Anda di halaman 1dari 11

3.

Pemahaman Matematik
Kemampuan pemahaman matematis adalah salah satu tujuan penting dalam
pembelajaran, memberikan pengertian bahwa materi-materi yang diajarkan kepada siswa
bukan hanya sebagai hafalan, namun lebih dari itu dengan pemahaman siswa dapat lebih
mengerti akan konsep materi pelajaran itu sendiri. Pemahaman matematis juga merupakan
salah satu tujuan dari setiap materi yang disampaikan oleh guru, sebab guru merupakan
pembimbing siswa untuk mencapai konsep yang diharapkan. Hal ini sesuai dengan Hudoyo
yang menyatakan: Tujuan mengajar adalah agar pengetahuan yang disampaikan dapat
dipahami peserta didik. Pendidikan yang baik adalah usaha yang berhasil membawa siswa
kepada tujuan yang ingin dicapai yaitu agar bahan yang disampaikan dipahami sepenuhnya
oleh siswa.
Pemahaman adalah suatu proses konstruktivitas sosial dalam memahami berbagai
teks, tidak hanya semata-mata memahami makna kata-kata dan kalimat dalam suatu teks saja,
tetapi juga pemanfaatan pengetahuan pembaca yang berhubungan dengan teks yang
dibacanya. Pemahaman yang efesien mempersyaratkan kemampuan pembaca
menghubungkan materi teks dengan pengetahuan yang telah dimilikinya.
Pemahaman merupakan terjemahan dari istilah understanding yang diartikan sebagai
penyerapan arti suatu materi yang dipelajari. Lebih lanjut Michener menyatakan bahwa
pemahaman merupakan salah satu aspek dalam Taksonomi Bloom. Pemahaman diartikan
sebagai penyerapan arti suatu materi bahan yang dipelajari. Untuk memahami suatu objek
secara mendalam seseorang harus mengetahui: 1) objek itu sendiri; 2) relasinya dengan objek
lain yang sejenis; 3) relasinya dengan objek lain yang tidak sejenis; 4) relasi-dual dengan
objek lainnya yang sejenis; 5) relasi dengan objek dalam teori lainnya.
Ada tiga macam pemahaman matematik, yaitu : pengubahan (translation), pemberian arti
(interpretasi) dan pembuatan ekstrapolasi (ekstrapolation). Pemahaman translasi digunakan
untuk menyampaikan informasi dengan bahasa dan bentuk yang lain dan menyangkut
pemberian makna dari suatu informasi yang bervariasi. Interpolasi digunakan untuk
menafsirkan maksud dari bacaan, tidak hanya dengan kata-kata dan frase, tetapi juga
mencakup pemahaman suatu informasi dari sebuah ide. Sedangkan ekstrapolasi mencakup
estimasi dan prediksi yang didasarkan pada sebuah pemikiran, gambaran kondisi dari suatu
informasi, juga mencakup pembuatan kesimpulan dengan konsekuensi yang sesuai dengan
informasi jenjang kognitif ketiga yaitu penerapan (application) yang menggunakan atau
menerapkan suatu bahan yang sudah dipelajari ke dalam situasi baru, yaitu berupa ide, teori
atau petunjuk teknis.
Bloom mengklasifikasikan pemahaman (Comprehension) ke dalam jenjang kognitif
kedua yang menggambarkan suatu pengertian, sehingga siswa diharapkan mampu memahami
ide-ide matematika bila mereka dapat menggunakan beberapa kaidah yang relevan. Dalam
tingkatan ini siswa diharapkan mengetahui bagaimana berkomunikasi dan menggunakan
idenya untuk berkomunikasi. Dalam pemahaman tidak hanya sekedar memahami sebuah
informasi tetapi termasuk juga keobjektifan, sikap dan makna yang terkandung dari sebuah
informasi. Dengan kata lain seorang siswa dapat mengubah suatu informasi yang ada dalam
pikirannya kedalam bentuk lain yang lebih berarti.
Ada beberapa jenis pemahaman menurut para ahli yaitu:
1. Polya, membedakan empat jenis pemahaman:
1) Pemahaman mekanikal, yaitu dapat mengingat dan menerapkan sesuatu secararutin
atau perhitungan sederhana.
2) Pemahaman induktif, yaitu dapat mencobakan sesuatu dalam kasus sederhana dan
tahu bahwa sesuatu itu berlaku dalamkasus serupa.
3) Pemahaman rasional, yaitu dapat membuktikan kebenaran sesuatu.
4) Pemahaman intuitif, yaitu dapatmemperkirakan kebenaran sesuatu tanparagu-ragu,
sebelum menganalisis secara analitik.
2. Polattsek, membedakan dua jenis pemahaman:
1) Pemahaman komputasional, yaitu dapat menerapkan sesuatu pada perhitungan
rutin/sederhana atau mengerjakan sesuatu secara algoritmik saja.
2) Pemahaman fungsional, yaitu dapat mengkaitkan sesuatu dengan hal lainnya secara
benar dan menyadari proses yang dilakukan.
3. Copeland, membedakan dua jenis pemahaman:
1) Knowing how to, yaitu dapat mengerjakan sesuatu secara rutin/algoritmik.
2) Knowing, yaitu dapat mengerjakan sesuatu dengan sadar akan proses yang
dikerjakannya.
4. Skemp, membedakan dua jenis pemahaman:
1) Pemahaman instrumental, yaitu hafal sesuatu secara terpisah atau dapat menerapkan
sesuatu pada perhitungan rutin/sederhana, mengerjakan sesuatu secara algoritmik saja.
2) Pemahaman relasional, yaitu dapat mengkaitkan sesuatu dengan hal lainnya secara
benar dan menyadari proses yang dilakukan.
Beberapa pertanyaan perlu dimunculkan kepada siswa untuk membantunya dalam memahami
masalah ini. Pertanyaan-pertanyaan tersebut, antara lain:
1.Apakah yang diketahui dari soal?
2.Apakah yang ditanyakan soal?
3.Apakah saja informasi yang diperlukan?
4.Bagaimana akan menyelesaikan soal?
Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan di atas, diharapkan siswa dapat lebih mudah
mengidentifikasi unsur yang diketahui dan yang ditanyakan soal. Dalam hal ini, strategi
mengidentifikasi informasi yang diinginkan, diberikan, dan diperlukan akan sangat
membantu siswa melaksanakan tahap ini. Perhatikan contoh permasalahan berikut:
(14) Hasil bagi dua buah bilangan cacah adalah 5. Jika jumlah kedua bilangan cacah adalah
36, tentukan kedua bilangan cacah tersebut. Penyelesaian: Misalkan bilangan tersebut adalah
a dan b.
Diketahui :

