Anda di halaman 1dari 10

TUGAS KESUBURAN TANAH

SIKLUS KALIUM

Disusun Oleh :
1. Annisa Nur Hidayati (1525010200/D25)
2. M. Iqbal Tawakkal S (1525010216/D25)
3. Angga Dwi Pradana (1525010233/D25)
4. Diana Septiawati (1525010229/D25)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR
SURABAYA
2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kalium merupakan salah satu unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dalam
menjalankan kehidupan. Kalium berperan sebagai pengatur proses fisologis tanaman seperti
fotosintesis, yang merupakan proses bagi tanaman untuk menghasilkan energy. Selain itu
kalium berperan dalam membuka dan menutupnya stomata atau mulut daun yang juga
berpengaruh pada proses kelangsungan hidup tanaman. Kalium juga berperan dalam distribusi
air ke dalam jaringan dan sel tumbuhan. Selain itu, pada tanaman yang produknya
menghasilkan kadar karbohidrat yang tinggi, kalium berperan dalam proses akumulasi
karbohidrat , translokasi karbohidrat, dan transportasi karbohidrat.
Jadi secara garis besar, peranan kalium bagi tanaman adalah untuk membantu atau
memperlancar proses pertumbuhan tanaman. Baik dari segi pertumbuhan batang, daun,
maupun buah, kalium sangat berperan. Terutama bagi tanaman yang menghasilkan produk
atau buah yang mengandung karbohidrat tinggi. Dalam segi kekuatan tanaman, kalium juga
memiliki peranan penting, yaitu sebagai unsur yang mampu meningkatkan kekuatan tanaman,
baik secara fisik maupun dari dalam yaitu mengenai daya tahan tanaman terhadap hama dan
penyakit , dan baik sebelum maupun sesudah panen (Tarigan, 2003).
Unsur kalium dalam tanah berasal dari pelapukan senyawa persenyawaan mineral dan
garam-garam yang mengandung kalium. Kekurangan kalium dapat ditambahkan dengan cara
pemupukan. Pertambahan kalium dalam tanah berasal dari berbagai sumber antara lain, sisa-
sisa tanaman dan hewan, pupuk perdagangan, dan mineral-mineral kalium dan irigasi air.
1.2 Tujuan
1.2.1 Untuk mengetahui pentingnya unsur kalium pada tumbuhan.
1.2.2 Untuk mengetahui siklus Kalium pada tanaman di dalam tanah.
1.3 Rumusan Masalah
1.3.1 Apakah pentingnya unsur kalium pada tanaman?
1.3.2 Bagaimana siklus kalium pada tanaman di dalam tanah?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pentingnya Unsur Kalium pada Tumbuhan


