Anda di halaman 1dari 22

Rencana Operasional

Penyingkiran Halangan
untuk
Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD)
Selat Tiworo

La Ode Sairuddin
Manajer Kampanye Pride (CM)
KKLD Selat Tiworo
Bogor 5, 2013 Formatted: English (United States)

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Muna


Raha

i
i

Daftar Isi ................................................................................................................................................... i


Daftar Gambar ....................................................................................................................................... iii
Daftar Tabel ........................................................................................................................................... iv
1 Pendahuluan ..................................................................................... Error! Bookmark not defined.
1.1 Latar Belakang .......................................................................... Error! Bookmark not defined.
1.2 Cakupan Geografis ................................................................... Error! Bookmark not defined.
2 Metodologi ...................................................................................................................................... 5
2.1 Pengumpulan Data Kualiitatif ............................................................................................... 12
2.1.1 Wawancara mendalam ..................................................................................................... 12
2.1.2 Kelompok terarah ............................................................................................................. 12
2.2 Pengumpulan data kuantitatif .............................................................................................. 13
2.2.1 Survei Sosiologis ................................................................................................................ 13
2.2.2 Pertanyaan tahap-tahap perubahan prilaku..................................................................... 21
2.3 Monitoring Threat Reduction dan Conservation Result ............................................................ 21
2.3.1 Protokol Threat Reduction ................................................................................................ 21
2.3.2 Protokol pengambilan data untuk mengukur Conservation Result .................................. 23
2.4 kemungkinan tantangan Penelitian........................................................................................... 25
3 Analisis Data .................................................................................................................................. 26
3.1 Analisis Data Kuantitatif........................................................................................................... 26 Formatted: Font color: Auto

3.2 Analisis Data Kuantitatif 26

Lampiran A. Kerangka Waktu Penelitian dan Perencanaan ................................................................. 28


Lampiran B. Pedoman Wawancara Mendalam .................................................................................... 30
Lampiran C. Pedoman Diskusi Kelompok Terarah ................................................................................ 32
Lampiran D. Agenda Pelatihan Enumerator ......................................................................................... 34
Commented [YA1]: Perbaiki daftar isinya

ii
Daftar Gambar

Gambar 1. Peta zonasi di Taman Nasional Wakatobi SPTN Wilayah III Tomia ....................................... 4
Gambar 2. Draft rantai hasil untuk perubahan prilaku di SPTN Wilayah III Pulau Tomia. ................... 15

iii
Daftar Tabel

Tabel 1. Kerangka waktu dan jenins pengumpulan data ........................................................................ 6


Tabel 2. Langkah-langkah spesifik untuk wawancara mendalam dan perkiraan waktu. ..................... 12
Tabel 3. Langkah-langkah spesifik untuk diskusi kelompok terarah dan perkiraan waktu .................. 13
Tabel 4. Merangkum desain sampling untuk setiap khalayak sasaran ................................................. 13
Tabel 5. Langkah-langkah spesifik untuk penelitian kuantitatif dan perkiraan waktu ......................... 14
Tabel 6. Draft sasaran SMART ............................................................................................................... 16
Tabel 7. Sasaran dan Protokol TR (Threat Reduction) ..22
Tabel 8. Sasaran dan Protokol CR (Conservation Result) 23
Tabel 9. Kemungkinan tantangan penelitian. 25

iv
RENCANA OPERASIONAL PENYINGKIRAN HALANGAN
(Barrier Removal Operational Plan-BROP)
Dokumen ini menjelaskan format yang diharapkan untuk setiap BROP kampanye

Bagian 1 Ringkasan Eksekutif


Apa :

Hasil identifikasi halangan kunci untuk implementasi efektif kawasan zona perlindungan (No Take
Zone-NTZ) Zona Perlindungan KKLD Selat Tiworo, adalah sebagai berikut:
Nelayan belum mengetahui keberadaan zona perlindungan Selat Latoa
Belum adanya Nelayan belum memiliki kesepakatan bersama pengelolaan zona perlindungan
Selat Latoa. Commented [YA2]: Semua halangan dihubungkan dengan
Pengawasan pengelolaan kawasan konservasi belum berjalan secara optimal dan pengawasan nelayan, contohnya seperti poin nomer satu. Misalnya: Nelayan
belum bersepakat tentang pengelolaan Zona Perlindungan Selat
pengelolaan sumberdaya oleh masyarakat dan atau nelayan sendiri belum ada Latoa
Commented [YA3]: Hubungkan dengan perilaku nelayan,
Oleh karena itu, strategi penyingkiran halangan kami adalah: seperti komen diatas
Pembentukan Pokmaswas. Kegiatan ini bertujuan .untuk Mmenggalakan partisipasi
masyarakat nelayan dalam kegiatan pengawasan pengelolaan kawasan konservasi, khususnya
Zona Perlindungan Selat Latoa. Hal ini dapat terwujud dengan membentuk POKMASWAS,
khususnya di Desa Tasipi
Membuat aturan baku dan jelas pengelolaan zona perlindungan Selat Latoa. Aturan tersebut
akan dibuat dalam bentuk kesepakatan bersama pengelolaan zona perlindungan Selat Latoa
Memperjelas lokasi zona perlindungan Selat Latoa. Di tahun 2005, zona perlindungan selat
Latoa pernah dipasangi tanda batas, namun hilang. Untuk memperjelas lokas zona
perlindungan ini kembali, zona perlindungan Selat Latoa akan dipasangi tanda batas.

