Anda di halaman 1dari 14

1.

Konsepsi Hukum Islam

A. Pengertian Hukum Islam

Hukum Islam adalah hukum yang bersumber dan menjadi bagian dari agama Islam. Adapun konsepsi
hukum Islam,dasar kerangkanya ditetapkan oleh Allah. Hukum Islam tidak hanya mengatur
hubungan manusia dengan manusia lain dan benda dalam masyarakat,tetapi juga hubungan
manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan dirinya sendiri, hubungan manusia dengan
benda serta alam sekitarnya. Hal ini berbeda dengan konsepsi dari hukum Barat yaitu hukum yang
sengaja dibuat oleh manusia yang hanya mengatur hubungan manusia dengan manusia lain dan
benda dalam masyarakat.

Setiap peraturan, apapun macam dan sumbernya, mengandung norma atau kaidah yakni
ukuran,patokan,pedoman, sebagai intinya. Dalam ilmu hukum Islam kaidah itu disebut hukum.

B. Hukum Islam Merupakan Bagian Dari Agama Islam

Sebagai sistem hukum, hukum Islam tidak boleh dan tidak dapat disamakan dengan sistem hukum
yang lain, yang pada umumnya berbentuk dan berasal dari kebiasaan-kebiasaaan masyarakat dan
hasil pemikiran manusia serta budaya manusia pada suatu saat di suatu masa. Berbeda dengan
sistem hukum yang lain, hukum Islam tidak hanya merupakan hasil pemikiran yang dipengaruhi oleh
kebudayaan manusia, tetapi dasarnya ditetapkan oleh Allah Swt. melalui wahyu-Nya yang terkini
terdapat dalam Al-Quran dan dijelaskan oleh Nabi Muhammad Saw sebagai Rasul-Nya melalui
Sunnah yang terhimpun dalam kitab-kitab Hadis. Dasar inilah yang membedakan hukum Islam secara
fundamental dengan hukum-hukum lain yang semata-mata lahir dari kebiasaan dan hasil pemikiran
atau buatan manusia belaka.

Dalam masyarakat Indonesia berkembang berbagai macam istilah, di mana istilah satu dengan yang
lainnya mempunyai persamaan dan sekaligus juga mempunyai perbedaan. Istilah-istilah tersebut
adalah syariat Islam ( Islamic Law ) dalam bahasa Indonesia dipergunakan istilah hukum syariat
atau hukum syara, fikih Islam ( Islamic Jurisprudence ) dipergunakan istilah hukum fikih atau
kadang-kadang hukum Islam, dan dalam praktik, serong kali ke dua istilah itu dirangkum dalam kata
hukum Islam.

Syariat dan fikih memiliki hubungan yang sangat erat, karena syariat merupakan landasan fikih dan
fikih merupakan pemahaman orang yang memenuhi syarat tentang syariat. Oleh karena itu, orang
yang akan memahami hukum Islam dengan baik dan benar harus dapat membedakan antara syariat
Islam dengan fikih Islam. Pada prinsipnya, syariat adalah wahyu Allah Swt yang terdapat dalam Al-
Quran dan Sunnah Rasulullah Saw yang terdapat dalam kitab-kitab Hadis. Syariat bersifat
fundamental, mempunyai ruang lingkup yang lebih luas dari fikih, berlaku abadi dan menunjukkan
kesatuan dalam Islam.sedangkan, yang dimaksud fikih adalah pemahaman manusia yang memenuhi
syarat tentang syariat yang sekarang terdapat dalam kitab-kitab fikih. Oleh karena itu, fikih bersifat
instrumental, ruang lingkupnya terbatas pada hukum yang mengatur perbuatan manusia, yang
biasanya disebut sebagai perbuatan hukum. Karena fikih adalah hasil karya manusia, maka ia tidak
berlaku abadi, dapat berubah dari masa ke masa, dan dapat berbeda dari satu tempat dengan
tempat lain. Hal ini terlihat dalam aliran-aliran hukum yang disebut dengan istilah mazahib atau
mazhab-mazhab. Oleh karena itu, fikih menunjukkan adanya keragaman dalam hukum Islam. ( M.
Daud Ali,1999:45-46).

Dalam fikih seseorang akan menemukan pemikiran-pemikiran para fuqaha, anatara lain para pendiri
empat mazhab yang ada dalam ilmu fikih, yang sampai sekarang masih berpengaruh di kalangan
umat Islam sedunia, yaitu : Abu Hanifah ( pendiri mazhab Hanafi ), Malik bin Anas ( pendiri mazhab
Maliki), Muhammad Idris asy-SyafiI ( pendiri mazhab Syafii), dan Ahmad bin Hanbal ( pendiri
mazhab Hanbali). (J.Schacht,1964 : 1). Menurut Tahir Azhary, ada tiga sifat hukum Islam yaitu :

1. Sifat bidimensional, artinya mengandung segi kemanusiaan dan segi Ketuhanan (ilahi).
Disamping sifat bidimensional yang dimiliki, hukum Islam juga berhubungan dengan sifatnya yang
luas atau komprehensif. Hukum Islam tidak hanya mengatur satu aspek kehidupan saja, tetapi
mengatur berbagai aspek kehidupan manusia. Sifat bidimensional merupakan sifat pertama yang
melekat pada hukum Islam dan merupakan fitrah ( sifat asli) hukum Islam.

2. Sifat Adil. Dalam hukum Islam, keadilan bukan saja merupakan tujuan, tetapi merupakan sifat
yang melekat sejak kaidah-kaidah dalam syariat ditetapkan. Keadilan merupakan sesuatu yang
didambakan oleh setiap manusia , baik sebagai individu maupun masyarakat.

3. Sifat individualistic dan kemasyarakatan yang diikatkan oleh nilai-nilai transcendental, yaitu
wahyu Allah Swt yang disampaikan kepada Nabi Muhammad Saw. Dengan sifat ini hukum Islam
memiliki validitas baik bagi perorangan maupun masyarakat. ( Mohammad Tahir Azhary,1992 :48-
49).

C. Ruang Lingkup Hukum Islam

Hukum Islam baik dalam pengertian syariat maupun fikih, dibagi ke dalam dua bagian besar, yaitu
bidang ibadah dan bidang muamalah. Ibadah adalah tata cara dan upacara yang wajib dilakukan
seseoarng muslim dalam berhubungan dengan Allah Swt seperti menjalankan shalat, membayar
zakat, menjalankan ibadah puasa dan haji. Tata cara dan upacara ini tetap, tidak dapat ditambah-
tambah maupun dikurangi. Ketentuannya telah diatur dengan pasti oleh Allah Swt dan dijelaskan
oleh Rasul-Nya. Dengan demikian, tidak mungkin ada proses yang membawa perubahan dan
perombakan secara asasi mengenai hukum, susunan,cara, dan tata cara ibadah sendiri. Yang
mungkin berubah hanyalah penggunaan alat-alat modern dalam pelaksanaannya adapun muamalah,
dalam pengertian yang luas adalah ketetapan Allah Swt yang langsung berhubungan dengan
kehidupan social manusia, walaupun ketaatan tersebut terbatas pada yang pokok-pokok saja. Oleh
karena itu, sifatnya terbuka untuk dikembangkan melalui ijtihad manusia yang memenuhi syarat
untuk melakukan usaha itu ( Mohammad Daud Ali,1999:49).

Hukum Islam tidak membedakan dengan tajam antara hukum perdata dengan publik, seperti halnya
dalam hukum Barat.Hal ini disebabkan karena menurut hukum Islam, pada hukum perdata ada segi-
segi publik dan pada hukum publik ada segi-segi perdata. Dalam hukum Islam yang disebutkan hanya
bagian-bagiannya saja. Menurut H.M. Rasjidi, bagian- bagian hukum Islam adalah :

1. Munakahat;

2. Wirasah;
3. Muamalat dalam arti khusus;

4. Jinayat atau uqubat;

5. Al-ahkam al-sulthaniyah (khilafah);

6. Siyar; dan

7. Mukhashamat ( H.M. Rasjidi,1980:25-26).

Sedangkan, Fathi Osman mengemukakan sistematika hukum Islam sebagai berikut :

1. Al-ahkam al-ahwal syakhsiyah ( hukum perorangan );

2. Al-ahkam al-madaniyah ( hukum kebendaan );

3. Al- ahkam al jinaiyah ( hukum pidana );

4. Al-ahkam al-mrafaat ( hukum acara perdata,pidana, dan peradilan tata usaha negara );

5. Al-ahkam al-dusturiyah ( hukum tata negara );

6. Al-ahkam al-dauliyah ( hukum internasional );

7. Al-ahkam al-iqtishadiyah wa al-maliyah ( hukum ekonomi dan keuangan ).

(Fathi Osman,1970 ; 65-66 ). Baik yang dikemukankan oleh HM. Rasjidi maupun yang dikemukankan
oelh Fathi Osman,pada prinsipnya tidak ada perbedaan, hanya istilahnya saja yang berbeda.

Apabila bagian-bagian hukum Islam tersebut disusun menurut sistematika hukum Barat yang
membedakan hukum public dengan hukum perdata, maka susunan hukum muamalat dalam arti
luas, yang termasuk dalam hukum perdata Islam adalah:

1. Munakahat, yakni hukum yang mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan
perkawinan, perceraian, serta akibat-akibatnya;

2. Wirasah, yang mengatur segala masalah yang berhubungan dengan pewaris,ahli waris, harta
peninggala, dan pembagian harta warisan (faraid).

3. Muamalah dalam arti khusus, yakni hukum yang mengatur masalah kebendaan dan hak-hak
atas benda, tata hubungan manusia dalam soal jual beli, sewa menyewa, pinjam meminjam,
perserikatan, dan sebagainya.

Adapun yang termasuk dalam hukum publik Islam adalah :

1. Jinayat, yang memuat aturan-aturan mengenai perbuatan-perbuatan yang diancam dengan


hukuman, baik dalam jarimah hudud maupun dalam jarimah tazir. Yang dimaksud dengan jarimah
adalah hukum pidana. Jarimah hudud adalah perbuatan pidana yang telah ditentukan bentuk dan
batas hukumnya dalam Al-Quran dan Sunnah Rasulullah Saw. Jarimah tazir adalah perbuatan
pidana yang bentuk dan batas hukumannya ditentukan oleh penguasa sebagai pelajaran bagi
pelakunya;

2. Al-ahkam al-sulthaniyah, yakni hukum yang mengatur soal-soal yang berhubungan dengan
kepala negara, pemerintahan, baik pemerintah pusat maupun daerah, tentara, pajak dan
sebagainya;

3. Siyar, yakni hukum yang mengatur urusan perang dan damai, tata hubungan dengan pemeluk
agama dan negara lain;

4. Mukhashamat, yang mengatur peradilan kehakiman, dan hukum acara ( Mohammad Daud Ali,
1999:51-52 ).

Dalam hal-hal yang sudah dikemukakan, jelas bahwa hukum Islam itu luas, bahkan luasnya hukum
Islam tersebut masih dapat dikembangkan lagi sesuai dengan aspek-aspek yang berkembang dalam
masyarakat yang belum dirumuskan oleh para fuqaha ( para yuris Islam) di masa lampau, seperti
hukum bedah mayat, hukum bayi tabung, keluarga berencana, bunga bank, euthanasia, dan lain
sebagainya.

