Anda di halaman 1dari 10

BAB II

PERSONAL TREATMENT

SKENARIO
Tuan Ronaldo usia 29 tahun datang ke praktek dokter umum dengan keluhan keluar cairan
berwarna putih kekuningan di celana dalam selama 3 hari terakhir. Dari hasil anamnesis
didapatkan pasien juga mengeluhkan rasa gatal dan panas di sekitar OUE diikuti dengan
nyeri pada saat kencing. Terkadang pasien juga mengeluhkan adanya bercak darah di celana
dalamnya. Dari pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda vital TD 120/80 mmHG, HR:
60x/i, RR: 16x/i, T: 37,5oC. Pemeriksaan Thorax dalam batas normal. Pemeriksaan abdomen
didapatkan BU (+). Pemeriksaan genitalia didapatkan OUE eritem, edem, duh tubuh
mukopurulen (+).
Hasil pemeriksaan lab pewarnaan gram didapatkan gonokokus gram negatif intrasel dan
ekstrasel.

I. Langkah menentukan problem pasien


Keluhan utama : keluar cairan berwarna putih di celana dalam
Keluhan Tambahan : rasa gatal dan panas di sekitar OUE, nyeri saat kencing dan
terkadang keluar darah
Diagnosis : Ureteritis Gonore

II. Menentukan tujuan pengobatan


Mengobati penyakit dasar yang menyebabkan keluarnya duh tubuh

III. Merencanakan pengobatan


Terapi non farmakologi
Meningkatkan kebersihan genitalia
Menggunakan pengaman saat melakukan hubungan seksual
Jangan sering berganti-ganti pasangan

Terapi farmakologi
Diberikan obat antibiotik golongan penisilin, cepalosporin, kuinolon,
kloramfenikol, aminoglikosida, dan makrolid.
a) Sefixim 400 mg oral dosis tunggal atau
b) Levofloksasin 250 mg oral dosis tunggal atau
c) Tiamfenikol 3,5 gram oral dosis tunggal atau
d) Kanamisin 2 gram IM dosis tunggal atau
1) Azitromisin 1 gram dosis tunggal atau
2) Doksisiklin 2 x 100 mg selama 7 hari atau
3) Tetrasiklin 4 x 500 mg selama 7 hari atau
4) Eritromisin 4 x 500 mg selama 7 hari

Antibiotik Efficacy Safety Suitability Cost


Sefiksim + + +++ +
FK: ES: Ruam, urtikaria, KI: Rp 12000/tab
A: melalui oral berjalan lambat eritem, pruritus, Hipersensitifitas
dan tidak lengkap. Dalam demam, terhadap
bentuk suspensi obat ini granulositoenia atau sepalosporin
diserap lebih baik dari bentuk eosinofilia,
tablet peningkatan SGOT
D:bioavailabilitas absolut SGPT atau fosfatase
sekitar 40% - 50% alkalin, mutah, diare
M: tidak dimetabolisme nyeri abdomen, rasa
E:terutama melalui ginjal. tidak nyaman di
Melalui empedu sekitar 10% lambung, anoreksia.
dari dosis.
Waktu paruh 3 sampai 4 jam,
dapat memanjang bila ada
kelainan fungsi ginjal
FD:
Levofloksasin ++ ++ ++ ++
FK: ES: sakit kepala, KI: Rp15000/tab
A: diabsorbsi baik melalui oral halusinasi, fotofobia, hipersensitifitas
(GIT) mual, muntah, terhadap kuinolon
D: bioavailabilitas oral > 90% anoreksia, dispepsia, lain, anak < 18
M: di hepar menjadi metabolit kembung, diare, tahun, hamil, dan
aktif konstipasi, keringat laktasi
E: eliminasi melalui ginjal 85- berlebih, ansietas
90% dari dosis. , T 4-6 jam

FD:
Mengahambat kerja enzim
DNA girase pada kuman dan
bersifat bakterisidal
Tiamfenikol + + + +++
FK: ES: gangguan GI, KI: Rp2900/kaps
A: absorbsi baik melalui oral reaksi hipersensitifitas,
dan penetrasinya baik ke cairan hipersensitifitas, gangguan
serebrospinal, tulang, dan anemia aplastik, hematogi (anemia
sputum. sindrom Gray Baby aplastik,
D: kadar puncak dalam darah pada BBL dan bayi trombositopenia,
tercapai dalam 2 jam. prematur granulositopeni),
Bioavailabilitas 50% terikat insufisiensi ginjal,
dengan albumin. Didistribusi ganggu fungsi
baik ke jaringan tubuh hati, hamil
(jaringan otak, CSS, dan mata) trimester 1 dan
M: mengalami konjugasi laktasi.
dengan asam glukuronat oleh
enzim glukuronil transferase
E: dalam 24 jam, 80%-90%
oabt di ekskresi melalui ginjal.
Hanya 5-10% yang di ekskresi
melalui urin dalam bentuk
aktif.