Kapan:
Pembentukan POKMASWAS direncanakan pada Q1 T1 dari fase pelaksanaan kampanye. Commented [YA4]: Semua istilah Q diganti ke T (triwulan)
POKMASWAS diharapkan dapat menjadi ujung tombak dalam pemasangan tanda batas dan
pembuatan kesepakatan bersama. Pada waktu ini juga akan direncanakan pembuatan penanda
batas zona perlindungan dan pada akhir kuartal triwulan I direncanakan pemasangannya. Pada
sepertiga TQ1 dari fase pelaksanaan kampanye atau bulan Juni tahun 2013 akan di rencanakan
penyusunan kesepakatan bersama pengelolaan zona perlindungan Selat Latoa.

Mengapa:
Suatu halangan kunci terhadap perubahan perilaku yang diidentifikasi adalah kurang berjalannya
atau nyaris tidak berjalannya kegiatan patroli, pengawasan dan penegakan hukum di wilayah
Kawasan Konservasi Laut Daerah Selat Tiworo. Jauhnya lokasi KKLD Selat Tiworo dari kota Raha
dan minimnya anggaran pengawasan serta keterbatasan SDM yang dimilki DKP Muna merupakan
penyebab utama hal tersebut. Pembentukan POKMASWAS diharapkan dapat menjawab sebagian
dari masalah tersebut. POKMASWAS dharapkan dapat menjadi ujung tombak pelaksanaan
penyingkiran halangan lainnya yakni pembuatan kesepakatan bersama pengelolaan zona
perlindungan dan pembuatan pemasangan tanda batas di Selat Latoa.

1
Setelah pembentukan POKMASWAS, maka halangan selanjutnya yang akan dilalui adalah
pembuatan kesepakatan bersama pengelolaan zona perlindungan Selat Latoa. POKMASWAS
diharapkan dapat menjadi mitra yang strategis DKP Muna untuk mewujudkan kesepakatan bersama
ini. Penyusunan zonasi KKLD Selat Tiworo sudah lama dilakukan yakni sejak tahun 2004 dan sejak
tahun 2007 sampai dengan waktu kampanye pride pengelolaannya tidak optimal. Kesepakatan
bersama ini diharapkan dapat mengakomodasi aturan lokal yang telah ada digabungkan dengan
aturan mengenai pengelolaan kawasan konservasi.

Halangan kunci terhadap perubahan perilaku yang diidentifikasi adalah nelayan yang belum
mengetahui di mana lokasi zona perlindungan Selat Latoa. Dengan memasang tanda-tanda batas
kita menyingkirkan halangan ini. Dengan melibatkan anggota masyarakat dan nelayan dalam desain
dan pemasangan penanda batas ini, kita akan membangkitkan rasa bangga dan tanggung jawab
dalam masyarakat, dan dengan menggunakan gambar-gambar pengapung tanda batas dalam materi
pemasaran kita memastikan adanya hubungan yang otomatis dalam pikiran masyarakat umum
mengenai adanya pengapung tanda batas dan lokasi daerah larang ambil. Commented [YA5]: Gunakan istilah yang familiar dan akan
dipakai terus sampai akhir kampanye nanti

Siapa:
PELAKSANA STRATEGI PENYINGKIRAN HALANGAN
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Muna, khususnya Bidang Kelautan, Pesisir dan Pulau
Pulau Kecil (KP3K) dan Bidang Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) akan
menjadi penanggung jawab utama pelaksanaan strategi penyingkiran halangan bersama RARE.
Pembagian peran dan tanggungjawab sebagai berikut:
1. Dana BROP dari RARE akan digunakan untuk mendukung penyiapan dan implementasi strategi
penyingkiran halangan berupa pembentukan dan patroli POKMASWAS, penyusunan kesepakatan
bersama pengelolaan zona perlindungan Selat Latoa dan pengadaan serta pemasangan tanda
batas di zona perlindungan Selat Latoa
2. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Muna akan menyiapkan operasional pengawasan
umum, biaya staff, transportasi dan biaya tenaga pendampingan serta pengadaan perahu dan
perlengkapan patroli untuk POKMASWAS.

2
Bagian 2 Analisis Tim Penyingkiran Halangan dan Pemangku
Kepentingan

2.1. Tim Proyek Utama Penyingkiran Halangan

Tim Proyek akan dibuat untuk setiap strategi BR dan akan terdiri dari orang-orang kunci sebagai
berikut :

Pembentukan POKMASWAS :
Ketua Tim Bp. Ali Hasan, SE (Kepala Bidang Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan
Perikanan) DKP Kab. Muna
Divisi Perekrutan Anggota dan Pelatihan La Ode Ishran, S.Pi (pendamping lapangan
pengelolaan KKLD Selat Tiworo)
Operasional Patroli dan Pengawasan L.M. Yasin, S.Pi, Kepala Sub Bidang Pengawasan dan
Pengendalian SD Pesisir.
Pengelolaan Laporan dan Penegakan Hukum, Akira, S.Pi (Kepala Sub Bidang Penanganan
Pelanggaran)

Kesepakatan Bersama Pengelolaan Zona Perlindungan Selat Latoa :


Ketua Tim Ibu Sri Agustiati Bachtiar, S.Pi, M.Si, (Kepala Bidang KP3K) DKP Muna
Pelaksanaan Kegiatan Konsesus dan Konsultasi Publik - La Ode Sairuddin (CM)
Pelibatan Masyarakat dan pengembangan kesepakatan La Ode Ishran, SE (pendamping
lapangan pengelolaan KKLD Selat Tiworo)
Finalisasi dan Deklarasi Kesepakatan Bersama La Ode Sairuddin, Manajer Kampanye
Workshop Evaluasi Pelaksanaan Kesepakatan Bersama La Saluddin, S.Pi, Manajer
Kampanye

Pemasangan Tanda Batas


Ketua Tim Ibu Sri Agustiati Bachtiar, S.Pi, M.Si (Kepala Bidang KP3K)
Pelibatan Masyarakat dan Penghubung La Ode Sairuddin, Manajer Kampanye.
Ketua Instalasi Teknis La Ode Ishran, S.Pi (pendamping lapangan pengelolaan KKLD Selat
Tiworo)
Pemasangan dan Pemeliharaan La Saluddin, S.Pi (Kepala Sub Bidang Pemetaan Potensi)

2.2. Para Pemangku Kepentingan Kunci Penyingkiran Halangan dan


Peran Mereka
Bagian ini mengidentifikasi pemangku kepentingan kunci (i) langsung dalam proses penyingkiran

3
halangan dan menggaris bawahi peran mereka. Pemangku kepentingan disini bukan hanya terdiri
dari khalayak sasaran tetapi juga orang-orang kunci yang mungkin akan menanggung dampak
kalau khalayak sasaran mengadopsi peraturan baru ini (misalnya para perantara yang wilayah
tangkapannya di zona perlindungan), dan mereka yang dapat mempengaruhi khalayak sasaran
(misalnya para pemimpin agama, tokoh masyarakat, dll).
Tabel: Pemangku Kepentingan Kunci yang akan terlibat secara langsung dengan proyek
Nama Lembaga/ Latar belakang Peran Dalam kemungkinan masalah
Informasi informasi penyingkiran
kontak halangan

La Ode Plt. Kadis KP Memiliki Diharapkan dapat Anggaran yang terbatas,


Paliawaludin, Muna kewenangan mendukung sehingga pengalokasian
S.Pi, M.Si /085255337961 penuh dalam sepenuhnya kegiatan dana untuk KKLD Selat
pengelolaan kampanye Pride, Tiworo kecil atau bahkan
KKLD Selat terutama tidak ada
Tiworo penyingkiran
halangan

Ali Hasan, SE Memiliki Mengarahkan Berlatar belakang non


kewenangan kegiatan perikanan, sehingga
kebijakan dan pengawasan dan mungkin penyesuaian
operasional pembinaan kurang cepat; memiliki
dalam POKMASWAS di tugas lebih luas selain
pengawasan wilayah KKLD Selat pengawasan wilayah
SDKP di Muna Tiworo KKLD Selat Tiworo

Sitti Asmah 085341198413/ Memiliki Mengorganisir Berlatar belakang non


Kepala Sub kewenangan dan kegiatan perikanan dan usia
Bidang tanggung jawab penyingkiran sudah cukup lanjut
Konservasi teknis halangan
operasional
dalam
pengelolaan
KKLD

Burhanudin, 08128495927 / Memiliki Mempengaruhi para Tidak mau terlibat dalam


S.Sos, M.Si Camat Tiworo kewenangan aparat desa dan kegiatan penyingkiran
Utara pengelolaan tokoh tokoh halangan
pemerintahan masyarakat dalam
dalam kawasan menyukseskan
konservasi kegiatan
penyingkiran
halangan
Wangi 081341826756 Kades yang Mengorganisir Pengaruh PILKADA,
/ Kades Tasipi memiliki wilayah masyarakat di sehingga memiliki friksi
paling dekat desanya untuk dengan beberapa tokoh
dengan zona terlibat dalam masyarakat
perlindungan kegiatan
Selat Latoa penyingkiran
halangan

H. Conggo -kalau bisa Tokoh Mengajak Memiliki friksi cukup


dicari nomer masyarakat masyarakat untuk kuat dengan Kepala
kontaknya paling terlibat dalam Desa, sehingga ada Formatted: Font: (Default) +Body (Calibri), English (United
States)

4
berpengaruh di kegiatan kemungkinan tidak mau
Desa Tasipi penyingkiran terlibat dalam kegiatan
halangan penyingkiran halangan

H. Nawir 085341518511 Kepala Desa Mengorganisir Tidak mau terlibat dalam


/ Kades Santigi dengan masyarakat di kegiatan penyingkian
masyarakat desanya untuk halangan, karena juga
diduga paling terlibat dalam merupakan juragan
banyak kegiatan
menggunakan penyingkiran
alat tangkap bom halangan

Ahmad Yatim 085255553150 Kades dengan Mengorganisir Tidak mau terlibat dalam
Bau, S.Pd / Kades Tiga jumlah penduduk masyarakat di kegiatan penyingkiran
paling banyak desanya untuk halangan
dari semua desa terlibat dalam
target kegiatan
penyingkiran
halangan

Basri 081341633107 Sangat Mengorganisir Tidak memiliki waktu


/ Kades Bero mendukung masyarakat di yang cukup, suatu saat
pengelolaan desanya untuk bisa menolak karena
kawasan terlibat dalam beliau juga juragan
konservasi kegiatan
penyingkiran
halangan

5
Bagian 3 Tujuan, Kegiatan dan Tanggung Jawab Proyek

3.1. Tujuan dan kegiatan proyek


Dalam bagian ini akan dihubungkan seluruh pemangku kepentingan dengan solusi yang sebenarnya
dan menunjukkan logistik (rencana rinci) mengenai bagaimana solusi akan dijalankan.

STRATEGI PENYINGKIRAN HALANGAN 1:


Pembentukan POKMASWAS
SASARAN : Pada akhir bulan Mei 2013, POKMASWAS telah terbentuk khususnya di Desa Tasipi.

