Anda di halaman 1dari 7

2.

5 PROSES SOSIAL

Dahulu banyak sarjana sosiologi yang menyamakan perubahan sosial dengan proses
sosial, karena ingin melepaskan diri dari titik berat pandangan para sarjana sosiologi klasik
yang lebih menitik beratkan pada struktur masyarakat. Dengan perkataan lain proses sosial
diartikan sebagai pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama, misalnya
pengaruh mempengaruhi antara sosial dengan politik, politik dengan ekonomi, ekonomi
dengan hukum dan seterusnya. Ciri-Ciri Proses Sosial diantaranya ialah :

a. Bentuk interaksi macam ini sesebut proses karena terdiri dari serentetan
kegiatan yang saling menyambung dan berakhir pada suatu ujung yang
merupakan hasil dari perjalanan itu,
b. Proses sosial yang mengandung dinamika, artinya di dalam proses tersebut
terdapat berbagai keadaan nilai sosial yang sedang diproses, mulai dari nilai yang
belum sempurna sampai situasi yang lebih mantap atau sebaliknya,
c. Proses sosial mengikuti pola tingkah laku tersendiri, orang yang terlibat dalam
proses sosial (misalnya bersaing) tidak mengikuti pola sopan santun yang dituntut
kedudukan dan peranan,
d. Interaksi yang disebut proses sosial tidak mengenal waktu dan tempat tertentu. Ia
dapat muncul di setiap waktu pada setiap sector kegiatan manusia.
e. Fenomena proses sosial berada di bawah kontrol sosial yang ketat. Pengawasan
sosial ini perlu dilakukan oleh masyarakat (negara) karena jika di luar kontrol
proses sosial dapat menimbulkan kerugian bagi pihak-pihak yang ada dalam
proses sosial, sering juga pihak lain yang ada di luarnya.
f. Fenomena proses sosial bersifat universal, dapat terjadi dimana-mana, dan
merupakan bagian dari kebudayaan manusia.

2.5.1 Jenis Jenis Proses Sosial

Para ahli sosiologi mengklasifikasikan bentuk pokok proses social menjadi dua, yaitu:

1. Proses sosial yang bersifat menggabungkan (associative processes).


Proses sosial yang mengarah kepada penggabungan ditujukan demi terwujudnya nilai-
nilai yang disebut kebijakan-kebijakan sosial seperti keadilan sosial, cinta kasih,
kerukunan, solidaritas. Bentuk-Bentuk Proses Sosial Yang Menyatukan (Asosiatif)
diantaranya :
a. Akomodasi (Penyesuaian Diri)
Menurut Etimologi, Istilah akomodasi berasal dari kata latin (accommodare)
yang artinya menyesuaikan diri. Akomodasi dapat didefenisikan sebagai suatu
bentuk proses sosial yang di dalamnya dua atau lebih individu atau kelompok
berusaha untuk tidak saling mengganggu dengan cara mencegah, mengurangi
atau menghentikan ketegangan yang akan timbul atau yang sudah ada. Ciri-Ciri
Akomodasi yaitu :
Akomodasi melibatkan setidaknya dua orang atau kelompok yang hidup
dalam situasi tegang, yang menghalangi mereka saling bertemu dan
mengadakan relasi apalagi kerjasama.
Untuk memasuki proses akomodasi, kedua belah pihak bersedia
memberi dan menerima (give and take), artinya masing-masing mau
mengadakan perubahan dalam pola bersikap dan bertingkah laku satu
terhadap yang lain dengan menghapus, minimal mengurangi tuntutan-
tuntutan yang mereka pertahankan.
Karena maksud utama akomodasi adalah tidak saling mengganggu, pada
tingkat proses jenis ini belum dapat diharapkan kedua pihak yang
terlibat menghasilkan sesuatu yang konkret dan berguna bagi
masyarakat luas kecuali jarak sosial yang memendek dan ketegangan
berkurang atau bahkan hilang.
b. Asimilasi
Asimilasi berasal dari kata latin assimilare yang artinya menjadi sama.
Asimilasi dalam pengertian sosiologi adalah sebagai suatu bentuk proses social
dimana dua atau lebih individu atau kelompok saling menerima pola kelakuan
masing-masing sehingga akhirnya menjadi satu kelompok baru yang terpadu.
Faktor-faktor penghambat Asimilasi:
Unsur ras dan warna kulit yang jauh berbeda antara suku yang satu
dengan yang lain,
Faktor psikologis,
Ikatan sosial yang ketat,
Perbedaan agama dan kepercayaan.
Faktor-faktor penunjang Asimilasi:
Perkawinan campur,
Pendidikan generasi muda non pribumi,
Peningkatan prestasi cultural tingkat nasional,
Perlakuan hukum yang sama.
c. Kerjasama
Kerjasama ialah suatu bentuk proses sosial dimana dua atau lebih perorangan
atau kelompok mengadakan kegiatan bersama guna mencapai tujuan yang
sama. Ciri-ciri kerjasama, yaitu :
Jumlah anggota kerjasama minimal dua orang,
Partisipasi pihak-pihak yang terlibat dalam kerjasama tidak selalu sama,
baik kuantitatif maupun kualitatif,
Dalam kerjasama terdapat solidaritas yang berbeda.
Contoh dari Proses sosial yang bersifat menggabungkan (associative processes)
terdapat dalam Journal ANALISIS INTERAKSI SOSIAL SISWA-SISWI KELAS
AKSELERASI (STUDI DI SMA NEGERI 1 DENPASAR BALI) dengan hasil
penelitiannya adalah sebagai berikut :
Berdasar penelitian yang dilakukan adanya interaksi sosial yang tidak berjalan dengan
baik dalam kelas akselerasi, hal ini dikarena siswa-siswi kelas akselerasi lebih memilih
untuk menghabiskan waktunya dengan belajar di bandingkan berinteraksi atau sekedar
bermain bersama rekan sekelasnya. Siswasiswi kelas akselerasi memilih untuk belajar
dikarenakan adanya persaingan mendapatkan nilai yang lebih tinggi dalam kelas.
Dalam penelitian ini juga penulis menemukan adanya interakasi yang tidak berjalan
dengan baik dari siswa-siswi kelas akselerasi dan siswa-siswi kelas reguler, hal ini
dikarenakan adanya jurang pemisah antara siswa-siswi kelas akselerasi dan siswa-siswi
kelas reguler. Jurang pemisahnya diantaranya adalah pembedaan kelas berdasarkan
kemampuan belajar membuat siswa-siswi yang kurang mampu dalam belajar merasa
minder untuk berinteraksi dengan siswa-siswi yang kemampuanya lebih, selain itu
alasan lainya adalah siswasiswi kelas akselerasi lebih mengutamakan belajar dari pada
mengikuti kegiatan gabungan dengan siswa-siswi kelas reguler dalam hal ini adalah
kegiatan ekstrakulikuler, hal ini juga dikarenakan para siswa-siswi kelas akselerasi
lebih disarankan oleh para guru untuk lebih meluangkan untuk belajar.
2. Proses social yang bersifat menceraikan (dissociative processes).
Proses sosial yang menceraikan mengarah kepada terciptanya nilai-nilai negatif atau
asosial, seperti kebencian, permusuhan, egoisme, kesombongan, pertentangan,
perpecahan dan sebagainya. Bentuk-Bentuk Proses Sosial Yang Memisahkan
(Disosiatif) diantaranya ialah :
a. Persaingan (competition)
Ialah suatu proses sosial, dimana beberapa orang atau kelompok orang
berusaha mencapai tujuan yang sama dengan cara yang lebih cepat dan mutu
yang lebih tinggi.
Beberapa fungsi positif persaingan, yaitu:
Persaingan merupakan pendorong yang positif bagi manusia dan
masyarakat untuk terus menerus mencapai tahap-tahap kemajuan
yang semakin tinggi,
Dengan persaingan, orang didorong untuk memusatkan perhatian
dan pikiran, tenaga dan sarana untuk mencapai hasil yang lebih baik,
Semangat persaingan menggalangkan orang untuk membuat
penemuan-penemuan baru yang mengungguli penemuan orang lain.
Beberapa akibat sampingan negatif persaingan :
Dalam persaingan pihak lemah tidak mendapat kesempatan hidup
lagi,
Persaingan jika tidak dikontrol dapat menimbulkan bentrokan-
bentrokan dalam masyarakat.
b. Kontravensi
Kontravensi adalah proses sosial yang berada di antara persaingan dan
pertentangan. Kontravensi ditandai dengan sikap ketidakpastian, keraguan,
penolakan, dan penyangkalan yang tidak diungkapkan secara terbuka.
Penyebab kontravensi antara lain perbedaan pendirian kalangan tertentu
