Anda di halaman 1dari 7

4.3.

PURA DALEM

4.3.1. Kori Agung

Gambar 4.3.1 Kori Agung Bagian Luar Pura Dalem Desa Adat Delod Tukad, Batubulan, Gianyar
Sumber : Pribadi

Gambar 4.3.1 Kori Agung Bagian Luar Pura Dalem Desa Adat Delod Tukad, Batubulan, Gianyar
Sumber : Pribadi
Kori Agung Pura Dalem DesaAdat Delot Tukad, Batubulan, Gianyar ini
sebagai peralihan antara jaba dan jeroan. Padahal menurut aturan yang berlaku
umumnya Kori Agung merupakan peralihan antara jaba tengah ke jeroan namun
karena daerah jaba pada Pura Dalem ini hanya ada satu daerah jaba (tidak dibagi
menjadi jaba tengah dan jaba sisi).
Kori Agung pada Pura Dalem Desa Batubulan, Gianyar ini dilengkapi
dengan bangunan tugu apit lawang dan terdapat kori betelan di sebelah kanannya.
Pada biasanya Kori Agung diapit oleh sepasang kori betelan dikanan dan kirinya
(lihat gambar 4.1.2). Namun hal tersebut bukanlah sebuah keharusan. Untuk
sebuah Pura yang kecil dengan lintasan sedikit maka Kori Agung cukup dibuat
dengan sebuah lawang utama dan sebuah lawang betelan. Lawang utama ini
digunakan dalam upacara-upacara besar pada pura sedangkan lawang betelan
digunakan pada upacara harian.

Gambar 4.3.2 Sketsa Kori Agung Pura Petilan Pengerebongan, Kesiman, Badung
Sumber : Buku Arsitektur Tradisional Bali, Ir. I Nyoman Gelebet

a. Kaki (Bawah)
Gambar 4.3.3 Tangga Bagian Luar Pura Dalem Desa Delod Tukad, Batubulan, Gianyar.
Tangga di Buat Sederhana Tanpa Lekukan
Sumber : Pribadi

Terdapat tiga anak tangga pada bagian kaki Kori Agung ini. Pada
umumnya banyaknya anak tangga pada sebuah kori agung yaitu
berkelipatan ganjil tujuh, sembilan, sebelas dan seterusnya sesuai dengan
keanggungan, proporsi, dan dimensinya. Level tanah pada jeroan lebih
rendah daripada level tanah tanah pada daerah jaba sehingga jumlah anak
tangga Kori Agung pada bagian dalam pura lebih banyak daripada bagian
luar pura.

Tangga di buat sederhana tanpa lekukan maupun sepasang naga


dan patung dwarapala yang mengapitnya.
Gambar 4.3.4 Sketsa Kori Agung Pura Bonjaka, Tegalalang, Gianyar
Tangga Kori Agung diapit oleh Naga dan patung Dwarapala
Sumber : Buku Arsitektur Tradisional Bali, Ir. I Nyoman Gelebet

b. Badan (Tengah)
Gambar 4.3.5 Kori Agung Desa Delod Tukad, Batubulan, Gianyar
Badan Kori Diapit oleh Lelengen
Sumber : Pribadi

Kori Agung ini menghadap ke arah selatan. Badan Kori Agung


diapit oleh lelengen yang masing-masing berukuran setengah dari badan
Kori Agung. Detail hiasan yang digunakan pada lelengen disesuaikan
dengan badan Kori Agung sehingga terlihat harmonis.
Tembok-tembok penyengker yang diselesaikan dengan sederhana
(lihat gambar 4.3.1) membuat kesan tidak mendukung bangunan Kori
Agung yang seakan-akan berdiri sendiri.
Ukuran lebar pintu pada Kori Agung ini sama dengan ukuran lebar
pintu Kori Agung pada umumnya yaitu selebar apa-jengking jarak antar
siku ke siku pada posisi tangan berdecak pinggang dengan pelebih sebagai
pengurip seruas atau beberapa ruas jari tangan.
Pada bagian atas pintu terdapat balok penopang ulap-ulap yang
terdiri dari 4 tumpang yang mengarah ke luar. Balok-balok ini difungsikan
sebagai elemen keindahan, karakter mengundang dan juga sebagai
penopang beban di atas lubang pintu.
Gambar 4.3.6 Pintu Utama Bagian Luar Pura Dalem Desa Delod Tukad, Batubulan, Gianyar
Pintu Utama Kori Agung Yang Terlihat Sederhana Tampa Ukiran
Sumber : Pribadi

c. Kepala (Atas)

Gambar 4.3.6 Atap Kori Agung Pura Dalem Desa Delod Tukad, Batubulan, Gianyar
Sumber : Pribadi

Atap sebagai kepala Kori Agung disusun dengan tumpang


susun tiga, lima, atau tujuh tingkat mengecil keatas dengan
perbandingan tertentu dengan pengurangan tinggi, tebal dan lebar setiap
tingkat. Namun, pada Kori Agung ini pada bagian atap tidak memiliki
tingkat/tumpang sehingga bentuk atap tidak mendekati bentuk bujur
sangkar karena badan kori dibangun dengan lebar melebihi tiga
perempat tebal ke arah dalam sisi pintu. Jadi, hiasan yang digunakan
yaitu karang bentala pada puncak dan gegodeg dengan tatanan patra
punggel pada sudut-sudut bidang atap.

Gambar 4.3.7 Atap Kori Agung Tumpang Tiga dengan Puncak Bentala
Sumber : Buku Arsitektur Tradisional Bali, Ir. I Nyoman Gelebet

d. Ornamen

Anda mungkin juga menyukai