Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Tn.

M DENGAN GANGGUAN
METABOLIK ENDOKRIN DIABETES MELLITUS (DM)

OLEH KELOMPOK III :

WINDRYANTI KARIM

JUMRIANI THAMRIN

SUGIANTO

SARIANA

ANDI HASRIANTI

HASPIANI SAID

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES MEGA REZKY MAKASSAR

2010 2011

1
BAB I

TINJAUAN TEORI

A. DEFENISI

- DM adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai bbagai kelainan metabolik akibat


gangguan Hormonal yang menimbulkan bbagai komplikasi kronik pd mata,ginjal,saraf,dan
pembuluh darah,disertai lesi pd membran basalis dlm pemeriksaan dgn mikroskop elektron
(Arif Mansjoer)

- DM adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis tmasuk heterogen dgn
manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat (sylvia A.price )

- DM adalah suatu penyakit metabolik yang menyebabkan gangguan pada pada metabolisme
karbohidrat ,lemak,dan protein sbg akibat kekurangan insulin yg tidak efektif.(ilmu kesehatan
anak)

- DM merupakan kelainan heterogen yang ditandai o/ kenaikan kadar glukosa dlm darah/
hiperglikemia (brunner & suddarth )

- DM adalah masalah yg mengancam hidup (kasus darurat )yang disebabkan o/ defesiensi


insulin relatif atau absolut (doenges)

B. TIPE DIABETES MELITUS

DM dibagi :

Primer :

- tipe I : DM tergantung insulin (IDDM)

* autoimun

* Idiopatik

- Tipe II : DM tidak tergantung insulin(NIDDM)

Sekunder :

- DM Gestasional (GDM)

- DM yang berhubungan dengan keadaan /sindrom lain(sylvia A. price)

C. ETIOLOGI

2
a) Diabetes tipe I

ditandai dgn penghancuran sel2 pangkreas, kombinasi faktor genetik, imunologi dan
mungkin saja lingkungan (seperti infeksi virus )

b) Diabetes tipe II

Faktor genetik memegang peranan dalam proses terjadinya resestensi insulin

Faktor faktor resiko :

1. Usia (retensi insulin cenderung meningkat pd usia diatas 65 thn )

2. Obesitas

3. Riwayat keluarga (brunner suddarth)

Ada bukti yang menunjukan bahwa etiologi DM bermacam-macam meskipun berbagai lesi
dengan jenis yang berbeda akhirnya akan mengarah pada insufiensi insulin tetapi determinan
genetik biasanya memegang peranan penting pada mayoritas penderita DM (sylvia A.price )

IDDM destruksi sel beta pulau langerhans akibat proses autoimun sedangkan NIDDM
kegagalan relatif sel beta dan resistensi insulin (kapita selekta ).

D. PATOFISIOLOGI

Sebagian besar patologi diabetes mellitus dapat dikaitkan dengan satu dari tiga efek
utama kekurangan insulin sebagai berikut : (1) pengurangan penggunaan glukosa oleh sel-sel
tubuh, dengan akibat peningkatan konsentrasi glukosa darahsetinggi 300 sampai 1200
mg/hari/100/ml.(2) peningkatan mobilisasi lemak dari daerah-daerah penyimpanan lemak,
menyebabkan kelainan metabolisme lemak maupun pengendapan lipid pada dinding vaskuler
yang menyebabkan aterosklerosis.(3) pengurangan protein dalam jaringa tubuh .Akan tetapi
selain itu terjadi beberapa masalah patofiiologi pada diabetes mellitus yang tidak tampak yait
kehilangan ke dalam urine diabetes mellitus.Bila jumlah glukosa yang masuk tubulus ginjal dan
filtrasi glomerulus meningkat kira-kira diatas 225 mg.menit glukoa dalam jumlah bermakna
mulai dibuang ke dalam urine. Jika jumlah filtrasi glomelurus yang terbentuk tiap menit tetap,
maka luapan glukosa terjadi bila kadar glukoa meningkat melebihi 180 mg %.

Asidosis pada diabetes, pergeseran dari metabolime karbohidrat ke metabolime.bila


tubuh menggantungkan hampir semua energinya pada lemak, kadar asam aseto dan asam
bihidroksibutirat dalam cairan tubuh dapat meningkat lebih dari 1 meq/liter sampai etinggi 10
meq/liter.

3
E. GEJALA KLINIS

Gejala yang lasim terjadi pada penderita DM adalah sebagai berikut

Pada tahap awal /tipe I ditemukan :

- Peliura (banyak kencing)


- Polidipsi (banyak minum )
- Polifagi (banyak makan)
- BB menurun,lemas,lekas lelah,tenaga kurang
- Mata kabur

Sedangkan pada tipe II mungkin sama sekali tidak memperlihatkan gejalah apapun dan
diagnosis dibuat berdasarkan pemeriksaan darah di lab. Dan melakukan tes toleransi
glukosa.(sylvia A.price)

F. DIAGNOSIS
DM umumnya dipikirkan dengan adanya gejala khas DM berupa poliuri, polidipsi,
poliphagia, dan berat badan menurun.Jika keluhan dan gejala khas ditemukan dan
pemeriksaan glukosa darah sewaktu yang lrbih 216 mg/dl udah cukup untuk menegakkan
diagnosa.
G. PENATALAKSANAAN

Ada 5 kelompok dalam penatalaksanaan DM:

1. Diet

2. Latihan fisik dan pengaturaan aktivitas fisik

3. Agen - agen hipoglikemia oral

4. Terapi insulin

5. pengawasan glukosa

6. Pengetahuan/pendidikan (sylvia A.price)

H. FARMAKOTERAPI

- Agen agen hipoglikemik oral

1. Pensensitif insulin

Metformin(biguainid)

4
Terapi tunggal dgn dosis 500- 1700 mg/hari atau 3 kali pemberian (sylvia A.price)

indikasi : tidak dapat menggantikan fungsi insulin endogen dan digunakan pd terapi
diabetes tipe II

kontra indikasi : tidak boleh diberikan pd penderita dgn penyakit hasil hati berat,ginjal,dgn
uremia dan penyakit jantung kongestif.(farmakologi dan terapi)

Tiazolidinedion

-rosiglitazon dosis 4-8 mg/hari

-proglitazon dengan dosis 30- 45 mg/hari

Indikasi : Dapat dikombinasikan dengan metformin, sulfonilurea/insulin

Kontra indikasi : tidak dianjurkan u/ diberikan pd pasien dgn gagal jantung kongestif (sylvia
A.price)

Bila kadar glukosa tidak dapat ikontrol secara optimal dgn cara2 yg sudah dijelaskan pd
pasien diabetes toipe II, yaitu :

2. Sulfonilurea

Tolbutamind:0,5-3dibagi dlm beberapa dosis masa kerja 6-12 jam


Tolasamid : 100-250 mg dosis tunggal/ dlm berapa dosis 10-14 jam
Asetoheksamid : 0.25 -1,25 g dosis tunggal /dlm beberapa dosis 12- 24 jam
Klopropamid :100-500 mg dosis tunggal sampai 60 jam
Glipizid : 2,5 40 mg > 12 jam

Indiksi : Untuk penderita ttentu sangat penting u/ suksesnya terapi

Kontraindikasi : harus dipakai sangat hati2 pd penderita dgn gangguan fungsi hati ,dan ginjal
dan insufiensiensi endokrin ( farmakologi dan terapi )

I. KOMPLIKASI

1) Akut :

a. Hipoglikemia

b. Ketoasidosis

5
c. Diabetik

2) Kronik

a. Makroangiopati, mengenai pembuluh darah besar, pembuluh darah jantung, pembuluh


darah tepi, pembuluh darah otak.

b. Mikroangiopati, mengenai pembuluh darah kecil, retinopati diabetik, nefropati diabetik.

c. Neuropati diabetik

d. Rentan infeksi, seperti tuberkolosis paru,gingivitis, dan infeksi saluran kemih.

