
Pemeriksaan lapangan pandang merupakan salah satu pemeriksaan terpenting pada
glaukoma, karena hasil pemeriksaannya dapat menunjukkan adanya gangguan fungsional
pada penderita. Khas pada glaukoma adalah penyempitan lapangan pandang. Hasil pada
glaucoma adalah lapangan pandang berkurang atau menyempit.
10
disebelah atas atau bawah, bagian temporal biasanya bertahan cukup lama sampai
menghilang sama sekali. Dalam keadaan ini tajam penglihatan sudah ditingkat
menghitung jari, bahkan bisa lebih buruk lagi. Hasil pada glaukoma adalah visus sangat
menurun.
2. Slit Lamp
Konjungtiva bulbi: hiperemia kongestif, kemotis dengan injeksi silier,injeksi
konjungtiva, injeksi epislera.
Kornea: edema dengan vesikel epithelial dan penebalan struma, keruh,insensitif
karena tekanan pada saraf kornea.
Bilik mata depan: dangkal dengan kontak iridokorneal perifer. Flaredan sel akuos
dapat dilihat setelah edem kornea dapat dikurangi.
11
Iris: gambaran corak bergaris tak nyata karena edema, berwarnakelabu, dilatasi
pembuluh darah iris.
Pupil: oval vertikal, tetap pada posisi semi-dilatasi, kadang-kadang
didapatmidriasis yang total, warna kehijauan, tidak ada reaksi terhadap cahaya
danakomodasi.
2.9 Penatalaksanaan
A. Medikamentosa
Tujuan: Menurunkan tekanan intraokuler dengan cepat, untuk mencegah kerusakan
nervus optikus, untuk menjernihkan kornea, menurunkan inflamasi intraocular, serta
mencegah terbentuknya sinekia anterior perifer dan posterior.
Obat-Obat yang bisa diberikan :
1. Prostaglandin Analog
a. Latanaprost (X alatan)
Konsentrasi: 0.005%
dosis: 4 kali sehari
12
Efek Obat: Menurunkan aliran uveosklera dan dapat menurunkan TIO
sebesar 25-32%
Efek samping pada Mata: meningkatkan pigmentasi iris, hipertrikosis,
penglihatan kabur, keratitis, uveitis anterior, dan konjungtiva hiperemis.
Efek samping Sistemik : gejala seperti flu, nyeri sendi dan otot, sakit
kepala
b. Travoprost (travatan)
Konsentrasi: 0.004%
Dosis: 4 kali sehari
Efek Obat: Menurunkan aliran uveosklera dan dapat menurunkan TIO
sebesar 25-32%
Efek samping pada Mata: meningkatkan pigmentasi iris, hipertrikosis,
penglihatan kabur, keratitis, uveitis anterior, dan konjungtiva hiperemis.
Efek samping Sistemik : gejala seperti flu, nyeri sendi dan otot, sakit
kepala
c. Bimanoprost (lumigan)
Konsentrasi: 0.005%
Dosis : 4 kali sehari
Efek Obat: Menurunkan aliran uveoskleral dan trabecular serta dapat
menurunkan TIO sebesar 27-33%
Efek samping pada Mata: meningkatkan pigmentasi iris, hipertrikosis,
penglihatan kabur, keratitis, uveitis anterior, dan konjungtiva hiperemis.
Efek samping Sistemik : gejala seperti flu, nyeri sendi dan otot, sakit
kepala
d. Unoprostone (rescula)
Konsentrasi: 0.15%
Dosis: 2 kali sehari
Efek Obat: meningkatkan aliran trabecular serta dapat menurunkan TIO
sebesar 13-18%
13
Efek samping pada Mata: meningkatkan pigmentasi iris, hipertrikosis,
penglihatan kabur, keratitis, uveitis anterior, dan konjungtiva hiperemis.
Efek samping Sistemik : gejala seperti flu, nyeri sendi dan otot, sakit
kepala
14
Efek samping Mata : kekaburan, iritasi, anestesi kornea, keratitis
punctate, dan alergi
Efek samping Sistemik : Bradikardi, blok jantung, bronkospasme,
hipotensi dan depresi SSP
b. Selektif
Betaxolol (betoptic)
Konsentrasi : 0.25%
Dosis : 2 kali sehari
Efek Obat : Menurunkan produksi aquos dan menurunkan TIO sebesar 15-
20%
Efek samping Mata : kekaburan, iritasi, anestesi kornea, keratitis punctate
dan alergi
Efek samping Sistemik : Komplikasi pada paru.
