Nim : 1313210028
Ratusan ibu rumah tangga dan anak-anak mereka melakukan sebuah demi di luar gedung
kantor walikota depok pada hari rabu tentang implementasi dari administrasi program jaminan
kesehatan (Jamkesda) yang mana mereka merasa tidak adilnya penyaluran jamkesda tersebut.
Para penduduk, selaku bagian dari DKR depok mengatakan bahwa lebih kurang 180.000
penduduk miskin belum menerima kartu jamkesda mereka yang akan memberikan mereka
pelayanan kesehatan gratis dibeberapa rumah sakit dan klinik baik itu milik pemerintah ataupun
pribadi.
Mereka mengatakan sejak program tersebut diluncurkan sejak tahun lalu, individu
tersebut yang berada pada daftar prioritas pembagian kartu adalah anggota dari program
Kesejahteraan keluarga (PKK) yang mana di ketuai oleh istri wali kota.
kami menginginkan wali kota Nur Mahmudi Ismail untuk meluruskan berbagai hal dan tidak
membiarkan masalah ini tidak terselesaikan. Kami adalah penduduk dan kami sadar dengan hak-
hak kami, kata Maryani, penduduk sawangan, yang ikut melakukan demo bersama dengan
Para pendemo kembali kacau saat polisi mendorong pendemo yang mencoba memanjat
gerbang dan mengunci gerbang kantor walikota yang ada di Jl. Margonda Raya. Tidak ada
tetapi tidak pernah menerima kartu Jamkesdanya. Sebagai istri dari seorang pekerja clining
service, dia mengatakan bahwa keluarganya tidak mampu membiayai biaya pengobatan.
Kami tidak mengerti bagaimana caranya mendaftar pada kartu tersebut. Kami biasanya
pergi ke Puskesmas jika kami sakit, tapi ketika dokter mengatakan bahwa kami harus kerumah
sakit untuk pengobatan selanjutnya, kami memilih untuk tinggal dirumah karena kami tidak
Koordinator DKR Depok Roy Pangharapan mengatakan bahwa akses yang sulit yang
dihadapi oleh penduduk miskin disebabkan karena terbatasnya anggaran yang dialokasikan oleh
Tahun ini, katanya, pengelola hanya memberikan Rp. 18 Triliun (1.8 Milliar Dolar) untuk
program kesehatan keluar dari total anggaran Rp. 1.7 Triliun. Angka tersebut telah berkurang
dibandingkan anggaran yang dialokasikan pada program tahun lalu, yang berjumlah Rp. 29
Triliun.
mengalokasikan 10 persen dari anggaran untuk program kesehatan. Depok seudah memiliki
anggaran Rp. 170 triliun hanya untuk program kesehatan, Kata Roy.
Direktur Rumah Sakit Umum Depok Lies Karmawati mengakui bahwa rumah sakit tidak
menyediakan layanan untuk pemegang kartu Jamkesda disebabkan terbatasnya fasilitas. Rumah
sakit hanya memiliki 36 ruang pasien dan tidak dilengkapi dengan fasilitas ICU.
kami telah menerima Rp. 9 Triliun dari anggaran tahun ini untuk memperluas rumah
sakit. Kami akan menambah 80 kamar, 60 diantaranya akan di dedikasikan untuk layanan kelas
III yang di biayai oleh Jamkesda. Kami sudah meminta bantuan dari kementrian kesehatan untuk