6
DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius. FKUI : Jakarta

Undewood. 2000. Fatologi. EGC : Jakarta

Doengoes moorhouse Gesser. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC : Jakarta

7
Pengkajian Pada Tn M Dengan Gangguan Sistem Metabolik Endokrin

Diabetes Mellitus (DM)

I. DATA UMUM

1. Nama kepala keluarga : Tn. M

2. Alamat kepala keluarga : 45 Thn

3. Pekerjaan kepala keluarga : jl.Baso Dg ngawing No. 35

4. Pendidikan kepala keluarga : Pegawai swasta

5. Komposisi keluarga :

STATUS IMUNISASI

NO NAMA JK HUB. USIA PN BCG POLIO DPT HEPATITIS CAM KET


Dgn DK PAK
KK
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3

1 Ny.J P Istri 44 SMP -


thn

2 An.T P Anak 17 SMA -

thn

3 An.R P Anak 15 SMP -


thn

8
6. Genogram

G II 67

G II 45

?
40 38

G III
17 15

Ket :

: laki-laki

: perempuan

: meninggal

: garis keterangan tinggal serumah

: garis perkawinan

: klien

: garis keturunan

? : umur tidak diketahui.

9
KETERANGAN GENERASI :

Generasi I : ibu Klien masih hidup sedangkan ayah klien sudah meninggal karena penyakit
DM. Mertua meninggal karena faktor usia.

Generasi II : klien dengan usia 45 thn menderita penyakit DM. istrinya saat ini dalam keadaan
sehat

Generasi III : kedua anak klien tinggal bersama dengan kedua orang tuanya.

7. Tipe keluarga
Tipe keluarga Tn M adalah keluarga inti terdiri dari ayah, ibu, dan anak.
8. Suku bangsa
Makassar - Indonesia
9. Agama
Tn M dan keluarganya beragama Islam.Mereka melaksanakan ibadah sesuai dengan
ajaran agama.
10. Status sosial ekonomi keluarga
Yang mencari nafkah adalah Tn M sebagai pegawai swasta dengan penghasilan
2.500.000/bln, cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari tiap bulannya. NyJ
sebagai IRT.
11. Aktifitas rekreasi keluarga
Keluarga Tn M jarang rekreasi ke tempat tertentu, kegiatan yang dilakukannya
untuk menghibur diri adalah berkumpul dan bercanda dengan keluarga juga
menonton TV di rumah.

II. RIWAYAT TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

12. Tahap Perkembangan Keluarga saat ini


Keluarga berada pada tahap perkembangan dengan anak usia remaja.
13. Tahap Perkembangan Keluarga yang belum terpenuhi :
Tahapan keluarga saat ini sudah ini sudah terpenuhi.
Tahap perkembangan saat ini adalah tahap perkembangan dengan anak remaja.fungsi
keluarga yaitu :
Memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab mengingat
remaja adalah seorang dewasa muda dan mulai memiliki otonomi.
Mempertahankan hubungan intim dalam keluarga.
Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua.

10
Mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan (anggota ) keluarga
untuk memenuhi kebutuhan tumbang keluarga.

14. Riwayat kesehatan keluarga inti

o Riwayat penyakit keturunan


Ada riwayat penyakit keturunan yaitu penyakit DM. Nenek klien meninggal
karena penyakit DM.

o Riwayat status kesehatan masing-masing anggota keluarga


1. Tn M : saat ini menderita DM.
2. Ny J : istri Tn M, saat ini dalam keadaan sehat.
3. An T : Anak Tn M, saat ini dalam keadaan sehat.
4. An R : Ibu Tn M, saat ini dalam keadan Sehat.

