Desi Kusumawarni
Rumah joglo adalah rumah tradisional Jawa yang umum dibuat dari kayu jati. Atap joglo
berbentuk tajug, semacam atap piramidal yang mengacu pada bentuk gunung. Dari sinilah nama
joglo tersebut muncul. Istilah joglo berasal dari dua kata, 'tajug' dan 'loro' yang
bermakna 'penggabungan dua tajug'.
Bentuk atap tajug ini dipilih karena menyerupai bentuk gunung. Sedangkan masyarakat
Jawa meyakini bahwa gunung merupakan simbol segala hal yang sakral. Diantaranya
adalah karena gunung merupakan tempat tinggal para dewa.
Bagian atap rumah Joglo, terbuat dari genteng dari tanah liat. Penggunaan bahan-bahan dari
alam dengan atap yang tinggi membuat penghuni merasa sejuk dan nyaman untuk ditempati.
Sirkulasi udara di rumah Joglo juga sangat baik. Atap yang dibuat bertingkat-tingkat juga
menyimpan makna sendiri. Ketinggian atap Joglo yang bertahap memiliki hubungan dengan
pergerakan manusia dengan udara yang dirasakan olehnya sendiri.
Tiga bagian dalam susunan rumah joglo. Pertama adalah ruang pertemuan yang disebut
pendapa. Kedua adalah ruang tengah yang disebut pringgitan dan ketiga adalah ruang belakang
dalem yang berfungsi sebagai ruang keluarga.
Pendapa ini terletak di depan. Dibuatnya tanpa dinding, karena berkaitan dengan
karakter orang Jawa yang ramah dan terbuka. Ruangan menerima tamu ini
biasanya tidak diberi meja ataupun kursi, hanya tikar yang digelar agar antara
tamu dan tuan rumah dapat berbicara dalam kesetaraan.
Senthong hanya dibuat sejumlah tiga bilik saja. Kamar pertama diperuntukkan untuk
para lelaki, kamar kedua dikosongkan dan kamar ketiga dipakai oleh para perempuan.
Gandok memiliki dua bagian, yakni Gandok Kiwo (kiri) dan Gandong Tengen (kanan).
Terletak di samping kanan dan kiri atau terletak dibagian belakang rumah. Tempat ini dalam
bahasa modern bisa disebut sebagai gudang dimana dijadikan tempat menyimpan barang-barang
pemilik rumah maupun dijadikan sebagai lumbung tempat menyimpan bahan makanan.
KESIMPULAN GAGASAN
KEPERCAYAAN
Dari empat tiang utama yang disebut Soko Guru, mereka percaya adanya dari empat penjuru
mata angin.
SOSIAL
Adanya pendapa yang dibuat tanpa dinding. Ruangan untuk menerima tamu tanpa ada meja
ataupun kursi, hanya tikar yang digelar (LESEHAN)
KEKELUARGAAN
Dalem, digunakan untuk tempat tinggal keluarga yang terdapat beberapa kamar.
KEBIASAAN
Terletak di samping kanan dan kiri atau terletak dibagian belakang rumah, sebagai lumbung
tempat menyimpan bahan makanan.
BUDAYA
Senthong, Kamar pertama diperuntukkan untuk para lelaki, kamar kedua dikosongkan dan
kamar ketiga dipakai oleh para perempuan.
Jadi, rumah joglo ini termasuk dalam THEORY IN ARCHITECTURE yaitu struktural, bentuk strukturnya dari
adanya tiang-tiang. Dan juga termasuk dalam THEORY OF ARCHITECTURE menggunakan pengetahuan,
teknik dan sumber-sumber dalam proses desain. Dan ada THEORY ABOUT ARCHITECTURE kebudayaan
dan sosial masyarakat dari contohnya kamar-kamar yang di peruntukkan untuk laki-laki, perempauan,
dari segi kebudayaan adanya pendapa tanpa dinding yang hanya di gelar dengan tikar.
LITERATUR :
https://adatindonesia.com/rumah-adat-jawa-tengah/
https://perpustakaan.id/rumah-adat-jawa-tengah/