Tabel : STRATEGI PENYINGKIRAN HALANGAN 1


Fase Pelaksanaan
Kampanye

Kegiatan T1 T2 T3 T4

Sosialisasi Pembentukan POKMASWAS, termasuk di dalamnya fungsi, kewenangan


X
dan penjelasan umum mengenai PPP

Perekrutan dan Persiapan Pelatihan POKMASWAS. Perekrutan akan dilakukan


dengan teknik melakukan diskusi dengan pemerintah desa dan tokoh tokoh
X
masyarakat. Persiapan pelatihan akan meliputi tempat, alat/bahan, persiapan
peserta dan lain lain

Pelatihan Calon Personil POKMASWAS yang akan meliputi teknik komunikasi,


penanganan konflik, Penggunaan Perlalatan, Pencatatan dan Pengolahan Data, dan X
Pelaporan. Termasuk didalamnya pengukuhan POKMASWAS

Patroli dan Pengawasan oleh POKMASWAS X X X

* Triwulan di sini merujuk pada periode fase pelaksanaan

Tindakan paska-proyek untuk memastikan keberlanjutan :


Mengikutsertakan POKMASWAS dalam kegiatan lomba POKMASWAS antar kabupaten
Melakukan pertemuan dan kegiatan pengawasan berkala dalam setiap tahunnya antara Tim
Pengawas SDKP DKP Muna dengan POKMASWAS
Mengajak POKMASWAS untuk patroli bersama di kawasan konservasi

STRATEGI PENYINGKIRAN HALANGAN 2 :


Pembuatan Kesepakatan Bersama tentang Pengelolaan Zona Perlindungan Selat Latoa
SASARAN : Kesepakatan bersama pengelolaan zona perlindungan Selat Latoa diharapkan dapat
terwujud pada akhir Juni 2013, dengan sasaran seluruh stakeholder di desa target

6
Tabel : STRATEGI PENYINGKIRAN HALANGAN 2
Fase Pelaksanaan
Kampanye

Kegiatan T1 T1 T3 T4

Sosialisasi Zona Perlindungan (Dilaksanakan bersamaan dengan sosialisasi


X
POKMASWAS)

Pelaksanaan Konsesus Kesepakatan Bersama. Akan dilaksanakan di 4 desa target


X
dan hasilnya akan dibawa dalam konsultasi publik

Konsultasi Publik Hasil Konsesus akan dilaksanakan terpusat di Desa Tasipi X

Finalisasi dan Deklarasi Kesepakatan Bersama X

* Triwulan di sini merujuk pada periode fase pelaksanaan

Tindakan paska-proyek untuk memastikan keberlanjutan :


Selalu memberikan informasi terbaru kepada anggota tim penyusunan kesepakatan bersama
pengelolaan zona perlindunga Selat Latoa tentang perkembangan kampanye Pride
Menyebarluaskan kesepakatan bersama pengelolaan zona perlindungan Selat Latoa di desa
desa pemanfaat zona perlindungan Selat Latoa atau KKLD Tiworo secara umum
Pertemuan berkala pada setiap tahunnya yang akan dilaksanakan oleh Sub Bidang Konservasi
untuk monitoring dan evaluasi pelaksanaan kesepakatan bersama

STRATEGI PENYINGKIRAN HALANGAN 3 :


Pemasangan Tanda Batas di Zona Perlindungan Selat Latoa

Selat Latoa adalah selat sempit antara Pulau Latoa dan Pulau Sanggaleang yang keduanya tidak
berpenghuni. Selat Latoa merupakan salah satu kawasan zona perlindungan KKLD Selat Tiworo
dengan luas sekitar 700 hektar.

7
Gambar 1. Peta Pulau Pulau di Kawasan KKLD Selat Tiworo (Kotak merah = Selat Latoa)

Jarak kedua pulau tersebut dibagian utara adalah sekitar 2,4 km dan dibagian selatan 3,3 km.
Dengan asumsi jarak antar pelampung 100 meter, maka jumlah pelampung tanda batas di zona
perlindungan diperlukan 57 buah. Pemasangan tanda batas di zona perlindungan Selat Latoa akan
diperankan oleh POKMASWAS dan seluruh stakeholder kunci di kawasan KKLD Selat Tiworo.

SASARAN : Setelah POKMASWAS terbentuk dan kesepakatan bersama zona perlindungan Selat Latoa
dideklarasikan, maka diharapkan pada bulan Juli 2013 tanda batas di zona perlindungan Selat Latoa
akan terpasang.
Tabel: STRATEGI PENYINGKIRAN HALANGAN 3
Fase Pelaksanaan
Kampanye

Kegiatan T1 T2 T3 T4

Sosialisasi Pemasangan Tanda Batas (bersamaan dengan sosialisasi POKMASWAS) X

Mengidentifikasi tempat-tempat yang tepat untuk memasang pelampung X

Mengadakan dan merakit peralatan tanda batas X X

Pemasangan Tanda Batas termasuk didalamnya Pencanangan (Semacam Peresmian)


X
oleh berbagai stakeholder

* Triwulan di sini merujuk pada periode fase pelaksanaan

Tindakan paska-proyek untuk memastikan keberlanjutan:


Pemeliharaan bersama tanda batas antara POKMASWAS dan DKP Muna pada setiap patroli
pengawasan bersama
Peningkatan kemampuan POKMASWAS dalam pengawasan SDKP, termasuk pemeliharaan
tanda batas
Pengalokasian anggaran untuk pemeliharaan tanda batas