D. Tujuan Hukum Islam

Adapun tujuan hukum Islam secara umum adalah untuk mencegah kerusakan pada manusia dan
mendatangkan kemaslahatan bagi mereka, menagarahkan mereka pada kebenaran untuk mencapai
kebahagiaan hidup manusia di dunia ini dan di akhirat kelak, dengan jalan mengambil segala yang
bermanfaat dan mencegah atau menolak yang mudharat, yakni yang tidak berguna bagi hidup dan
kehidupan manusia. Abu Ishaq al-Satibi merumuskan lima tujuan hukum Islam, yakni :

a. Memelihara Agama

Agama adalah sesuatu yang harus dimiliki oleh setiap manusia supaya mertabatnya dapat terangkat
lebih tinggi dari martabat makhluk lain dan memenuhi hajat jiwanya. Beragama merupakan
kebutuhan manusia yang harus dipenuhi, karena agamalah yang dapat menyentuh nurani manusia.
Agama Islam harus terpelihara dari ancaman orang-orang yang akan merusak akidah,syariah, dan
akhlak, atau mencampur adukkan ajaran agama Islam dengan paham atau aliran yang batil. Agama
Islam memberikan perlindungan kepada pemeluk agama lain untnuk menjalankan agama sesuai
dengan keyakinannya. Agama Islam tidak memaksa pemeluk agama lain meninggalkan agamanya
untuk memeluk agama Islam. Hal ini dengan jelas di terangkan dalam QS Al-Baqarah ayat 256 :

Artinya : Tidak ada paksaan untuk (memaksa) agama ( Islam);sesungguhnya telah jelas jalan yang
benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barang siapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman
kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpekang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak
akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
b. Memelihara Jiwa

Menurut hukum Islam, jiwa itu harus dilindungi. Untuk itu hukum Islam wajib memelihara hak
manusia untuk hidup dan mempertahankan hidupnya. Hukum Islam melarang pembunuhan sebagai
upaya menghilangkan jiwa manusia dan melindungi berbagai sarana yang dipergunakan oleh
manusia untuk mempetahankan kemaslahatan hidupnya.

c. Memelihara Akal

Menurut hukum Islam, seseorang wajib memelihara akalnya, karena akal mempunyai perasaan
sangat penting dalam hidup dan kehidupan manusia. Dengan akal manusia dapat memahami wahyu
Allah, baik yang terdapat dalam kitab suci Al-Quran maupun wahyu Allah Swt yang terdapat dalam
alam ( ayat-ayat kauniyah ). Dengan akal, mansia dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Seseorang tidak akan mampu menjalankan hukum Islam dengan bbaik dan benar tanpa
mempergunakan akal yang sehat. Oleh karena itu, pemeliharaan akal merupakan salah satu tujuan
hukum Islam. Untuk itu Islam melarang seseorang meminum minuman yang memabukkan yang
disebut dengan istilah khamr, dan member hukuman pada perbuatan orang yang merusak akal.
Larangan khamr ini dijelaskan dalam QS. Al-Maidah ayat 90 :

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban
untuk) berhala,mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan.
Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.

d. Memelihara Keturunan

Dalam hukum Islam, memelihara keturunan adalah hal yang sangat penting. Oleh karena itu, dalam
hukum Islam untuk meneruskan keturunan harus melalui tali perkawinan yang syah menurut
ketentuan-ketentuan yang ada dalam A-Quran dan Al-Sunah dan dilarang melakukan perbuatan
zina. Hukum kekeluargaan dan hukum kewarisan Islam yang ada dalam Al-Quran merupakan hukum
yang erat kaitannya dengan pemurnian keturunan dan pemeliharaan keturunan. Dalam Al-Quran,
hukum-hukum yang berkenaan dengan masalah perkawinan dan kewarisan disebutkan secara rinci,
seperti larangan-larangan perkawinan yang terdapat dalam QS. An-Nisa ayat 23 :

Artinya : Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu;anak-anakmu yang perempuan; saudara-


saudaramu yang perempuan; saudara-saudara bapakmu yang perempuan; saudara-saudara ibumu
yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak
perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara
perempuan sepersusuan; ibu-ibu istrimu (mertua); anak-anak istrimu yang dalam pemeliharaanmu
dari istri yang telah kamu campuri,tetapi jika kamu belum bercampur dengan istrimu itu ( dan sudah
kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan diharamkan bagimu) istri-istri anak
kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara,
kecuali yang telah terjadi pada masa lampau; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.
Sedangkan larangan berzina, dijelaskan dalam QS. Al-Isra ayat 32 :

Artinya : Dan janganlah kamu mendekati zina;sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang
keji dan suatu jalan yang buruk.

e. Memelihara Harta

Menurut hukum Islam, harta merupakan pemberian Allah kepada manusia untuk melangsungkan
hidup dan kehidupannya. Untuk itu manusia sebagai khalifah Allah dimuka bumi (makhluk yang
diberi amanah oleh Allah Swt untuk mengelola ala mini sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya)
dilindungi haknya untuk memperoleh harta dengan cara-cara yang halal, artinya syah menurut
hukum dan benar menurut ukuran moral. Pada prinsipnya, hukum Islam tidak mengakui hak milik
seseorang atas sesuatu benda secara mutlak. Kepemilikan atas suatu benda secara mutlak hanya
pada Allah, namun karena keperlukan adanya kepastian hukum dalam masyarakat,untuk menjamin
kedamaian dalam kehidupan bersama, maka hak milik seseorang atas suatu benda diakui dengan
pengertian, bahwa hak milik itu harus di peroleh secara halal dengan fungsi social ( Anwar
Haryono,1968:140).

Jika diperhatikan dengan sungguh-sungguh, hukum Islam itu ditetapkan oleh Allah untuk memenuhi
keperluan hidup manusia itu sendiri, baik keperluan hidup yang bersifat primer,sekunder, maupun
tersier ( Juhaya S. Praja,1988:196). Oleh karena itu, apabila seorang muslim mengikuti ketentuan-
ketentuan yang ditetapkan Allah, maka ia akan selamat, baik dalam hidupnya di dunia maupun di
akhirat kelak.