15. Riwayat keluarga sebelumnya :


1. Tn M : sejak 6 bln yang lalu di diagnosa oleh dokter menderita DM sampai
sekarang dengan keluhan kurang nafsu makan, sering lapar,mual.
2. Ny J : istri Tn M, pernah menderita Hpertensi. saat ini dalam keadaan sehat.
3. An T : Anak Tn M, setahun yang lalu pernah mengalami penyakit dengan gejala
demam thypoid, saat ini dalam keadaan sehat.
4. An R : Anak Tn M, seminggu yang lalu mengalami demam dan telah diberikan
pengobatan di puskesmas. saat ini dalam keadan Sehat.

III. LINGKUNGAN

5. Karakteristik rumah :

- Luas Rumah :
150 m2 memiliki 3 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 dapur, 1 kamar mandi dan
ruang tengah.
- Tipe Rumah :
Jenis rumah adalah rumah permanent.
- Jumlah Ruangan :
Terdapat 7 ruangan.
- Peralatan Perabotan Rumah Tangga :
Perabot rumah tangga memadai dan tertata rapi.
- Jarak Septik Tank Dengan Sumber Air (sumur) yang digunakan : 10 meter

11
- Sumber Air Minum yang digunakan :
Air sumur yang telah dimasak.
- Pembuangan sampah :
Pembuangan sampah keluarga Tn M dilakukan dengan cara ditampung lalu
dibakar.
- Denah Rumah : U

B T

G F S

KET :

A : ruang tamu E : ruang makan


D E
B : Ruang tengah F : dapur

C C : Kamar 1 G : Kamar mandi


B D : Kamar 2

6. Karakteristik tetangga dan komunitas RW :


Interaksi antar warga lebih sering dilakukan sore dan malam hari. Antar tetangga
berinteraksi dengan baik.

7. Mobilitas Geografis Keluarga :


Keluarga Tn M sudah menempati rumah yang ditempatinya sejak 1980-an hingga
sekarang.tempat tinggalnya berdampingan dengan beberapa keluarganya sehingga
klien jarang melakukan mobilitas keluar daerah dari tempat tinggal klien.

8. Perkumpulan Keluarga Dan Interaksi Dengan Masyarakat :


Keluarga termasuk anggota masyarakat yang aktif dalam mengikuti kegiatan
masyarakat, dengan tetangga dilingkungannya tampakberinteraksi dengan
baik.dan keluarga ikut akti jika dilakukan kegiatan di masyarakat seperti kegiatan
gotong royong.

9. Sistem Pendukung Keluarga :


Sistem pendukung berupa lingkungan rumah yg bersih, perabot rumah yg
lengkap, mempunyai alat transportasi yaitu sepeda motor.

12
IV. STRUKTUR KELUARGA

10. Pola Komunikasi Keluarga :


Dalam anggota keluarga terbina hubungan yang harmonis,komunikasi dilakukan
dengan terbuka.komunikasi sehari-hari menggunakan bahasa daerah dan bhs
indonesia.
11. Struktur Kekuatan Keluarga :
Kekuatan keluarga terletak pada semua anggota keluarga. Selalu menyelesaikan
masalah dengan didiskusikan, KK tidak otoriter dan tidak egois.
12. Struktur Peran (formal dan informal) :
1. Tn M :
o Formal : seorang pegawai di salah satu perusahaan swasta
o Informal : sebagai kepala rumah tangga dan berperan untuk mengambil
keputusan & anggota masyarakat dilingkungannya.
2. Ny J :
o Formal : -
o Informal : berperan sebagai ibu rumah tangga yang mengurus suami, dan
anaknya
3. An T :
o Formal : siswa SMA
o Informal : berperan sebagai anak.
4. An R :
o formal : siswi SMP
o informal : berperan sebagai anak .

13. Nilai Dan Norma Keluarga :


Nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga menyesuaika dengan nilai agama
islam yang mereka anut serta nilai dan norma masyarakat di sekitarnya.

