Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Di Indonesia, imunisasi merupakan kebijakan nasional melalui program imunisasi.
Imunisasi masih sangat diperlukan untuk melakukan pengendalian Penyakit yang Dapat
Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I), seperti Tuberkulosis (TB), dipteri, pertusis (penyakit
pernapasan), campak, tetanus, polio dan hepatitis B. Program imunisasi sangat penting
agar tercapai kekebalan masyarakat (population immunity). Program Imunisasi di
Indonesia dimulai pada tahun 1956 dan pada tahun 1990, Indonesia telah mencapai status
Universal Child Immunization (UCI), yang merupakan suatu tahap dimana cakupan
imunisasi di suatu tingkat administrasi telah mencapai 80% atau lebih. Saat ini Indonesia
masih memiliki tantangan mewujudkan 100% UCI Desa/Kelurahan pada tahun 2014
(Pusat Komunikasi Publik, 2011).
Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit difteri di Kota Padang diduga karena banyak
masyarakat yang tidak memahami pentingnya imunisasi. Kurangnya kepedulian orang
tua dan sosialisasi dari petugas kesehatan menjadi faktor utama munculnya penyakit ini.
Keterangan para ahli kesehatan bahwa penyebab utama dari penyakit difteri kerena tidak
lengkapnya imunisasi seorang anak adalah menjadi patut dipertanyakan. Untuk
memberikan kesadaran bersama bagi setiap ibu yang memiliki anak balita diperlukan dua
hal pokok, pertama pemberian informasi yang utuh tentang imunisasi untuk daya tahan
tubuh dan manfaat kesehatan masa depan anak.
Indonesia sehat pada tahun 2015 merupakan target dari berbagai program yang terdapat
dalam MDGs, salah satu program tersebut adalah menurunkan angka kematian balita
sebesar 2/3 antara 1990 sampai 2015. Untuk memenuhi program ini maka dibentuk dua
indikator yaitu angka kematian balita dan cakupan imunisasi campak pada usia satu
tahun. Cakupan imunisasi dan campak pada anak usia satu tahun terus meningkat setip
tahunnya dalam rangka mencapai target MDGs sebesar 90 % tahun 2015. (BPS MDGs.
Indikator MDGs. 2000). Cakupan imunisasi campak di Sumatera Barat tahun 2010 hana
66,3% menurun dibandingkan tahun 2007 sebesar 75,4%. Persentase rincian imunisasi
pada tahun 2010 yaitu BCB 71,8%, polio 63,5%, DPT-HB 51,0%, dan campak 66,3%.

1
Jika dibandingkan dengan data pada tahun 2007 imunisasi BCG 83,1% menurun sebesar
11,3%, imunisasi polio 69,4% menurun sebesar 5,9%, imunisasi DPT-HB g4,2%
menurun sebesar 13,2%, dan imunisasi campak 75,4% menurun sebesar 9,1%. Namun
angka ini meningkat pada tahun 2011 sebesar 19% yaitu 85,3% berdasarkan sumber data
Diknas Sumbar tahun 2012. Menurut laporan Dinas Kesehatan Kota Padang (DKK)
tahun 2012, cakupan imunisasi campak Kota Padang tahun 2011 88,1% angka ini sudah
mencapai target yang seharusnya dan dapat dikatakan cukup tinggi. Namun angka ini
belum merata pada semua kecamatan yang ada di Kota Padang.

B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Tujuan pemberian imunisasi adalah diharapkan anak menjadi kebal terhadap penyakit
sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas serta dapat mengurangi
kecacatan akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
2. Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui apa definisi dari imunisasi.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis imunisasi.
3. Untuk mengetahui jadwal pemberian imunisasi pada anak
4. Untuk mengetahui keberhasilan Imunisasi Tergantung Faktor

C. MANFAAT PENULISAN
1. Diharapkan dengan adanya imunisasi dasar dapat memberikan ilmu pengetahuan dan
keterampilan dasar.
2. Diharapkan dengan adanya imunisasi dasar dapat mencegah terjadinya kasus serupa
sehingga mengurangi AKB di Indonesia, Serta dapat menjadi manfaat untuk masyarakat
lebih mengatahui keuntungan imunisasi.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian imunisasi
Imunisasi dasar adalah imunisasi yang pertama yang perlu diberikan terutama bayi
dan anak sejak lahir untuk melindungi tubuh nya dari penyakit berbahaya yang telah
dilemahkan (vaksin) kedalam tubuh sehingga merangsang sistem kekebalan tubuh
terhadap jenis antigen itu dimasa yang akan datang.
Imunisasi merupakan bentuk intervensi kesehatan yang sangat efektif dalam
menurunukan angka kematian bayi dan balita. Dengan imunisasi, berbagai penyakit
seperti TBC, difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, poliomyelitis, dan campak dapat
dicegah. Pentingnya pemberian imunisasi dapat dilihat dari banyaknya belita yang
meninggal akibat penyakit yangdapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Hal itu
sebenarnya tidak perlu terjadi karena penyakit-penyakit tesebut bias dicegah dengan
imunisasi. Oleh karena itulah, untuk mencegah balita menderita beberapa penyakit yang
berbahaya, imunisasi pada bayi dari balita harus lengkap serta diberikan sesuai jadwal.
(Vivian 2010)
Imunisasi merupakan salah satu cara yang efisien dalam mencegah penyakit dan
merupakan bagian kedokteran preventif yang mendapatkan prioritas. Sampai saat ini ada
tujuh penyakit infeksi pada anak yang dapat menyebabkan kematian dan cacat, walaupun
sebagian anak dapat bertahan dan menjadi kebal. (Dwi Maryanti 2011)
Perlu diketahui bahwa istilah imunisasi dan vaksinasi sering diartikan sama, meskipun
arti yang sebenarnya adalah berbeda. Imunisasi adalah suatu pemindahan atau transfer
antibody secara pasif, sedangkan vaksinasi adalah pemberian vaksin (antigen) yang dapat
merangsang pembentukan imunitas (antibody) dari system imun dalam tubuh. (Nur
Muslihatun Wafi 2010)

3
B. JENIS IMUNISASI
Ada 5 jenis imunisasi dasar yang diwajibkan pemerintah dan harus diperoleh bayi
sebelum usia 1 tahun yaitu : Imunisasi BCG, Imunisasi DPT, Imunisasi polio, Imunisasi
Campak, Imunisasi Hepatitis B.

Imunisasi BCG
Pengertian Imunisasi BCG adalah imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan
kekebalan aktif terhadap penyakit TBC.
pemberian imunisasi BCG dan usia pemberian, frekuensi pemberian imunisasi
BCG adalah 1 kali dan tidak perlu di ulang (boster), karena vaksin BCG berisi kuman
hidup sehingga antibodi yang dihasilkan tinggi terus
cara pemberian imunisasi BCG adalah melalui intradermal dengan lokasi
penyuntikan pada lengan kanan atas (sesuai anjuran WHO) atau penyuntikan pada paha.
tanda keberhasilan, adalah timbulnya indurasi (benjolan) kecil dan eritema
(merah) didaerah beks suntikan setelah 1 atau 2 minggu kemudian yang berubah menjadi
pustula, kemudian pecah menjadi ulkus (luka). tidak menimbulkan nyeri dan panas. luka
ini akan sembuh sendiri dan meninggalkan tanda parut.
efek samping imunisasi BCG : umumnya tidak ada.
kontra indikasi imunisasi BCG : imunisasi BCG tidak dapat diberikan pada anak
yang berpenyakit TB atau menunjukan uji Mantoux positif.

Imunisasi Polio

pengertian imunisasi polio adalah imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan


kekebalan terhadap penyakit poliomielitis, yaitu penyakit radang yang menyerang saraf
dan dapat mengakibatkan kelumpuhan.
waktu pemberian adalah pada bayi usia 0-11 bulan, namun biasanya pemberian
vaksin DPT
cara pemberian imunisasi polio melalui oral /mulut
efek samping imunisasi polio, hampir tidak ada efek samping, hanya sebagian
kecil yang mengalami pusing, diare ringan, dan sakit otot, itupun sangan jarang

4
Imunisasi DPT

pengertian imunisasi DPT adalah imunisasi yang diberikan untuk mencegah


terjadinya penyakit difteri, pertusis, dan tetanus.
pemberian imunisasi dan usia pemberian, imunisasi DPT diberikan sebanyak 3
kali yaitu pada usia 2 bulan, 4 bulan dan 6 bulan
cara pemberian: disuntikan melalui intamuskuler(IM)

efek samping Imunisasi DPT: biasanya hanya demam dan rewel selama 1-2 hari,
kemerahan, pembengkakan, agak nyeri atau pegal-pegal pada daerah penyuntikan yang
akan hilang sendiri dalam beberapa hari. Bila demam dapat diberikan penurun panas.

kontra indikasi, imunisasi DPT tidak dapat diberikan pada bayi yang sedang
demam, mudah kejang, dan menderita infeksi otak.

Imunisasi Campak

pengertian Imunisasi Campak adalah imunisasi yang diberikan untuk mencegah


penyakit campak pada anak karena penyakit ini sangat menular
pemberian imunisasi dan usia pemberian, frekuensi pemberian imunisasi campak
adalah 1 kali dan diberikan pada usia bayi 9 bulan.
cara pemberian, adalah melalui suntikan subkutan
efek samping imunisasi, jarang terjadi reaksi akibat imunisasi, namun kadang
terjadi demam ringan dan efek kemerahan/ bercak merah pada pipi dibawah telinga pada
hari ke 7-8 setelah penyuntikan.
kontra indikasi imunisasi campak, adalah infeksi akut yang disertai demam, TBC
tanpa pengobatan, dan kekurangan gizi berat.

Imunisasi Hepatitis B
Pengertian imunisasi hepatiti B adalah imunisasi yang diberikan untuk mencegah
penyakit hepatitis B yaitu penyakit infeksi yang dapat merusak hati.

5
pemberian imunisasi dan usia pemberian, sebaiknya diberikan dalam 12 jam
setelah kelahiran dengan syarat kondisi bayi stabil, tidak ada gangguan paru-paru dan
jantung, dilanjutkan pada usia 1 bulan, dan usia 3-6 bulan
cara pemberian imunisasi hepatitis B , adalah melalui intra muskuler(IM)
efek samping imunisasi hepatitis B, umumnya tidak terjadi, jika pun
terjadi(namun sangat jarang) berupa nyeri pada tempat penyuntikan atau demam ringan
namun akan menghilang dalam 2 hari.

C. Tindakan setelah imunisasi.

Jika bayi Anda sangat rewel atau bayi sakit setelah imunisasi mungkin di sebabkan
karena beberapa alasan lain. Bicaralah dengan dokter Anda tentang hal ini jika memang
sudah sangat mengkhawatirkan.

Tetapi jika sakit bayi hanya sebentar atau hanya waktu malam pertama setelah imunisasi
masih sangat wajar karena hampir semua bayi mengalaminya.

Anak-anak tidak perlu minum obat apapun ketika ia baru saja di beri imunisasi. Namun
jika anak Anda menderita demam lebih dari 39,5 C atau sakit di sekitar di mana
suntikan, Anda mungkin bisa memberi bayi parasetamol atau ibuprofen sesuai petunjuk
dokter.

Dosis parasetamol atau ibuprofen direkomendasikan untuk anak Anda yang tertulis di
botol sesuai dengan usia anak dan jangan sampai berlebihan. Jika tidak ada
perkembangan setelah minum parasetamol, Anda seharusnya menghubungi Dokter untuk
bayi Anda agar tidak terjadi hal yang tidak di inginkan.

Silahkan tanyakan kepada apoteker Anda untuk campuran gula bebas dari parasetamol
atau ibuprofen yang cocok untuk usia anak Anda.

Menggunakan parasetamol atau ibuprofen dalam jangka panjang tanpa nasihat dari dokter
mungkin berbahaya sehingga Anda harus berkonsultasi dengan Dokter.

6
D. JADWAL IMUNISASI

Jadwal
imunisasi dari
kementrian
kesehatan

Jadwal
imunisasi
oleh IDAI

E. Keberhasilan Imunisasi Tergantung Faktor

1. Status imun penjamu


Adanya Ab spesifik pada penjamu, keberhasilan vaksinasi, minsalnya :
a. Campak pada bayi
b. Kolustrum ASI IgA polio
c. Maturasi imunologik, neonates, fungsi makrofag, kadar komplemen, aktifasi optonin.
d. Pembentukan Ab spesifik terhadap Ag kurang hasil vaksinasi ditunda sampai umur 2
bulan.
e. Cakupan imunisasi semaksimal mungkin agar anak kebal secara simultan, bayi di
imunisasi.

7
f. Frekuensi penyakit, dampaknya pada neonates berat imunisasi dapat diberikan pada
neonates.

1. Genetik

Secara genetik respon imun manusia terhadap Ag tertentu baik, cukup, rendah
keberhasilan vaksinasi tidak 100 %. (dwi maryati, sujianti, tri budiarti)

3. Kualitas vaksin
a. Cara pemberian, missal polio oral imunisasi lokal dan sistemik
b. Dosis vaksin
c. Tinggi mengehambat respon, menimbulkan efek samping
d. Rendah tidak merangsang sel imunokompeten.
e. Frekuensi pemberian
f. Ajuvan : zat yang meningkatkan respon imun terhadap Ag
g. Jenis vaksin.

BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan

imunisasi adalah suatu prosese untuk membuat sistem pertahanan tubuh kebal terhadap
infasi mikroorganisme (bakteri dan virus).
Tujuan dari imunisasi adalah untuk menguranggi angka penderitaan suatu penyakit yang
sangat membahayakan kesehatan bahkan bisa menyebabkan kematian pada penderitanya
Macam-macam dari imunisasi adalah imunisasi aktif dan pasif.
Jenis-jenis imunisasi adalah BCG,Hepatitis B,Polio,DTP,Campak.

8
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas maka di sarankan bagi setiap ibu agar selalu
memperhatikan kesehatan bayinya yaitu harus selalu aktif ke posyandu atau tenaga
kesehatan terdekat untuk di beri imunisasi karena dengan di beri imunisasi dapat
mencegah bayi dalam berbagai macam penyakit.

Anda mungkin juga menyukai