15
b. Topikal
Dorzolamide (trusopt)
Konsentrasi : 2%
Dosis : 2-3 kali sehari
Efek Obat : Osmotic gradient dehydrates vitreous dan menurunkan TIO
sebesar 15-20%
Efek samping Mata : Miopia, penglihatan kabur, keratitis dan
konjungtivitis.
B. Pembedahan
1. Laser Iredektomi
a. Indikasi
Glukoma sudut tertutup dengan blok pupil
Untuk mencegah terjadinya blok pupil pada mata yang beresiko
Glaukoma akut dan pada mata kontralateral dengan potensial glaucoma akut
b. Kontraindikasi
Tidak dapat dilakukan pada mata dengan rubeosis iridis, karena dapat terjadi
perdarahan
Pada mereka yang menggunakan aspirin juga beresiko perdarahan
c. Teknik
Iridektomi biasanya menggunakan argon laser, tetapi pada keadaan kongesti,
edema dan inflamasi akibat serangan akut, teknik ini sulit dilakukan. Biasanya
teknik yang digunakan adalah teknik pewarnaan iris.
Argon laser dan Nd:YAG laser sama-sama dapat digunakan untuk iridektomi.
Pemakaian Nd:YAG lebih disukai karena lebih cepat, lebih mudah, dan energy
yang dibutuhkan lebih sedikit daripada argon laser
16
d. Komplikasi
Pada umumnya, komplikasi yang sering terjadi pada laser iridektomi meliputi :
kerusakan local pada lensa dan kornea
Ablasio retina
Pendarahan
Gangguan visus
Tekanan intraokuler meningkat
2. Gonioplasti
a. Indikasi
1) Acute angle closure glaucoma
Angle closure glaucoma yang tidak responsive terhadap terapi medis
17
Sebagai tindakan sementara untuk membuka sudut sampai laser
iridektomi dapat dilakukan
2) Plateau iris syndrome
3) Nanophthalmus
b. Kontraindikasi
Kondisi kornea yang keruh atau edema kornea
Bilik mata yang datar
Tumor pada ciliary body atau iris
Uveitis
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Glaukoma adalah kumpulan penyakit mata yang ditandai oleh kerusakan saraf optik
terjadi karena tekanan intraokular yang terlalu tinggi .Hal ini menyebabkan terjadinya
peningkatan tekanan di dalam mata, jika tidak segera diobati maka dapat menyebabkan
kerusakan saraf optik yang terjadi secara progresif.Dimulai dengan bintik buta yang tidak
diketahui pada tepi penglihatan,berkembang menjadi tunnel vision(penglihatan terowongan)
dan terakhir kebutaan. (Gale Encyclopedia of Medicine. Copyright 2008).
Glaukoma dibedakan menjadi tiga bagian. yaitu Galukoma Primer yang penyebabnya
belom diketahui secara pasti, glaucoma sekunder yang timbul akibat adanya suatu penyakit
lain dan glaucoma kongenital yang merupakan glaucoma yang didapat dari kecil karena
gangguan pada saluran humor aquos.
Pengobatan pada Glukoma bertujuan Menurunkan tekanan intraokuler dengan cepat,
untuk mencegah kerusakan nervus optikus, untuk menjernihkan kornea, menurunkan
inflamasi intraocular, serta mencegah terbentuknya sinekia anterior perifer dan posterior.
Selain itu juga ada beberapa tindakan pembedahan yang dapat menunjang penyembuhan
pada kasus glaucoma ini.
3.2 Saran
Begitulah makalah ini penulis buat. Semoga dengan ini dapat membantu pembaca untuk
memamahami hal-hal yang menyangkut tentang Glaukoma. Makalah sederhana ini tidak
didasarkan oleh penelitian, tapi penulis dasarkan dari referensi beberapa literatur. Bila ada
kesalahan dan kekurangan dalam pembuatan laporan ini, penulis berharap dapat diperbaiki
dilain kesempatan untuk mendapatkan laporan yang lebih baik.
19
DAFTAR PUSTAKA
Mayoclinic
Medscape
20