[]
=
2( )12 ()12
dan () dapat dengan mudah diukur, tetapi jika dievaluasi oleh percobaan lain, nilai
[],
tersebut mungkin hanya untuk mengitung rasio 1 2 , dan bukan merupakan 2 konstanta
yang independen. Persamaan ketiga mengandung antara nilai atau yang dibutuhkan. Seperti
gambaran yang diperoleh oleh penyajian rata-rata waktu hidup pertumbuhan rantai .
Dan juga
[ ]
=
[ ]
Atau
1
=
2( [])12
Persamaan (2.31), (2.34) dan (2.38) mengandung tiga parameter yang tidak diketahui , dan
yang karenanya bisa dievaluasi jika pengukuran yang sesuai bisa dilakukan. Pengukuran-
pengukuran tersebut biasanya dilakukan di bawah kondisi tunak dengan pengecualian rata-rata
waktu tinggal radikal yang paling mudah ditentukan di bawah kondisi tidak tunak.
Dalam polimerisasi adisi radikal bebas, distribusi massa molar bergantung pada
mekanisme terminasi. Kasus yang paling simple menjelaskannya adalah ketika mekanisme
sama dengan panjang rantai kinetik . Pada kasus ini,
tersebut melalui disproposionasi dan
rantai tumbuh dan berterminasi pada panjang rantai yang tumbuh. Pada titik ini pertumbuhan dan
terminasi rantai perlu untuk mendefinisikan parameter baru yang merupakan probabilitas
bahwa selama pada reaksi adisi, rantai akan memperbanyak (propagasi) lebih dari terminasi. Hal
ini dianalogikan dengan parameter (tingkat reaksi) dalam step pertumbuhan polimerisasi
(section 2.1.4). Persamaannya adalah
=
+
Dan ini dapat digunakan untuk menghitung probabilitas, (), pembentukan molekul polimer M,
mengandung unit-unit monomer .
1 2 3 (i+1)
Jika mekanisme terminasi adalah disproposionasi lalu derajat polimerisasi adalah sama dengan
panjang rantai kinetik, reaksi inisial antara radikal dengan molekul monomer yang pertama
adalah cepat dan hanya perlu tambahan berikutnya yang perlu dipertimbangkan. Molekul
telah terbentuk oleh (1 ) reaksi adisi. Probabilitas bahwa salah satu reaksi ini terjadi adalah
dan digunakan analogi step pertumbuhan polimerisasi probabilitasnya bahwa ( 1) reaksi
penambahan berturutturut yang terjadi adalah (1) . Probabilitas bahwa reaksi terakhir adalah
terminasi lebih dari propagasi adalah (1 ) dan juga probabilitas bahwa M telah terbentuk
adalah
() = (1) (1 )
menggunakan argument yang mirip untuk step pertumbuhan polimerisasi (section 2.1.6) hal itu
ditemukan dengan
= (1 + )
Untuk mendapatkan molekul-molekul yang panjang, laju propagasi yang dibutuhkan harus lebih
besar dari laju semua reaksi-reaksi lainnya
2
yang mana adalah hasil yang identik dengan hasil step pertumbuhan polimerisasi.
Sebuah hasil perbedaan jauh diperoleh jika mekanisme terminasi adalah kombinasi. Pada
kasus ini, perhitungan menjadi lebih kompleks sejak pertumbuhan rantai bergabung bersama
menghasilkan molekul-molekul polimer dua kali lebih panjang dari panjang rantai kinetic. Hal
tersebut dapat ditunjukkan dalam kasus ini bahwa
2+
=
2
dan untuk molekul-molekul polimer panjang
1,5
Dua kasus yang diberikan diatas lebih ideal dan dalam praktiknya, situasi mungkin lebih
banyak dan rumit.
Dimana TH adalah agen transfer rantai umum. Pada reaksi ini atom hidrogen secara normal
dipisahkan dari dari agen transfer melalui tipe-tipe atom lain yang dapat dipisahkan dalam kasus-
kasus tertentu. Radikal terbentuk dapat pergi dapat bereaksi dengan molekul monomer.
+
Menjadi bentuk pusat aktif. Jika reaksi berlangsung secara cepat, laju polimerisasi tidak berubah
tetapi sejak pertumbuhan rantai diakhiri secara dini, panjang rantai kinetik dan demikian derajat
polimerisasi keduanya berkurang.
Berbagai macam zat telah ditemukan untuk bertindak sebagai agen transfer rantai.
Transfer ke polimer tidak akan menyebabkan berkurangnya derajat polimerisasi, tapi bisa
menyebabkan percabanga. Sebagai contoh, polyethylene diproduksi oleh polimerisasi radikal
bebas ditemukan untuk memiliki beberapa cabang dengan lima atau enam atom karbon.
Diperkirakan bahwa ini terjadi karena reaksi serangan balik. Pusat aktif dipindahkan dari akhir
pertumbuhan rantai ke posisi di sepanjang bagian belakang rantai dan proses pertumbuhan rantai
dari posisi ini. Polyethylene bercabang tidak bisa dikristalisasi semudah produksi bentuk yang
menggunakan katalis spesial. Kristalinitas yang lebih rendah menyebabkan hal itu lebih fleksibel
dan lebih keras, tetapi temperatur leleh lebih rendah daripada poltethylene linier.
Transfer juga bisa terjadi pada monomer, inisiator atau molekul-molekul solvent. Dalam
setiap kasus biasanya atom hidrogen tapi tidak selalu, transfer ditunjukkan dalam reaksi umum
dan derajat polimerisasi dikurangi. Persamaan kinetik dalam kasus-kasus tersebut dinyatakan
dalam bentuk berikut:
[ ]
Monomer = [] [ ]
[ ]
Initiator = [] [ ]
[ ]
Solvent = [] [ ]
Dimana , dan adalah laju konstan untuk reaksi transfer masing-masing dengan
monomer, inisiator dan solvent. Reaksi-reaksi transfer tersebut dimodifikasi bentuk kinetika
reaksi keadaan tunak di bagian 2.2.5. Panjang rantai kinetik didefinisikan sebagai
=
Tetapi di bawah kondisi tunak, laju inisiasi = laju terminasi dengan begitu
Reaksi transfer dapat diberikan sebagai reaksi terminasi rantai kinetik dengan memasukkan
persamaan (2.27), (2.28), (2.43), (2.44) dan (2.45)
[] [ ]
=
2 ([ ])2 + [ ]( [] + [] + [] )
1 2 [ ] [] []
= + + +
[] [] []