E. Sumber Hukum Islam

Menurut QS. An-Nisa ayat 59, setiap muslim wajib menaati (mengikuti) kemauan atau
kehendak Allah,kehendak Rasul, dan kehendak Ulil Amri, yakni orang yang mempunyai kekuasaan :

Artinya: Hai orang-orang yang beriman , taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di
antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia
kepada Allah ( Al-Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan
hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

Para Ulama menyimpulkan bahwa sumber hukum Islam ada tiga, yaitu Al-Quran, Sunnah
dan akal pikiran orang yang memenuhi syarat untuk berijtihad. Akal pikiran ini dalam kepustakaan
hukum Islam di istilahkan dengan al-rayu,yakni pendapat orang atau orang-orang yang memenuhi
syarat untuk memenuhi syarat untuk menentukan nilai dan norma pengukur tingkah laku manusia
dalam segala hidup dan kehidupan. Ketiga sumber itu merupakan rangkaian kesatuan dengan urutan
seperti yang sudah disebutkan. Al-Quran dan As Sunnah merupakan sumber utama ajaran Islam,
sedangkan al-rayu merupakan sumber tambahan atau sumber pengembangan.

2. Fungsi Hukum Islam Dalam Kehidupan Bermasyarakat

Ruang lingkup hukum Islam sangat luas karena, yang diatur dalam hukum Islam bukan hanya
hubungan manusia dengan Tuhan, tetapi juga hubungan antara manusia dengan dirinya sendiri,
manusia dengan manusia lain dalam masyarakat, manusia dengan benda, dan antara manusia
dengan lingkungan hidupnya. Dalam Al-Quran cukup banyak ayat-ayat yang terkait dengan masalah
pemenuhan dan perlindungan terhadap hak asasi manusia serta larangan bagi seorang muslim untuk
melakukan pelanggaran hak asasi manusia. Bagi tiap orang ada kewajiban untuk menaati hukum
yang terdapat dalam Al-Quran dan Hadis. Peranan hukum Islam dalam kehidupan bermasyarakat
sebenarnya cukup banyak, tetapi dalam pembahasan ini hanya akan dikemukakan peranan
utamanya saja, yaitu :

a. Fungsi Ibadah

Fungsi utama hukum Islam adalah untuk beribadah kepada Allah Swt. Hukum Islam adalah ajaran
Allah yang harus dipatuhi umat manusia, dan kepatuhannya merupakan ibadah yang sekaligus juga
merupakan indikasi keimanan seseorang.

b. Fungsi Amar Maruf Nahi Munkar

Hukum Islam sebagai hukum yanh ditunjukkan untuk mengatur hidup dan kehidupan umat manusia.
Sebagai contoh, pengharaman riba dan khamr, jelas menunjukkan adanya keterkaitan penetapan
hukum Allah Swt dengan subjek dan objek hukum. Pengharaman riba dan khamr, akan tampak
bahwa hukum Islam berfungsi sebagai salah satu sarana pengendali sosial. Hukum Islam juga
memperhatikan kondisi masyarakat agar hukum tidak dilecehkan. Secara langsung, akibat buruk dari
riba dan khmar memang hanya menimpa pelakunya. Namun secara tidak langsung lingkungannya
juga ikut terancam bahaya tersebut. Oleh karena itu, kita dapat memahami, fungsi control yang
dilakukan lewat tahapan pengharaman riba dan khamr, fungsi inilah yang disebut amar maruf nahi
mungkar. Dari fungsi inilah dapat dicapai tujuan hukum Islam, yakni mendatangkan kemaslahatan
dan menghindarkan kemadharatan, baik di dunia maupun di akhirat kelak.

c. Fungsi Zawajir

Fungsi ini mencerminkan fungsi hukum Islam sebagai sarana pemaksa yang melindungi warga
masyarakat dari segala bentuk ancaman serta perbuatan yang membahayakan. Fungsi ini terlihat
dalam pengharaman membunuh dan berzina, yang disertai dengan ancaman hukum atau sanksi
hukum.

d. Fungsi Tandhim wa Islam al-Ummah


Fungsi hukum Islam ini berfungsi sebagai sarana untuk mengatur sebaik mungkin dan memperlancar
proses interaksi sosial, sehingga terwujudlah masyarakat yang harmonis, aman, dan sejahtera.

3. Konsep Hak Asasi Manusia Dalam Islam

a. Sejarah Hak Asasi Manusia

Menurut Jan Materson dari Komisi Hak Asasi Manusia PBB, Hak Asasi Manusia adalah hak-hak yang
melekat pada manusia, yang tanpa dengannya manusia mustahil dapat hidup sebagai manusia.
Manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, secara kodrati dianugerahkan hak dasar yang
disebut hak asasi, tanpa perbedaan antara satu dengan yang lainnya. Dengan hak asasi tersebut,
manusia dapat mengembangkan diri pribadinya, peranan dan sumbangan bagi kesejahteraan hidup
manusia. Hak Asasi Manusia (HAM) sebagai suatu hak dasar melekat pada diri tiap manusia.

Dilihat dari segi sejarahnya, umumnya para pakar di Eropa berpendapat, bahwa lahirnya HAM
dimulai dengan lahirnya Magna Charta pada tahun 1215 M di Inggris. Magna Charta antara lain
mencanangkan bahwa raja yang tadinya memiliki kekuasaan absolute ( raja yang menciptakan
hukum, tetapi ia sendiri tidak terikat pada hukum), menjadi dibatasi kekuasaannya dan mulai dapat
dimintai pertanggung jawabannya di muka hukum. Dari sinilah lahir doktrin raja tidak kebal hukum
lagi, dan mulai bertanggungjawab kepada hukum. Sejak saat itu mulai dipraktikan ketentuan bahwa
jika raja melanggar hukum harus diadili dan harus mempertanggung jawabkan kebijakan kepada
Parlemen. Dengan demikian, saat itu mulai dinyatakan bahwa raja terikat pada hukum dan
bertanggung jawab pada rakyat, walaupun kekuasaan membuat undang-undang pada saat itu lebih
banyak berada di tangannya.

Lahirnya magna charta diikuti dengan lahirnya Bill of Rights di Inggris pada tahun 1689. Pada saat itu
mulai ada adagium yang berintikan bahwa manusia sama di muka hukum. Adagium ini memperkuat
dorongan timbulnya demokrasi dan negara hukum. Pada prinsipnya, Bill of Rights ini melahirkan
persamaan. Perkembangan HAM selanjutnya ditandai dengan munculnya The American Declaration
of Independence yang lahir dari paham Rousseau dan Montesquieu. Selanjutnya pada tahun 1789
lahir pula The Declaration, dimana hak-hak lebih dirinci, dan kemudian melahirkan The Rule of law.