V. FUNGSI KELUARGA

14. Fungsi Afektif Keluarga :


Keluarga cukup rukun.Tn M dan Ny J tampak sangat memperhatikan anggota
keluarganya. Tn M mengajarkan anaknya untuk berdiskusi jika ada masalah.
15. Fungsi social :
Fungsi sosialisasi dalam keluarga Tn M berjalan dengan baik dan keluarga Tn M
juga merupakan orang yang sangat ramah terhadap tetangganya.Tn M
Mengajarkan keluarganya bagaimana berinteraksi dengan tetangga.

13
16. Fungsi Peran Kesehatan :
o Mengenal masalah kesehatan keluarga
Keluarga hanya tahu penyakit DM sama dengan kelebihan gula. Tapi tidak
tahu manifetasi, komplikasi, pola hidup yang baik untuk mencegah penyakit
DM.
o Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga
Keluarga tidak mampu/bingung mengambil keputusan yang tepat mengenai
tindakan kesehatan pada Tn M. karena walaupun pernah diberi obat dari
PKM, namun sekarang masih bermasalah dengan rasa lapar & nafsu makan yg
berubah sejak mnderita DM.
o Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan
Keluarga kurang mampu mengatur pola hidup/makan Tn M. klg juga tdk
paham merawat luka pada kaki Tn M karena sudah diobati 1 minggu belum
sembuh-sembuh.
o Memodifikasi lingkungan untuk menjamin kesehatan keluarga
Keluarga belum mampu memodifikasi lingkungan yang dapat mendukung
penyembuhan Tn.M misalnya bagaimana mengatur perabotan rumah tangga
seperti pisau dan benda tajam lainnya pada tempatnya agar tidak melukai Tn
M.
o Memanfaatkan fasilitas layanan kesehatan disekitarnya
Tn.M sudah pernah mendapatkan pengobatan.namun malas untuk kontrol.
17. Fungsi Reproduksi :
keluarga Tn M memiliki anak 2 orang usia remaja. Keluarga tidak mrencanakan
untuk memiliki anak lagi dengan cara mengikuti program KB suntikan 3 bulan.

18. Fungsi Ekonomi :


Penghasilan dari Tn M cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya setiap
bulannya. Namun karena Tn M mengalami penurunan kesehatan maka tdk
bekerja maksimal. tetapi penghasilan masih cukup.

VI. STRESS DAN KOPING KELUARGA

19. Stressor Jangka Panjang Dan Pendek :


o stressor jangka pendek : adalah jika ada keluarga yang tiba-tiba sakit.
o Stressor jangka panjang : penyakit yang diderita oleh Tn M adalah stressor
jangka panjang karena sudah lebih dari 6 bulan Tn M menderita penyakit ini.
20. Kemampuan Keluarga Berespon terhadap situasi/stressor :
Keluarga saat ini berusaha sendiri walaupun masih bingung bagaimana merawat
keluarga dengan penyakit DM.

14
21. Strategi koping yang digunakan :
Keluarga lebih memilih berdiskusi dalam memecahkan masalah, dan sudah
menjadi pola koping dalam keluarga tersebut.
22. Strategi adaptasi difungsional yang digunakan :

Tidak ada Strategi adaptasi difungsional yang digunakan dalam memecahkan


masalah.

