PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahai apa yang dimaksud dengan pemungutan suara
2. Untuk mengetahui Fokto-foktor apa yang mempengaruhi pemungutan suara
3. Untuk mengetahui Teori-teori pemungutan suara
BAB II
PEMBAHASAN
Contohnya, pemerintah akan membangun dam dan diputuskan bahwa setiap orang harus ikut
menanggung biaya pembangunan dam tersebut sebesar Rp. 5.000.000,00. Dalam jumlah yang
sama, masing-masing membayar Rp. 5.000,00. Misalkan jumlah pemilih sebanyak 1000 orang
terdiri dari 500 orang pedagang. Pemungutan suara dilakukan dengan cara mayoritas sederhana
dengan hasil 501 orang setuju dan 499 orang tidak setuju sehingga dam tersebut akan didirikan
karena hasil pemungutan suara mengatakan pihak yang setuju lebih banyak dari pada pihak yang
tidak setuju walaupun perbedaan suara hanya satu orang. Wicksell mengatakan bahwa cara ini
tidak efisien oleh karena 499 orang juga harus menanggung biaya dam walaupun mereka tidak
menginginkan adanya biaya dam tersebut. Jadi para petani yang berkepentingan dengan adanya
dam untuk mengairi sawah akan mendukung rencana pembangunan dan pembiayaan dam,
sedangkan para pedagang yang tidak berkepentingan dengan adanya dam harus ikut menanggung
biaya pembuatan dam tersebut.
30
28
-2
Dari tabel tersebut dilihat bahwa adil, Bei, dan Surya harus membayar Rp. 30,00 untuk
membangun suatu proyek, sedangkan hanya Adil dan Bei yang menerima manfaat neto yang
positif sehingga mereka menyetujui pembangunan proyek tersebut. Sebaliknya, Surya karena
menerima manfaat neto yang negative tidak menyetujui pembangunan proyek, tetapi karena hanya
dia sendiri yang tidak setuju maka proyek tersebut akan dilaksanakan. Proyek tersebut hanya
memberikan manfaat neto bagi yang tidak setuju sebesar -8, sehingga yang memperoleh manfaat
tidak disetujui oleh satu orang saja, maka proyek tersebut akan dilaksanakan dan Surya terpaksa
membayar dan menikmati proyek tersebut.
Tabel dibawah menunjukkan satu contoh, dimana masyarakat terdiri dari 3 orang pemilih yang
harus menentukan pilihan mereka atas 3 jenis proyek pemerintah, yaitu untuk peningkatan
keamanan dengan menambah jumlah polisi (P); untuk membangun jalan (J); dan untuk membuat
Dam (D). Sistem pemungutan suara dilakukan dengan cara mayoritas sederhana dan hasil
pemungutan suara adalah sebagaimana ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 2.2
Pilihan pemilih terhadap tiga jenis kegiatan
Pemilih
Pilihan
I
II
III
Adil (A)
Polisi
Jalan
Dam
Bei (B)
Jalan
Dam
Polisi
Surya (S)
Dam
Polisi
Jalan
Misalkan proyek D dihapuskan, sehingga Adil, Bei dan Surya dihadapkan pada dua pilihan saja,
yaitu pembuatan jalan (J) dan jasa polisi (P) seperti ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 2.3
Proyek dam dihapuskan
Pemilih
Pilihan
P
J
Adil
V
-
Bei
-
V
Surya
V
-
Hasil
2
1
Misalkan selanjutnya bahwa sekarang (P) yang dihapuskan sehingga individu A, B dan S
menghadapi dua pilihan, yaitu J dan D. Hasil pemilihan adalah seperti yang disajikan pada tabel
berikut:
Tabel 2.4
Proyek polisi di hapuskan
Pemilih
Pilihan
J
D
Adil
V
-
Bei
V
-
Surya
-
V
Hasil
2
1
Selanjutnya, apabila pilihan (J) dihapuskan sehingga A, B dan S hanya menghadapi pilihan P dan
D, dari Tabel 2.5 dapat dilihat bahwa pilihan P hanya mendapat satu suara dan pilihan D mendapat
dua suara.
Tabel 2.5
Proyek jalan di hapuskan
Pemilih
Pilihan
P
D
Adil
V
-
Bei
-
V
Surya
-
V
Hasil
1
2
Dari tabel 2.3, 2.4, 2.5 dapat kita lihat adanya ketidakkonsistenan atas proyek pemerintah yang
dipilih. Proyek yang dipilih mengalami perubahan dengan hapusnya satu jenis proyek sehingga
keadaan tersebut melanggar syarat ketiga yang dikemukakan oleh Arrow. Dalam hal ini kita
dapatkan bahwa proyek P lebih disukai daripada proyek J; proyek J lebih disukai dari pada proyek
D, akan tetapi proyek lebih disukai dari proyek P yang berarti melanggar syarat Arrow yang
pertama.
Jadi Arrow menunjukkan bahwa pemilihan dengan system mayoritas sederhana mungkin
memberikan hasil yang tidak rasional sehingga akibatnya tidak ada satu pun proyek yang
diunggulkan dan tidak dapat diputuskan proyek mana yang akan dilaksanakan. Pemungutan suara
secara meyoritas sederhana dapat sesuai dengan keinginan pemilih hanya pada keadaaan tertentu
saja, seperti ditunjukkan pada Tabel 2.6.
Tabel 2.6
Hasil pemilihan tiga jenis kegiatan
Pemilih
Pilihan
I
II
III
Adil
J
D
P
Bei
P
D
J
Surya
D
P
J
Dari tabel tersebut dapat kita lihat bahwa apabila pilihan P (Polisi) dihilangka, Adil lebih suka
akan proyek J (Jalan) daripada D (Dam), sedangkan Bei dan Surya lebih suka akan proyek D
(Dam) daripada J (Jalan). Jadi proyek D lebih disukai daripada proyek J. Kalau pilihan proyek D
dihilangkan maka 2 orang memilih proyek P sedangkan 1 orang (Adil) memilih proyek J. Berarti
lebih banyak orang yang menyukai proyek P daripada proyek J. Kalau pilihan proyek J yang
dihilangkan maka 2 orang (Bei dan Surya) mimilih proyek P dan Adil mimilih proyek D. Jadi
disini kita dapatkn suatu keadaan dimana proyek P lebih disukai daripada proyek D; proyek D
lebih disukai daripada proyek J, dan proyek P lebih disukai daripada proyek J. Pilihan tiga orang
tersebut konsisten dan mencerminkan urutan kesukaan masyarakat akan ketiga pilihan proyek.
Tabel pilihan berdasarkan pilihan ganda, menunjukkan hasil pilihan berdasarkan pilihan ganda ,
Andi sangat menyukai Jalan Raya dan mempunyai nilai 1 sedangkan David dan Tom tidak
menyukainya sehingga memberi nilai 3. Dari nilai ketiga orang tersebut terlihat bahwa proyek
pembangunan Dam memperoleh nilai terkecil (5) sehingga proyek tersebutlah yang menang.
Sebaliknya proyek pembuatan jalan raya memperoleh nilai terbesar (7) sehingga menjadi proyek
yang kalah.