Dalam The French Decklaration, antara lain disebutkan tidak boleh ada penankapan dan penahanan
yang semena-mena, termasuk penangkapan tanpa alasan yang syah dan penahanan tanpa surat
perintah yang dikeluarkan oleh pejabat yang syah. Di samping itu dinyatakan juga adanya
presumption of innocence, artinya orang- orang yang ditangkap, kemudian dituduh dan ditahan,
berhak dinyatakan tidak bersalah, sampai ada keputusan Pengadilan yang berkekuatan hukum tetap
yang menyatakan ia bersalah. Dalam deklarasi ini juga di tegaskan freedom of expression, freedom
of religion, the right of property; dan hak-hak dasar lainnya. Semua hak-hak yang ada dalam
berbagai instrument HAM tersebut kemudian dijadikan dasar pemikiran untuk melahirkan rumusan
HAM yang bersifat universal, yang kemudian dikenal dengan The Universal Declaration of Human
Rights yang disyahkan oleh PBB pada tahun 1948.
b. Perbedaan Prinsip Antara Konsep HAM Dalam Islam dan Barat.

Ada perbedaan prinsip antara hak-hak asasi manusia dilihat dari sudut pandangan Barat dan Islam.
Hak asasi manusia menurut pemikiran Barat semata-mata bersifat antroposentris, artinya segala
sesuatu berpusat pada manusia. Dengan demikian, manusia sangat dipentingkan. Sebaliknya, hak-
hak asasi manusia dilihat dari sudut pandang Islam bersifat teosentris, artinya segala sesuatu
berpusat pada Tuhan. Dengan demikian, Tuhan sangat dipentingkan.

Pemikiran Barat menempatkan manusia pada posisi bahwa manusialah yang menjadi tolak ukur
segala sesuat. Dalam Islam, melalui firman Allah Swt. dinyatakan Allahlah yang menjadi tolak ukur
sgala sesuatu, sedangkan manusia adalah ciptaan Allah untuk mengabdi kepada-Nya. Di sinilah letak
perbedaan yang fundamental antara hak-hak asasi manusia menurut pola pemikiran Barat dengan
hak-hak asasi manusia menurut pola ajaran Islam. Makna teosentris bagi orang Islam adalah
manusia pertama-tama harus meyakini ajaran pokok Islam yang dirumuskan dalam dua kalimat
syahadat, yakni pengakuan tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad Saw adalah utusan Allah.
Barulah setelah itu manusia melakukan perbuatan- perbuatan yang baik, menurut isi keyakinan itu (
Mohammad Daud Ali, 1995:304).

Dalam konsep Islam, seseorang hanya mempunyai kewajiban-kewajiban atau tugas-tugas kepada
Allah karena ia harus mematuhi hukum-Nya. Menurut ajaran Islam, manusia mengakui hak-hak dari
manusia lain, karena hal ini merupakan sebuah kewajiban yang dibebankan oleh hukum agama
untuk mematuhi Allah ( A.K. Brohi,1982:204). Oleh karena itu, hak asasi manusia dalam Islam tidak
semata-mata menekankan kepada hak asasi manusia saja, akan tetapi hak-hak itu dilandasi
kewajiban asasi manusia untuk mengabdi kepada Allah Swt sebagai penciptanya.

Menurut pandangan Islam, konsep HAM bukanlah hasil revokusi dari pemikiran manusia, namun
merupakan hasil dari wahyu Ilahi yang telah diturunkan melalui para nabi dan rasul dari sejak
permulaan eksistensi umat manusia di atas bumi. Menurut ajaran Islam, manusia diciptakan oleh
Allah hanya untuk mengabdi kepada Allah dengan tegas dinyatakan-Nya dalam QS. Al-Dzariyat ayat
56 :

Artinya: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.

Oleh karena itu, manusia mempunyai kewajiban untuk mengikuti ketentuan-ketentuan yang di
ciptakan oleh Allah Swt.

Aspek khas dalam konsep HAM Islami adalah tidak adanya orang lain yang dapat memaafkan
pelanggaran hak-hak jika pelanggaran itu terjadi atas seorang yang harus dipenuhi haknya. Bahkan
suatu negara islam pun tidak dapat memaafkan pelanggaran HAM tersebut dan harus memberikan
sanksi kecuali bila pihak yang dilanggar HAM-nya memaafkan pihak yang melanggar tersebut.

Apabila prinsip-prinsip Human right yang terdapat dalam Universal Declaration of Human Rights
dibandingkan dengan HAM yang terdapat dalam ajaran Islam, maka dalam Al-Quran dan As-Sunnah
yaitu antara lain prinsip-prinsip human right berikut :
a. Prinsip Martabat Manusia

Dalam Al-Quran manusia mempunyai kedudukan atau martabat yag tinggi. Kemudian martabat
yang dimiliki manusia itu sama sekali tidak ada pada makhluk lain. Martabat tinggi yang telah
dianugerahkan Allah kepada manusia,pada hakikatnya merupakan fitrah yang tidak dipisahkan dari
diri manusia. Penjelasan ini dapat kita temukan dalam QS. Al-Isra ayat 33 dan 70 atau QS Al-
Maidah ayat 32 dan lain-lain :

Surah Al-Isra ayat 33 :

Artinya : Dan janganlah kamu membunuh orang yang diharamkan Allah (membunuhnya), kecuali
dengan suatu (alasan) yang benar. Dan barang siapa dibunuh secara zalim, maka sungguh, Kami
telah memberi kekuasaan kepada wali(ahli waris)nya, tetapi janganlah walinya itu melampaui batas
dalam pembunuha]. Sesungguhnya dia adalah orang yang mendapat pertolongan.