3.2 Tanggung jawab Proyek

Bagian ini memberikan garis besar diagram RACI untuk menunjukkan peran dan tanggung jawab
semua sasaran dan kegiatan yang telah diidentifikasi di atas
R Bertanggungjawab : Mereka yang melakukan pekerjaan tersebut atau menyediakan sumberdaya
untuk melaksanakan tugas itu
A Penanggungjawab (Juga pemberi persetujuan) Paling bertanggungjawab atas penyelesaian tugas
secara benar dan menyeluruh. Mengawasi atau menandatangani pekerjaan yang diselesaikan
oleh R.
C Konsultasi : mereka yang pendapatnya diperlukan untuk menangani tugas
I Informasi: Mereka yang mendapatkan informasi terbaru mengenai perkembangan tugas

8
Sri Ali Sitti La Ode La Akira, S.Pi La L.M. Yasin,
Agustiati Hasan, Asmah Sairuddin Ode Saluddin, S.Pi
PROYEK INDUK
B., S.Pi, SE Ishran, S.Pi
M.Si S.Pi

Sosialisasi C A I R R C I I
Pembentukan
POKMASWAS

Pelatihan Calon C A I R I R I C
Personil
POKMASWAS dan
Penggunaan Log
Book

Finalisasi C A I R I R I C
Pembentukan
POKMASWAS

Sosialisasi Zona A I I R R C C I
Perlindungan

Pelaksanaan A I I R R C C I
Konsesus
Kesepakatan
Bersama

Konsultasi Publik A I I R R C C I
Hasil Konsesus

Finalisasi dan A I I R R C C I
Deklarasi
Kesepakatan
Bersama

Mengidentifikasi A C I I R C R I
tempat-tempat yang
tepat untuk
memasang
pelampung

Sosialisasi Tanda A C I I R C R I
Batas

Mengadakan dan A C I I R C R I
merakit peralatan
tanda batas

Pemasangan Tanda A C I I R C R I
Batas

9
Bagian 4 - Monitoring

Tabel di bawah menunjukkan kegiatan monitoring yang akan dilaksanakan untuk menilai efektivitas pelaksanaan strategi Penyingkiran Halangan. Informasi
monitoring ini juga tercatat dalam keseluruhan rencana monitoring Rencana Proyek, sebagai bagian integral dari keseluruhan proses Pride.

PENANGGUNG Pemeriksaan Pemeriksaan


SASARAN SMART KEGIATAN INDIKATOR
JAWAB Kemajuan Penyelesaian

Sosialisasi pembentukan Kumpulan Materi Sosialisasi, Ali Hasan, SE T1 T2


POKMASWAS Dokumentasi, Daftar Hadir

Pelatihan calon personil Kumpulan materi pelatihan, Ali Hasan, SE T2 T3


Pada akhir bulan Mei POKMASWAS dan Dokumentasi, Daftar Hadir
2013, POKMASWAS di penggunaan Log Book
Desa Tasipi terbentuk

Finalisasi Pembentukan SK Pembentukan Ali Hasan, SE T2 T3


POKMASWAS POKMASWAS, Profil Pengurus
dan tim patroli

Patroli POKMASWAS Log Book Terisi, Laporan Patroli, Ali Hasan, SE T2 T4


Daftar Tim Patroli, Dokumentasi

10
Sosialisasi Zona Kumpulan Materi Sosialisasi, Sri Agustiati B., T1 T2
Perlindungan Dokumentasi daftar hadir S.Pi, M.Si

Pelaksanaan Konsesus Dokumentasi, daftar hadir, Sri Agustiati B., T2 T3


Pada akhir bulan Juni Kesepakatan Bersama Notulensi, Hasil Konsesus S.Pi, M.Si
2013, Nelayan di Desa
Bero, Santigi, Tasipi dan
Tiga telah menyepakati
kesepakatan bersama Konsultasi Publik Hasil Daftar Hadir, Dokumentasi, Sri Agustiati B., T2 T3
tentang pengelolaan Konsesus Notulensi S.Pi, M.Si
zona perlindungan Selat
Latoa

Finalisasi dan Deklarasi Dokumen Finas Kesepakatan Sri Agustiati B., T2 T3


Kesepakatan Bersama Bersama, Kumpulan Materi S.Pi, M.Si
Sambutan, Daftar Hadir,
Dokumentasi

Mengidentifikasi tempat Dokumentasi, Titik koordinat Sri Agustiati B., T1


tempat yang tepat untuk untuk pemasangan S.Pi, M.Si
memasang pelampung pelampung

Mengadakan dan merakit Tanda terima pembelian, Sri Agustiati B., T2 T3


Pada bulan Juli 2013,
peralatan dan bahan dokumentasi barang dan S.Pi, M.Si
tanda batas di zona
tanda batas dokumentasi perakitan
perlindungan Selat Latoa
terpasang
Pemasangan Tanda Batas Tanda batas terpasang, Sri Agustiati B., T2 T3
dokumentasi, daftar hadir S.Pi, M.Si
keterlibatan berbagai pihak

11
Bagian 5 - Penilaian Resiko
Tabel di bawah ini merupakan rangkuman resiko utama strategi Penyingkiran Halangan ini

Tabel: Penilaian risiko untuk strategi penyingkiran halangan


Strategi Penyingkiran Halangan Risiko Rencana Apa yang Terjadi kalau Tidak Diselesaikan

Pembentukan POKMASWAS Ide pembentukan POKMASWAS Melibatkan tokoh tokoh berpengaruh di POKMASWAS tidak terbentuk atau terbentuk dengan
ditolak oleh nelayan di Desa Tasipi masyarakat Desa Tasipi dalam sosialisasi, tidak mendapatkan dukungan mayoritas dari nelayan,
pelatihan dan pengukuhan yang berakibat kegiatan pengawasan tidak akan
berjalan dan kegiatan pemasangan tanda batas juga
tidak akan maksimal