=5

a + b = 36
Ditanya : a = . . . .?
b = . . . .?

2. Membuat Rencana untuk Menyelesaikan

Masalah Pendekatan pemecahan masalah tidak akan berhasil tanpa perencanaan yang baik.
Dalam perencanaan pemecahan masalah, siswa diarahkan untuk dapat mengidentifikasi
strategi-strategi pemecahan masalah yang sesuai untuk menyelesaikan masalah. Dalam
mengidentifikasi strategi-strategi pemecahan masalah ini, hal yang paling penting untuk
diperhatikan adalah apakah strategi tersebut berkaitan dengan permasalahan yang akan
dipecahkan. Untuk contoh permasalahan (14) di atas, strategi membuat gambar atau tabel
tentu tidak terkait denganpermasalahan yang akan dipecahkan. Strategi yang kemungkinan
paling tepat digunakan adalah strategi bekerja mundur dan menggunakan kalimat terbuka.

3. Melaksanakan Penyelesaian Soal


Jika siswa telah memahami permasalahan dengan baik dan sudah menentukan strategi
pemecahannya, langkah selanjutnya adalah melaksanakan penyelesaian soal sesuai dengan
yang telah direncanakan. Kemampuan siswa memahami substansi materi dan keterampilan
siswamelakukan perhitungan-perhitungan matematika akan sangat membantu siswa untuk
melaksanakan tahap ini. Perhatikan kembali contoh penyelesaian permasalahan (14).