Surah Al-Isra ayat 70 :

Artinya : Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu adam, dan Kami angkut mereka di
daratan dan di laut, dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di
atas banyak makhluk dan Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna.

Prinsip-prinsip Al-Quran yang telah menempatkan manusia pada martabat yang tinggi dan
mulia dapat dibandingkan dengan prinsip-prinsip yang digariskan dalam Universal Declaration of
Human Rights, antara lain terdapat dalam Pasal 1 (Semua orang dilahirkan merdeka dan mempunyai
martabat dan hak-hak yang sama. Mereka dikaruniai akal dan budi dan hendaknya bergaul satu
sama lain dalam persaudaraan) dan Pasal 3 (Setiap orang berhak atas kehidupan, kemerdekaan, dan
keselamatan orang).

b. Prinsip Persamaan

Pada dasarnya semua manusia sama,karena semuanya adalah hamba Allah. Hanya satu criteria
(ukuran) yang dapat membuat seseorang lebih tinggi derajatnya dari yang lain, yakni ketakwaannya.
Hal ini diterangkan dalam QS. Al-Hujarat ayat 13 :

Artinya : Wahai manusia! Sungguh, kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan, kemudian kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling
mengenal. Sungguh, paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah ialah orang yang paling
bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti.

Prinsip persamaan ini dalam Universal Declaration of Human Rights Pasal 6 (Setiap orang berhak atas
pengakuan sebagai manusia pribadi di hadapan UU dimannapun ia berada) dan pasal 7 (Semua
orang sama dihadapan UU dan berhak atas perlindungan yang sama)

c. Prinsip Kebebasan Menyatakan Pendapat

Al-Quran memerintahkan kepada manusia agar berani menggunakan akal pikiran mereka terutama
untuk menyatakan pendapat mereka yang benanr. Perintah ini secara khusus ditujukan kepada
manusia yang beriman agar berani menyatakan kebenaran. Ajaran Islam sangat menghargai akal
pikiran, oleh karena itu, setiap manusia sesuai dengan martabat dan fitrahhnya sebagai makhluk
yang berpikir mempunyai hak untuk menyatakan pendapat dengan bebas, asal tidak bertentangan
dengan prinsip-prinsip Islam dan dapat dipertanggung jawabkan. Hak untuk menyatakan pendapat
dengan bebas dinyatakan dalam Universal Declaration of Human Rights pasal 19 (Setiap orang
berhak atas kebebasan berpendapat dan menyatakan pendapat; hak ini mencakup kebebasan untuk
berpegang teguh pada suatu pendapat tanpa ada intervensi, dan untuk mencari, menerima dan
menyampaikan informasi dan buah pikiran melalui media apa saja dan tanpa memandang batas-
batas wilayah).

d. Prinsip Kebebasan Beragama

Prinsip kebebasan beragama ini dengan jelas disebutkan dalam QS. Al-Baqarah ayat 256 :

Artinya : Tidak ada pemaksaan untuk ( memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan
yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barang siapa inkar kepada Thaghut dan beriman
kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak
akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Prinsip ini mengandung makna bahwa manusia sepenuhnyya mempunyai kebebasan untuk
menganut suatu keyakinan atau kaidah agama yyangg disenanginya. Ayat lain yang berkenaaan
dengan prinsip kebebasan beragama terdapat dalam QS. Qaaf ayat 45.

Artinya : Kami telah mengetahui tentang apa yang mereka katakana, dan kamu sekali-kali bukanlah
seorang pemaksa terhadap mereka. Maka beril peringatanlah dengan Al-Quran yang takut kepada
ancaman-Ku.

Dari ayat tersebut dapat disimpulakan bahwa agama Islam sangat menjunjung tinggi kebebasan
beragama . Hal ini sejalan dengan pasal 18 dari Universal Declaration of Human Rights, yang
berbunyi : Setiap orang berhak atas kemerdekaan berpikir, berkeyakinan dan beragama; hak ini
mencakup kebebasan untuk berganti agama atau kepercayaan, dan kebebasan untuk menjalankan
agama atau kepercayaannya dalam kegiatan pengajaran, peribadatan, pemujaan dan ketaatan, baik
sendiri maupun bersama-sama dengan orang lain, di muka umum maupun secara pribadi.

e. Prinsip Hak Atas Jaminan Sosial

Di dalam Al-Quran banyak dijumpai ayat-ayat yang menjamin tingkat dan kualitas hidup minimum
bagi seluruh masyarakat. Ajaran tersebut antara lain adalah kehidupan fakir miskin harus
diperhatikan oleh masyarakat, terutama oleh masyarakat yang punya (QS. Az-Zariyat ayat 19, QS. Al-
Maarij ayat 24); kekayaan tidak boleh dinikmati dan hanya berputar diantara orang-orang kaya saja
( QS. Al-Humazah ayat 2 ); jaminan social itu harus diberikan ,sekurang-kurangnya kepada mereka
yang disebut dalam Al-Quran sebagai pihak-pihak yang berhak atas jaminan social ( QS. Al-Baqarah
ayat 273 dan QS. At-Taubah ayat 60).

Surah Az-Zariyat ayat 19 :

Artinya : Dan pada harta benda mereka ada hak orang miskin yang meminta dan orang miskin yang
tidak meminta.

Surah Al-Maarij ayat 24 :

Artinya : dan orang-orang yang dalam hartanya disiapkan bagian tertentu,

Surah Al-Humazah ayat 2 :

Artinya : yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya,

Surah Al-Baqarah ayat 273 :

Artinya : (Berinfaqlah) kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di jalan Allah; mereka
tidak dapat (berusaha) di bumi; orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya karena
memelihara diri dari minta-minta. Kamu kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak
meminta kepada orang secara mendesak. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di
jalan Allah), maka sesungguhnya Allah Maha Mengatahui.

