Anda di halaman 1dari 42

1.

Teori
CORE
(INTI BANGUNAN)

Pengertian core (inti bangunan)


Core atau inti bangunan menurut Schueller (1989) adalah suatu tempat
untuk meletakan transportasi vertikal dan distribusi energi ( seperti lift, tangga, wc
dan shaft mekanis ). Dari sumber modul perkulihan teknologi bangunan 5, inti
adalah tempat untuk memuat sistemsistem transportasi mekanis dan vertikal serta
menambah kekakuan bangunan.
Jadi kesimpulannya bahwa inti bangunan (core) suatu tempat untuk
meletakan sistem transportasi vertikal dan mekanis dengan bentuk yang
disesuaikan dengan fungsi bangunan serta untuk menambah kekakuan bangunan
diperlukan sistem struktur dinding geser sebagai penyalur gaya lateral (seperti
tiupan angina tau gempa bumi) pada inti.

Bentuk Inti Bangunan


Untuk bentuk dan ukuran inti bangunan tidak ada batasannya tetapi inti bangunan
mempunyai beberapa ciri khas yaitu : (Schueller ,1989) Bentuk inti : o Inti
terbuka (N) o Inti tertutup (B) o Inti tunggal dengan kombinasi inti linear (A)
Jumlah inti :
a) Inti tunggal
b) Inti jamak
Letak inti :
a) Inti di dalamInti di sekeliling
b) Inti di luar (M)

1
Susunan inti :

a) Inti simetris
b) Inti asimetris
Geometri bangunan sebagai penentu bentuk bangunan : o
a) Langsung
b) Tidak langsung

Menurut Juwana (2005), letak inti bangunan tinggi yang berbentuk menara (tower)
berbeda dengan bangunan yang berbentuk memanjang (slab) yaitu :
1. Inti pada bangunan bentuk bujur sangkar
Bentuk bujur sangkar banyak digunakan untuk bangunan perkantoran
dengan koridor mengelilingi inti bangunan. Contoh : Gedung Blok G
DKI, Gedung Indosat, Wisma Bumi Putera di Jakarta dan One Park
Plaza di Los Angleles Amerika Serikat.

2
Sumber : google.com
Diakses Tanggal 3 Oktober 2017

2. Inti pada bangunan bentuk segitiga


Contoh dari inti bangunan dengan bentuk segitiga adalah Hotel
Mandarin di Jakarta, Gedung US Steel di Pittsburg Amerika Serikat,
Riverside Development di Brisbane Australia dan Central Plaza di
Hongkong.

Sumber : google.com
Diakses Tanggal 3 Oktober 2017

3. Inti pada bangunan bentuk lingkaran


Menara berbentuk lingkaran biasanya digunakan pada fungsi hunian
(apartemen dan hotel) dengan koridor berada di sekeliling inti bangunan
sebagai akses ke unit-unit hunian. Contoh dari inti bangunan dengan
bentuk lingkaran adalah Shin-Yokohama Hotel di Jepang, Marina City

3
di Chicago Amerika Serikat dan Gedung Tabung Haji di Kuala Lumpur
Malaysia.

Sumber : google.com
Diakses Tanggal 3 Oktober 2017

4. Inti pada bangunan dengan bentuk memanjang


Bangunan dengan bentuk memanjang biasanya digunakan untuk
fungsi hotel, apartemen atau perkantoran. Seperti Gedung Central plaza
di Jakarta, Gedung Inland Steel di Chicago Amerika Serikat merupakan
bangunan memanjang dengan inti di luar bangunan.

Sumber : google.com
Diakses Tanggal 3 Oktober 2017

4
Adapula inti bangunan yang terletak di sisi bangunan contohnya adalah
Hotel Atlet Century, Hotel Horizon dan Wisma Metropolitan di Jakarta.

Sumber : google.com
Diakses Tanggal 3 Oktober 2017

Sedangkan untuk inti yang berada di tengah bangunan biasanya


digunakan untuk fungsi perkantoran. Contohnya adalah Wisma
Indocement di Jakarta, Connaught Center(Jardine House) di Hongkong,
Rockefeller Center dan Chase Manhattan Bank di New York Amerika
Serikat.

Sumber : google.com
Diakses Tanggal 3 Oktober 2017

Selain itu, inti yang terletak di tengah bangunan memanjang


memiliki banyak pola. Contohnya adalah Kantor Depdiknas
(Departemen Pendidikan Nasional) di Jakarta dan Gedung Phoenix-
Rheinrohr di Dusseldorf Jerman.

5
Sumber : google.com
Diakses Tanggal 3 Oktober 2017

5. Inti pada bangunan dengan bentuk silang


Bangunan dengan bentuk silang dan Y,T,H atau V,
merupakan variasi dari bangunan bentuk memanjang. Bentuk seperti ini
dimaksudkan untuk mendapatkan luas lantai tipikal yang cukup luas
tetapi bangunan tetap dapat memanfaatkan paencahayaan alamiah.
Bangunan dengan bentuk ini banyak digunakan untuk fungsi hotel,
apartemen dan perkantoran. Salah satu contohnya adalah Gedung Patra
Jasa di Jakarta.

Sumber : google.com
Diakses Tanggal 3 Oktober 2017

6. Inti pada bangunan bentuk Y


Contoh dari inti bangunan dengan bentuk Y adalah Gedung Unilever
di Hamburg jerman, Gedung Unesco di Paris dan Hotel Duta Merlin di
Jakarta.

6
Sumber : google.com
Diakses Tanggal 3 Oktober 2017

7. Inti pada banguanan dengan bentuk acak


Bangunan dengan inti bangunan yang terletak di luar titik berat
massa bangunan dan ditempatkan secara acak kurang menguntungkan
bagi perencanaan bangunan tahan gempa. Contoh bangunan yang
menggunakan bentuk inti tersebut adalah Gedung MBf Tower di Penang
Malaysia dan Conrad International Centennial di Singapura.

Sumber : google.com
Diakses Tanggal 3 Oktober 2017

7
Perbedaan fungsi bangunan akan mempengaruhi pola letak inti bangunan.
Pada bangunan tinggi, luas lantai bersih, sirkulasi dan jaringan utilitas serta
pemanfaatan pencahayaan alamiah menjadi pertimbangan untuk
menempatkan letak inti.
Penempatan letak inti bangunan akan memberikan pengaruh pada
bangunan.

Sumber : google.com
Diakses Tanggal 3 Oktober 2017

3. Bahan Struktur Inti Bangunan


Inti dari bahan pembuatnya dapat menggunakan baja, beton ataupun
gabungan keduanya (beton tulang) yang disebut sebagai inti struktural.
Selain itu, inti dari material lain seperti dinding biasa (batu bata,celcon dll)
disebut sebagai inti non struktural karena tidak terlalu kuat menahan gaya
lateral.
Adapun Adapun kelebihan dan kekurangan pada penggunaan
material sebagai penyusun inti structural menurut Schueller (1989) yaitu :

8
Untuk inti dari rangka baja bisa manggunakan kuda-kuda Vierendeel untuk
mencapai kestabilan lateral. Sistem Vierendeel ini cukup fleksibel sehingga
hanya digunakan untuk bangunan bertingkat relatif sedikit. Pengakuan
diagonal dari rangka Vierendeel digunakan untuk mencapai kekakuan inti
yang diperlukan untuk bangunan yang lebih tinggi. Keuntungan inti rangka
baja adalah karena relative cepatnya perakitan batang-batang prefab.