dengan kalangan lain di masyarakat. Menurut Leopold Von Wiese dan
Howard Becker, bentuk kontravensi dibedakan menjadi lima bentuk sebagai
berikut.
Kontravensi umum Misalnya penolakan, keengganan, perlawanan,
protes, gangguan, kekerasan, dan mengancam.
Kontravesi sederhana Misalnya menyangkal pernyataan orang lain
di depan umum, memaki-maki orang lain melalui selebaran,
mencerca, dan memfitnah.
Kontravensi ultensif Misalnya penghasutan, penyebaran desas-
desus, dan mengecewakan pihak lain.
Kontravensi rahasia berupa pengkhianatan, membuka rahasia pihak
lain.
Kontravensi taktis berupa intimidasi, mengganggu pihak lain, dan
provokasi.
c. Pertentangan atau Konflik (conflict)
Pertentangan atau konflik adalah suatu perjuangan individu atau kelompok
sosial untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan.
Biasanya, konflik disertai dengan ancaman atau kekerasan. Konflik terjadi
karena adanya perbedaan pendapat, perasaan individu, kebudayaan,
kepentingan baik kepentingan individu maupun kelompok, dan terjadinya
perubahan-perubahan sosial yang cepat yang menimbulkan disorganisasi
sosial. Perbedaan-perbedaan ini akan memuncak menjadi pertentangan
karena keinginan-keinginan individu tidak dapat diakomodasikan.
Akibatnya, tiap individu atau kelompok berusaha menghancurkan lawan
dengan ancaman atau kekerasan. Dalam pertentangan, hal yang paling
banyak berperan adalah perasaan. Perasaan dapat mempertajam perbedaan
tersebut sehingga masing-masing pihak berusaha saling menghancurkan.
Contoh perasaan yang menimbulkan konflik adalah benci, sentimen, dan iri.
Pertentangan tidak selalu bersifat negatif. Pertentangan juga dapat menjadi
alat untuk menyesuaikan norma-norma yang telah ada dengan kondisi baru
yang sesuai dengan perkembangan masyarakat. Pertentangan dapat pula
menghasilkan suatu kerja sama karena masing-masing pihak kemudian
dapat saling introspeksi untuk mengadakan perbaikan-perbaikan. Contoh
dampak positif pertentangan adalah perombakan aturan-aturan yang
mengekang hak politik warga negara pada masa Orde Baru. Pertentangan
mempunyai bentuk-bentuk khusus. Di antaranya sebagai berikut :
Pertentangan pribadi. Ada individu-individu yang sejak mereka
mulai berkenalan sudah tidak saling menyukai. Awal yang buruk ini
jika dikembangkan akan menimbulkan kebencian. Masing-masing
pihak akan berusaha menghancurkan pihak lawan.
Pertentangan rasial. Sumber pertentangan tidak hanya terletak pada
perbedaan ciri-ciri fisik, tetapi juga oleh kepentingan kebudayaan.
Keadaan menjadi bertambah buruk jika salah satu ras merupakan
golongan mayoritas.
Pertentangan antarkelas sosial. Pertentangan ini terjadi karena
adanya perbedaan kepentingan, seperti perbedaan kepentingan
antara majikan dan buruh.
Pertentangan politik. Pertentangan ini biasanya menyangkut
antargolongan dalam masyarakat juga antara negara-negara
berdaulat. Contoh, pertentangan yang terjadi antarpartai politik
menjelang pemilu atau pertentangan antarnegara.
Pertentangan yang bersifat internasional. Pertentangan ini
disebabkan oleh kepentingan yang lebih luas serta menyangkut
kepentingan nasional dan kedaulatan masing-masing negara.
Apabila tiap pihak tidak dapat mengendalikan diri, timbullah
peperangan.
Contoh dari Proses social yang bersifat menceraikan (dissociative processes). terdapat
dalam Journal Konflik Pelanggaran Izin HO Pengusaha Bar Di Sentral Kawasan
Wisata Lovina dengan hasil penelitiannya adalah sebagai berikut :
Berdasarkan hasil penelitian Izin gangguan atau yang lebih dikenal dengan Izin HO
(hinder ordonantie) adalah Izin yang diperlukan untuk mendirikan tempat usaha yang
dijalankan secara teratur dalam suatu bidang tertentu dengan maksud mencari
keuntungan dengan mempergunakan mesin ataupun segala sesuatu yang dapat
menimbulkan gangguan alam sosial dan lingkungan. Untuk mendpatkan izin HO
tersebut pihak pengusaha harus mendapat persetujuan dari pihak penyanding, yaitu para
pengusaha yang ada sebelah menyebelah dengan usaha yang didirikannya. Dan
berdasarkan hasil penelian salah satu usaha bar dan restaurant yang berlokasi di sentral
kawasan wisata lovina, terbukti telah memalsukan data, untuk memperoleh izin HO
tersebut. Akhirnya konflikpun muncul antar pemilik usaha Z bar dan restaurant dengan
para pemilik hotel yang ada di lingkungan usaha Z bar dan restaurant. Konflik ini
muncul akibat suara kebisingan yang ditimbulkan oleh usaha Z bar dan restaurant
tersebut, sehingga banyaknya tamu yang mengeluh dan meninggalkan hotel-hotel
mereka, sehingga secara langsung berdampak pada jumlah pemasukan hotel yang
selama setahun semakin menurun. Solusi dari penyelesaian konflik ini setelah melewati
beberapa proses perdamaian, yang tak kunjung usai, akhirnya pada titik akhir PHRI
Buleleng kembali memohon kepada Kepala Daerah Tingkat II Kab. Buleleng yang
baru, agar adanya proses hukum untuk menindak pengusaha Z bar dan restaurant
tersebut, yang telah terbukti melanggar tatacara aturan menjalankan usaha tersebut.

DAPUS

Sembiring, Dermawan. Dkk. 2015. ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR. Unimed press :
Medan

Meni, Gregorius Yakobus Bina, dkk. 2017. ANALISIS INTERAKSI SOSIAL SISWA-SISWI
KELAS AKSELERASI (STUDI DI SMA NEGERI 1 DENPASAR BALI). Bali : Jurnal Ilmiah
Sosiologi. Vol 1 No 1

Andiani,Nyoman Dini. 2012. Konflik Pelanggaran Izin HO Pengusaha Bar Di Sentral Kawasan
Wisata Lovina. Buleleng : Media Komunikasi FIS Vol. 11 .No 1 April 2012 : 1 15. ISSN
1412 - 8683

Anda mungkin juga menyukai