Pertumbuhan normal bagi tanaman, diperlukan unsur tertentu. Unsur penting tersebut
harus dalam bentuk yang dapat digunakan tanaman, dan dalam konsentrasi optimum untuk
pertumbuhan suatu tanaman. Kalium merupakan unsur essensial dalam jumlah relatif besar.
Nitrogen dan posfor paling banyak mendapat perhatian waktu pupuk buatan untuk pertama
kali muncul di pasaran. Walaupun peranan kalium dalam unsur hara sudah lama diketahui,
tetapi arti pemupukan kalium diakui penuh baru pada tahun-tahun terakhir. Kalium asal
mensuplai kalium tersedia begitu banyak dalam tanah, sehingga baru sesudah ditanami
bertahun-tahun lamanya timbul kekurangan unsur tersebut yang cukup membahayakan
tanaman. Karena itu kebutuhan kalium tanah sangat meningkat, dan ditambah pula dengan
kehilangan besar karena pelindian.
Dengan terdapatnya cukup kalium dalam tanah banyak hubungannya dengan
pertumbuhan tanaman yang pada umumnya kuat dan lebat. Kalium menambah ketahanan
tanaman terhadap penyakit tertentu dan meningkatkan sistem perakaran. Kalium cenderung
menghalangi efek rebah tanaman dan melawan efek buruk yang disebabkan oleh terlalu banyak
nitrogen. Kalium bekerja berlawanan dengan pengaruh kematangan yang dipercepat oleh
posfor. Secara garis besar kalium memberikan efek keseimbangan, baik pada nitrogen maupun
pada posfor dan karena itu terutama penting dalam pupuk campuran. Kalium sangat penting
untuk pembentukan pati dan translokasi gula. Ia penting untuk pertumbuhan khlorofil,
meskipun ia tidak (seperti magnesium) memasuki susunan molekulnya unsur ini penting untuk
padi-padian dalam pembentukan butir. Persediaan kalium juga mutlak untuk perkembangan
umbi. Daun tanaman menderita kekurangan kalium, tepinya menjadi kering dan berwarna
kuning coklat sedang permukaannya mengalami klorotik tidak teratur. Sebagai akibat dari
kerusakan ini fotosintesa sangat terganggu dan sintesa pati boleh dikatakan menjadi berhenti.
Semua garam kalium yang digunakan sebagai pupuk larut dalam air dan karena itu dinilai
sebagai mudah ersedia. Tidak seperti garam nitrogen, kebanyakan pupuk kalium, walaupun
digunakan dalam jumlah besar, berpengaruh kecil atau tidak berpengaruh pada pH tanah. Pada
umumnya dalam tanah ada dua unsur hara tersedia, yaitu (1) unsur terikat dengan permukaan
koloida, dan (2) garam dalam larutan tanah.
[B] [/B]K ([B][I]Potassium[/I][/B]) dapat ditemukan dalam tanah, baik dalam bentuk-
bentuk organik dan dalam bentuk-bentuk silikat zeolit dan nonzeolit. Elemen ini ditambahkan
pada tanah dalam bentuk anorganik yang dapat larut, terutama garam-garam sulfat, khlorida-
khlorida dan fosfat-fosfat, dan dalam bentuk anorganik yang tidak dapat melarut dalam air
diketahui sebagai marl dan juga dalam bentuk rabuk-rabuk[B] kandang[/B] dan berbagai
residu tanaman. Kandungan K2O pada residu tanaman berkisar dari 0,5 % sampai 2,0 %.
Rabuk-rabuk yang baru berkandungan K2O sekitar 0,288 % sampai 0,504 %, konsentrasinya
dalam kandungan debu pada sel-sel bakteri adalah 4,0 % sampai 25,6 %, dan dalam hal ini
pada misellium cendawan adalah 8,7 % - 39,5 %.
Unsur K diserap dalam bentuk K+ dan banyak terkandung pada abu, seperti pada abu
daun teh yang muda mengandung 50 % K2O, pucuk tebu muda mengandung 60 70 % K2O.
Bila tanaman sama sekali tidak diberi K, maka asimilasi akan terhenti. Ubi kayu, kentang, tebu
nanas paling banyak memerlukan K2O di dalam tanah.
[B]Unsur hara[/B] K termasuk kedalam golongan yang mempunyai tingkat mobilitas
sangat tinggi, selain unsur N dan Na. Unsur hara dapat dikatakan mobil bila ia dapat
ditransformasikan atau disalurkan lagi dalam bagian tumbuhan, bila pada suatu saat ia telah
tersimpan dalam salah satu bagian tumbuhan dan pada bagian lain terjadi kekurangan unsur
hara tersebut.
Unsur K memiliki beberapa fungsi. Unsur K bukan merupakan unsur penyusun jaringan
tanaman, namun berperan dalam pembentukan pati, mengaktifkan enzim, pembukaan stomata
(mengatur pernapasan dan penguapan), proses fisiologis dalam tanaman, proses metabolik
dalam sel, mempengaruhi penyerapan unsur-unsur lain, mempertinggi daya tahan terhadap
kekeringan, penyakit selain itu juga berperan dalam perkembangan akar. Kegunaan unsur hara
K bagi tanaman yang lain adalah mengaktifkan kerja beberapa enzim asetik thiokinase,
aldolase, pirivat kinase, glutamilsistein sinterase, formil tetrahidrofolatsintetase, suksinil Co A
sintetase, induksi nitrat reduktase, sintesis tepung, ATP ase. Kalium juga memacu translokasi
karbohidrat dari daun ke organ tanaman yang lain, terutama organ tanaman penyimpan
karbohidrat, misalnya ubi. Disamping itu Kalium juga merupakan komponen penting di dalam
mekanisme pengaturan osmotik di dalam sel dan juga berpengaruh langsung terhadap tingkat
semipermiabilitas membran dan fosforilasi di dalam khloroplast. Ahli yang lain juga
menyebutkan bahwa peranan unsur K bagi tanaman sangat penting dalam setiap proses
melabolisme dalam tanaman yaitu dalam sintesis dari asam amino dan protein dari ion-ion
amonium, dalam proses fotosintesis, sebab apabila terjadi kekurangan kalium dalam daun,
maka kecepatan asimilasi karbondioksida (CO2) akan turun. Jadi K membantu pembentukan
protein dan karbohidrat, mengeraskan jerami dan bagian kayu dari tanaman, meningkatkan
resistensi terhadap penyakit dan kualitas buah-buahan.
2.2 Siklus Kalium pada Tanaman di dalam Tanah

Kerak bumi mempunyai kandungan kalium rata-rata sebesar 2,6 %.