Dalam Al-Quran juga disebutkan dengan jelas perintah bagi umat Islam untuk melaksankan zakat
kepada pihak-pihak yang memerlukannya. Tujuan zakat itu antara lain : untuk melenyapkan
kemiskinan dan menciptakan pemerataan pendapat bagi segenap anggota masyarakat. Apabila
jaminan social dalam Al-Quran diperhatikan, jelas sesuai dengan pasal 22 dari Universal Declaration
of Human Rights, yang bunyinya : Setiap orang sebagai anggota masyarakat berhak atas jaminan
sosial dan terwujudnya hak-hak ekonomi, sosial dan budaya yang sangat diperlukan untuk martabat
dan perkembangan kepribadiannya dengan bebas, melalui usaha-usaha nasional maupun kerjasama
internasional, dan sesuai dengan pengaturan dan sumber daya yang ada pada setiap negara .

f. Prinsip Hak Atas Harta Benda

Dalam hukum Islam, hak milik seseorang sangat dijunjung tinggi . sesuai dengan harkat dan
martabat, jaminan dan perlindungan terhadap milik seseorang merupakan kewajiban penguasa.
Oleh karena itu, siapapun juga bahkan penguasa sekalipun, tidak diperbolehkan merampas hak milik
orang lain, kecuali untuk kepentingan umum, menurut tata cara yang telah ditentukan terlebih
dahulu ( Mohammad Daud Ali, 1995: 316). Hal ini sesuai dengan pasal 17 dari Universal Declaration
of Human Rights, yang berbunyi (1) setiap orang berhak mempunyai hak milik, baik sendiri maupun
bersama dengan orang lain; (2) tidak seorangpun hak miliknya boleh dirampas dengan sewenang-
wenang.

Dalam rangka memperingati abad ke-15 H, pada tanggal 12 Dzulkaidah atau 19 September 1981
para ahli hukum Islam mengemukakan Universal Islamic Declaration of Human Rights yang
diangkat dari Alquran dan Sunnah Rasulullah Saw. Pernyataan HAM menurut ajaran islam ini terdiri
XXIII bab dan 63 pasal yang meliputi seluruh aspek hidup dan kehidupan manusia. Beberapa hal
pokok itu disebutkan dalam deklarasi tersebut antar lain adalah (1) hak untuk hidup; (2) hak untuk
mendapatkan kebebasan;(3) hak atas persamaan; (4) hak untuk mendapat keadilan; (5) hak untuk
mendapatkan perlindungan terhadap penyalahgunaan kekuasaan; (6) hak untuk mendapat
perlindungan dari penyiksaan; (7) hak untuk mendapat perlindungan atas kehormatan dan nama
baik; (8) hak untuk kebebasan berfikir dan berbicara; (9) hak untuk bebas memilih agama; (10) hak
untk bebas berkumpul dan berorganisasi; (11) hak untuk mengatur tata kehidupan ekonomi; (12)
hhak atas jaminan social; (13) hak untuk bebas mempunyai keluarga dan segala sesuatu yang
berkaitan dengannya; (14) hak-hak bagi wanita dalam kehidupan rumah tangga; (15) hak untuk
mendapatkan pendidikan; dan lain sebagainya.

4. Konstribusi Umat Islam Dalam Perumusan dan Penegakan Hukum

Konstribusi Umat Islam dalam perumusan dan penegakan hukum di Indonesia tampak jelas setelah
Indonesia merdeka.sebagai hukum yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat, hukum Islam
telah menjadi bagian dari kehidupan bangsa Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Penelitian
yang dilakukan secara nasional oleh Universitas Indonesia dan BHPN (1977/1978) menunjukkan
dengan jelas kecenderungan umat Islam Indonesia untuk kembali ke identitas dirinya sebagai muslim
dengan mentaati dan melaksanakan hukum Islam. Kecenderungan ini setelah tahun 60 diwujudkan
dalam bentuk kewajiban menyelenggarakan Pendidikan Agama Islam di sekolah-sekolah dibawah
naungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan ( sekarang Depertemen Pendidikan Nasional).

Realita kehidupan beragama di Indonesia lainnya adalah maraknya kehidupan beragama Islam di
seluruh dunia. Selain dari itu, perkembangan hukum Islam di Indonesia ditunjang pula oleh sikap
pemerintah terhadap hukum agama ( hukum Islam) yang dipergunakan sebagai sarana atau alat
untuk memperlanjar pelaksanaan kebijakan pemerintah. Setelah Indonesia merdeka, muncul
pemikiran hukum Islam terkemuka di Indoensia, seperti Hazairin dan TM. Hasbi ash-Shiddieqy,
mereka berbicara tentang pengembangan dan pembaharuan hukum Islam bidang muamalah di
Indonesia. Hasbi misalnya menghendaki fikih Islam dengan pembentukan fikih Indonesia ( 1962),
Syarifudin Prawiranegara ( 1967 ) mengemukakan idenya pengembangan sistem ekonomi Islam yang
diatur menurut hukum Islam. Gagasan ini kemudian melahirkan bank Islam dalam bentuk Bank
Muamalat.

Kesimpulan :

Hukum Islam adalah hukum yang bersumber dan menjadi bagian dari agama Islam. Karena, hukum
Islam bersumber dari Al-Quran dan As-Sunnah dan akal pikiran atau Al-rayu sebagai sumber
tambahan dan pengembangan. Adapun tujuan hukum Islam secara umum adalah untuk mencegah
kerusakan pada manusia dan mendatangkan kemaslahatan bagi mereka, mengarahkan mereka pada
kebenaran untuk mencapai kebahagiaan hidup manusia di dunia ini dan di akhirat kelak, dengan
jalan mengambil segala yang bermanfaat dan mencegah atau menolak yang mudharat, yakni yang
tidak berguna bagi hidup dan kehidupan manusia.Sedangkan, peranan hukum Islam dalam
kehidupan masyarakat yaitu : sebagai fungsi ibadah,fungsi amal maruf nahi munkar, fungsi Zawajir,
dan fungsi Tandhim wal Islah al- Ummah. Tidak hanya hukum Barat saja yang memiliki prinsip
tentang HAM tetapi dalam ajaran Islam juga memiliki prinsip-prinsip HAM yang bersumber dari Al-
Quran dan As-Sunnah, prinsip-prinsip itu adalah prinsip martabat manusia, prinsip persamaan,
prinsip kebebasan dan menyatakan pendapat, prinsip kebebasan beragama, prinsip hak atas jaminan
sosial dan prinsip hak atas harta benda.

