Penyingkiran Halangan
untuk
Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD)
Selat Tiworo
La Ode Sairuddin
Manajer Kampanye Pride (CM)
KKLD Selat Tiworo
Bogor 5, 2013 Formatted: English (United States)
i
i
ii
Daftar Gambar
Gambar 1. Peta zonasi di Taman Nasional Wakatobi SPTN Wilayah III Tomia ....................................... 4
Gambar 2. Draft rantai hasil untuk perubahan prilaku di SPTN Wilayah III Pulau Tomia. ................... 15
iii
Daftar Tabel
iv
RENCANA OPERASIONAL PENYINGKIRAN HALANGAN
(Barrier Removal Operational Plan-BROP)
Dokumen ini menjelaskan format yang diharapkan untuk setiap BROP kampanye
Hasil identifikasi halangan kunci untuk implementasi efektif kawasan zona perlindungan (No Take
Zone-NTZ) Zona Perlindungan KKLD Selat Tiworo, adalah sebagai berikut:
Nelayan belum mengetahui keberadaan zona perlindungan Selat Latoa
Belum adanya Nelayan belum memiliki kesepakatan bersama pengelolaan zona perlindungan
Selat Latoa. Commented [YA2]: Semua halangan dihubungkan dengan
Pengawasan pengelolaan kawasan konservasi belum berjalan secara optimal dan pengawasan nelayan, contohnya seperti poin nomer satu. Misalnya: Nelayan
belum bersepakat tentang pengelolaan Zona Perlindungan Selat
pengelolaan sumberdaya oleh masyarakat dan atau nelayan sendiri belum ada Latoa
Commented [YA3]: Hubungkan dengan perilaku nelayan,
Oleh karena itu, strategi penyingkiran halangan kami adalah: seperti komen diatas
Pembentukan Pokmaswas. Kegiatan ini bertujuan .untuk Mmenggalakan partisipasi
masyarakat nelayan dalam kegiatan pengawasan pengelolaan kawasan konservasi, khususnya
Zona Perlindungan Selat Latoa. Hal ini dapat terwujud dengan membentuk POKMASWAS,
khususnya di Desa Tasipi
Membuat aturan baku dan jelas pengelolaan zona perlindungan Selat Latoa. Aturan tersebut
akan dibuat dalam bentuk kesepakatan bersama pengelolaan zona perlindungan Selat Latoa
Memperjelas lokasi zona perlindungan Selat Latoa. Di tahun 2005, zona perlindungan selat
Latoa pernah dipasangi tanda batas, namun hilang. Untuk memperjelas lokas zona
perlindungan ini kembali, zona perlindungan Selat Latoa akan dipasangi tanda batas.
Kapan:
Pembentukan POKMASWAS direncanakan pada Q1 T1 dari fase pelaksanaan kampanye. Commented [YA4]: Semua istilah Q diganti ke T (triwulan)
POKMASWAS diharapkan dapat menjadi ujung tombak dalam pemasangan tanda batas dan
pembuatan kesepakatan bersama. Pada waktu ini juga akan direncanakan pembuatan penanda
batas zona perlindungan dan pada akhir kuartal triwulan I direncanakan pemasangannya. Pada
sepertiga TQ1 dari fase pelaksanaan kampanye atau bulan Juni tahun 2013 akan di rencanakan
penyusunan kesepakatan bersama pengelolaan zona perlindungan Selat Latoa.
Mengapa:
Suatu halangan kunci terhadap perubahan perilaku yang diidentifikasi adalah kurang berjalannya
atau nyaris tidak berjalannya kegiatan patroli, pengawasan dan penegakan hukum di wilayah
Kawasan Konservasi Laut Daerah Selat Tiworo. Jauhnya lokasi KKLD Selat Tiworo dari kota Raha
dan minimnya anggaran pengawasan serta keterbatasan SDM yang dimilki DKP Muna merupakan
penyebab utama hal tersebut. Pembentukan POKMASWAS diharapkan dapat menjawab sebagian
dari masalah tersebut. POKMASWAS dharapkan dapat menjadi ujung tombak pelaksanaan
penyingkiran halangan lainnya yakni pembuatan kesepakatan bersama pengelolaan zona
perlindungan dan pembuatan pemasangan tanda batas di Selat Latoa.