Bahan induk dan tanah-tanah muda dapat dengan mudah berisi kalium sebesar 40.000 - 50.000
kg per hektar irisan alur.
Selama pelapukan, ion kalium K+ dilepaskan ke dalam larutan tanah.
Tanaman mengabsorbsi kalium sebagai K+ (terutama dalam larutan tanah) dengan sejumlah
kecil K+ terdapat dalam larutan tanah. Diatas beberapa ratus kilogram dalam irisan bajak
seluas 1 hektar terdapat pertukaran kation pada sebagian besar mineral tanah.
Suatu kesetimbangan juga terjadi diantara kalsium tertukar dan kalium terikat.
Fiksasi terjadi oleh perpindahan K+ dalam posisi kosong kisi-kisi Hydrous mika ketika K+
telah dipindahkan oleh pelapukan.
Pelapukan dimulai pada tepi partikel mineral dan kemudian masuk kedalam.
Sepanjang tepi tersebut diatas kalium terlapuk akan meninggalkan ruang kosong berupa kisi-
kisi. Sementara itu bagian dalam partikel tetap segar dan tidak terlapuk. Kalium sepanjang tepi
akan memindahkan penghubung kalium yang menahan lapisan kristal yang berdekatan
bersama lapisan-lapisan terpisah atau tersebar sepanjang tepi.

Gambar proses kalium

Proses siklus kalium :

Proses pertama :

Siklus kalium di mulai ketika kalium tertambat atau kalium yang terdapat di tanah yg
berdasarkan hasil penelitian bahwa kerak bumi memiliki kndungan kalium sebesar 2,6 %
kemudian mengalami pelapukan dan berubah menjadi ion K atau di sebut Kalium tersedia.
Proses kedua ada dua kemungkinan :

1. setelah itu ion K akan di absorbsi oleh tanaman yang akan membantu proses fisiologi
tanaman seperti fotosintesis atau respirasi sehingga akan mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. jika ada salah satu bagian tanaman gugur atau mati maka akan
menjadi humus lalu di uraikan oleh mikroba sehingga ion kalium akan kembali ke tanah.

2. kalium tersedia akan di gunakan oleh mikroba dan di uraikan kembali ke dalam tanah.

Proses ke tiga :

Tanaman akan di makan oleh hewan, kemudian hewan mengeluarkan kotoran yang
akan menjadi humus lalu di uraikan kembali oleh mikroba sehingga ion kalium akan kembali
ke tanah atau hewan tersebut mati sehingga ion kalium juga akan kembali ke dalam tanah

Setelah melihat skema kenapa K-tersedia terdapat tanda panah menuju laut ?

karena unsur kalium pun terdapat di dalam air laut meskipun jumlahnya sedikit,, tetapi
di endapan batuan di dasar laut jumalah kalium lebih banyak dari pada di air laut. jadi kalium
ini bisa saja di absorbsi oleh hewan laut atau organisme laut lainnya ke dalam sel- sel tubuhnya,
setelah hewan atau organisme tersebut mati maka akan menyatu dengan batuan-batuan di dasar
laut bersama kalium yang mereka kandung di dalam tubuhnya.

Mobilitas K
Unsur K sangat lincah dalam tubuh tanaman, mudah dipindahkan dari daun tua ke bagian
titik tumbuh. Gejala kekahatan: klorosis/nekrosis ujung dan tepi daun, dimulai dari daun tua
atau bagian bawah tanaman (jika disebabkan kegaraman, maka gejala tepi terbakar dimulai
pada daun muda), pada legum: muncul becak putih atau nekrosis pada tepi daun, sering jumbuh
dengan bekas gigitan serangga, tanaman rebah, tidak tahan kekeringan, rentan terhadap
serangan penyakit dan serangga. Jika K berlebihan tidak secara langsung meracuni tanaman.
Kadar K dalam tanah yang tinggi dapat menghambat penyerapan kation yang lain (antagonis)
dapat mengakibatkan kekahatan Mg dan Ca. K dapat mengatasi gangguan karena kelebihan
N yang merangsang pertumbuhan vegetatif, tanaman menjadi sukulen (basah), mudah rebah
dan rentan terhadap serangan penyakit/serangga, sedangkan K memiliki pengaruh yang
sebaliknya.