Anda mungkin juga menyukai

  • Teori Microsoft Project
    Teori Microsoft Project
    Dokumen3 halaman
    Teori Microsoft Project
    Muhammad Rifaldi Mustamin
    Belum ada peringkat
  • Pasolle
    Pasolle
    Dokumen3 halaman
    Pasolle
    Muhammad Rifaldi Mustamin
    Belum ada peringkat
  • Weewewwe
    Weewewwe
    Dokumen3 halaman
    Weewewwe
    Muhammad Rifaldi Mustamin
    Belum ada peringkat
  • 02 Harga Satuan Upah PDF
    02 Harga Satuan Upah PDF
    Dokumen12 halaman
    02 Harga Satuan Upah PDF
    Piia Auliya Fitria
    100% (1)
  • QWQQ
    QWQQ
    Dokumen3 halaman
    QWQQ
    Muhammad Rifaldi Mustamin
    Belum ada peringkat
  • OPTIMASI PROYEK
    OPTIMASI PROYEK
    Dokumen21 halaman
    OPTIMASI PROYEK
    Muchtar Sufaat
    Belum ada peringkat
  • Adakah Bang
    Adakah Bang
    Dokumen1 halaman
    Adakah Bang
    Muhammad Rifaldi Mustamin
    Belum ada peringkat
  • Adakah Bang
    Adakah Bang
    Dokumen3 halaman
    Adakah Bang
    Muhammad Rifaldi Mustamin
    Belum ada peringkat
  • Adakah Bang
    Adakah Bang
    Dokumen3 halaman
    Adakah Bang
    Muhammad Rifaldi Mustamin
    Belum ada peringkat
  • Matriks
    Matriks
    Dokumen17 halaman
    Matriks
    AndiNastitiRusman
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar
    Muhammad Rifaldi Mustamin
    Belum ada peringkat
  • SAMPUL
    SAMPUL
    Dokumen1 halaman
    SAMPUL
    Muhammad Rifaldi Mustamin
    Belum ada peringkat
  • OPTIMASI PROYEK
    OPTIMASI PROYEK
    Dokumen21 halaman
    OPTIMASI PROYEK
    Muchtar Sufaat
    Belum ada peringkat
  • SAMPUL
    SAMPUL
    Dokumen1 halaman
    SAMPUL
    Muhammad Rifaldi Mustamin
    Belum ada peringkat
  • KOORDINAT
    KOORDINAT
    Dokumen21 halaman
    KOORDINAT
    Muhammad Rifaldi Mustamin
    Belum ada peringkat
  • Penjelasan Larangan Perkawinan
    Penjelasan Larangan Perkawinan
    Dokumen5 halaman
    Penjelasan Larangan Perkawinan
    Muhammad Rifaldi Mustamin
    Belum ada peringkat
  • WWWWWWWW
    WWWWWWWW
    Dokumen2 halaman
    WWWWWWWW
    Muhammad Rifaldi Mustamin
    Belum ada peringkat
  • Sandy Abrianto (1a d4) 41216025
    Sandy Abrianto (1a d4) 41216025
    Dokumen27 halaman
    Sandy Abrianto (1a d4) 41216025
    Muhammad Rifaldi Mustamin
    Belum ada peringkat
  • Hakikat Manusia Menurut Islam
    Hakikat Manusia Menurut Islam
    Dokumen3 halaman
    Hakikat Manusia Menurut Islam
    muhammad ramdhany
    Belum ada peringkat
  • Format Tugas Alat Berat
    Format Tugas Alat Berat
    Dokumen29 halaman
    Format Tugas Alat Berat
    Muhammad Rifaldi Mustamin
    Belum ada peringkat
  • Format Tugas Alat Berat
    Format Tugas Alat Berat
    Dokumen29 halaman
    Format Tugas Alat Berat
    Muhammad Rifaldi Mustamin
    Belum ada peringkat
  • Hard
    Hard
    Dokumen8 halaman
    Hard
    Muhammad Rifaldi Mustamin
    Belum ada peringkat
  • Pandu An Adm Keu
    Pandu An Adm Keu
    Dokumen50 halaman
    Pandu An Adm Keu
    Alifuru
    Belum ada peringkat
  • Laporan IUT Kontur Grid
    Laporan IUT Kontur Grid
    Dokumen27 halaman
    Laporan IUT Kontur Grid
    Yuda Adha
    Belum ada peringkat
  • Format Laporan Refi
    Format Laporan Refi
    Dokumen1 halaman
    Format Laporan Refi
    Muhammad Rifaldi Mustamin
    Belum ada peringkat
  • Sugiri Iut
    Sugiri Iut
    Dokumen27 halaman
    Sugiri Iut
    Muhammad Rifaldi Mustamin
    Belum ada peringkat
  • Kuliah Perencanaan Bangunan Sipil - Bendungan
    Kuliah Perencanaan Bangunan Sipil - Bendungan
    Dokumen170 halaman
    Kuliah Perencanaan Bangunan Sipil - Bendungan
    WinaYulistiawati
    100% (2)
  • Sandy Abrianto (1a d4) 41216025
    Sandy Abrianto (1a d4) 41216025
    Dokumen27 halaman
    Sandy Abrianto (1a d4) 41216025
    Muhammad Rifaldi Mustamin
    Belum ada peringkat
  • Harga Satuan SNI Bantul 2017
    Harga Satuan SNI Bantul 2017
    Dokumen47 halaman
    Harga Satuan SNI Bantul 2017
    Maest Kanoji
    Belum ada peringkat
  • Biaya Konstruksi Rumah Makassar 2012
    Biaya Konstruksi Rumah Makassar 2012
    Dokumen61 halaman
    Biaya Konstruksi Rumah Makassar 2012
    Muhammad Rifaldi Mustamin
    Belum ada peringkat