1
Setelah pembentukan POKMASWAS, maka halangan selanjutnya yang akan dilalui adalah
pembuatan kesepakatan bersama pengelolaan zona perlindungan Selat Latoa. POKMASWAS
diharapkan dapat menjadi mitra yang strategis DKP Muna untuk mewujudkan kesepakatan bersama
ini. Penyusunan zonasi KKLD Selat Tiworo sudah lama dilakukan yakni sejak tahun 2004 dan sejak
tahun 2007 sampai dengan waktu kampanye pride pengelolaannya tidak optimal. Kesepakatan
bersama ini diharapkan dapat mengakomodasi aturan lokal yang telah ada digabungkan dengan
aturan mengenai pengelolaan kawasan konservasi.
Halangan kunci terhadap perubahan perilaku yang diidentifikasi adalah nelayan yang belum
mengetahui di mana lokasi zona perlindungan Selat Latoa. Dengan memasang tanda-tanda batas
kita menyingkirkan halangan ini. Dengan melibatkan anggota masyarakat dan nelayan dalam desain
dan pemasangan penanda batas ini, kita akan membangkitkan rasa bangga dan tanggung jawab
dalam masyarakat, dan dengan menggunakan gambar-gambar pengapung tanda batas dalam materi
pemasaran kita memastikan adanya hubungan yang otomatis dalam pikiran masyarakat umum
mengenai adanya pengapung tanda batas dan lokasi daerah larang ambil. Commented [YA5]: Gunakan istilah yang familiar dan akan
dipakai terus sampai akhir kampanye nanti
Siapa:
PELAKSANA STRATEGI PENYINGKIRAN HALANGAN
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Muna, khususnya Bidang Kelautan, Pesisir dan Pulau
Pulau Kecil (KP3K) dan Bidang Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) akan
menjadi penanggung jawab utama pelaksanaan strategi penyingkiran halangan bersama RARE.
Pembagian peran dan tanggungjawab sebagai berikut:
1. Dana BROP dari RARE akan digunakan untuk mendukung penyiapan dan implementasi strategi
penyingkiran halangan berupa pembentukan dan patroli POKMASWAS, penyusunan kesepakatan
bersama pengelolaan zona perlindungan Selat Latoa dan pengadaan serta pemasangan tanda
batas di zona perlindungan Selat Latoa
2. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Muna akan menyiapkan operasional pengawasan
umum, biaya staff, transportasi dan biaya tenaga pendampingan serta pengadaan perahu dan
perlengkapan patroli untuk POKMASWAS.
2
Bagian 2 Analisis Tim Penyingkiran Halangan dan Pemangku
Kepentingan
Tim Proyek akan dibuat untuk setiap strategi BR dan akan terdiri dari orang-orang kunci sebagai
berikut :
Pembentukan POKMASWAS :
Ketua Tim Bp. Ali Hasan, SE (Kepala Bidang Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan
Perikanan) DKP Kab. Muna
Divisi Perekrutan Anggota dan Pelatihan La Ode Ishran, S.Pi (pendamping lapangan
pengelolaan KKLD Selat Tiworo)
Operasional Patroli dan Pengawasan L.M. Yasin, S.Pi, Kepala Sub Bidang Pengawasan dan
Pengendalian SD Pesisir.
Pengelolaan Laporan dan Penegakan Hukum, Akira, S.Pi (Kepala Sub Bidang Penanganan
Pelanggaran)
3
halangan dan menggaris bawahi peran mereka. Pemangku kepentingan disini bukan hanya terdiri
dari khalayak sasaran tetapi juga orang-orang kunci yang mungkin akan menanggung dampak
kalau khalayak sasaran mengadopsi peraturan baru ini (misalnya para perantara yang wilayah
tangkapannya di zona perlindungan), dan mereka yang dapat mempengaruhi khalayak sasaran
(misalnya para pemimpin agama, tokoh masyarakat, dll).