Anggota POKMASWAS tidak mampu Menggunakan bahasa dan teknik pelatihan yang Anggota POKMASWAS tidak akan berfungsi
menyerap materi pelatihan dengan sederhana agar mudah dipahami peserta sebagaimana mestinya
baik

Pembuatan Kesepakatan Bersama Ide pembuatan kesepakatan bersama Melibatkan tokoh tokoh berpengaruh di Dokumen kesepakatan bersama tidak akan terwujud
Pengelolaan Zona Perlindungan Selat ditolak oleh nelayan di Desa Tasipi, masyarakat Desa Tasipi Bero, Santigi dan Tiga dan atau dokumen kesepakatan bersama terwujud,
Latoa Bero, Santigi dan Tiga dalam konsesus dan deklarasi namun dalam implementasi akan mendapatkan
banyak rintangan dan pengelolaan zona perlindungan
tidak akan berjalan optimal

Tokoh tokoh masyarakat dan Tokoh tokoh masyarakat dan pemerintah lokal Dokumen Kesepakatan Bersama tidak akan terwujud
pemerintah lokal setempat tidak setempat akan didekati secara door to door, dan akibatnya pengelolaan zona perlindungan tidak
menyetujui ide pembuatan

12
Strategi Penyingkiran Halangan Risiko Rencana Apa yang Terjadi kalau Tidak Diselesaikan

kesepakatan bersama pengelolaan sebelum pelaksanaan sosialisasi dan konsesus berjalan optimal
zona perlindungan Selat Latoa

Pemasangan Tanda Batas Di Zona Tidak tersedia bahan dan peralatan Membeli bahan dan peralatan dari daerah lain Bahan dan peralatan tanda batas tidak diperoleh dan
Perlindungan Selat Latoa tanda batas di Kabupaten Muna berarti pemasangan tanda batas akan gagal total dan
akibatnya nelayan tidak akan mengetahui zona
perlindungan

Tanda Batas dicuri atau dirusak oleh Mengoptimalkan peran nelayan lokal dan Tanda batas akan hilang atau rusak dan nelayan luar
nelayan yang menentang POKMASWAS dalam pengawasannya tidak akan mengetahui zona perlindungan
pemberlakuan kawasan zona
perlindungan atau nelayan dari luar

13
Bagian 6 Kerangka Waktu Proyek

2013 2014
PROYEK INDUK
Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar

Pembentukan POKMASWAS
Sosialisasi Pembentukan POKMASWAS
Pelatihan Calon Personil POKMASWAS dan Penggunaan Log Book

Finalisasi Pembentukan POKMASWAS


Patroli POKMASWAS
Pembatan Kesepakatan Bersama Tentang Pengelolaan Zona Perlindungan Selat Latoa

Sosialisasi Zona Perlindungan


Pelaksanaan Konsesus Kesepakatan Bersama
Konsultasi Publik Hasil Konsesus
Finalisasi dan Deklarasi Kesekapakatan Bersama

Pemasangan Tanda Batas Di Zona Perlindungan Selat Latoa

Identifikasi Lokasi Pemasangan Pelampung

Mengadakan dan merakit peralatan tanda batas

Pemasangan Tanda Batas

14
Bagian 7 Anggaran BROP

Angka-angka dibawah ini merupakan perkiraan paling baik pada waktu penyusunan BROP ini. Angka-
angka ini telah didiskusikan dengan Kepala Bidang Kelautan, Pesisir, dan Pulau Pulau Kecil (KP3K)
DKP Muna (Ibu Sri Agustiati Bachtiar, S.Pi, M.Si) selaku Pejabat Pengadaan di DKP Muna.

Tabel : Rincian anggaran untuk kegiatan penyingkiran halangan


Biaya Sumber Dana (Rp)
Komponen Jumlah Unit Total
Perunit DKP Muna RARE
BR 1 : Pembentukan POKMASWAS

Kegiatan 1 : Sosialisasi Pembentukan POKMASWAS (Biaya Nol Rupiah) bersamaan dengan Sosialisasi Kesepakatan Bersama dan
Tanda Batas

Makanan dan Minuman utk 50 org x 4 desa 240 org/hari 8.000 1.920.000 1.920.000
Transportasi Tim 7 org x 4 hr 28 org/hari 75.000 1.300.000 800.000 2.100.000
Materi sosialisasi 1 paket 300.000 300.000 0 300.000
ATK 1 paket 150.000 150.000 0 150.000
Dokumentasi 1 paket 100.000 0 100.000 100.000
Sub Total 1.750.000 2.820.000 4.570.000
Kegiatan 2 : Pelatihan Calon Personil POKMASWAS dan Penggunaan Log Book
Snack 20 org x 4 hari x 2 kali 160 org/kali 8.000 1.280.000 1.280.000
Makanan 20 org x 4 hari x 1 kali 80 org/hari 25.000 2.000.000 2.000.000
Konsumsi Tim 5 orang x 5 hari x 2 kali 30 org/hari 25.000 750.000 750.000
Transport Tim 5 orang x 1 kali PP 1 Paket 500.000 300.000 200.000 500.000
Bahan dan ATK Pelatihan 1 Paket 400.000 200.000 200.000 400.000
Dokumentasi 1 paket 150.000 0 150.000 150.000
Sewa Tempat pelatihan 4 hari 1 Paket 200.000 0 200.000 200.000
Spanduk 1 buah 200.000 0 200.000 200.000
Sewa Perahu Untuk Praktek Lapang 1 buah x 1 hari 1 hari 300.000 0 300.000 300.000
Baju Seragam patroli POKMASWAS 15 lembar 150.000 2.250.000 2.250.000
Kostum Pelatihan 25 lembar 75.000 1.875.000 1.875.000
Biaya Untuk Instruktur 1 Paket 1.400.000 0 1.400.000 1.400.000
Biaya untuk peserta 15 org x 4 hari 60 org/hari 30.000 1.800.000 1.800.000
Sub Total 500.000 12.605.000 13.105.000
Kegiatan 3 : Finalisasi dan Pengukuhan POKMASWAS