= 5 = 5

+ = 36 5 + = 36
6 = 36
=6
= 6 = 5 6 = 30
Jadi bilangan-bilangan tersebut adalah 30 dan 6
4. Memeriksa Ulang Jawaban yang Diperoleh
Langkah memeriksa ulang jawaban yang diperoleh merupakan langkah terakhir dari
pendekatan pemecahan masalah matematika (Hudojo, 2001). Langkah ini penting dilakukan
untuk mengecek apakah hasil yang diperoleh sudah sesuai dengan ketentuan dan tidak terjadi
kontradiksi dengan yang ditanya. Ada empat langkah penting yang dapat dijadikan pedoman
untuk dalam melaksanakan langkah ini, yaitu:
Mencocokkan hasil yang diperoleh dengan hal yang ditanyakan
Menginterpretasikan jawaban yang diperoleh
Mengidentifikasi adakah cara lain untuk mendapatkan penyelesaian masalah
Mengidentifikasi adakah jawaban atau hasil lain yang memenuhi.
Pada contoh penyelesaian permasalahan (14) di atas, hasil yang diperoleh adalah bilangan 30

dan 6. Sedangkan unsur yang diketahui adalah = 5. Jika bilangan-bilangan 30 dan 6 kita
30
gantikan ke = 5, kita dapatkan bahwa = 5 bernilai benar. Hal ini menunjukkan bahwa
6
hasil yang kita peroleh sudah sesuai dengan yang diketahui.
Berfiki Logis (Penalaran)
Penalaran Matematika yang mencakup kemampuan untuk berpikir secara logis dan
sistematis merupakan ranah kognitif matematik yang paling tinggi. Sumarmo (2002)
memberikan indikator kemampuan yang termasuk pada kemampuan penalaran matematika,
yaitu sebagai berikut:
Membuat analogidan generalisasi
Memberikan penjelasan dengan menggunakan model
Menggunakan pola dan hubungan untuk menganalisis situasi matematika
Menyusun dan menguji konjektur
Memeriksa validitas argumen
Menyusun pembuktian langsung
Menyusun pembuktian tidak langsung
Memberikan contoh penyangkal
Mengikuti aturan enferensi
Di bawah ini akan diberikan contoh masalah dalam matematika yang menuntut kemampuan
penalaran matematika.
Kisi-Kisi Tes dan Butir Soal Kemampuan Berpikir Logis dalam Matematika
Variabel Sub Variabel Indikator Aspek yang diukur No Soal
Berfikir Analog 1.Menentukan kesamaan 1,2
Induktif hubungan dalam suatu pola
gambar.
2.Menentukan kesamaan
hubungan dalam suatu pola
bilangan
Generalisasi 1.Menarik kesimpulan umum dari 3
suatu pola bilangan.
Berfikir 2.Menarik kesimpulan umum dari
Logis hubungan antara pola gambar
dengan pola bilangan
Berfikir Kondisional 1.Menarik kesimpulan dari 4
Deduktif premis-premis bentuk modus
ponens.
2.Menarik kesimpulan dari
premis-premis bentuk modus
tolens.
Silogisme 1.Menarik kesimpulan dari 5
premis-
premis bentuk hipotetik
2.Menarik kesimpulan dari
premis-
premis bentuk kuantifikasi.
BUTIR SOAL KEMAMPUAN BERFIKIR LOGIS DALAM MATEMATIKA
JENJANG SEKOLAH : SLTP
KELAS : I (Satu)
ALOKASI WAKTU : 60 MENIT

Petunjuk:
1. Berikan jawaban yang singkat dan tepat pada setiap butir soal berikut
2. Tidak dibenarkan menggunakan kalkulator.
3. Jawablah semua soal, karena apabila jawaban anda salah tidak akan mengurangi nilai.
4. Lembar soal harus tetap bersih dan diserahkan beserta lembar jawaban.
Sebelum anda mulai mengerjakan soal, pelajari terlebih dahulu contoh soal dibawah ini.

Contoh Soal:
Setengah kelereng Kardi sama jumlahnya dengan kelereng Dedi. Kardi memberi 4 buah
kelereng kepada Dirman, sehingga kelereng mereka bertiga menjadi sama banyak. Berikan
minimal dua kesimpulan yang dapat kamu simpulkan tentang jumlah kelereng mereka mula-
mula?
Jawab:
Jawaban yang benar adalah:
a. Kelereng Dirman paling sedikit.
b. Kelereng Kardi paling banyak.
c. Jumlah Kelereng Dedi lebih banyak daripada jumlah kelereng Dirman.