Tabel: Pemangku Kepentingan Kunci yang akan terlibat secara langsung dengan proyek
Nama Lembaga/ Latar belakang Peran Dalam kemungkinan masalah
Informasi informasi penyingkiran
kontak halangan
4
berpengaruh di kegiatan kemungkinan tidak mau
Desa Tasipi penyingkiran terlibat dalam kegiatan
halangan penyingkiran halangan
Ahmad Yatim 085255553150 Kades dengan Mengorganisir Tidak mau terlibat dalam
Bau, S.Pd / Kades Tiga jumlah penduduk masyarakat di kegiatan penyingkiran
paling banyak desanya untuk halangan
dari semua desa terlibat dalam
target kegiatan
penyingkiran
halangan
5
Bagian 3 Tujuan, Kegiatan dan Tanggung Jawab Proyek
Kegiatan T1 T2 T3 T4
6
Tabel : STRATEGI PENYINGKIRAN HALANGAN 2
Fase Pelaksanaan
Kampanye
Kegiatan T1 T1 T3 T4
Selat Latoa adalah selat sempit antara Pulau Latoa dan Pulau Sanggaleang yang keduanya tidak
berpenghuni. Selat Latoa merupakan salah satu kawasan zona perlindungan KKLD Selat Tiworo
dengan luas sekitar 700 hektar.
7
Gambar 1. Peta Pulau Pulau di Kawasan KKLD Selat Tiworo (Kotak merah = Selat Latoa)
Jarak kedua pulau tersebut dibagian utara adalah sekitar 2,4 km dan dibagian selatan 3,3 km.
Dengan asumsi jarak antar pelampung 100 meter, maka jumlah pelampung tanda batas di zona
perlindungan diperlukan 57 buah. Pemasangan tanda batas di zona perlindungan Selat Latoa akan
diperankan oleh POKMASWAS dan seluruh stakeholder kunci di kawasan KKLD Selat Tiworo.
SASARAN : Setelah POKMASWAS terbentuk dan kesepakatan bersama zona perlindungan Selat Latoa
dideklarasikan, maka diharapkan pada bulan Juli 2013 tanda batas di zona perlindungan Selat Latoa
akan terpasang.
Tabel: STRATEGI PENYINGKIRAN HALANGAN 3
Fase Pelaksanaan
Kampanye
Kegiatan T1 T2 T3 T4
Bagian ini memberikan garis besar diagram RACI untuk menunjukkan peran dan tanggung jawab
semua sasaran dan kegiatan yang telah diidentifikasi di atas
R Bertanggungjawab : Mereka yang melakukan pekerjaan tersebut atau menyediakan sumberdaya
untuk melaksanakan tugas itu
A Penanggungjawab (Juga pemberi persetujuan) Paling bertanggungjawab atas penyelesaian tugas
secara benar dan menyeluruh. Mengawasi atau menandatangani pekerjaan yang diselesaikan
oleh R.
C Konsultasi : mereka yang pendapatnya diperlukan untuk menangani tugas
I Informasi: Mereka yang mendapatkan informasi terbaru mengenai perkembangan tugas
8
Sri Ali Sitti La Ode La Akira, S.Pi La L.M. Yasin,
Agustiati Hasan, Asmah Sairuddin Ode Saluddin, S.Pi
PROYEK INDUK
B., S.Pi, SE Ishran, S.Pi
M.Si S.Pi
Sosialisasi C A I R R C I I
Pembentukan
POKMASWAS
Pelatihan Calon C A I R I R I C
Personil
POKMASWAS dan
Penggunaan Log
Book
Finalisasi C A I R I R I C
Pembentukan
POKMASWAS
Sosialisasi Zona A I I R R C C I
Perlindungan
Pelaksanaan A I I R R C C I
Konsesus
Kesepakatan
Bersama
Konsultasi Publik A I I R R C C I
Hasil Konsesus
Finalisasi dan A I I R R C C I
Deklarasi
Kesepakatan
Bersama
Mengidentifikasi A C I I R C R I
tempat-tempat yang
tepat untuk
memasang
pelampung
Sosialisasi Tanda A C I I R C R I
Batas
Mengadakan dan A C I I R C R I
merakit peralatan
tanda batas
Pemasangan Tanda A C I I R C R I
Batas
9
Bagian 4 - Monitoring
Tabel di bawah menunjukkan kegiatan monitoring yang akan dilaksanakan untuk menilai efektivitas pelaksanaan strategi Penyingkiran Halangan. Informasi
monitoring ini juga tercatat dalam keseluruhan rencana monitoring Rencana Proyek, sebagai bagian integral dari keseluruhan proses Pride.