VII. PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan Tn.M Ny.J An.T An.R


KEPALA :
Rambut -Rambut hitam -Rambut hitam -Rambut hitam - Rambut hitam
tidak terdapat tidak terdapat tidak terdapat tidak terdapat
lesi. lesi. lesi. lesi.
Mata -Konjungtiva -Konjungtiva -Konjungtiva -Konjungtiva
tidak tidak tidak tidak
anemis,penglihat anemis,penglihat anemis,penglihat anemis,penglihat
an kadang kabur. an baik. an baik. an baik.
Hidung penciuman -penciuman -penciuman -penciuman
baik,tidak baik,tidak baik,tidak baik,tidak
terdapat polip. terdapat polip. terdapat polip. terdapat polip.
Telinga -Pendengaran -Pendengaran -Pendengaran -Pendengaran
baik, baik, baik, baik,
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
serumen. serumen. serumen. serumen.
Gigi-mulut -tidak ada -tidak ada -tidak ada -tidak ada
keluhan keluhan keluhan keluhan
menelan,Bibir menelan,mukosa menelan,mukosa menelan,mukosa
agak mulut merah. mulut merah. mulut merah.
kering,mulut
agak bau.
LEHER :
tonsil -tidak ada -tidak ada -tidak ada -tidak ada
pembengkakan. pembengkakan. pembengkakan. pembengkakan.
kelenjar -Tidak ada -Tidak ada -Tidak ada -Tidak ada
pembengkakan pembengkakan pembengkakan pembengkakan
pd kelenjar pd kelenjar pd kelenjar pd kelenjar
thyroid. thyroid. thyroid. thyroid.
DADA :
Jantung -BJ normal. -BJ normal. -BJ normal. -BJ normal.
Paru Vesikuler Vesikuler Vesikuler Vesikuler
Bentuk dada -Normochest -Normochest -Normochest -Normochest
gerakan -gerakan dada -gerakan dada -gerakan dada -gerakan dada

15
mengikuti irama mengikuti irama mengikuti irama mengikuti irama
nafas. nafas. nafas. nafas.
PERUT :
Bising usus -menurun - - -

Nyeri Tekan -Tidak terdapat -Tidak terdapat -Tidak terdapat -Tidak terdapat
nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan

KULIT :
Turgor -Kulit kering, -elastisitas kulit -elastisitas kulit - elastisitas kulit
terdapat ulkus baik, tidak ada baik,tidak ada baik,tidak ada
pada ekstremitas edema(-) lesi. edema(-) lesi. edema(-)
bawah kiri,
edema (-).
EXTREMITA
S: -tangan & kaki -tangan & kaki -tangan & kaki -tangan & kaki
Gerakan dapat digerakkan dapat digerakkan dapat digerakkan dapat digerakkan
dengan baik. dengan dengan baik. dengan baik.
-terdapat luka
kelainan kecil pd ibu jari -tak -tak -tak
kaki sebelah kiri.

LAIN LAIN
: -140/80 Mmhg -120/80 Mmhg -110/70 Mmhg -130/80 Mmhg
tekanan darah
-86 x/ mnt -90 x/ mnt -85 x/ mnt -95 x/ mnt
nadi
-18 x/ mnt -20 x/ mnt -20 x/ mnt -18 x/ mnt
respirasi
-penurunan tiba- -58 kg -45 kg -40 kg
berat badan
tiba dari 68 kg
menjadi 65 kg.
TB 170 cm

VIII. HARAPAN KELUARGA

Keluarga Tn M berharap penyakit Tn M bisa sembuh dan keluarga yang lain tidak
mendapatkan masalah kesehatan yang sama.

16
IX. PROSES KEPERAWATAN

A. ANALISA DATA

NO DATA MASALAH MASALAH


KESEHATAN KEPERAWATAN
1 Faktor resiko : Resiko tinggi Ketidakmampuan keluarga
DS : (tambahkan data perubahan nutrisi mengenal gejala yang
ini di riw. Kes klg) kurang dari timbul pd penyakit DM
- Klien kebutuhan.
mengeluh
lemah
- Nafsu makan
kurang
- Mual
- penurunan
tiba-tiba BB
dari 68 kg
menjadi 65
kg.
- TB : 170 cm
DO :
- Tonus otot
jelek
- Klien nampak
lemah.
- Turgor kulit
kurang
- Bibir kering
- mulut agak
bau.

