Anda di halaman 1dari 11

Jika ada stimuli dari luar diri kita, maka stimuli ini akan

kita tangkap melalui panca indera, kemudian panca indera


akan meneruskan ke dalam otak, seterusnya di dalam otak
stimuli dinalar sesuai dengan pengetahuan yang telah ada
(logis) untuk menentukan pemecahannya, yang pada
akhirnya diberikan perintah kepada organ tubuh untuk
melakukan respon berupa tindakan (empiris) dalam
rangka menjawab stimuli. Jika belum berhasil proses akan
berulang kembali sampai diperoleh tindakan yang paling
sesuai. Demikian seterusnya, jika ada stimuli (problem)
baru mekanisme pemecahan stimuli (problem) tersebut
akan berulang lagi.
Jika diperhatikan dengan seksama mekanisme atau
prosedur tersebut mempunyai tiga ciri pokok, yaitu :
sistematis (mempunyai tata urutan tertentu), logis
(menggunakan dan dapat diterima akal) dan empiris
(sesuai atau berdasarkan realitas).
Prosedur atau mekanisme tersebut di atas adalah
merupakan acuan dasar atau embrio dari metode ilmiah
(scientific method). Jika prosedur tersebut digunakan
untuk memecahkan suatu problem (permasalahan) karena
adanya konflik atau keraguan atas kebenaran penelitian
ilmiah. Penelitian ilmiah digunakan sebagai wahana
pengadilan yang obyektif untuk mengakhiri konflik atas
kebenaran suatu pengetahuan.
Dari suatu penelitian ilmiah akan diperoleh kebenaran
ilmiah atau pengetahuan ilmiah. Penelitian ilmiah
(seterusnya disebut penelitian atau riset) mempunyai ciri :
sistematis, logis dan empiris. Sistematis dalam arti
merupakan suatu metode yang bersistem, yaitu
mempunyai tata cara dan tata urutan dan bentuk kegiatan
yang jelas dan runtut. Logis dalam arti menggunakan
prinsip-prinsip yang dapat diterima akal atau dapat
dinalar. Empiris dalam arti berdasarkan atau didukung
realitas di alam nyata (tidak palsu).
In summarium : penelitian adalah proses yang sistematis,
logis dan empiris untuk mencari kebenaran ilmiah atau
pengetahuan ilmiah.
Pola Umum Tahapan Dalam Penelitian
Prosedur atau mekanisme stimuli-respon tersebut di atas,
oleh para pakar dikembangkan dan dirinci leibh jauh
menjadi sebuah pola umum tahapan suatu penelitian
ilmiah.
Secara ringkas pola umum penelitian ilmiah tersebut
dapat digambarkan dan dijelaskan sebagai berikut :
Teori
Konsep

Konflik / ide
Problem

Teoritisasi Stimuli
Rekonsepsi
Tindakan Penalaran
(empiris) (logis)
Jik
a
Konklusi Hipotesis
Analisis data Operasional ad
a

Pengumpulan stimuli,
Data misalnya ada
konflik atas
kebenaran teori-teori yang ada, atau ada ide untuk
mendapatkan pengetahuan tertentu, atau ada problem
yang harus dicari pemecahannya maka stimuli tersebut
dinalar secara logis, yaitu dicari dasar-dasar teoritis atau
fakta-fakta empiris yang relevan. Berdasarkan dasar-dasar
teoritis atau fakta-fakta empiris tersebut disusun beberapa
jawaban tentatif (sementara) yang paling mungkin
(hipotesis konseptual). Selanjutnya dilakukan
operasionalisasi untuk menterjemahkan hipotesis
konseptual menjadi hipotesis operasional yang dapat
diamati dan diuji secara empiris. Langkah berikutnya
adalah menyusun rancangan penelitian sebagai cetak biru
tentang bagaimana pengumpulan data empiris akan
dilakukan. Kemudian baru dilakukan tindakan dalam
bentuk: pengumpulan data empiris. Jika data empiris yang
dibutuhkan telah dikumpulkan, maka dilakukan pengujian
hipotesis, apakah hipotesis didukung atau tidak oleh data
empiris. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kemudian
dikonklusikan dan dari hasil konklusi yang diperoleh
dilakukan rekonsepsi sebagai sumbangan ke dalam
khasanah teori yang telah ada.
Sumbangan Penelitian Kepada Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi
Dari suatu penelitian ilmiah akan dihasilkan fakta-fakta
empiris, generalisasi empiris, pengujian kebenaran
konsep-konsep, proposisi-proposisi dan teori-teori. Hasil-
hasil tersebut di atas merupakan komponen dari ilmu
pengetahuan. Dengan demikian hasil-hasil tersebut di atas
merupakan sumbangan penelitian ilmiah kepada ilmu
pengetahuan. Semakin banyak dan luas penelitian
dilakukan pada suatu cabang ilmu tertentu semakin kayu
dan maju cabang ilmu pengetahuan tersebut.
Hasil-hasil suatu peneltian tersebut dapat digunakan atau
diaplikasikan untuk pemecahan masalah maupun
pengembangan teknik-teknik dalam perikehidupan umat
manusia. Aplikasi dari hasil : generalisasi, konsep dan
teori dalam perikehidupan manusia disebut dengan
teknologi.
Dengan demikian semakin banyak dan luas penelitian di
suatu cabang ilmu, semakin banyak hasil-hasil penelitian
yang dapat dimanfaatkan dan diaplikasikan, sehingga
makin berkembang teknologi di cabang ilmu tersebut.
In sumarrium : penelitian ilmiah akan memperkaya ilmu
pengetahuan dan aplikasi hasil penelitian akan
mengembangkan teknologi.