Sumber : google.com
Diakses Tanggal 3 Oktober 2017

Yang dimaksud dengan Sistem Vierendeel adalah sistem struktur


yang tampaknya seperti rangka batang yang batang diagonalnya
dihilangkan tetapi ini bukan rangka batang sehingga bentuk titik hubungnya
sangat kaku. Sistem ini banyak sekali digunakan pada gedung bertingkat,
karena sangat fungsional ( tidak menggunakan elemen diagonal) dan lebih
efisien (Schodek,1999)

9
Sumber : google.com

Diakses Tanggal 3 Oktober 2017

sistem yang bekerja pada suatu inti bangunan harus dapat


menahan gaya lateral yang disebabkan oleh nanyak sumber seperti, gempa
atau beban baik beban bangunan itu sendiri ataupun beban dari luar. Untuk
itu diperlukan sistem struktur yang dapatg mengubah gaya tersebut yaitu
sistem struktur dinding geser ( shear wall ). Dinding geser ( Shear Wall )
adalah unsur. pengaku vertical yang di rencang untuk menahan gaya lateral
atau gempa yang bekerja pada bangunan (schuller, 1989)
Sumber : google.com

Diakses Tanggal 3 Oktober 2017

4. Sistem Struktur Inti Bangunan


Berdasarkan klasifikasi bentuk dinding geser menurut Schueller (1989), yaitu :
Bentuk inti :
a) Inti terbuka : bentuk X, I
b) Inti tertutup : bujur sangkar, persegi panjang, bulat dan
segitiga Inti disesuaikan dengan bentuk bangunan (gambar
nomor 10,15,20)

Jumlah inti :
a) Inti tunggal (gambar nomor 1,2,3,4)
a. Inti terpisah (gambar nomor 8,19,20) o Inti banyak (gambar
nomor 4,10,12)
b. dalam bangunan ( gambar nomor 1-3, 6-7)
c. Inti eksentris ( gambar nomor 4,9)
d. Inti fasade eksterior (9) o Inti interior : inti fasade (10), inti
di

11
12
b) Sistem interaksi:
a. Bersendi : pemberian sendi pada balok rangka untuk
memikul beban gravitasi.

Sumber : Schueller (1989, hal. 144)


Vierendeel : pembagian beban pada inti dan struktur rangka.

5. Lubang Utilitas (Shaft) dan Jalur Utilitas


Penempatan inti bangunan akan berdampak kepada kemungkinan
penempatan jalur distribusi jaringan utilitas, baik pada arah vertikal yang akan
berdampak pada rancangan denah bangunan maupun pada arah horisontal yang
berdampak pada potongan bangunan. Selanjutnya, dalam inti bangunan terdapat
sejumlah ruangan yang diatur sedemikian rupa sehingga jumlah keseluruhan
luas inti bangunan tidak melebihi 20% luas tipikal yang ada. Di samping itu,
80% luas tipikal masih perlu dikurangi dengan jalur sirkulasi horisontal
(koridor), sehingga luas efektif bangunan menjadi berkurang. Sekitar 4% dari
luas tipikal digunakan untuk lubang utilitas untuk sistem Mekanikal dan
Elektrikal, yang umumnya dibagi atas 2 zona distribusi. Pemisahan lubang
untuk ventilasi dan penyegaran udara bertujuan agar tidak terjadi konflik atau
persilangan antar saluran udara (ducting) yang perbandingan Sumber :
Schueller (1989, hal. 139)
panjang dan lebarnya sekitar 1:2 sampai 1:4 dan bahan pelapisnya dapat
menahan api selama 2 jam.

13
Contoh :

6. Utilitas di dalam Core


Utilitas bangunan adalah suatu kelengkapan fasilitas bangunan yang
digunakan untuk menunjang tercapainya unsur kenyamanan, kesehatan,
keselamatan,
kemudahan komunikasi dan mobilitas dalam bangunan.
Perancangan bangunan harus selalu memperhatikan dan menyertakan

14
fasilitas utilitas yang dikoordinasikan denga perancangan yang lain, seperti
perancangan arsitektur, struktur, interior dan lainnya.
Perancangan utilitas di dalam inti bangunan (core) terdiri dari :
1. Perancangan lif.
2. Perancangan tangga darurat.
3. Perancangan sistem plambing.
4. Perancangan pengolah udara.
5. Perancangan instalasi listrik.
6. Perancangan telepon.
7. Perancangan CCTV dan sekuriti sistem.
8. Perancangan tata suara.
9. Perancangan pembuangan sampah.

15
2. Studi Kasus : AL-HAMRA

Kajian Struktur ini akan membahas beberapa pokok bahasan yakni :

Definisi Umum
Konsep Desain
Deskripsi
Lingkungan Angin
Sistem Pondasi
Ketahanan Beton Dan Penguatan
Sistem Struktur Primer Utama
Respon Tosional Karena Beban Gravitasi
Sistem Mengurangi Gaya/Beban Lateral
Gravity Force Resisting System
Analisis Dan Desain Menara
Perbaikan Creep Dan Penyusutan Dan Konstruksi
Elemen Desain
Struktur Lobby Lamella
Desain Elemen
Konstruksi Lobby
Core System

1) Definisi Umum

Pada ketinggian 412 m saat selesai, Menara Al Hamra ditetapkan


menjadi salah satu dari sepuluh gedung tertinggi di dunia. Menetapkannya selain
bangunan bertingkat tinggi lainnya adalah bentuknya yang unik. Contoh ekspresi
arsitektur melalui bentuk struktural dalam skala besar, sistem struktural dan
bentuk eksterior berkembang bersamaan dalam proses evolusi simbiosis.
Geometri bangunan dihasilkan oleh potongan spiral yang dikurangkan dari
volume prismatik sederhana. Dua permukaan yang dihasilkan adalah dinding
beton bertulang paraboloid hiperbolik, yang memperpanjang tinggi menara
penuh dan ikut serta dalam sistem penahan gaya lateral dan gravitasi

16
Desain Al Hamra Tower memerlukan pertimbangan masalah teknik yang
menantang, baik dari tinggi dan bentuk struktur. Sebagai salah satu dari beberapa
bangunan bertingkat beton super bertulang tinggi, creep jangka panjang dan
susut beton dipelajari dengan cermat untuk memperhitungkan redistribusi gaya
dan untuk mengembangkan program pra-koreksi perpindahan yang dilakukan
selama konstruksi. Dinding berkedip paraboloid hiperbolik 'yang mengembang'
yang dibutuhkan untuk dukungan beban gravitasi pada sayap kantilever
bangunan menerapkan beban gravitasi torsional ke core bangunan yang
memerlukan pertimbangan baik deformasi vertikal dan torsi jangka panjang
struktur bangunan

Saat ini telah berdiri di Kuwait City, Al Hamra Tower akan menjadi
tambahan yang mengesankan di kaki langit kota yang berkembang pesat ini.
Sebagai bagian dari pengembangan penggunaan campuran yang
menggabungkan ruang perkantoran kelas dunia, mal ritel kelas atas, dan pusat
hiburan, Al-Hamra Mixed-Use Complex ditetapkan untuk menjadi tujuan utama
kota.

2) Konsep desain

Desain arsitektur Al Hamra Tower merupakan respons yang cermat


terhadap kondisi lingkungan dan perkotaan spesifik lokasi. Terletak di sebuah
tempat yang dibatasi oleh ruang di sebuah persimpangan terkemuka di pusat
Kota Kuwait, Menara Al Hamra adalah bagian dari kompleks penggunaan
campuran yang terdiri dari menara perkantoran komersial, podium ritel / hiburan
dan struktur parkir yang terkait. Pada permulaan keterlibatan Skidmore, Owings
& Merrill LLP (SOM) dalam perancangan menara, podium dan struktur parkir
sudah dirancang dan sedang dibangun. Sisa lokasi yang tersedia untuk menara
tersebut menentukan baik batas rencana dan keselarasan suprastruktur. Terletak
tepat di sebelah utara podium ritel dan timur jalan utama, geometri menara yang
dibuka ke pintu masuk ritel di kuadran barat daya lokasi menara sangat
diinginkan. Namun, dengan pandangan teluk utama yang dihargai oleh penyewa
kantor masa depan di utara, barat dan timur, sebuah bentuk yang memusatkan
ruang kantor ke arah itu lebih disukai. Untuk mengakomodasi kepentingan yang

17
tampaknya bertentangan ini, geometri spiral dikembangkan dengan
mengurangkan kuadran rencana lantai persegi yang khas dan secara bertahap
memutar bagian yang dikurangkan pada tingkat yang lebih tinggi. Permukaan
yang dihasilkan oleh tepi pelat dipotong diartikulasikan sebagai pita kontinu
berpelindung batu yang menghubungkan dinding geser paraboloid hiperbolik
yang membentang dari sudut barat daya dan tenggara core (disebut dinding
'mengembang') dan atap menara. Ekspresi dinding yang mengembang dan
eksposur dinding selatan core memungkinkan penggunaan kaca luas di sisi utara,
barat dan timur menara, sekaligus memberikan ukuran perlindungan lingkungan
dari sinar matahari padang pasir dengan menghadirkan benda yang hampir padat.
faade batu di selatan.

gambar geometri dari al hamra


sumber google.com diakses tanggal 3/10/17

3) Masalah Perancangan Umum

Konstruksi Jalur Cepat Pekerjaan desain SOM dilakukan di bawah


kondisi jalur cepat yang paling menuntut karena sejarah unik pengembangan
situs ini. Pada tahun 2004, desain kompleks campuran menggunakan sebuah
menara perkantoran 200 m dan sebuah podium eceran dengan struktur parkir
terkait oleh perusahaan Arsitektur & Teknik Al Jazera Consultants (AJC) pada

18
dasarnya selesai dibangun. Sementara penggalian basement dan pengurasan
yang diperlukan berjalan dengan baik, ketinggian maksimum yang diijinkan
200m yang ditetapkan oleh pemerintah kota Kuwait City meningkat menjadi
400m. Pada titik ini, kelompok Klien mencari layanan SOM, menjadi firma
desain yang berpengalaman dalam kompleksitas menara bertingkat tinggi, untuk
merancang menara tengara untuk Kota Kuwait. Rangkaian kejadian ini
menghasilkan SOM memulai desain konsep sementara penggalian fondasi sudah
berlangsung dan Kontraktor dimobilisasi di lokasi. Dengan mengembangkan
jadwal desain yang agresif, termasuk pelepasan paket pondasi tiang pancang dan
pondasi awal dan sekuensial, konstruksi tersebut diizinkan untuk dilanjutkan
bersamaan dengan perancangan detil suprastruktur menara.

Kode Desain dan Persetujuan Kota Tidak memiliki kode bangunan dalam
negeri yang luas, Kota Kuwait City bersedia menerima rancangan Menara Al
Hamra yang tunduk pada hal itu dilakukan sesuai dengan ketentuan kode
bangunan internasional yang mapan. Menara Al Hamra dirancang untuk
memenuhi persyaratan dalam Code Building International edisi 2003 dan semua
standar yang dirujuk di dalamnya dan juga digunakan untuk menentukan beban
seismik untuk Menara Al Hamra.

4) Lingkungan Angin

Karena kegempaan daerah yang relatif rendah, desain struktural


Menara Al Hamra diantisipasi untuk dikendalikan oleh kekuatan yang
diinduksi angin di bangunan tersebut. Namun, karena terbatasnya
pengembangan menara bertingkat tinggi di sekitarnya, kriteria desain angin
yang sesuai dikembangkan dengan seksama . Pola angin sinoptik di wilayah
teluk adalah hasil pergerakan skala besar udara yang disalurkan di sepanjang
sumbu utara-barat / selatan-timur Teluk Persia. Pergrerakan angin selanjutnya
dipengaruhi oleh topografi lokal di setiap wilayah di sekitar Teluk. Fenomena
angin yang sangat sering diketahui ada di wilayah Teluk karena badai petir
yang menghasilkan ledakan kuat yang dekat dengan tanah. Ledakan ini
diakibatkan oleh massa udara dingin yang dibelokkan ke bawah oleh massa

19
udara hangat yang bergerak, karena gradien suhu yang kuat. Insiden pada
permukaan tanah dari massa udara dingin menghasilkan angin dengan
intensitas tinggi dengan durasi pendek. Menggambar pengalaman mereka
bekerja di Kuwait dan kota-kota lain di wilayah tersebut serta data kecepatan
angin di bandara Kuwait, proyek Wind Engineer BMT Fluid Mechanics Ltd
(BMT) menetapkan kecepatan angin per jam rata-rata 23 m/s di Tinggi 10m di
medan terbuka. Nilai ini mewakili kejadian angin sinoptik periode 50 tahun
yang konsisten dengan metodologi ASCE 7-02. Setelah studi ekstensif tentang
kejadian angin badai non-sinoptik, ditentukan bahwa walaupun kejadian ini
dapat menghasilkan kecepatan angin yang lebih besar daripada kejadian
sinoptik antara permukaan tanah dan ketinggian sekitar 150 m, peristiwa badai
terjadi menghasilkan kecepatan angin yang jauh lebih tinggi dari 150 m di atas.
kelas. Sementara profil angin petir dapat membuktikan menjadi peristiwa
angin kritis bagi sistem struktur menara yang memiliki ketinggian di bawah
200m, efek kotor profil angin sinoptik di atas ketinggian penuh Menara Al
Hamra, mengendalikan desain di semua aspek selain tekanan kelonggaran
lokal pada cerita yang lebih rendah.

Perbandigan henbusan angina dan badai


Sumber : google.com diakses tanggal 3/10/17

20
5) Sistem Pondasi

Perbandigan henbusan angina dan badai


Sumber : google.com diakses tanggal 3/10/17

Proses Pembentukan tiang pancang Menyadari pentingnya


membuat keputusan desain sejak dini dalam prosesnya, SOM bekerja sama
dengan Klien (Ajial Real Estate & Entertainment Co.), Kontraktor
(Ahmadiah Contracting & Trading Co.), associate Struktural Engineer (Al
Jazera Consultants) dan Project Geotechnical Engineer (Consultancy Group
Company) untuk membangun tipe konstruksi yang disukai untuk proyek ini.
Sementara masih mengkonseptualisasikan bentuk menara, pengetahuan
tentang batasan rencana dari situs ini dan bahwa sekitar 72 lantai
perkantoran khas akan dibingkai dalam beton di tempat memungkinkan tim
untuk menentukan tekanan penahan tanah yang diharapkan di bawah
menara dengan kepastian yang cukup. untuk berkomitmen pada sistem
pondasi untuk menara. Berdasarkan perhitungan awal ini dan pengetahuan
lokal dari Consultancy Group Company (CGC), ditentukan bahwa landasan
rakit yang didukung pada tumpukan bosan di tempat akan dibutuhkan.
Teknik konstruksi lokal menentukan diameter tiang maksimum (1200mm)
dan kondisi tanah menentukan jarak terdekat yang diijinkan (3600mm

21
pusat-ke-tengah), memungkinkan perhitungan perkiraan kebutuhan beban
tiang dan untuk dimulainya program uji beban tiang.

Sebagai bentuk bangunan mengambil bentuk dan model analisis


suprastruktur tingkat skematik dikembangkan, menjadi jelas bahwa bentuk
spiral dari suprastruktur akan memusatkan beban gravitasi ke pondasi alas
di sisi barat pondasi di bawah dinding yang berada di barat daya, namun
sangat berbeda. sedikit beban akan diterapkan ke daerah-daerah di utara dan
barat daya di bagian tepi Hal ini memungkinkan tim desain untuk
memprioritaskan pentingnya masing-masing zona tumpukan pondasi dan
karena itu melepaskan tumpukan untuk konstruksi secara bertahap.
Akhirnya 289 tumpukan dilepaskan dan dibangun dalam 7 tahap yang
bekerja di dalam menuju tumpukan di bawah dinding yang berkemih di
barat daya. Durasi pekerjaan penumpukan memungkinkan disain
suprastruktur menjadi matang dan gambar konstruksi dasar pondasi akhir
akan selesai saat pekerjaan berjalan di lokasi.

Tahapan pembuatan konstruksi tiang pancang


Sumber : google.com, diakses tanggal 3/10/17

Analisis dan Desain Pondasi Sementara pengetahuan lokal tentang


geologi di Kuwait City yang ditawarkan oleh CGC telah terbukti sangat
berharga dalam perancangan awal sistem pondasi untuk menara, tim
perancang khawatir bahwa pada ketinggian 400m, proyek Al Hamra
Tower mungkin akan menghasilkan dalam tuntutan geoteknik yang
melebihi kisaran yang diketahui yang telah ditetapkan secara lokal selama

22
pembangunan menara setinggi 200m. Akibatnya, kelompok Klien
mengontrak kantor URS Corporation (URS) San Francisco untuk
melakukan peer review terhadap rekomendasi dari Project Geotechnical
Engineer dalam sebuah proses termasuk analisis non-linear tiga dimensi
penuh dari strata tanah di bawah dan di sekitar fondasi menara. Kedua
pendekatan analisis tersebut secara terpisah digunakan untuk
menghasilkan kekakuan pegas tanah yang efektif, yang memperhitungkan
gabungan efek tikar dan tumpukan di masing-masing zona di bawah tikar.
Kekakuan pegas tanah efektif ini digunakan oleh SOM untuk menganalisa
dan merancang alas pondasi serta untuk memverifikasi distribusi muatan
ke tumpukan. Sayangnya, perkiraan kekakuan efektif yang
direkomendasikan oleh CGC dan URS berbeda secara signifikan,
terutama karena interpretasi yang berbeda mengenai sejauh mana tindakan
kelompok di antara tumpukan akan berkembang. Akhirnya, penyelesaian
kebuntuan ini dicapai oleh SOM yang merancang setiap komponen
pondasi dan tumpukan untuk hasil pengendalian dari empat kasus analisis:
kekakuan pegas efektif bawah dan atas yang diprediksi oleh CGC, dan
nilai ekuivalen yang diprediksi oleh URS. Pendekatan ini, meski
membutuhkan usaha perancangan teknik yang lebih besar, tidak banyak
meningkatkan penggunaan bahan sejak di antara set data kekakuan efektif
semua nilai cenderung berubah dengan rasio serupa. Akibatnya, tidak ada
redistribusi beban yang signifikan terjadi dan gaya matikan dan beban
tumpukan tetap relatif konstan.

23
Grafik pembelokan bentuk
Sumber : google.com, diakses tanggal 3/10/17

Perbedaan utama dalam hasil adalah karena model analisis non-


linear URS tiga dimensi dari tanah yang memprediksi perilaku kelompok
yang signifikan. Dengan tanah diseret turun, ketahanan kulit dari
tumpukan hilang untuk semua kecuali tumpukan perimeter. Akibatnya,
tumpukan perimeter lebih kaku dan membawa beban lebih besar.
Pendekatan analisis CGC menghasilkan semua tumpukan yang memiliki
beban serupa dan oleh karena itu tidak menunjukkan konsentrasi beban
pada perimeter. Aksi kelompok pile juga menghasilkan perilaku 'mat-like'
pada sistem di dasar elevasi tiang dalam analisis URS, sehingga
memprediksi nilai penyelesaian secara signifikan lebih besar.

Desain akhir pondasi rakit adalah untuk rakit berukuran 4.0m kira-
kira 70m x 60 m dalam dimensi rencana dengan tambahan bagian segitiga
tebal 1,6 raft sekitar 24m x 12m di wilayah utara, di luar tapak menara.
Rakit menara didukung oleh 289 tumpukan dengan diameter 1200mm dan
panjangnya bervariasi dari 20,0 m sampai 27,0 m yang diukur dari dasar

24
rakit. Kekuatan tekan beton rancangan rakit adalah 50MPa (kekuatan
tekan kubus), dan bervariasi pada tumpukan dari 55MPa sampai 80MPa
(kekuatan 56 hari )

6) Ketahanan Beton dan Penguatan

Untuk memberikan tingkat ketahanan yang sesuai terhadap


konstruksi beton sub kelas, pengaruh lingkungan korosif pada penguatan
beton dan beton dipertimbangkan. Sedang panas hidrasi dan semen tahan
sulfat moderat (Tipe II) ditentukan untuk konstruksi tanah dasar. Semen ini
bertekad untuk menjadi kompromi yang paling sesuai antara persyaratan
ketahanan korosi dan kebutuhan untuk mengendalikan suhu pengaman dari
tikar tebal 4.0m di lingkungan padang pasir yang panas di Kuwait.
Konstruksi tanah dasar selanjutnya dilindungi oleh membran tahan air yang
lengkap pada permukaan luar rakit dan dinding pondasi. Membran juga
diperlukan untuk mengurangi infiltrasi gas hidrogen sulfida ke dalam
struktur basement yang telah selesai. Tumpukan, lapisan bawah rakit, dan
tirai luar di dinding pondasi dirancang untuk diperkuat dengan tulangan
tahan korosi yang diproduksi oleh teknologi MMFX. Penguatan tersebut
selanjutnya terlindungi di tiang-tiang yang ditumpuk di tempat, di mana
penggunaan membran tidak praktis, dengan menentukan campuran dengan
kepadatan rendah dan permeabilitas rendah yang dirancang khusus untuk
membatasi serangan sulfat dan meminimalkan masuknya air tanah korosif.
Persyaratan penutup yang jelas dari ACI-318M juga meningkat hingga
100mm untuk lebih melindungi penguatan tiang. Sebagai pengganti
Kontraktor, penguatan tahan korosi akhirnya dieliminasi dari proyek,
digantikan oleh sistem proteksi katodik yang direkayasa..

7) Konstruksi Rakit Pondasi

Rakit dituangkan dalam 15 jam yang terpisah, ukuran masing-


masing dibatasi oleh peraturan lalu lintas kota yang membatasi pengiriman
beton sampai akhir pekan dan kemampuan produksi lokal dari pabrik batch
beton lokal untuk pengiriman di setiap akhir pekan. Akibatnya, pondasi
rakit dituangkan dalam kurun waktu sekitar 4 bulan. Pendekatan

25
tersegmentasi untuk rakit tuang juga bermanfaat dalam membatasi suhu
pengeringan beton puncak; meskipun terisolasi untuk mencegah perbedaan
temperatur yang merusak yang terbentuk di dekat permukaan beton, area
permukaan yang meningkat dari samping dan bagian atas setiap tuang
memungkinkan pelepasan panas yang dikendalikan pada tingkat yang lebih
tinggi, yang secara nominal mengurangi suhu pengeringan puncak. Suhu
pengeringan beton diperkuat lebih lanjut dengan menentukan campuran
beton pengganti fly ash yang tinggi.

8) Sistem Struktur Primer Utama

Pertimbangan Geometri Studi awal mengenai bentuk memutar dari


sisi selatan struktur bangunan mampu memprediksi perilaku global
struktur menara dan area yang disarankan dalam struktur yang memerlukan
pertimbangan cermat selama proses perancangan terperinci. Studi awal
dari pusat massa masing-masing diafragma menunjukkan bahwa efek
kuadran berputar yang terlepas dari pelat lantai adalah bahwa pusat massa
diimbangi ke timur untuk sepertiga bagian bawah menara, kira-kira sejajar
dengan pusat geometris menara sampai sepertiga tengah tingginya, dan
diimbangi ke barat untuk sepertiga atas. Namun, kedua offset ini saling
hapus satu sama lain dan pusat massa untuk keseluruhan menara sejajar
dengan arah timur-barat dengan pusat geometrisnya. Di arah utara-selatan,
pusat massa menara kira-kira 7.0m ke arah utara dari pusat geometris
menara. Untungnya, kondisi ini sesuai dengan program menara di dalam
ekskavasi yang ada di lokasi. Kolom menara yang perlu dibangun di tepi
tikar di sisi selatan, timur dan barat, bagaimanapun, ada perpanjangan
penggalian ke utara di luar tapak menara, yang memungkinkan geometri
tikar menjadi bias ke utara sampai cocok dengan pusat menara massa.

Analisis jalur beban melalui struktur juga menyoroti perbedaan


besar antara perilaku dinding berkedip tenggara dan barat daya. Di dinding
yang berkibar di sebelah tenggara, dinding geser paraboloid hiperbolik
bersandar pada struktur bangunan. Oleh karena itu hanya area kecil pelat
lantai yang berbingkai langsung ke dinding pada setiap tingkat dapat

26
menambahkan beban gravitasi ke dinding. Sebenarnya pada kira-kira
setiap 7 cerita dinding memotong kolom perimeter dan jalur beban ada di
mana beban gravitasi dapat mengalihkan dinding ke kolom perimeter.
Akibatnya dinding yang melintang tenggara relatif ringan dimuat sampai
ketinggian dinding penuh. Sebaliknya, dinding berkedip barat daya
membungkuk jauh dari struktur bangunan. Ini berarti bahwa dan juga area
kecil beban lantai yang diterapkan pada dinding yang mengembang di
setiap cerita, kira-kira di setiap 7 kasus, kolom perimeter ada di atas
dinding yang mengembang, tapi tidak di bawahnya. Ini berarti bahwa di
lokasi ini beban gravitasi penuh di kolom terputus ini dipindahkan ke
dinding yang mengembang. Beban gravitasi yang dihasilkan di dinding
berkedip barat daya sangat tinggi - sebenarnya beban gravitasi penuh dari
setiap area struktur berbingkai di kuadran barat daya menara dan selatan
lokasi dinding yang mengembang di permukaan tanah dibawa oleh dinding
ini. Dampak dari konsentrasi beban ini terlihat pada tekanan bantalan rakit
dan beban tiang yang ditunjukkan pada bagian sebelumnya, dan juga pada
tuntutan lentur dan geser yang dipertimbangkan dalam perancangan
pondasi rakit di daerah ini. Pengenalan awal akan pentingnya jalur beban
ini memungkinkan tim struktural untuk mempengaruhi perencanaan
penggunaan fungsional kuadran barat daya menara. Terutama di setiap
lantai atipikal (lantai mekanik, lobi langit, lantai pengungsian),
pertimbangan cermat dilakukan di lokasi zona yang membutuhkan
kapasitas beban lantai tinggi. Upaya ini termasuk menempatkan tangki
penyimpanan air dan peralatan mekanis berat dari kuadran barat daya, dan
bila ruang yang tersedia di lantai mekanis atau pengungsian melebihi luas
lantai yang diperlukan, menunjuk kuadran barat daya tidak berpenghuni,
membiarkan zona ini dirancang dengan menggunakan lantai nominal
kapasitas beban

27
9) Respon Tosional karena Beban Gravitasi

Sementara jalur beban yang mengalir melalui dinding yang


mengembang mudah dipahami, dampak jalur beban pada sistem struktur
bangunan dasar memerlukan pertimbangan cermat. Seperti kebanyakan
struktur dengan kolom miring dan dinding yang mendukung pembingkaian
lantai, gaya horizontal diterapkan pada lempengan di persimpangan elemen
miring dan lempengan, lempengan tersebut menambahkan beban gravitasi
ke elemen miring, dan beban vertikal pada elemen miring meningkat sesuai
dengan itu. Untuk mempertahankan jalur beban aksial, komponen
horisontal gaya pada elemen miring harus meningkat bersamaan dengan
komponen vertikal, dan untuk memenuhi kesetimbangan statis pada
antarmuka slab, pelat harus menerapkan beban horizontal ke
persimpangan. Jika elemen miring menjauh dari lempengan, lempengan itu
menjadi tegang, jika meluncur ke arah lempengan, masuk ke kompresi.
Untuk kondisi spesifik dari dinding yang mengembang di Menara Al
Hamra, arah bersandar pada dinding yang mengembang selalu didominasi
melingkar dan berlawanan arah jarum jam bila dilihat dari atas, oleh karena
itu untuk resolusi keseimbangan statis, gaya sejajar searah jarum jam
diterapkan pada setiap slab untuk flashing wall intersection. Kekuatan ini
masing-masing memberikan momen torsi kontra searah jarum jam pada
sistem penahan gaya lateral menara. Efek kumulatif dari momen torsi yang
diterapkan pada tiap lantai diafragma adalah momen torsi bersih yang
diterapkan pada sistem lateral struktur yang meningkat dari nol di atas
struktur sampai maksimum di dasar bangunan. Saat torsi ini menyebabkan
bentuk pengulangan terpelcorer yang diamati dengan jelas pada hasil
model analisis elemen hingga saat dikenai beban gravitasi saja.

28
Analisa model pada lantai tertentu dan perhitungan keseimbangan statis pada dinding
yang mengembang l, sumber : google.com, diakses tanggal 3/10/17

10) Sistem mengurangi gaya/beban lateral

Sistem mengatasi beban llateral pada bangunan


sumber : google.com, diakses tanggal 3/10/17

Sistem lateral untuk menahan kombinasi angin dan gravitasi


pengendali terdiri dari core dinding geser beton bertali di dinding yang
dilengkapi dengan bingkai perimeter momen perimeter. Core dinding geser

29
sengaja ditimbang dengan dinding tebal di bagian luar teras core dan
palang yang lebih tipis, mengoptimalkan penempatan material untuk
memaksimalkan hambatan core terhadap beban gravitasi yang diinduksi
torsi yang dijelaskan pada bagian di atas. Dinding yang mengembang yang
terhubung kembali ke core juga ikut serta dalam sistem penahan gaya
lateral. Meskipun kombinasi beban desain angin mengendalikan rancangan
sistem penahan gaya lateral, beban desain seismik tidak signifikan. Oleh
karena itu, desain seismik penuh Menara Al Hamra dilakukan pada Sistem
Resistensi Seismik yang ditunjuk. Karena core dinding geser menahan
sebagian besar kekuatan yang diinduksi angin, ditentukan bahwa
pendekatan yang paling efisien terhadap desain seismik menara hanya
untuk menunjuk pada dinding geser beton bertulang menjadi

Sistem Resistansi Seismik. Hal ini memungkinkan desain seismik


penuh menara dilakukan tanpa perlu menambah penggunaan bahan di
manapun dalam struktur. Dinding geser beton bertulang di Al Hamra
Tower bervariasi dari ketebalan 1200mm sampai 300mm, dan dari 80MPa
sampai 50MPa dengan kuat tekan (kekuatan tekan kubus). Frame penahan
momen biasanya 800mm dengan lebar 600mm dan dituang dengan
pembingkaian lantai menggunakan beton 40MPa (kekuatan tekan kubus).

11) Gravity Force Resisting System

Gaya gravitasi yang melawan sistem Al Hamra Tower secara


signifikan lebih rumit dan memerlukan pertimbangan yang lebih dalam
agar desain menara konvensional. Lapisan pelat beton bertulang
dipantulkan secara melingkar ke balok beton bertulang diperkuat dengan
rentang antara kerangka core dan perimeter. Namun geometri yang tidak
biasa dari menara tersebut menghasilkan beban signifikan yang ditransfer
antara dinding yang mengembang dan corenya melalui diafragma beton
bertulang. Daripada hanya berpartisipasi dalam sistem penahan gaya
lateral, diafragma merupakan bagian integral dari gaya gravitasi yang
melawan sistem. Meningkatnya pentingnya diafragma berarti bahwa jarak
balok gravitasi yang lebih lebar dan lempengan tebal lebih disukai daripada

30
solusi yang lebih konvensional dengan balok gravitasi yang lebih sering
dan lempengan yang lebih tipis. Dengan menggunakan lempengan 160mm
yang membentang antara balok pada 6,0 m di tengahnya, hanya sedikit
bahan yang perlu digunakan sehingga larutan dengan slab tipis berkisar
3.0m di tengahnya, namun sebagian besar bahan yang digunakan
berkontribusi pada kapasitas geser diafragma. lempengan. Balok gravitasi
beton bertulang 700mm dalam bingkai 10,6 m antara bingkai core dan
perimeter. Kolom perimeter bervariasi dari 1200mm persegi sampai
700mm persegi. Kolom komposit digunakan dari tingkat pondasi alas
sampai tingkat 29, dengan bagian kolom baja W360 tertanam dengan
berbagai bobot, memungkinkan kolom persegi seluas 1100mm dapat
digunakan di semua lantai kantor yang khas dari tingkat 40 sampai ke
tingkat 5. Kolom persegi 1200mm diperlukan di bawah tingkat 5 Karena
meningkatnya ketinggian cerita di lantai mekanik dan tingkat tinggi
podium ganda. Beton bertulang di kolom perimeter berkisar antara 80MPa
sampai 50MPa (kekuatan tekan kubus), dan framing balok dan balok
seluruhnya dibangun menggunakan beton 40MPa (kekuatan tekan kubus).

12) Analisis dan Desain Menara

Analisis dan perancangan struktur menara didasarkan pada hasil


serangkaian model analisis elemen hingga tiga dimensi yang berjalan
secara paralel. Model servis digunakan untuk menentukan periode
bangunan dasar bangunan, yang digunakan dalam perhitungan kekuatan
desain seismik dan dalam membangun beban angin perancangan melalui
pengujian terowongan angin yang dilakukan oleh BMT. Model ini juga
digunakan untuk memverifikasi bahwa strukturnya cukup kaku untuk
memenuhi kriteria drift angin yang mapan untuk proyek (ketinggian / 500
untuk beban angin desain periode pengembalian 50 tahun). Model desain
angin digunakan untuk desain core dinding geser dan bingkai penahan
momen perimeter saat dikenai kombinasi gravitasi dan kombinasi beban
angin. Pengubah kekakuan retak digunakan pada elemen sistem penahan
gaya lateral sesuai dengan ketentuan ACI-318M. Desain dinding geser
kemudian diverifikasi dengan menggunakan model desain seismik, yang

31
menerapkan semua kombinasi beban seismik ke model analisis yang telah
dimodifikasi dengan momen melepaskan ujung masing-masing balok
momen perimeter yang menahan momen. Dengan cara ini, layout penguat
yang dirancang dengan menggunakan model desain angin diverifikasi
sebagai cocok untuk melawan beban seismik dengan hanya menggunakan
sistem penahan gaya seismik. Terakhir, karena bangunan itu berputar
secara elastis di bawah beban gravitasi, dinding di sekeliling core yang
terutama menahan momen torsi yang diterapkan pada core melalui
kekakuan gesernya.

kelurusan melingkar mereka relatif terhadap pusat kekakuan core


(torsi tabung). Dinding geser ini mengalami deformasi geser elastis, namun
karena beban yang diterapkan permanen, dapat diperkirakan bahwa
dinding ini juga akan merayap sehingga mengakibatkan deformasi geser
inelastis tambahan pada dinding dan karena itu memutar core. Besarnya
deformasi creep geser yang diperkirakan sulit untuk dihitung, namun
estimasi terbaik dari nilai ini ditetapkan dengan menggunakan
rekomendasi untuk deformasi geser karena creep pada balok dalam yang
dibuat dalam laporan komite ACI 209, Prediksi ACI 209R-92 Pengaruh
Creep, Shrinkage dan Temperature pada Struktur Beton. Prosedur ini
menggambarkan suatu pendekatan untuk estimasi modulus geser efektif
untuk elemen beton dalam yang akan menghasilkan deformasi geser jangka
panjang yang diantisipasi saat mengalami tegangan geser. SOM
menggunakan prosedur ini untuk memperkirakan kekakuan geser efektif
yang sesuai untuk dinding geser dan menjalankan model kompatibilitas
creep torsional untuk menyelidiki pengaruh penurunan kekakuan efektif
pada core dan elemen struktur lainnya. Analisis ini menegaskan bahwa
yang dapat dengan mudah diprediksi - creep adalah regangan pada
fenomena tegangan konstan. Mengurangi kekakuan geser core
menyebabkan peningkatan gravitasi yang disebabkan oleh menara, namun
sedikit peningkatan kekuatan pada salah satu dinding geser. Untuk
memastikan kesesuaian kerangka perimeter dengan kekakuan torsi yang
mungkin maka core dikurangi, SOM merancang kerangka perimeter untuk

32
secara elastis menahan kekuatan tambahan yang diamati pada bingkai
momen perimeter yang dihasilkan dari peningkatan gravitasi jangka
panjang ini.

13) Perbaikan Creep dan penyusutan dan konstruksi

Desain menara beton bertingkat tinggi sangat diperumit oleh


pemendekan beton yang bergantung pada waktu karena efek creep dan
penyusutan keduanya pada dan setelah selesai konstruksi. Pasukan internal
anggota juga sangat terpengaruh oleh urutan konstruksi. Analisis elemen
hingga tradisional dari model bangunan kecil merupakan proses konstruksi
satu langkah dimana strukturnya segera dibangun dan beban gravitasi
diterapkan hanya pada bentuk yang telah selesai. Penyederhanaan ini tidak
tepat dalam desain bangunan tinggi karena dapat sangat melebih-lebihkan
kekuatan internal pada elemen yang menghubungkan dua elemen vertikal
yang mungkin mengalami pemendekan elastis yang berbeda. Setelah
gravitasi diterapkan pada struktur yang telah selesai, elemen penghubung
antara dinding core dan kolom perimeter akan tiba-tiba diperlukan untuk
berubah bentuk untuk mempertahankan kompatibilitas perpindahan
dengan pemendusan elastis yang terjadi di atas tinggi penuh core dan
kolom, sehingga terjadi lentur dan geser. kekuatan di elemen penghubung
Pada kenyataannya semua pemendekan elastis unsur-unsur ini akan terjadi
pada saat casting elemen penghubung, jadi tidak ada kekuatan internal
yang harus ada dalam elemen penghubung pada saat dilemparkan. Untuk
lebih tepat mempertimbangkan efek ini, semua model analisis desain
kekuatan mempertimbangkan analisis urutan konstruksi yang menerapkan
bobot sendiri struktur dalam kenaikan tiga tingkat. Model analisis pada
awalnya hanya tiga tingkat, beban gravitasi diterapkan dan kekuatan
internal dihitung. Kemudian tiga cerita selanjutnya ditambahkan ke model
analisis. Modelnya sekarang tingginya enam tingkat tapi beban gravitasi
hanya diterapkan pada bagian model yang baru ditambahkan. Kekuatan
internal dihitung untuk semua enam cerita dan ditambahkan ke kekuatan
yang dihasilkan dari langkah analisis sebelumnya. Dengan cara ini unsur
kekuatan internal untuk setiap elemen pada akhirnya dihitung berdasarkan

33
semua tuntutan elastis yang ditempatkan pada elemen setelah elemen
tersebut ditambahkan ke model analisis (konstruksi). Analisis urutan beban
konstruksi, sambil mempertimbangkan tingkat konstruksi sebelumnya
pada saat pengecoran elemen, masih hanya mempertimbangkan komponen
elastis pemendekan beton. Untuk mempelajari komponen creep non-linear
creep dan susut serangkaian penelitian pemendekan kolom non linier
dilakukan dengan menggunakan

Model time-dependent teoritis dari creep dan susut beton dan


mempertimbangkan jadwal konstruksi yang diantisipasi. Setelah prosedur
ini, pemendekan mutlak berbagai kolom perimeter dan zona core dinding
geser dibentuk untuk serangkaian langkah waktu sejak awal konstruksi
sampai kira-kira sepuluh tahun setelah selesai konstruksi. Sebagai creep
adalah fenomena regangan pada tegangan konstan, tingkat kekuatan pada
elemen vertikal yang diteliti tidak berubah karena proses ini terjadi, namun
informasi ini penting dalam mempertimbangkan dampak pemendekan
diferensial pada elemen penghubungan dan evaluasi. Jika kondisi akhir
struktur memenuhi persyaratan dimensi untuk proyek. Dalam kasus Al
Hamra Tower, sebuah program koreksi konstruksi dibentuk yang
mencakup dua komponen utama. Koreksi vertikal dibentuk baik untuk core
dan kerangka perimeter. Biasanya core pada setiap cerita dituangkan ke
ketinggian target yang meski lebih tinggi dari tinggi cerita desain pada
tanggal tuang, dihitung untuk mempersingkat hingga tinggi cerita desain
pada tanggal target kira-kira satu tahun setelah keluar dari struktur menara.
. Selain itu bingkai perimeter dikoreksi lebih jauh dan dituangkan lebih
tinggi dari core pada setiap tingkat. Pengimbangan tambahan ini adalah
untuk memastikan bahwa setelah pemendekan diferensial yang diprediksi
terjadi, pelat lantai sejajar dalam kondisi akhir. Bagian utama kedua dari
program koreksi adalah program koreksi rotasi. Bahkan program koreksi
yang paling sederhana sekalipun, yang membangun setiap tingkat pada
elevasi dan rotasi disain, akan memerlukan sejumlah putaran jarum jam
dari bekisting untuk mengoreksi putaran berlawanan dari menara yang
sebagian dibangun dari tuang sebelumnya. Oleh karena itu ditentukan

34
bahwa kapasitas yang dibutuhkan untuk dibangun ke dalam sistem
bekisting untuk memungkinkan koreksi rotasi, dan mengingat kapasitas
itu, juga harus dimanfaatkan untuk mengoreksi secara tepat elastis yang
diantisipasi dan sebagian rotasi inelastis untuk menghasilkan akhir Kondisi
sedekat mungkin dengan kondisi disain. Program koreksi rotasi
dikomunikasikan ke Kontraktor sebagai rotasi target cerita relatif terhadap
sumbu desain menara pada saat pengecoran setiap tingkat. Koreksi
preemptif rotasi memiliki keuntungan tambahan untuk mengurangi efek P-
delta orde kedua di menara, juga mengurangi

14) Elemen Desain

Semua elemen struktur di Al Hamra Tower dirancang sesuai dengan Kode


Bangunan Internasional tahun 2003 dan semua kode yang dirujuk di sini.
ACI 318-02M digunakan untuk perancangan desain beton, dan AISC
LRFD (1999) untuk desain baja. Semua elemen kolom dan dinding untuk
tampilan permukaan, disesuaikan untuk mempertimbangkan kelangsingan
dan efek tekuk melalui pembesaran momen. Torsi dan geser dengan motif
aksi untuk memberi kekuatan desain yang lebih representatif. Spread
otomatis digunakan untuk mengendalikan setiap jenis elemen, menyukai
database yang mengandung unsur hasil. Skrip secara rutin digunakan untuk
melakukan pengecekan desain elemen pada. Kombinasi teknik teknik dan
teknik. Yang sesuai dengan jadwal yang tepat dengan resolusi menara
berevolusi.

15) Struktur Lobby Lamella

Lobby Column Bracing Di sisi utara bangunan adalah lobi utama


menara perkantoran. Lobby adalah ruang seluas 24 m yang membentang
dari core bangunan ke perimeter. Untuk menambah area lobi kolom utara
menara, yang vertikal dari level 12 ke atap menara, miring menjauh dari
bangunan core mengikuti lengkungan melingkar. Hal ini menyebabkan
kolom ini mencegat lempengan tingkat dasar 7.6m lebih jauh ke utara.
Hasil dari gerakan ini adalah bahwa kolom menara utama yang melewati

35
lobi setinggi 24 m dan melengkung, mengembangkan momen lentur besar
di kolom.

Untuk mengatasi masalah kelangsingan di kolom yang tidak


dikelompokkan ini, skema penjepit lamella dirancang yang mengurangi
panjang kolom menara primer yang tidak dikelompokkan dan tuntutan
beban melalui pembagian beban dengan anggota paralel. Komponen
struktural bantalan utama dari struktur lamella lobi meliputi kolom
komposit perimeter bangunan (elemen "A") dan elemen penguat di dalam
bidang fasad utara (elemen "B"). Dari penguat bidang elemen "A" dan "B"
disediakan elemen "C", "D" & "E", yang menahan fasad utara kembali ke
core bangunan. Pada tingkat kelas, elemen kolektor diberikan untuk
mendistribusikan dorong horisontal jaring dari dasar kolom ke lempeng
yang berdekatan.

Analisa model pada lantai tertentu dan perhitungan keseimbangan statis pada flared
wall, sumber : google.com, diakses tanggal 3/10/17

Analisis Stabilitas Model analisis elemen hingga tiga dimensi yang


lengkap dari struktur lamella lobi dibangun untuk mempelajari keefektifan
skema penguatan yang telah dikembangkan dan untuk memandu desain

36
arsitektur elemen-elemen ini. Serangkaian analisis tekuk non linier
dilakukan pada skema lamella, masing-masing model menambahkan
lapisan elemen penyangga berikutnya. Model yang dianalisis mencakup
elemen "A" saja, elemen "A" dan "B", semua elemen kecuali elemen "D"
dan akhirnya semua elemen lobi. Modus tekuk model pertama adalah tekuk
sumbu lemah elemen "A". Penambahan elemen "B" mengurangi panjang
tekuk sumbu lemah dari "A" sehingga tekuk sumbu kuat dikendalikan dan
mengurangi proporsi beban yang diterapkan yang dibawa oleh elemen "A",
karena elemen "B" berbagi beban Produk dari kedua faktor tersebut adalah

Elemen

"Elemen" B "

Elemen "E"

Elemen "D"

Elemen "C"

bahwa beban tekuk meningkat dengan faktor dua. Penambahan elemen "C"
dan "E" mengurangi panjang tekuk sumbu kuat dari elemen "A", yang
secara nominal meningkatkan beban tekuk lebih jauh. Namun, sampai saat
ini beban tekuk elemen "A" masih sedikit lebih rendah dari pada
permintaan muatannya. Penambahan elemen "D" memiliki dampak
terbesar pada beban tekuk sistem. Dengan mengikat elemen "A", "B", "C"
dan "E", kegagalan tekuk elemen-elemen ini dapat dicegah secara efektif
dan mode tekuk kritis menjadi tekuk elemen "A" pada cerita konvensional
pertama. di atas lobi Studi ini menegaskan konsep skema pengikatan
lamella dan menunjukkan pentingnya struktural semua elemen dalam
lamella.

37
Analisis model Tekukan lamella
wall, sumber : google.com, diakses tanggal 3/10/17
Pada Intinya :

4 Buah elemen strukturnya adalah :

1) primary load bearing columns kolom bantalan beban utama


2) secondary columns - reduce buckling length kolom sekunder-
mengurangi oenjang tekukan
3) curved sideway member bagian samping yang melengkung
4) latticework pekerjaan kisi

16) Desain Elemen


Desain kekuatan anggota struktur lamella dilakukan sebagai bagian
dari latihan pencarian bentuk evolusioner yang dilakukan bergandengan
tangan dengan tim desain arsitektural. Model parametrik tiga dimensi dari
struktur lamella dimodelkan menggunakan perangkat lunak Proyek Digital
Gehry Technologies. Semua elemen dalam model dikaitkan dengan
beberapa parameter geometris pengontrol seperti keseluruhan radius
faade utara menara, jarak maksimum yang diizinkan antara elemen "D",
atau ukuran bagian pada setiap akhir elemen. Pada setiap langkah, sebuah
model garis tengah lamella diekspor dan dimasukkan ke dalam perangkat
lunak analisis struktural, dan umpan balik struktural dari hasil analisis
membimbing perbaikan bentuk struktur lamella. Tata letak akhir elemen

38
"D" ditentukan dengan menggantinya dengan elemen shell dalam model
analisis dan meninjau plot dari arah tindakan tekanan utama untuk
menentukan keselarasan yang paling efektif untuk anggota ini.
Perancangan rinci elemen lamella didasarkan pada analisis statis orde
kedua non linier yang dilakukan dengan pengubah reduksi kekakuan yang
sesuai yang diberikan pada semua elemen komposit dan beton. Lamella
lobi dimodelkan secara terpisah dari model analisis superstruktur secara
keseluruhan, dengan permintaan gaya dan perpindahan pada struktur
lamella yang ditentukan dari model suprastruktur keseluruhan dan
diterapkan pada kondisi batas model lobi. Untuk menghindari elemen "C"
yang bertindak sebagai elemen penggandengan yang mentransfer beban
vertikal antara core dan bingkai perimeter, sebuah hubungan geser antara
elemen "C" dan corenya diperkenalkan.

Karena disain elemen "A" dan "B" bergantung pada pembagian


beban antara keduanya, pertimbangan cermat dilakukan untuk menentukan
apakah respons jangka panjang sistem akan menghasilkan proporsi beban
yang dibawa oleh setiap elemen yang bervariasi dari waktu ke waktu.
Analisis creep dan susut dilakukan dengan menggunakan prosedur yang
serupa dengan prosedur pemendekan kolom keseluruhan yang dijelaskan
di atas. Unsur-unsur mengalami deformasi elastis, creep dan penyusutan
dalam beban jangka panjang (hanya beban vertikal). Telah diamati bahwa
elemen "A" dan "B" memiliki tingkat pemendekan jangka panjang yang
berbeda. Karena kompatibilitas regangan, shortening diferensial ini
menyebabkan redistribusi kekuatan antara elemen "A" dan "B". Dengan
demikian kekuatan internal elemen lobi ini dihitung ulang berdasarkan
hasil studi creep dan susut. Kekuatan desain pada anggota yang berkurang
dari waktu ke waktu tidak dimodifikasi sedangkan kekuatan disain pada
anggota dengan beban internal yang meningkat dikoreksi.

39
17) Konstruksi Lobby

Untuk mencegah durasi pembangunan lamella lobi dari dampak


negatif pada keseluruhan jadwal konstruksi, pengamatan efek penambahan
elemen tambahan yang diperkuat dimasukkan ke dalam jadwal disain.
Sementara elemen "A" dan "B" harus ada sebelum konstruksi pelat lantai
di atas, konstruksi lantai khas di atas diperbolehkan dilanjutkan saat
pekerjaan berlanjut di lobi lamella. Batas jumlah lantai yang mungkin
dituangkan sebelum pemasangan elemen "C" dan "E" serta batasan lain
sebelum pemasangan semua elemen "D". Gambar toko untuk semua
pekerjaan dihasilkan dari model struktur lamella tiga dimensi, dengan
cetakan bekisting fiberglass dibuat langsung dari model ini.

Hasil akhir dari al hamra


sumber : google.com, diakses tanggal 3/10/17

18) Core System

Seperti banyak bangunan tinggi, Al Hamra memiliki inti inti yang


dibangun di atas beton bertulang dan bingkai perimeter yang kokoh.
Namun, sekitar seperempat dari tanah persegi telah dihilangkan. Bagian
yang hilangkan secara bertahap berubah pada setiap tingkat, bergerak
perlahan dari sudut barat daya, di dekat basis bangunan tempat ia bertemu
dengan podium, ke sudut tenggara di puncak menara. Hasil dari tepi
pemotongan ditentukan oleh sepasang dinding paraboloid hiperbolik.

40
KESIMPULAN
Desain dan konstruksi Al Hamra Tower merupakan langkah maju yang
signifikan baik dari segi bentuk dan proses desain arsitektur. Dengan memadukan
alat konvensional insinyur dan pemrogram komputer dan dengan memanfaatkan
perangkat lunak pemodelan parametrik tiga dimensi terbaru, SOM telah
mengumpulkan keseluruhan bentuk desain bebas dan gedung pencakar langit
bertingkat super tinggi. Hasilnya adalah arsitektur dinamis yang menarik,
representasi dari meningkatnya kebebasan desain yang diberikan kepada kita di era
digital ini.

41
DAFTAR PUSTAKA
Agarwal, R., N. Atari, L. Hu, N. Mathias, A. Mazeika, M. Sarkisian. Sculpted
High-rise, The Al Hamra Tower. Structural Engineers World Congress
November 2007: 1-17. Print

Ir Joni Hardi , Pusat Pengembangan Bahan Ajar-UMB, Teknologi Bangunan III

Wikiarquitecture.2017. https://en.wikiarquitectura.com/building/al-hamra-firdous-
tower/. Diakses tanggal 3 Oktober 2017

42

Anda mungkin juga menyukai