2 Faktor resiko : Keruakan integrita ketidakmampuan keluarga


DS : kulit mengenal luka pada
-klg tdk paham penderita DM.
merawat luka pada
kaki Tn M karena
sudah diobati 1
minggu belum
sembuh-sembuh.

17
DO :
-terdapat luka kecil pd
ibu jari kaki sebelah
kiri.
TTV :
-140/80 Mmhg

-86 x/ mnt

-18 x/ mnt

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko tinggi Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan Ketidakmampuan keluarga mengenal gejala yang timbul pada
penyakit DM.

2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga


mengenal luka pada penderita DM.

C. PERENCANAAN INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Prioritas Masalah

1. Resiko tinggi Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan Ketidakmampuan keluarga mengenal gejala yang timbul pada penyakit
DM.

NO KRITERIA PERHITUNGAN SKOR


1 Sifat Masalah :

Ancaman 2/3 x 1 2/3


kesehatan
2 Kemungkinan
masalah dapat
diubah : 2/2 x 2 2

18
Mudah
3 Potensial
masalah untuk di 3/3 x 1 1
cegah

tinggi
4 Menonjolnya 1/2 x 1 1
masalah

Ada masalah tapi


belum ditangani

JUMLAH 4 2/3

2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga


mengenal luka pada penderita DM.

NO KRITERIA PERHITUNGAN SKOR


1 Sifat Masalah :

Ancaman 2/3 x 1 2/3


Kesehatan

2 Kemungkinan
masalah dapat
diubah : 2/2 x 2 2

mudah
3 Potensial
masalah untuk di
cegah 3/3 x 1 1

tinggi
4 Menonjolnya
masalah
0/2 x 1 0
Masalah tidak
dirasakan

JUMLAH 3 2/3

19
D. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

NO DATA MASALA MASALA TUJUA KRITE STANDAR INTERV


H H N RIA ENSI
KESEHA KEPERA KEPETR
TAN WATAN AWATA
N
1 Faktor Resiko Ketidakm TUM verbal 1.pengertian Beri
resiko : tinggi ampuan keluarga penyakit penyul.ttg
DS : perubahan mengenal mampu DM. DM.
Klien nutrisi penyakit memaha 2. penyebab Beri
mengel kurang DM. mi penyakit motivasi
uh dari tentang DM. kpd klg yg
lemah kebutuhan Ketidakma penyaki 3. gejala sakit agr
Nafsu . mpuan t DM. penyakit berobt ke
makan keluarga DM. unit pelyn
kurang mengambil TUK : 4. kes.
Mual keputusan klg komplikasi lakukn
DO yang tepat mampu motorik penyakit pemeriksa
penuru mengenai melkuk DM. an fisik.
nan tiba- tindakan an 5. timbang
tiba dari pada tindaka penatalaksa berat
68 kg anggota n yang naan badan
menjadi keluarga tepat penyakit setiap hari
65 kg. dengan pada DM( diet yg sesuai
Tonus penyakit anggota sesuai) indikasi
otot DM. klg yg anjurkan
jelek sakit. pemberian
Klien ketidakm klg diet
nampa ampuan mampu seimbang
k lemah. keluarga melaku rendah
merawat kan lemak.
melakukan tindaka tentukan
perawatan n untuk program
luka pada memper diet dan
penderita tahanka pola
DM. n BB makanan
ideal yang
anggota sesuai.
klg.
2 Faktor Resiko .ketidakm TUM : Verbal 1.tanda- beri
resiko : infeksi ampuan klg tanda luka
peny ttg
DS : keluarga mampu pada
- mengenal mengen penyakit pentingny
Keluarga luka pada luka DM.
a menjaga
kurang penderita pada
mampu DM. penderit 2. kebersihan
20
merawat a DM. Melakukan luka
luka teknik
Observas
pada TUK : aseptik dan
kaki Tn klg antiseptik. i tanda-
M dapat
tanda
karena mengeta 3.melakuka
tidak hui n infeksi
mengeta tekhnik perawatan
dan
hui perawat luka DM.
bagaima an luka peradanga
na cara DM.
n, seperti
members klg
ihkan mampu demam,
luka mengap
kemeraha
DM. likasika
n teknik n,
DO : perawat
ajarkan
-terdapat an luka motorik
luka yg upaya
kecil pd benar
pencega
ibu jari pd
kaki anggta han
sebelah klg yg
dengan
kiri. DM.
TTV : klg melakuk
-140/80 mampu
an cuci
Mmhg melkuk
-86 x/ an tangan
mnt pencega
yang
-18 x/ han
mnt terhdp baik
terjadin
pada
ya
infeksi. semua
orang
yang
berhubu
ngan
dengan
pasien
termasuk
pasienny