FD:
Obat ini terikat pada ribosom
subunit 50s dan menghambat
enzim peptidil transferase
sehingga ikatan peptida tidak
terbentuk pada proses sintesis
protein kuman.
Kanamisin ++ ++ +++ ++
ES: ototoksisitas, KI: Rp 8.150/
FK:
nefrotoksisitas, hipersensitifitas vial 1 g
A: bersifat sangat polar,
defisiensi vitamin K terhadap
sehingga sukar di absorbsi
dan vitamin B, aminoglikosid
memalui saluran cerna. Kurang
lainnya
dari 1% dosis yang diberikan
diabsorbsi melalui saluran
cerna. Absorbsi IM sangat
baik.
D: ikatan protein rendah yaitu
< 30%.
M:
E: di ekskresi melalui ginjal
dengan T 0.7-14 jam

FD: aminoglikosid berdifusi


lewat kanal air yang dibentuk
oleh porin proteins pada
membran luar dari bakteri
gram negatif yang masuk ke
ruang periplasmik. Setelah
masuk sel, aminoglikosid
terikat pada ribosom 30s dan
menghambat sintesis protein.
Terikatnya aminoglikosid pada
ribosom mempercepat transpor
aminoglikosid ke dalam sel,
diikuti dengan kerusakan
membran sitoplasma dan
disusul kematian sel.
Aminoglikosid bersifat
bakterisidal cepat.
Untuk tambahan obat
Antibiotik Efficacy Safety Suitability Cost
Azitromisin +++ ++ ++ ++
FK: ES: mual, rasa tidak KI: Rp.
A: absorbsi cepat namun nyaman pada perut, hipersensitifitas 14000/kaplet
terganggu bila diberikan muntah, kembung, terhadap
bersama makanan. diare. Gangguan azitromisin dan
D: kadar dalam serum relatif pendengaran, nefritis makrolid lainnya,
rendah, tetapi di jaringan dan intersisial, gagal hipersensitifitas
sel fagosit sangat tinggi. ginjal akut, pusing, terhadap ketolid
M: vertigo, somnolen.
E: . T 3 hari

FD:
Menghambat sintesis protein
kuman dengan jalan berikatan
reversibel dengan ribosom
subunit 50s dan umumnya
bersifat bakteriostatik walaupun
terkadang bersifat bakterisidal
pada kuman yang sangat peka.
Obat ini tidak menghambat
sitokrom p450 sehingga tidak
menimbulkan interaksi obat
Eritromisin ++ ++ ++ ++
FK: ES: gangguan saluran KI: hipersensitif Rp1800/tab
A: diserap baik oleh usus kecil. cerna,
Aktivitas menurun karena hepatotoksisitas,
dirusak oleh asam lambung. ototoksisitas
Dihambat juga dengan adanya
makanan
D: berdifusi baik ke jaingan
tubuh kecuali otak dan CSS.
M:
E: terutama melalui hati. Hanya
2-5% di ekskresikan dalam
bentuk aktif melalui urin.
Kadar obat aktif dalam cairan
empedu dapat melebihi 100 x
kadar yang tercapai dalam
darah. . T 1.5 jam

FD:
Menghambat sintesis protein
kuman dengan jalan berikatan
reversibel dengan ribosom
subunit 50s dan umumnya
bersifat bakteriostatik walaupun
terkadang bersifat bakterisidal
pada kuman yang sangat peka.
Tetrasiklin ++ ++ ++ +++
FK: ES: gangguan GI, KI: Hipersensitif Rp. 895
A: 30-80% diserap melalui superinfeksi, terhadap /kaps
saluran cerna (lambung dan mewarnai gigi pada tetrasiklin, hamil,
usus bagian atas) dan hiperplasia laktasi, anak < 12
D: dalam plasma semua jenis dental pada anak, tahun
tetrasiklin terikat protein dalam anoreksia, mual,
jumlah bervariasi. Dalam CSS muntah, diare, ruam
hanya 10-20% kadar dalam makulopopular
serum.
M: tidak di metabolisme secara
berarti di hati
E: melalui urin berdasarkan
filtrasi glomerulus. Pada
pemberian oral 20-55% di
ekskresi melalui urin. Di
ekskresi melalui hati ke dalam
empedu mencapai kadar 10 kali
dalam serum. T 6-12 jam