10
Sosialisasi Zona Kumpulan Materi Sosialisasi, Sri Agustiati B., T1 T2
Perlindungan Dokumentasi daftar hadir S.Pi, M.Si
11
Bagian 5 - Penilaian Resiko
Tabel di bawah ini merupakan rangkuman resiko utama strategi Penyingkiran Halangan ini
Pembentukan POKMASWAS Ide pembentukan POKMASWAS Melibatkan tokoh tokoh berpengaruh di POKMASWAS tidak terbentuk atau terbentuk dengan
ditolak oleh nelayan di Desa Tasipi masyarakat Desa Tasipi dalam sosialisasi, tidak mendapatkan dukungan mayoritas dari nelayan,
pelatihan dan pengukuhan yang berakibat kegiatan pengawasan tidak akan
berjalan dan kegiatan pemasangan tanda batas juga
tidak akan maksimal
Anggota POKMASWAS tidak mampu Menggunakan bahasa dan teknik pelatihan yang Anggota POKMASWAS tidak akan berfungsi
menyerap materi pelatihan dengan sederhana agar mudah dipahami peserta sebagaimana mestinya
baik
Pembuatan Kesepakatan Bersama Ide pembuatan kesepakatan bersama Melibatkan tokoh tokoh berpengaruh di Dokumen kesepakatan bersama tidak akan terwujud
Pengelolaan Zona Perlindungan Selat ditolak oleh nelayan di Desa Tasipi, masyarakat Desa Tasipi Bero, Santigi dan Tiga dan atau dokumen kesepakatan bersama terwujud,
Latoa Bero, Santigi dan Tiga dalam konsesus dan deklarasi namun dalam implementasi akan mendapatkan
banyak rintangan dan pengelolaan zona perlindungan
tidak akan berjalan optimal
Tokoh tokoh masyarakat dan Tokoh tokoh masyarakat dan pemerintah lokal Dokumen Kesepakatan Bersama tidak akan terwujud
pemerintah lokal setempat tidak setempat akan didekati secara door to door, dan akibatnya pengelolaan zona perlindungan tidak
menyetujui ide pembuatan
12
Strategi Penyingkiran Halangan Risiko Rencana Apa yang Terjadi kalau Tidak Diselesaikan
kesepakatan bersama pengelolaan sebelum pelaksanaan sosialisasi dan konsesus berjalan optimal
zona perlindungan Selat Latoa
Pemasangan Tanda Batas Di Zona Tidak tersedia bahan dan peralatan Membeli bahan dan peralatan dari daerah lain Bahan dan peralatan tanda batas tidak diperoleh dan
Perlindungan Selat Latoa tanda batas di Kabupaten Muna berarti pemasangan tanda batas akan gagal total dan
akibatnya nelayan tidak akan mengetahui zona
perlindungan
Tanda Batas dicuri atau dirusak oleh Mengoptimalkan peran nelayan lokal dan Tanda batas akan hilang atau rusak dan nelayan luar
nelayan yang menentang POKMASWAS dalam pengawasannya tidak akan mengetahui zona perlindungan
pemberlakuan kawasan zona
perlindungan atau nelayan dari luar
13
Bagian 6 Kerangka Waktu Proyek
2013 2014
PROYEK INDUK
Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar
Pembentukan POKMASWAS
Sosialisasi Pembentukan POKMASWAS
Pelatihan Calon Personil POKMASWAS dan Penggunaan Log Book
14
Bagian 7 Anggaran BROP
Angka-angka dibawah ini merupakan perkiraan paling baik pada waktu penyusunan BROP ini. Angka-
angka ini telah didiskusikan dengan Kepala Bidang Kelautan, Pesisir, dan Pulau Pulau Kecil (KP3K)
DKP Muna (Ibu Sri Agustiati Bachtiar, S.Pi, M.Si) selaku Pejabat Pengadaan di DKP Muna.
