Anda di halaman 1dari 2

Kisah Persahabatan di Sekolah

Namaku Lia, aku adalah sosok yang gak dapat diam serta juga bawel. Aku
bersekolah di SMP Negri 1 Banjarmasin. Aku mempunyai satu sosok sahabat yang
sangat-sangat aku cintai, namanya Sasa. Mesikipun Sasa itu tidak jarang
menyebalkan namun dirinya dapat membikinku rutin rindu dengan tingkah lakunya
yang gokil itu.

Persahabatan kami baru berlangsung 5 bulan lebih. Tidak terasa persahabatan kami
telah berlangsung lama. Pagi itu badanku amat sangat terasa lelah. Saat aku
mengaca aku menonton wajahku begitu pucat. Tiba-tiba ibuku terbuktigilku serta
masuk ke dalam kamarku.
Nak, apakah kalian telah siap? kata ibu.
Ya, bu! jawabku dengan lesu.
Kenapa wajahmu begitu pucat? tanya bunda dengan heran.
Ah, biasa bu! Palingan cuman tidak lebih minum air putih aja hehehe jawabku
dengan tersenyum.
Ya telah, ayo kami berangkat! jawab ibu.
Aku pun pergi serta pergi ke sekolah bersama ibuku.

Sesampainya di sana aku langsung berpamitan terhadap ibuku. Tidak menantikan


lama, aku pun langsung pergi menuju kelasku. Aku pun duduk serta mendengarkan
lagu. Tiba-tiba Sasa datang serta menghampiriku.
Hai, Lia. Kenapa wajahmu begitu pucat sekali? tanya sasa
Ah, gak papa kok! jawabku
Di tengah-tengah aku berkata dengan Sasa, tiba-tiba lonceng pun berbunyi.
Akhirnya, aku pun menyudahi pembicaraanku dengan Sasa.

Saat jam pelajaran, aku merasa sangat pusing luar biasa serta tiba-tiba aku
menonton darah keluar dari hidungku. kawan-kawanku pun bertanya-tanya.
Lia, kalian mimisan lebih baik kalian pergi ke uks. ujar Rendy.
Iya, aku antar ya! Jawab Sasa
Ah, ini cuman biasa. Kelak dibasuh dengan air juga hilang. Jawabku dengam
tenang
Biasa gimana, darahnya aja ngelir semakin serta mata kalian tuh merah banget,
lebih baik pergi ke uks deh! jawab Aldi.
Ya udah ku pergi dulu. Jawabku
Aku anterin ya! Jawab Sasa
Gak usah repot-repot Sa, aku dapat sendiri! Jawabku dengan menahan kesakitan.

Aku pun berlari menuju WC, kepalaku begitu amat pusing. Aku berlalu sekuatnya
tiba-tiba aku pingsan di dekat tangga. Aku pun tidak sadarkan diri serta masuk ke
rumah sakit. aku pun tidak sadarkan diri berbagai jam.

Berbagai jam kemudian, aku pun sadar dari koma. Aku pun menonton Sasa di
depan pintu. Aku pun tidak kuasa menahan tangis. Sebab aku tau penyakitku ini
kambuh lagi serta bagaimana aku wajib berkata terhadap Sasa mengenai
penyakitku ini. Tapi ini wajib kukatakan sebab ku takut ini terlalu dipendam lama.
Sasa pun masuk ke ruanganku.
Lia gimana kondisimu? Agak membaik kan? Tanya Sasa dengan mata berkaca
kaca.
Ehm Sa, kalian ingat gak saat kami pertama kali kenal? tanyaku
Iya, pasti! Kenangan yang Indah kami gak mungkin aku lupakan! jawab Sasa
Maaf Sa, aku gak bakal dapat menjalani persahabatan ini lagi. jawabku serta
termenung.
Kenapa? Kenapa begitu?! tanya Sasa dengan penuh bingung
Sebetulnya umurku tidak lama lagi, aku tidak dapat menahan sakit dari penyakit
yang telah lama kuderita. jawabku
Ha? Gak mungkin, aku yakin kalian tentu dapat! jawab Sasa dengan yakin
Maaf, aku cuman minta satu, jangan sempat lupakan persahabatan kami ini
ucapku
Gak, gak. kalian tetap dapat! ujar Sasa dengan menetaskan air mata
Aku pun tidak kuasa, mataku pun perlahan-lahan tertutup. Aku pun pergi untuk
selamanya. Semoga kau tetap ada di hatiku.

Anda mungkin juga menyukai