Anda di halaman 1dari 7

2.

1 Sifat Siklus Pendapatan

Siklus pendapatan perusahaan terdiri dari aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan


pertukaran barang dan jasa dengan pelanggan dan penagihan pendapatan dalam bentuk kas. Untuk
perusahaan barang dagang, kelompok transaksi yang termasuk dalam siklus pendapatan adalah
Penjualan Kredit(penjualan yang dilakukan dengan hutang), Penerimaan Kas(penagihan piutang
dan penjualan tunai), Penyesuaian Penjualan(potongan, retur penjualan dan pengurangan harga,
serta piutang tak tertagih (penyisihan dan penghapusan).

2.1.1 Tujuan Audit

Tujuan audit untuk siklus pendapatan berkaitan dengan perolehan bukti kompeten yang
mencukupi tentang setiap asersi laporan keuangan yang signifikan menyangkut saldo dan transaksi
siklus pendapatan.Untuk mencapai setiap tujuan audit spesifik ini, auditor dapat menggunakan
berbagai bagian dari perencanaan audit dan metodologi pengujian audit.

Penggunaan Pemahaman Tentang Bisnis dan Industri Klien Untuk Mengembangkan


Strategi Audit. Auditor mengembangkan strategi audit berdasarkan risiko salah saji yang material.
Langkah pertama dalam menilai risiko itu adalah memperoleh pemahaman tentang bisnis dan
industri klien karena hal tersebut juga dapat membantu auditor dalam hal yaitu :

1. Mengembangkan ekspektasi tentang total pendapatan dengan memahami kapasitas klien,


pasar, dan pelanggan klien.
2. Mengembangkan ekspektasi tentang marjin kotor dengan memahami pangsa pasar dan
keunggulan kompetitif klien di pasar.
3. Mengembangkan ekspektasi tentang piutang bersih berdasarkan periode penagihan rata-
rata untuk klien dan industri.
a. Materialitas
Pendapatan merupakan ukuran volume aktivitas sebenarnya bagi setiap perusahaan.
Pendapatan biasanya melibatkan volume transaksi yang tinggi, dan total pendapatan
merupakan hal yang sangat penting pada laporan keuangan yang seringkali digunakan
sebagai ukuran materialitas secara keseluruhan untuk penugasan ini. Pengetahuan tentang
bisnis dan industri klien merupakan hal yang penting dalam mempertimbangkan
signifikansi transaksi penyesuaian penjualan, diskon penjualan, serta retur penjualan dan
pengurangan harga yang sangat bervariasi dari satu industri dengan industri lainnya.
b. Risiko InherenDalam menilai risiko inheren pada asersi siklus pendapatan, auditor harus
mempertimbangkan faktor pervasif yang dapat mempengaruhi asersi dalam beberapa
siklus, termasuk siklus pendapatan, serta faktor-faktor yang hanya berkaitan dengan asersi
tertentu dalam siklus pendapatan. Faktor-faktor ini dapat mendorong manajemen untuk
mensalah sajikan asersi siklus pendapatan, seperti :
1) Memaksakan untuk menyatakan terlalu tinggi pendapatan dalam rangka
melaporkan pencapaian target pendapatan atau prifitabilitas yang ditetapkan atau
norma industri yang sebenarnya tidak terpenuhi karena faktor-faktor seperti kondisi
ekonomi global, nasioanla, tau regional.
2) Memaksakan untuk menyatakan terlalu tinggi kas dan piutang kotor atau menyatakan
terlalu rendah penyisihan piutang tak tertagih dalam rangka melaporkan tingkat modal
kerja yang lebih tinggi untuk memenuhi kebutuhan hutang.
c. Risiko Prosedur AnalitisRisiko prosedur analitis merupakan unsur risiko deteksi bahwa
prosedur analitis akan gagal mendeteksi salah saji material. Prosedur analitis merupakan
cara yang efektif dari segi biaya dan mengandalkan pada pengetahuan auditor tentang
bisnis dan industri klien. Prosedur ini tidak hanya efektif dalam mengidentifikasi salah saji
yang potensial atas laporan keuangan, tetapi juga efektif dalam mengidentifikasi masalah
yang timbul ketika memberikan jasa berinali tambah di samping laporan audit. Prosedur
analitis yang dapat dinilai auditor dalam siklus pendapatan mecakup yaitu :
1) Perputaran penjualan, rasio penjualan terhadap rata-rata total aktiva.-Kecenderungan
dalam marjin kotor dibandingkan dengan kecenderungan dalam pangsa pasar.
2) Estimasi piutang usaha yang memberikan pengetahuan tentang volume penjualan
perusahaan, harga, dan periode penagihan historis.
3) Perbandingan piutang usaha dengan piutang yang diestimasi dalam anggaran kas
perusahaan.
4) Beban piutang tak tertagih terhadap penjualan kredit bersih.
5) Beban piutang tak tertagih terhadap piutang tak tertagih aktual.
Mempertimbangkan Komponen Pengendalian Internal :

a. Lingkungan pengendalian
b. Penilaian risiko
c. Informasi dan komunikasi
d. Pemantauan
e. Penilaian awal atas risiko pengendalian dan strategi audit pendahuluan

2.2 Aktivitas Pengendalian Transaksi Penjualan Kredit


Dokumen dan Catatan UmumSejumlah dokumen dan catatan yang digunakan perusahaan
besar dalam pemrosesan transaksi penjualan kredit seringkali mencakup hal-hal berikut ini :
1. Pesanan pelanggan
2. Pesanan penjualan
3. Dokumen pengiriman
4. Faktur penjualan
5. Daftar harga yang diotorisasi
6. File transaksi penjualan
7. Jurnal penjualan
8. File induk pelanggan
9. File induk piutang usaha
10. Laporan bulanan pelanggan

2.2.1 Fungsi-fungsi
Pemrosesan transaksi pendapatan mencakup fungsi-fungsi pendapatan berikut :
a. Memprakarsai penjualan. Permintaan oleh sebuah perusahan untuk melakukan transaksi
penjualan dengan perusahaan lain , meliputi :
Penerimaan pesanan pelanggan
Persetujuan kredit
b. Pengiriman barang dan jasa. Pengiriman fisik atau penyerahan barang dan jasa, meliputi :
Pemenuhan pesanan penjualan
Pengiriman pesanan penjualan.
c. Pencatatan penjualan. Pengakuan formal atas pendapatan oleh perusahaan, meliputi :
Penagihan pelanggan
Pencatatan penjualan

2.2.2 Sistem Ilustratif untuk Pemrosesan Penjualan Kredit


Setiap salinan dokumen tidak boleh didokumentasikan dalam bagan arus, sebagaimana
auditor hanya memerlukan pemahaman yang cukup atas rencana audit. Bagan arus tersebut juga
mengikuti jejak transaksi sejak dimulainya transaksi itu sampai pencatatannya ke dalam buku
besar, yang mendukung laporan keuangan. Auditor juga harus mendokumentasikan aktivitas atau
prosedur pengendalian yang penting, yang mungkin telah diselesaikan melalui ikhtisar tertulis
singkat yang mirip dengan salah satu yang diikuti.Memahami dan Menilai Risiko Pengendalian
Auditor harus memperoleh pemahaman atas siklus penjualan yang mencukupi untuk
merencanakan audit. Yaitu auditor perlu mempunyai pemahaman yang cukup untuk dapat :
a) Mengidentifikasi jenis salah saji yang potensial
b) Mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi risiko salah saji yang material
c) Merancang pengujian substantif
Jika auditor berencana untuk menilai risiko pengendalian yang rendah atas sebuah asersi,
maka sangat penting bagi nya untuk memperoleh pemahaman mengenai prosedur
pengendalian untuk asersi tersebut. Hal yang biasa dilakukan auditor jika menilai risiko
pengendalian pada tingkat rendah untuk asersi siklus pendapatan:
Menguji keefektifan pengendalian umum
Menggunakan teknik audit berbantuan komputer(CAATs) untuk mengevaluasi
keefektivan pengendalian yang deprogram
Menguji keefektivan prosedur tindak lanjut atas pengecualian yang ditunjukkan
oleh pengendalian terprogram

2.3 Aktivitas Pengendalian Transaksi Penerimaan Kas


2.3.1 Dokumen dan Catatan Umum
Bukti penerimaan uang
Pradaftar
Lembar penghitungan kas
Ikhtisar kas harian
Slip deposi yang disahkan
File transaksi penerimaan kas
Jumlah penerimaan kas

2.3.2 Fungsi-fungsi
Menerima penerimaan kas, yaitu melalui :
a. Penerimaan melalui kasir/Over the Counter Receipts
b. Penerimaan melalui pos/Mail Receipts
Menyetorkan kas ke bank
Mencatat penerimaan kas

2.3.3 Sistem Ilustratif untuk Pemrosesan Penerimaan Kas


Sebagaimana telah dicatat sebelumnya ketika membahas sistem penjualan kredit, terdapat
juga beberapa sistem pemrosesan penerimaan kas. Memahami dan Menilai Risiko Pengendalian .
Banyak prosedur pengendalian yang terlibat dalam pemrosesan penerimaan kas merupakan
pengendalian manual, bukan prosedur pengendalian yang terprogram. Auditor biasanya akan
menggunakan kombinasi dari pengajuan pertanyaan, observasi, dan inspeksi dokumen untuk
mengumpulkan bukti bahwa prosedur pengendalian manual merupakan fungsi yang paling efektif.

2.4 Aktivitas Pengendalian Transaksi Penyesuaian Penjualan


Transaksi penyesuaian penjualan meliputi :
Pemberian potongan tunai
Pemberian retur penjualan dan pengurangan harga
Penentuan piutang tak tertagih
Aktivitas pengendalian bermanfaat dalam mengurangi risiko penyelewengan semacam itu yang
berfokus pada penetapan validitas, atau eksistensi atau kejadian, transaksi dan mencakup hal-hal
berikut ini :
a. Otorisasi yang tepat atas seluruh transaksi penyesuaian penjualan.
b. Perhitungan independen atas barang-barang yang diretur
c. Penggunaan dokumen dan catatan yang tepat
d. Pemisahan tugas untuk mengotorisasi transaksi penyesuaian penjualan dan penanganan
serta pencatatan penerimaan kas.
Apabila terdapat potensi salah saji yang material dari transaksi penyesuaian penjualan,
maka auditor harus memperoleh pemahaman atas seluruh aspek yang relevan dari komponen
struktur pengendalian internal dan mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi risiko
salah saji semacam itu.
DAFTAR PUSTAKA

Jusup Haryono, Al. 2011. Auditing. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.

Anda mungkin juga menyukai