Kegiatan 1 : Sosialisasi Pembentukan POKMASWAS (Biaya Nol Rupiah) bersamaan dengan Sosialisasi Kesepakatan Bersama dan
Tanda Batas
Makanan dan Minuman utk 50 org x 4 desa 240 org/hari 8.000 1.920.000 1.920.000
Transportasi Tim 7 org x 4 hr 28 org/hari 75.000 1.300.000 800.000 2.100.000
Materi sosialisasi 1 paket 300.000 300.000 0 300.000
ATK 1 paket 150.000 150.000 0 150.000
Dokumentasi 1 paket 100.000 0 100.000 100.000
Sub Total 1.750.000 2.820.000 4.570.000
Kegiatan 2 : Pelatihan Calon Personil POKMASWAS dan Penggunaan Log Book
Snack 20 org x 4 hari x 2 kali 160 org/kali 8.000 1.280.000 1.280.000
Makanan 20 org x 4 hari x 1 kali 80 org/hari 25.000 2.000.000 2.000.000
Konsumsi Tim 5 orang x 5 hari x 2 kali 30 org/hari 25.000 750.000 750.000
Transport Tim 5 orang x 1 kali PP 1 Paket 500.000 300.000 200.000 500.000
Bahan dan ATK Pelatihan 1 Paket 400.000 200.000 200.000 400.000
Dokumentasi 1 paket 150.000 0 150.000 150.000
Sewa Tempat pelatihan 4 hari 1 Paket 200.000 0 200.000 200.000
Spanduk 1 buah 200.000 0 200.000 200.000
Sewa Perahu Untuk Praktek Lapang 1 buah x 1 hari 1 hari 300.000 0 300.000 300.000
Baju Seragam patroli POKMASWAS 15 lembar 150.000 2.250.000 2.250.000
Kostum Pelatihan 25 lembar 75.000 1.875.000 1.875.000
Biaya Untuk Instruktur 1 Paket 1.400.000 0 1.400.000 1.400.000
Biaya untuk peserta 15 org x 4 hari 60 org/hari 30.000 1.800.000 1.800.000
Sub Total 500.000 12.605.000 13.105.000
Kegiatan 3 : Finalisasi dan Pengukuhan POKMASWAS
15
Insetif Patroli (POKMASWAS) 15 org x 11 bulan 165 org/bln 50.000 8.250.000 8.250.000
Biaya Tenaga Teknis (PNS) 2 orang x 4 bulan 8 org/bln 2.000.000 16.000.000 16.000.000
Staf Tekis Pendamping Pengelolaan 12 bulan 700.000 8.400.000 0 8.400.000
Sub Total 124.400.000 15.180.000 139.580.000
TOTAL Untuk BR 1 127.550.000 32.105.000 159.655.000
BR 2 : Pembuatan Kesepakatan Bersama Tentang Pengelolaan Zona Perlindungan Selat Latoa
Kegiatan 1 : Sosialisasi Zona Perlindungan (Biaya Nol Rupiah) Dilaksanakan bersamaan dengan Sosialisasi POKMASWAS
Kegiatan 2 : Pelaksanaan Konsesus Kesepakatan Bersama
Snack peserta 80 org x 1 kali 80 orang 8.000 640.000 640.000
Makan peserta 80 org x 1 kali 80 orang 25.000 2.000.000 2.000.000
Konsumsi Tim 5 org x 6 hari x 2 kali 60 orang 25.000 250.000 1.250.000 1.500.000
Transport Tim 1 Paket 2.000.000 1.000.000 1.000.000 2.000.000
ATK dan Bahan Pelaksanaan Konsesus 1 Paket 500.000 200.000 300.000 500.000
Spanduk 1 buah 350.000 350.000 350.000
Persiapan (Undangan, dll) 1 Paket 500.000 100.000 400.000 500.000
Biaya Untuk Camat 1 org x 4 kali pertemuan 4 kali 250.000 1.000.000 1.000.000
Biaya Untuk Kepala Desa 4 org x 1 kali pertemuan 4 kali 250.000 1.000.000 1.000.000
Biaya Untuk Peserta 80 org 80 orang 30.000 2.400.000 2.400.000
Sub Total 1.550.000 10.340.000 11.890.000
Kegiatan 3 : Konsultasi Publik Hasil Konsesus
Snack peserta 50 org x 1 kali 50 orang 8.000 400.000 400.000
Makan peserta 50 org x 1 kali 50 orang 25.000 1.250.000 1.250.000
Konsumsi Tim 5 org x 2 hari x 2 kali 20 orang 25.000 500.000 500.000
Transport Tim 1 Paket 1.000.000 1.000.000 1.000.000
ATK dan Bahan Konsultasi Publik 1 Paket 300.000 100.000 200.000 300.000
Spanduk 1 buah 200.000 200.000 200.000