Biaya Transportasi (Aparat Kecamatan, POLSEK,


BLH, DPRD, DKP Muna) 7 orang x 1 kali 7 org 200.000 900.000 500.000 1.400.000
Konsumsi 40 orang x 1 kali 40 org 25.000 1.000.000 1.000.000
Sub Total 900.000 1.500.000 2.400.000
Kegiatan 4 : Patroli POKMASWAS
Sewa Perahu Untuk Patroli 2 kali x 3 bulan 6 kali 250.000 0 1.500.000 1.500.000
Pengadaan Perahu & Perlengkapannya Untuk
POKMASWAS 1 unit 70.000.000 70.000.000 0 70.000.000
BBM Untuk Patroli POKMASWAS 2 kali x 9 bulan x
30 liter 540 liter 6.000 3.240.000 3.240.000
Oli Untuk Patroli POKMASWAS 18 liter 18 botol 35.000 630.000 630.000
Kebutuhan Rokok saat patroli 24 kali x 5 bks 120 bungkus 13.000 1.560.000 1.560.000
Patroli Bersama DKP Muna dan POKMASWAS 3 kali 10.000.000 30.000.000 30.000.000

15
Insetif Patroli (POKMASWAS) 15 org x 11 bulan 165 org/bln 50.000 8.250.000 8.250.000
Biaya Tenaga Teknis (PNS) 2 orang x 4 bulan 8 org/bln 2.000.000 16.000.000 16.000.000
Staf Tekis Pendamping Pengelolaan 12 bulan 700.000 8.400.000 0 8.400.000
Sub Total 124.400.000 15.180.000 139.580.000
TOTAL Untuk BR 1 127.550.000 32.105.000 159.655.000
BR 2 : Pembuatan Kesepakatan Bersama Tentang Pengelolaan Zona Perlindungan Selat Latoa
Kegiatan 1 : Sosialisasi Zona Perlindungan (Biaya Nol Rupiah) Dilaksanakan bersamaan dengan Sosialisasi POKMASWAS
Kegiatan 2 : Pelaksanaan Konsesus Kesepakatan Bersama
Snack peserta 80 org x 1 kali 80 orang 8.000 640.000 640.000
Makan peserta 80 org x 1 kali 80 orang 25.000 2.000.000 2.000.000
Konsumsi Tim 5 org x 6 hari x 2 kali 60 orang 25.000 250.000 1.250.000 1.500.000
Transport Tim 1 Paket 2.000.000 1.000.000 1.000.000 2.000.000
ATK dan Bahan Pelaksanaan Konsesus 1 Paket 500.000 200.000 300.000 500.000
Spanduk 1 buah 350.000 350.000 350.000
Persiapan (Undangan, dll) 1 Paket 500.000 100.000 400.000 500.000
Biaya Untuk Camat 1 org x 4 kali pertemuan 4 kali 250.000 1.000.000 1.000.000
Biaya Untuk Kepala Desa 4 org x 1 kali pertemuan 4 kali 250.000 1.000.000 1.000.000
Biaya Untuk Peserta 80 org 80 orang 30.000 2.400.000 2.400.000
Sub Total 1.550.000 10.340.000 11.890.000
Kegiatan 3 : Konsultasi Publik Hasil Konsesus
Snack peserta 50 org x 1 kali 50 orang 8.000 400.000 400.000
Makan peserta 50 org x 1 kali 50 orang 25.000 1.250.000 1.250.000
Konsumsi Tim 5 org x 2 hari x 2 kali 20 orang 25.000 500.000 500.000
Transport Tim 1 Paket 1.000.000 1.000.000 1.000.000
ATK dan Bahan Konsultasi Publik 1 Paket 300.000 100.000 200.000 300.000
Spanduk 1 buah 200.000 200.000 200.000
Persiapan (Undangan, dll) 1 Paket 500.000 200.000 300.000 500.000
Transport Peserta Dari Desa Bero 10 orang 20.000 200.000 200.000
Transport Peserta Dari Desa Santigi 10 orang 20.000 200.000 200.000
Transport peserta dari Desa Tiga 10 orang 40.000 400.000 400.000
Transport peserta dari Bagian Hukum 1 orang 500.000 500.000 500.000
Transport peserta dari BPMD 1 orang 500.000 500.000 500.000
Transport peserta dari Tondasi 10 orang 100.000 1.000.000 1.000.000
Biaya Untuk Camat 1 org x 1 kali pertemuan 1 kali 250.000 250.000 250.000
Biaya Untuk Peserta 50 org 50 orang 30.000 1.500.000 1.500.000
Sub Total 300.000 8.400.000 8.700.000
Kegiatan 4 : Finalisasi dan Deklarasi Kesepakatan Bersama

Biaya Transportasi (Aparat Kecamatan, POLSEK,


Bagan Hukum, DPRD, DKP Muna) 7 orang x 1 kali 7 org 150.000 550.000 500.000 1.050.000
Perjalanan Persiapan Pelaksanaan (Undangan, dll) 1 Paket 500.000 200.000 300.000 500.000
Transport Peserta Dari Desa Bero 10 orang 20.000 200.000 200.000
Transport Peserta Dari Desa Santigi 10 orang 20.000 200.000 200.000
Transport peserta dari Desa Tiga 10 orang 40.000 400.000 400.000
Transport peserta dari Tondasi 1 Paket 500.000 500.000 500.000
Kostum 60 lembar 50.000 3.000.000 3.000.000
Konsumsi 50 orang x 1 kali 50 org 25.000 1.250.000 1.250.000
Sub Total 750.000 6.350.000 7.100.000
Kegiatan 5 : Workshop Evaluasi Pelaksanaan Kesepakatan Bersama