21
a sendiri.
demonstr
asikan
tekhnik
perawata
n luka
yg benar
pada
anggota
yg
dengan
luka
DM.
beri
kesempa
tan kpd
anggota
klg
untuk
melakuk
an
petrawat
an luka
DM
secara
mandiri.

22
E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

NO HARI/TGL JAM IMPLEMENTASI EVALUASI


1 Senin 12.00 1.memberi penyul.ttg DM pd Pukul 13.00
18 okt 2010 anggota klg. S:
Hasil :
klg antusias terhadap klg klien mengatakan
penyuluhan yg diberikan. akan memberikan
makanan dengan diet
2.menimbang berat badan setiap rendah lemak kepada
hari sesuai indikasi. klien.
Hasil :
BB : 65 kg O:
3. menentukan program diet dan
pola makanan yang sesuai. BB klien : 65 kg
Hasil : klg antusias terhadap
Diet yang seuai adalh diet penyuluhan yg diberikan.
rendah lemak.
A : masalah teratasi
4. memberi kesempatan kepada
klg untuk menjelskan ulang P : pertahankan intervensi
tentang Penyakit DM dan
gejalanya.
Hasil :
klg mampu memhami dan
menyebutkan ttg
pengertian,gejala,penyebab &
perwatn DM.

1 Selasa 12.30 1.memberi peny ttg pentingnya Pukul 13.00


19 okt 2010 S:
menjaga kebersihan luka.
Klg mampu melakukan
Hasil : tekhnik perawatan luka
yg diajarkan dgn baik.
klg antusias terhadap
penyuluhan yg diberikan.
O:
2.mengobservasi TTV & tanda- TTV :
-140/80 Mmhg
tanda infeksi dan peradangan,
seperti demam, kemerahan. -86 x/ mnt

23
Hasil : -18 x/ mnt
TTV : terdapat luka kecil pd ibu
-140/80 Mmhg jari kaki sebelah kiri.
klg antusias terhadap
-86 x/ mnt
terhadap tekhnik
-18 x/ mnt perawatan luka yg
-terdapat luka kecil pd ibu jari diajarkan dan
kaki sebelah kiri.
memperhatiknx dgn
seksama.
3.mengajarakn klg upaya
Klg memperhatikan
pencegahan dengan melakukan
upaya pencegahan yg
cuci tangan yang baik pada
semua orang yang berhubungan diajarkan dengan

dengan pasien termasuk seksama.

pasiennya sendiri.
A : masalah teratasi.
Hasil :
Klg memperhatikan upaya P : pertahankan intervensi
pencegahan yg diajarkan
dengan seksama.

4.mendemonstrasikan tekhnik
perawatan luka yg benar pada
anggota yg dengan luka DM.
Hasil :
klg antusias terhadap terhadap
tekhnik perawatan luka yg
diajarkan dan memperhatiknx
dgn seksama.

5.memberikn kesempatan kpd


anggota klg untuk melakukan
perawatan luka DM secara
mandiri.
Hasil :

24
Klg mampu melakukan
tekhnik perawatan luka yg
diajarkan dgn baik.

25

Anda mungkin juga menyukai