Persiapan (Undangan, dll) 1 Paket 500.000 200.000 300.000 500.000
Transport Peserta Dari Desa Bero 10 orang 20.000 200.000 200.000
Transport Peserta Dari Desa Santigi 10 orang 20.000 200.000 200.000
Transport peserta dari Desa Tiga 10 orang 40.000 400.000 400.000
Transport peserta dari Bagian Hukum 1 orang 500.000 500.000 500.000
Transport peserta dari BPMD 1 orang 500.000 500.000 500.000
Transport peserta dari Tondasi 10 orang 100.000 1.000.000 1.000.000
Biaya Untuk Camat 1 org x 1 kali pertemuan 1 kali 250.000 250.000 250.000
Biaya Untuk Peserta 50 org 50 orang 30.000 1.500.000 1.500.000
Sub Total 300.000 8.400.000 8.700.000
Kegiatan 4 : Finalisasi dan Deklarasi Kesepakatan Bersama
16
Snack peserta 50 org x 1 kali 50 orang 8.000 400.000 400.000
Makan peserta 50 org x 1 kali 50 orang 25.000 1.250.000 1.250.000
Konsumsi Tim 5 org x 2 hari x 2 kali 20 orang 25.000 500.000 500.000
Transport Tim 1 Paket 1.000.000 1.000.000 1.000.000
ATK dan Bahan Workshop 1 Paket 300.000 100.000 200.000 300.000
Spanduk 1 buah 250.000 250.000 250.000
Perjalanan Persiapan (Undangan, dll) 1 Paket 300.000 0 300.000 300.000
Transport Peserta Dari Desa Bero 10 orang 20.000 200.000 200.000
Transport Peserta Dari Desa Santigi 10 orang 20.000 200.000 200.000
Transport peserta dari Desa Tiga 10 orang 40.000 400.000 400.000
Transport peserta dari Bagian Hukum 1 orang 300.000 300.000 300.000
Transport peserta dari BPMD 1 orang 300.000 300.000 300.000
Transport peserta dari Tondasi 1 Paket 750.000 750.000 750.000
Biaya Untuk Camat 1 org x 1 kali pertemuan 1 kali 250.000 250.000 250.000
Kostum 50 lembar 50.000 2.500.000 2.500.000
Biaya Untuk Peserta 50 org 50 orang 30.000 1.500.000 1.500.000
Sub Total 100.000 10.300.000 10.400.000
TOTAL Untuk BR 2 2.700.000 35.390.000 38.090.000
BR 3 : Pemasangan Tanda Batas di Zona Perlindungan Selat Latoa
Kegiatan 1 : Identifikasi Lokasi Pemasangan Pelampung (Biaya Nol Rupiah) bersamaan dengan Patroli POKMASWAS
Kegiatan II. Sosialisasi Tanda Batas
Sumber Pendapatan
Seperti yang terlihat dalam anggaran diatas, sumber-sumber pendapatan adalah sebagai
berikut :
DKP Muna akan menyediakan Rp 131.100.000,- (Seratus Tiga Puluh Satu Juta Seratus Ribu
Rupiah), sedangkan dana dari RARE diharapkan sebesar Rp 93.010.000,- (Sembilan Puluh
Tiga Juta Sepuluh Ribu Rupiah) dari dana penyingkiran halangan kampanye pride.
17
Aliran Kas (Cash Flow)
Dana dari DKP Muna saat ini masih berupa usulan, dan akan muncul dalam APBD Kabupaten
Muna 2013 (DPA DKP Muna 2013) dan pencairannya akan menyesuaikan dan diselaraskan
dengan peraturan yang berlaku.
Dana yang diperoleh dari RARE akan dibayarkan pada akhir tahap pelatihan kedua, sebelum
dimulainya fase implementasi.
Keberlanjutan Finansial
Sebagai dampak bekerjasama dengan RARE, Pemerintah Kabupaten Muna di tahun 2013
menaikkan anggaran pengawasan sebesar 300 % dibanding tahun 2013 untuk menunjang
pelaksanaan BROP di KKLD Selat Tiworo.
Syarat utama untuk menaikan anggaran pengawasan dan operasional pengelolaan kawasan
konservasi di tahun tahun mendatang adalah progress kinerja tim kerja pengawasan dan
sub bagian konservasi. Progres yang dimaksud disini adalah adaya peningkatan kualitas
kawasan konservasi dan penurunan kegiatan destructive fishing.
18