BAB II
LANGKAH-LANGKAH POKOK PENELITIAN
Sebagaimana telah diuraikan dalam bab terdahulu, salah
satu ciri dari penelitian adalah suatu proses yang
sistematis, logis dan empiris, dalam arti merupakan proses
yang mempunyai tata cara, tata urutan, bentuk kegiatan
yang runtut, logis dan berdasarkan fakta empiris.
Berdasarkan titik awalnya dengan tetap berlandaskan
penelitian dapat dilakukan dengan menggunakan dua
pendekatan, yaitu : pendekatan rasional-empiris (deduktif)
dan pendekatan empiris-rasional (induktif).
Pada pendekatan rasional-empiris, proses penelitian
dimulai dengan adanya problematik tertentu yang
dihadapi oleh peneliti kemudian masalah ini dikaji secara
teoritis, dicari dasar rasionalnya. Berdasarkan kajian teori
dan dasar rasional yang telah ada, dirumuskan hipotesis,
yaitu jawaban atau dugaan sementara atas masalah.
Kemudian dilakukan pengumpulan data empiris, dalam
rangka menguji hipotesis tersebut. Atas dasar hasil
pengujian tersebut dapat diambil kesimpulan apakah
hipotesis tersebut diterima atau ditolak.
Pendekatan rasional-empiris ini mempunyai keunggulan
sekaligus juga mempunyai kelemahan, antara lain :
a. Data empiris dipersiapkan secara khusus untuk menguji
hipotesis yang diajukan, sehingga validitas dan
reliabilitas data dapat dijamin secara optimal.
b. Kesimpulan telah terarah dan terbatas.
c. Rasionalisasi terhadap data yang diperoleh terbatasi
oleh paradigma teori tertentu, sehingga temuan yang
diperoleh sebatas verifikasi dari teori tersebut.
Pada pendekatan empiris-rasional, penelitian dimulai
tanpa atau belum adanya problematik tertentu yang jelas
pada peneliti. Penelitian justru dimulai dengan
pengumpulan data empiris atau perangkat dari data
empiris yang telah ada. Berdasarkan data empiris yang
telah didapat atau yang telah ada, dilakukan rasionalisasi
atau teoritisasi untuk menafsirkan data empiris tersebut.
Kesimpulan akhir dari penelitian dengan pendekatan ini
adalah suatu generalisasi empiris, konsep atau suatu teori.
Jika proposisi atau teori akan diuji lagi secara empiris
maka akan menjadi hipotesis.
Pendekatan ini juga mempunyai keunggulan dan
kelemahan, antara lain :
a. Data tidak dipersiapkan secara khusus untuk mengambil
kesimpulan tertentu, sehingga tidak ada jaminan
tentang validitas dan reliabilitas yang optimal dari data
yang digunakan.
b. Tidak terarah pada satu kesimpulan tertentu dan dapat
melebar.
c. Rasionalisasi atas data empiris yang ada dapat
mendalam, karena tidak terbatasi pada paradigma teori
tertentu, dengan demikian temuan bukan sebatas
verifikasi teori tertentu, tetapi dapat menemukan
konsep atau teori yang baru.

Anda mungkin juga menyukai