SIKLUS KALIUM
Disusun Oleh :
1. Annisa Nur Hidayati (1525010200/D25)
2. M. Iqbal Tawakkal S (1525010216/D25)
3. Angga Dwi Pradana (1525010233/D25)
4. Diana Septiawati (1525010229/D25)
Proses pertama :
Siklus kalium di mulai ketika kalium tertambat atau kalium yang terdapat di tanah yg
berdasarkan hasil penelitian bahwa kerak bumi memiliki kndungan kalium sebesar 2,6 %
kemudian mengalami pelapukan dan berubah menjadi ion K atau di sebut Kalium tersedia.
Proses kedua ada dua kemungkinan :
1. setelah itu ion K akan di absorbsi oleh tanaman yang akan membantu proses fisiologi
tanaman seperti fotosintesis atau respirasi sehingga akan mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. jika ada salah satu bagian tanaman gugur atau mati maka akan
menjadi humus lalu di uraikan oleh mikroba sehingga ion kalium akan kembali ke tanah.
2. kalium tersedia akan di gunakan oleh mikroba dan di uraikan kembali ke dalam tanah.
Proses ke tiga :
Tanaman akan di makan oleh hewan, kemudian hewan mengeluarkan kotoran yang
akan menjadi humus lalu di uraikan kembali oleh mikroba sehingga ion kalium akan kembali
ke tanah atau hewan tersebut mati sehingga ion kalium juga akan kembali ke dalam tanah
Setelah melihat skema kenapa K-tersedia terdapat tanda panah menuju laut ?
karena unsur kalium pun terdapat di dalam air laut meskipun jumlahnya sedikit,, tetapi
di endapan batuan di dasar laut jumalah kalium lebih banyak dari pada di air laut. jadi kalium
ini bisa saja di absorbsi oleh hewan laut atau organisme laut lainnya ke dalam sel- sel tubuhnya,
setelah hewan atau organisme tersebut mati maka akan menyatu dengan batuan-batuan di dasar
laut bersama kalium yang mereka kandung di dalam tubuhnya.
Mobilitas K
Unsur K sangat lincah dalam tubuh tanaman, mudah dipindahkan dari daun tua ke bagian
titik tumbuh. Gejala kekahatan: klorosis/nekrosis ujung dan tepi daun, dimulai dari daun tua
atau bagian bawah tanaman (jika disebabkan kegaraman, maka gejala tepi terbakar dimulai
pada daun muda), pada legum: muncul becak putih atau nekrosis pada tepi daun, sering jumbuh
dengan bekas gigitan serangga, tanaman rebah, tidak tahan kekeringan, rentan terhadap
serangan penyakit dan serangga. Jika K berlebihan tidak secara langsung meracuni tanaman.
Kadar K dalam tanah yang tinggi dapat menghambat penyerapan kation yang lain (antagonis)
dapat mengakibatkan kekahatan Mg dan Ca. K dapat mengatasi gangguan karena kelebihan
N yang merangsang pertumbuhan vegetatif, tanaman menjadi sukulen (basah), mudah rebah
dan rentan terhadap serangan penyakit/serangga, sedangkan K memiliki pengaruh yang
sebaliknya.
Unsur K diserap dalam bentuk kation (K+). Konsumsi berlebihan: jika K+ terlarut
sangat tinggi, tanaman akan menyerap lebih banyak K dibanding yang diperlukan, ini
menyebabkan kelebihan (banyak sekali) K yang terangkut oleh panen, sehingga dapat
menyebabkan ketimpangan hara bagi ternak, yakni kekurangan Ca, Mg, Na.
Kadar K dalam larutan tanah umumnya 1-10 ppm, sedangkan rerata untuk tanah
pertanian adalah 4 ppm. K+ bergerak karena difusi dan aliran masa. K bergerak menuju akar
terutama oleh disfusi, pada kebanyakan tanah besarnya mencakup 90%. Jangkauan gerakan
K sangat terbatas, selama satu musim tanam hanya 1-4 mm. Gerakan K karena aliran masa
sangat penting pada tanah yang memiliki K tinggi, demikian juga K yang berasal dari pupuk
K yang diberikan, atau pada tanah dengan KPK yang rendah.
Sumber K
1. Bahan organik: sebagian besar K mudah terlindi dari seresah tanaman, pelepasan tersebut
tidak berkaitan dengan tingkat perombakan sebagaimana N atau P, hal ini disebabkan K
tidak menjadi komponen dalam struktur senyawa organik.
2. Rabuk, kompos dan biosolid: kebanyakan K dalam bentuk terlarut, sehingga segera
tersedia bagi tanaman
3. K tertukar: sebagai K+ dalam kompleks pertukaran, pertukaran merupakan reaksi dalam
tanah yang paling penting bagi K
4. K tidak tertukar : K+ pada posisi antar kisi dalam mineral lempung 2:1
5. Pelarutan mineral K: kebanyakan tanah memiliki kadar K total yang tinggi, K yang dimiliki
tersebut lebih banyak dibanding hara yang lain, sedangkan untuk tanah pasir secara alami
kandungan K memang rendah, sumber K adalah mineral feldspar dan mika, yang akan
tersedia dengan lambat, ini menjadi sumber K dalam jangka panjang, K tersedia merupakan
sebagian kecil saja dari K total
6. Pupuk K
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA