Anda di halaman 1dari 4

4.

Rating Scale

Dari tiga skala pengukuran seperti yang telah dikemukakan, data yang diperoleh
semuanya adala. teh data kuantitatif yang kemudian dikuantitatifkan. Tetapi dengan rating-
scale data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian
kuantitatif. Responden menjawab, senang atau tidak senang, setuju atau tidak setuju,
pernah-tidak pernah adalah merupakan data kuantitatif. Dalam skala model rating scale,
responden tidak akan menjawab salah satu jawaban kuantitatif yang telah disediakan. Oleh
karena itu ratingscale ini lebih fleksibel, tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja tetapi
untuk mengukur persepsi responden terhadap fenomena lainya, seperti skala untuk
mengukur status social ekonomi, kelembagaan, pengetahuan, kemampuan, proses kegiatan
dan lain-lain. Yang penting bagi penyusun instrumen dengan rating scale adalah harus
dapat mengartikan setiap angka yang diberikan pada alternative jawaban pada setiap item
instrument. Orang tertentu memilih jawaban angka 2, tetapi angka 2 oleh orang tertentu
belum tentu sama makanya dengan orang lain yang juga memilih jawaban dengan angka 2.

Contoh : Seberapa tinggi pengetahuan anda terhadap mata pelajaran berikut sebelum dan
sesudah mengikuti pendidikan dan latihan. Arti setiap angka adalah sebagai berikut.

0 = bila sama sekali belum tahu

1 =telah mengetahui sampai dengan 25%

2 =telah mengetahui sampai dengan 50%

3 =telah mengetahui sampai dengan 75%

4 =telah mengetahui 100% (semuanya)

Mohon dijawab dengan cara melingkari nomor sebelum dan sesudah latihan

Pengetahuan sebelum Mata pelajaran Pengetahuan sesudah


mengikuti diklat mengikuti diklat
0 1 2 3 4 Komunikasi 0 1 2 3 4
0 1 2 3 4 Tata ruang kantor 0 1 2 3 4
0 1 2 3 4 Pengambilan keputusan 0 1 2 3 4
0 1 2 3 4 Sistem pembuatan laporan 0 1 2 3 4
0 1 2 3 4 Pemasaran 0 1 2 3 4
0 1 2 3 4 Akuntansi 0 1 2 3 4
0 1 2 3 4 Statistik 0 1 2 3 4

Dengan dapat diketahuinya pengetahuan sebelumnya dan sesudah mengikuti diklat, maka
pengaruh pendidikan dan latihan dalam menambah pengetahuan para pegawai yang
mengikuti diklat dapat dikenali. Data dari pengukuran sikap dengan skala sikap adalah
berbentuk data interval, demikian juga dalam pengukuran tata ruang. Tetapi data hasil dari
pengukuran penambahan pengetahuan seperti tersebut di atas akan menghasilkan rasio.

Selain instrumen seperti yang telah dibicarakan di atas, ada instrumen penelitian yang
digunakan untuk mendapatkan data nominal dan ordinal.

1. Instrumen untuk menjaring data nominal

Contoh :

a. Berapakah jumlah pegawai di tempat anda bekerja…pegawai


b. Berpakah orang yang dapat berbahasa Belanda…orang
c. Berapakah orang pemimpin yang Anda sukai…
d. Berapakah jumlah computer yang dapat digunakan dilembaga Anda…computer
e. Dari mana Anda mengetahui tata kerja yang baru…

2. Instrumen untuk menjaring data ordinal

Contoh :
Berilah rangking terhadap sepuluh pegawai di bidang pelayanan rumah sakit sebagai
berikut.

Table 6.2

Rangking Terhadap Sepuluh Pegawai di Bidang Pelayanan Rumah Sakit

Nama Pegawai Rangking Nomor


A …
B …
C …
D …
E 1
F …
G …
H …
I …
J …

Misalnya pegawai E adalah yang paling baik kinerjanya, maka pegawai tersebut diberi
rangking 1.

8.2 Desain Instrumen Penelitian

Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena social maupun
alam. Meneliti dengan data yang sudah ada lebih tepat kalau dinamakan membuat laporan
dari pada melakukan penelitian. Namun demikian dalam skala yang paling rendah laporan
juga dapat dinyatakan sebagai bentuk penelitian (Emory,1985). Karena pada prinsipnya
meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur
dalam penelitian biasanya dinamakan instrument penelitian. Jadi instrument penelitian
adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun social yang diamati.
Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian. Instrumen-instrumen yang
digunakan untuk mengukur variabel dalam ilmu alam sudah banyak tersedia dan telah teruji
validasi dan reliabilitasnya. Variabel-variabel dalam ilmu alam misalnya panas, maka
instrumenya adalah calorimeter, variabel panjang maka instrumennya adalah mistar
(meteran), variabel berat maka instrumenya adalah timbangan berat. Instrumen-instrumen
tersebut mudah didapat dan telah teruji validitas dan reliabilitasnya, kecuali yang rusak dan
palsu. Instrumen-instrumen yang rusak atau palsu bila digunakan untuk mengukur harus
diuji validitas dan reliabilitasny terlebih dahulu. Instrumen-instrumen dalam penelitian
social memang ada yang sudah tersedia dan telah teruji validitas dan reabilitasnya, seperti
instrument untuk mengukur motif berprestasi, (n-ach) untuk mengukur sikap, mengukur IQ,
mengukur bakat dan lain-lain. Walaupun instrument-instrumen tersebut sudah ada tetapi
sulit untuk dicari, dimana harus dicari dan apakah bisa dibeli atau tidak. Selain itu
instrumen-instrumen dalam bidang social walaupun telah teruji validitas analisis
reliabilitasnya, tetapi bila digunakan untuk tempat tertentu belum tentu tepat dan mungkin
tidak valid dan realiabel lagi. Hal ini perlu dimaklumi karena gejala/fenomena sosial itu
cepat berubah dan sulit dicari kesamaanya. Instrumen tentang kepemimpinan mungkin
valid untuk kondisi Amerika, tetapi mungkin tidak valid untuk Indonesai.

Untuk itu maka peneliti-peneliti dalam bidang sosial instrumen. penelitian yang telah
ditetapkan untuk diteliti. Misalnya akan meneliti tentang “Pengaruh kepemimpinan dan
iklim kerja lembaga terhadap produktivitas kerja pegawai”. Dalam hal ini ada tiga
instrument yang perlu dibuat yaitu:

1. Instrumen untuk mengukur kepemimpinan


2. Instrumen untuk mengukur iklim kerja
3. Instrumen untuk mengukur produktivitas kerja pegawai

Anda mungkin juga menyukai