Bentuk K yang diserap tanaman

Unsur K diserap dalam bentuk kation (K+). Konsumsi berlebihan: jika K+ terlarut
sangat tinggi, tanaman akan menyerap lebih banyak K dibanding yang diperlukan, ini
menyebabkan kelebihan (banyak sekali) K yang terangkut oleh panen, sehingga dapat
menyebabkan ketimpangan hara bagi ternak, yakni kekurangan Ca, Mg, Na.

Gerakan K menuju akar

Kadar K dalam larutan tanah umumnya 1-10 ppm, sedangkan rerata untuk tanah
pertanian adalah 4 ppm. K+ bergerak karena difusi dan aliran masa. K bergerak menuju akar
terutama oleh disfusi, pada kebanyakan tanah besarnya mencakup 90%. Jangkauan gerakan
K sangat terbatas, selama satu musim tanam hanya 1-4 mm. Gerakan K karena aliran masa
sangat penting pada tanah yang memiliki K tinggi, demikian juga K yang berasal dari pupuk
K yang diberikan, atau pada tanah dengan KPK yang rendah.

Sumber K

1. Bahan organik: sebagian besar K mudah terlindi dari seresah tanaman, pelepasan tersebut
tidak berkaitan dengan tingkat perombakan sebagaimana N atau P, hal ini disebabkan K
tidak menjadi komponen dalam struktur senyawa organik.
2. Rabuk, kompos dan biosolid: kebanyakan K dalam bentuk terlarut, sehingga segera
tersedia bagi tanaman
3. K tertukar: sebagai K+ dalam kompleks pertukaran, pertukaran merupakan reaksi dalam
tanah yang paling penting bagi K
4. K tidak tertukar : K+ pada posisi antar kisi dalam mineral lempung 2:1
5. Pelarutan mineral K: kebanyakan tanah memiliki kadar K total yang tinggi, K yang dimiliki
tersebut lebih banyak dibanding hara yang lain, sedangkan untuk tanah pasir secara alami
kandungan K memang rendah, sumber K adalah mineral feldspar dan mika, yang akan
tersedia dengan lambat, ini menjadi sumber K dalam jangka panjang, K tersedia merupakan
sebagian kecil saja dari K total
6. Pupuk K
BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa:


Kalium merupakan salah satu unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dalam
menjalankan kehidupan. Kalium berperan sebagai pengatur proses fisologis tanaman seperti
fotosintesis, yang merupakan proses bagi tanaman untuk menghasilkan energy. Unsur kalium
dalam tanah berasal dari pelapukan senyawa persenyawaan mineral dan garam-garam yang
mengandung kalium. Kekurangan kalium dapat ditambahkan dengan cara pemupukan.
Pertambahan kalium dalam tanah berasal dari berbagai sumber antara lain, sisa-sisa tanaman
dan hewan, pupuk perdagangan, dan mineral-mineral kalium dan irigasi air.

DAFTAR PUSTAKA

Tarigan. 2003. Bertanam Cabai Hibrida. PT. AgroMedia Pustaka. Depok.


Aisjah Girindra, 1990, Biokimia I, PT. Gramedia, Jakarta. Boedihardjo, 1985,
Biokimia Umum II, Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Kurnia Kusnawidjaja, 1987, Biokimia, Penerbit Alumni, Bandung. Soegiman, 1982,
Ilmu Tanah, Terjemahan, Bratara Karya Aksara, Jakarta. Sumardi dan Supriyono,
1986, Ilmu Gizi dan Pangan, Buku I, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret,
Surakarta.
Lahudin. 2007. Aspek Unsur Hara Mikro Dalam Kesuburan Tanah. Universitas
Sumatera Utara. Medan. Suyono, D. Aisyah. 2008. Pupuk dan Pemupukan. Unpad
Press : Bandung.
Agustina, L. 1990. [I]Dasar Nutrisi Tanaman[/I]. Rineka Cipta. Jakarta.
Hardjowigeno, S. 2003. [I]Ilmu Tanah[/I]. Akamedika Pressindo. Jakarta.
Sarief, S. 1986. [I]Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian[/I]. Pustaka Buana.
Bandung.
Sutedjo, M, M., Kartasapoetra dan A, G.,Sastroatmodjo, S. 1996. [I]Mikro Biologi
Tanah[/I]. Rineka Cipta. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai