Anda di halaman 1dari 4

PEMBERI PELAYANAN

Farmasis harus memberikan layanan yang peduli dengan kualitas terbaik, dan harus
melihat praktek mereka sebagai terintegrasi dan berkesinambungan dengan orang-orang dari
sistem perawatan kesehatan dan profesional kesehatan lainnya.
Farmasis sebagai pemberi pelayanan dalam bentuk pelayanan kimia, analisis, teknis, sesuai
peraturan perundang-undangan. Dalam memberikan pelayanan, farmasis harus berinteraksi dengan
pasien secara individu maupun kelompok dengan memberikan pelayanan yang baik.. Farmasis
harus mengintegrasikan pelayanannya pada sistem palayanan kesehatan secara berkesinambungan
dan pelayanan farmasi yang dihasilkan harus bermutu tinggi.
Farmasis sebagai pemberi pelayanan dalam bentuk pelayanan kimia, analisis, teknis, sesuai
peraturan perundang-undangan. Seorang farmasis harus menyediakan layanan kesehatan
dengan kualitas terbaik. Dalam memberikan pelayanan, farmasis harus berinteraksi dengan
pasien secara individu maupun kelompok serta menjaga kerjasama yang baik dengan
profesional kesehatan lainnya. Mengedepankan aspek sosial daripada aspek bisnis dalam
profesinya. Seorang farmasis dalam pelayanannya harus melaksanakan KIE (komunikasi,
Informasi, Edukasi)

PENGAMBIL KEPUTUSAN
Seorang farmasis harus menetapkan keputusan dengan bijak, tepat, dan cepat terkait
pekerjaannya. Keputusan yang diambil harus sesuai kebutuhan pasien dan bersifat rasional.
Landasan kerja farmasis mengarah pada pembuatan atau pengambilan keputusan
yang akurat mengenai penggunaan yang tepat, berkhasiat, aman, dan hemat biaya sumber
daya (misalnya, personel, obat-obatan, bahan kimia, peralatan, prosedur, dan praktik). Selain
itu farmasis juga harus memiliki kemampuan untuk mengevaluasi, mensintesis data dan
informasi, dan memutuskan/menentukan tindakan yang paling tepat. Untuk mencapai tujuan
tersebut kemampuan dan ketrampilan farmasis perlu diukur untuk kemudian hasilnya dijadikan
dasar dalam penentuan pendidikan dan pelatihan yang diperlukan.

Landasan kerja farmasis harus berputar di sekitar keputusan yang akurat dibuat atau
diambil mengenai penggunaan yang tepat, berkhasiat, aman, dan hemat biaya sumber daya
(misalnya, personel, obat-obatan, bahan kimia, peralatan, prosedur, dan praktik).
Farmasis mendasarkan pekerjaanya pada kecukupan, keefikasian dan biaya yang efektif dan
efisien terhadap seluruh penggunaan sumber daya misalnya SDM, obat, bahan kimia, peralatan,
prosedur, pelayanan, dll. Untuk mencapai tujuan tersebut kemampuan dan ketrampilan farmasis
perlu diukur untuk kemudian hasilnya dijadikan dasar dalam penentuan pendidikan dan pelatihan
yang diperlukan.
KOMUNIKATOR/PENGHUBUNG
Seorang farmasis harus mempunyai kemampuan komunikasi yang baik dengan pasien
maupun profesi kesehatan lainnya. Kemampuan komunikasi seorang farmasis sangat erat
kaitannya dengan pelayanan kefarmasian yang akan di berikan kepada pasien.
Farmasis harus memiliki pengetahuan yang lengkap tentang semua obat-obatan
dengan update terbaru sehingga menjadi percaya diri saat berkomunikasi dengan anggota
masyarakat dan profesional kesehatan lainnya. Farmasis harus memiliki kemampuan
komunikasi yang efektif sehingga dapat mengetahui apa saja yang di butuhkan pasien,
apa saja yang menjadi keluhan pasien, dan apakah resep yang di berikan dokter sudah
sesuai dengan kebutuhan pasien. Tanpa komunikasi seorang farmasis tidak akan dapat
memberikan pelayanan yang maksimal terhadap pasiennya.
membentuk pasien dan akan membantu praktisi untuk memberikan pendidikan
farmasi pasien- terkait sukses untuk pasien. keterampilan komunikasi yang kuat akan
memungkinkan farmasis untuk membangun hubungan yang diperlukan untuk membangun
hubungan saling percaya; dan untuk memastikan pertukaran informasi yang efektif
diperlukan untuk farmasis untuk menghargai kebutuhan pasien, dan bagi pasien untuk
memahami dan menerima rekomendasi farmasis.
Farmasis mempunyai kedudukan penting dalam berhubungan dengan pasien maupun profesi
kesehatan lain, oleh karena itu harus mempunyai kemampuan berkomunikasi yang cukup baik.
Komunikasi tersebut meliputi komunikasi verbal, nonverbal, mendengar dan kemampuan menulis
dengan menggunakan bahasa sesuai dengan kebutuhan.
MANAJER
Farmasis harus memiliki kemampuan untuk mengelola sumber daya alam dan
komersial yang meliputi tenaga, fisik dan sumber daya keuangan. Dia / dia harus
bertanggung jawab lebih besar untuk mengelola informasi label obat, menjamin kualitas
obat-obatan dan memelihara kompetensi klinis dan fungsi dalam kegiatan perawatan
pasien. Mengembangkan dan mempertahankan kebijakan departemen dan prosedur,
tujuan, sasaran, program jaminan mutu, keamanan, dan standar pengendalian lingkungan
dan infeksi merupakan komponen kunci yang membantu farmasis dalam berkembang
sebagai manajer yang efisien juga.
Farmasis harus efektif dalam mengelila sumber daya (manusia, fisik, anggaran) dan
informasi, juga harus dapat dipimpin dan memimpin orang lain dalam tim kesehatan. Labih jauh
lagiii farmasis mendarang harus tanggap terhadap kemajuan teknologi dan bersedia berbagi
informasi mengenai obat dan hal-hal yang berhubungan dengan obat.
Seorang farmasis secara efektif mengelola sistem yang sudah ada dan mengontrol
sistem yang sudah ada. Ia juga dapat menerima dipimpin atau pun memimpin tim
Learner LIFE-LONG (PEMBELAJARAN SEPANJANG
WAKTU)
Tidak mungkin untuk memperoleh pendidikan farmasi / apotek lengkap dalam sebuah
lembaga dan pengalaman profesional yang diperlukan untuk mengejar karir seumur hidup
sebagai seorang farmasis. Konsep belajar seumur hidup harus dimulai, saat menghadiri
sekolah farmasi dan harus didukung
sepanjang karir farmasis. Farmasis secara teratur memperbarui pengetahuan dan
keterampilan mereka untuk menjaga dengan tren saat ini dalam isu-isu terkait dengan
pengelolaan terapi obat. Dewan Akreditasi untuk Farmasi Pendidikan mendefinisikan
Continuing Professional Development sebagai proses seumur hidup partisipasi aktif dalam
kegiatan yang membantu individu dalam mengembangkan dan mempertahankan kompetensi
melanjutkan, meningkatkan praktek profesional mereka, dan mendukung pencapaian tujuan
karir mereka belajar.
Farmasis juga mengembangkan dan memelihara pro fi siensi dalam memberikan
perawatan pasien berpusat; bekerja sebagai bagian dari tim interdisipliner; praktek
kedokteran berbasis bukti dan berfokus pada peningkatan kualitas.
Farmasis harus senang belajar sejak dari kuliah dan menjamin bahwa keahlian dan
ketrampilannya selalu baru (up-date) dalam melakukan praktek profesi. Farmasis juga harus
memperlajari cara belajar yang efektif.
Seorang farmasis harus memiliki semangat belajar sepanjang waktu, karena informasi
farmasi (obat, terapidan penyakit) terus berkembang pesat setiap hari. Meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan.
Penemuan penemuan obat baru atau pun penemuan penemuan teknologi kefarmasian
terus berkembang bila seorang farmasis tidak memiliki semangat belajar sepanjang waktu
maka yang terjadi adalah kemerosotan ilmu pengetahuan untuk farmasis itu sendiri. Hal ini
tentunya akan sangat merugikan baik itu untuk pasien mau pun farmasis tersebut.
GURU
Salah satu tanggung jawab farmasis adalah untuk membantu dengan pendidikan dan
pelatihan generasi masa depan farmasis dan masyarakat umum. Mode dinamis mengajar
farmasi tidak hanya untuk mengimpor keterampilan dan pengetahuan kepada orang lain; ia
juga menawarkan kesempatan bagi para profesional untuk mendapatkan pengetahuan baru
dan untuk fi keterampilan ne-lagu yang ada. Sesi pengajaran terbaik dilakukan dalam
pengaturan praktek yang sebenarnya, di mana farmasis yang muncul dapat membenamkan
diri dalam dunia nyata pengalaman praktek farmasi. Farmasis siswa juga menjalani berbagai
latihan untuk mendapatkan pengetahuan tentang hukum farmasi dan peraturan untuk
meningkatkan kompetensi farmasis profesional.
Farmasis mempunyai tanggung jawab untuk mendidik dan melarih farmasis generasi
mendatang. Pasrtisipasinya tidak hanya dalam berbagi ilmu pengetahuan baru satu samal ain, tetapi
juga kesempatan memperolah pengalaman dan peningkatan ketrampilan.
Seorang farmasi memiliki tanggung jawab untuk mendidik dan melatih maupun
memberi pengalaman kepada generasi farmasi yang baru. Sebagai seorang farmasis/farmasi
yang menyampaikan informasi kepada pasien dan tenaga kesehatan lain yang membutuhkan
informasi.

PEMIMPIN
farmasis juga memainkan peran kepemimpinan dalam sistem kesehatan untuk membuat
keputusan, berkomunikasi, dan mengelola secara efektif. Seorang pemimpin adalah orang yang
dapat membuat ide / visi dan memotivasi orang lain anggota tim untuk mencapai visi. Seorang
pemimpin adalah orang yang terus-menerus mendorong perbedaan konstruktif. Seorang
pemimpin adalah misi-didorong tanpa egosentris. Para pemimpin farmasi efektif adalah ahli
dalam menunjukkan dan menciptakan praktik farmasi kinerja tinggi ditandai dengan perawatan
yang berkualitas tinggi pasien, peningkatan keselamatan obat-obatan, dan produktivitas
maksimum.
Farmasis diharapkan memiliki kemampuan untuk menjadi pemimpin. Kepemimpinan yang
diharapkan meliputi keberanian mengambil keputusan yang empati dan efektif, serta kemampuan
mengkomunikasikan dan mengelola hasil keputusan.
Seorang farmasis diharapkan mempunyai kemampuan untuk menjadi pemimpin.
Kepemimpinan meliputi kasih sayang dan rasa empati serta kemampuan untuk membuat
keputusan, berkomunikasi, dan mengelola secara efektif.

Anda mungkin juga menyukai