16
Snack peserta 50 org x 1 kali 50 orang 8.000 400.000 400.000
Makan peserta 50 org x 1 kali 50 orang 25.000 1.250.000 1.250.000
Konsumsi Tim 5 org x 2 hari x 2 kali 20 orang 25.000 500.000 500.000
Transport Tim 1 Paket 1.000.000 1.000.000 1.000.000
ATK dan Bahan Workshop 1 Paket 300.000 100.000 200.000 300.000
Spanduk 1 buah 250.000 250.000 250.000
Perjalanan Persiapan (Undangan, dll) 1 Paket 300.000 0 300.000 300.000
Transport Peserta Dari Desa Bero 10 orang 20.000 200.000 200.000
Transport Peserta Dari Desa Santigi 10 orang 20.000 200.000 200.000
Transport peserta dari Desa Tiga 10 orang 40.000 400.000 400.000
Transport peserta dari Bagian Hukum 1 orang 300.000 300.000 300.000
Transport peserta dari BPMD 1 orang 300.000 300.000 300.000
Transport peserta dari Tondasi 1 Paket 750.000 750.000 750.000
Biaya Untuk Camat 1 org x 1 kali pertemuan 1 kali 250.000 250.000 250.000
Kostum 50 lembar 50.000 2.500.000 2.500.000
Biaya Untuk Peserta 50 org 50 orang 30.000 1.500.000 1.500.000
Sub Total 100.000 10.300.000 10.400.000
TOTAL Untuk BR 2 2.700.000 35.390.000 38.090.000
BR 3 : Pemasangan Tanda Batas di Zona Perlindungan Selat Latoa
Kegiatan 1 : Identifikasi Lokasi Pemasangan Pelampung (Biaya Nol Rupiah) bersamaan dengan Patroli POKMASWAS
Kegiatan II. Sosialisasi Tanda Batas

Kegiatan 2 : Mengadakan dan Merakit Peralatan Tanda Batas


Pengadaan pelampung dan peralatan lainnya 17 buah 1.000.000 17.000.000 17.000.000
Perakitan dan pengecatan 17 buah 100.000 1.700.000 1.700.000
Transportasi Bahan dan Peralatan 1 paket 1.500.000 1.500.000 1.500.000
Sub Total 0 20.200.000 20.200.000
Kegiatan 3 : Pemasangan Tanda Batas
Persiapan (Undangan, dll) 1 Paket 400.000 100.000 300.000 400.000
Sewa Kapal 1 buah x 2 hari 2 hari 500.000 1.000.000 1.000.000
Biaya pemasangan 13 buah 75.000 975.000 975.000
Snack dan Konsumsi saat pencanangan 30 org x 1
kali 30 orang 33.000 990.000 990.000
Transport Tim DKP 5 orang 200.000 750.000 250.000 1.000.000
Transport tim saat pencanangan (Camat, POLSEK, 1 Paket 1.800.000 1.800.000 1.800.000
TNI, Para Kepala Desa, Ketua BPD, Tokoh
Masyarakat)
Sub Total 850.000 5.315.000 6.165.000
TOTAL Untuk BR 3 850.000 25.515.000 26.365.000
GRAND TOTAL (BR 1 + BR 2 + BR 3) 131.100.000 93.010.000 224.110.000

Sumber Pendapatan

Seperti yang terlihat dalam anggaran diatas, sumber-sumber pendapatan adalah sebagai
berikut :

DKP Muna akan menyediakan Rp 131.100.000,- (Seratus Tiga Puluh Satu Juta Seratus Ribu
Rupiah), sedangkan dana dari RARE diharapkan sebesar Rp 93.010.000,- (Sembilan Puluh
Tiga Juta Sepuluh Ribu Rupiah) dari dana penyingkiran halangan kampanye pride.

17
Aliran Kas (Cash Flow)

Dana dari DKP Muna saat ini masih berupa usulan, dan akan muncul dalam APBD Kabupaten
Muna 2013 (DPA DKP Muna 2013) dan pencairannya akan menyesuaikan dan diselaraskan
dengan peraturan yang berlaku.

Dana yang diperoleh dari RARE akan dibayarkan pada akhir tahap pelatihan kedua, sebelum
dimulainya fase implementasi.

Keberlanjutan Finansial

Untuk dapat melanjutkan strategi penyingkiran halangan secara berkesinambungan, maka


ditahun anggaran selanjutnya akan diupayakan peningkatan anggaran pengawasan SDKP
serta operasional pengelolaan konservasi. Commented [YA6]: Bagaimana tahapan rencana untuk
menganggarkan biaya pengawasan di tahun2 kedepan.

Sebagai dampak bekerjasama dengan RARE, Pemerintah Kabupaten Muna di tahun 2013
menaikkan anggaran pengawasan sebesar 300 % dibanding tahun 2013 untuk menunjang
pelaksanaan BROP di KKLD Selat Tiworo.

Syarat utama untuk menaikan anggaran pengawasan dan operasional pengelolaan kawasan
konservasi di tahun tahun mendatang adalah progress kinerja tim kerja pengawasan dan
sub bagian konservasi. Progres yang dimaksud disini adalah adaya peningkatan kualitas
kawasan konservasi dan penurunan kegiatan destructive fishing.

18

Anda mungkin juga menyukai