FD:
Antibiotik berikatan secara
reversibel dengan ribosom 30s
dan mencegah ikatan tRNA-
aminoasil pada kompleks
mRNA-ribosom. Hal tersebut
mencegah perpanjangan rantai
peptida yang sedang tumbuh
dan berakibat terhentinya
sintesis protein.
Doksisiklin +++ + +
ES: mual, muntah, Rp5750/tab
FK: KI: Hipersensitif
diare, dermatitis,
A: > 90% diserap melalui terhadap
urtikaria, anafilaksis
saluran cerna (lambung dan tetrasiklin
usus bagian atas)
D: pemberian oral 250mg
doksisiklin tiap 6 jam
menghasilkan kadar sekitar 2.0-
2.5 g/ml.
M: mengalami metabolisme di
hati yang cukup berarti
sehingga aman diberikan pada
pasien gagal ginjal.
E: melalui urin berdasarkan
filtrasi glomerulus. T 17-20
jam

FD:
Antibiotik berikatan secara
reversibel dengan ribosom 30s
dan mencegah ikatan tRNA-
aminoasil pada kompleks
mRNA-ribosom. Hal tersebut
mencegah perpanjangan rantai
peptida yang sedang tumbuh
dan berakibat terhentinya
sintesis protein.
Kesimpulan:
Obat utama terpilih: Levofloksasin
Bentuk sediaan: kaplet 250mg,500mg
Dosis awal: 250mg(dosis tunggal)
Frekuensi: 1x / hari
Lama pemberian: 7 hari
Advice lain: obat harus dihabiskan, selama pengobatan pasien tidak boleh melakukan
hubungan seksual dengan siapapun.

Obat tambahan terpilih: Azithromycin


Bentuk sediaan: kaplet 500mg
Dosis awal: 1gram (2 kaplet) dosis tunggal
Frekuensi: 1x / hari
Lama pemberian: 7 hari
Advice lain: obat harus dihabiskan, selama pengobatan pasien tidak boleh melakukan
hubungan seksual dengan siapapun.

IV. Pemberian terapi


Non farmakologi
- Memberi penjelasan kepada pasien mengenai pentingnya menjaga kebersihan
bagian genitalia
- Memberi penjelasan pentingnya penggunaan pengaman selama berhubungan
seksual dengan pasangan untuk mencegah tertularnya penyakit pada pasangan.
Dimana diketahui salah satu sarana penularannya melalui hubungan seksual
Farmakologi
- Levofloksasin
- Azitromycin
dr. Felami
Jl. Masa Depan, Samarinda Cemerlang
SIP 1010015099
Samarinda, 05 Maret 2016

R/ Levofloksasin 250 mg kapl. no. VII


S 1 dd kapl I

R/ Azithromycin 500 mg kapl No. XIV
S 1 dd kapl I

pro : Tn. Ronaldo
usia : 29 tahun
alamat : Jln. Masa Kelam

V. Komunikasi terapi
Informasi penyakit
Gonore adalah penyakit menular seksual yang disebabkan bakteri N.gonorrhoeae.
Penularannya melalui hubungan seksual yang tidak sehat, misalnya berhubungan
dengan > 1 pasangan seksual, tidak menggunakan alat pengaman, melakukan
Pro: Tn. Lakoni
hubungan seksualLakote
PSK. Biasanya bakteri tersebut menginfeksi alat genital, oleh
karena itu keluhan yang biasa dialami pasien: rasa gatal, panas dan keluarnya duh
tubuh
Usiaberwarna
: 30 tahun putih kekuningan.
Informasi terapi
Pengobatan yang diberikan bertujuan untuk menghilangkan bakteri penyebab
melalui antibiotik.
Pemberian nasehat kepada pasien untuk mempercepat proses penyembuhan kepada
pasien seperti:
Menghabiskan obat antibiotik
Mengubah perilaku seksual
Makanan yang cukup gizi dan meningkatkan daya tahan tubuh.
VI. Monitoring dan Evaluasi
Efek antibiotik dinilai, kurang lebih 3-5 hari setelah pemberian
Menilai efek :
o Keluhan pasien berkurang
o Produksi duh tubuh berkurang

Anda mungkin juga menyukai