1. Perhatikan pola gambar berikut! Apa yang dapat kamu simpulkan pada pola Gambar E?
Berikan alasanmu.

A B C D E

2. Perhatikan pola gambar berikut! Apa yang dapat kamu simpulkan pada pola Gambar ke-
6? Berikan alasanmu.

1 2 3

...............................

4 5 6
3. Terdapat 6 ekor ikan di dalam aquarium, jumlah ikanmenjadi dua kali lipat setelah 40
hari, jika diasumsikan bahwa ikan tidak akan ada yang mati maka apa yang dapat kamu
simpulkan tentang jumlah ikan setelah 200 hari? Berikan alasanmu.
4. Jika Yusrizal rajin belajar maka ia pintar. Apayang dapat kamu simpulkan jika Yusrizal
tidak pintar?
1
5. Usia Johan adalah 3 dari usia Tini, sedangkan usia pak Dirman dua kali usia Tini. Jika
pak Dirman lebih tua 30 tahun dari Johan, berapakah usia dari Tini?

Kunci Jawaban Kemampuan Berfikir Logis

1. Alasan: Terjadi penambahan sebuah bujursangkar kesisi kiri, kanan, dan atas

2. Alasan: Secara berurutan gambar ke- 6 adalah segiempat dan di dalamnya ada sebuah
lingkaran

3.
Jumlah Hari O hari 40 hari 80 hari 120 hari 180 hari 200 hari
Jumlah Ikan 6 12 24 48 96 192

4. Yusrizal malas belajar


5. A = B dan B = 2 C maka A = x (2 C) = C
Kisi-Kisi Soal Koneksi Matematis
Jenjang : SMP
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : IX / 1
Materi Aspek Koneksi Indikator No Soal
yang Diukur
Kesebangu- Hubungan antara Siswa dapat menghubungkan 1a
nan Bidang matematika dan perbandingan volume tabung dengan
Datar, Volume kehidupan sehari- harga.
Tabung hari
Hubungan antar Siswa dapat menyatakan hubungan 1b
obyek dan konsep konsep kesebangunan bangun datar
matematika dan konsep volume tabung untuk
mengukur perbandingan volume
tabung.

Volume Hubungan antara Siswa dapat menerapkan konsep 2


Tabung matematika dan volume tabung dalam bidang teknik
bidang lain sipil/bangunan.
Kesebangunan Hubungan antara Siswa dapat menerapkan konsep 3
Segitiga matematika dan kesebangunan segitiga dalam masalah
bidang lain kehidupan sehari-hari.
Volume Hubungan antar Siswa dapat menghubungkan konsep 4
Tabung, obyek dan konsep volume tabung dan kesebangunan
Kesebangunan matematika bangun datar.
bidang datar
Soal Koneksi Matematis
Jenjang : SMP
Kelas / Semester : IX / 1
Waktu : 2 jam pelajaran
Petunjuk:
a. Tulis nama, nomor absen dan kelas pada tempat yang disediakan.
b. Bacalah setiap soal dengan teliti kemudian tulislah jawaban kamu pada tempat yang
disediakan, jika tidak cukup, gunakan tempat yang kosong.
c. Jika jawaban kamu salah dan akan membetulkan, coret jawaban yang salah (tidak
perlu ditype-ex) kemudian tulislah jawaban yang benar
d. Kumpulkan jawaban kamu beserta kertas buram.
1.Seorang pengusaha barang bekas membeli kaleng-kaleng bekas dengan perbandingan harga
kaleng berdasarkan perbandingan volume kaleng. Tampak samping semua kaleng sebangun.
a.Jika kaleng berjari-jari 10 cm dibeli dengan harga Rp1000,- per kaleng tentukan harga
kaleng yang berjari-jari 6 cm !
b.Tuliskan hubungan di antara konsep-konsep yang digunakan !
https://sciencemathematicseducation.files.wordpress.com/2014/01/kisi-kisi-dan-tes-kemampuan-
komunikasi-dan-berpikir-logis.pdf
http://publikasi.stkipsiliwangi.ac.id/files/2013/01/Jurnal-Ranti-Rahmawati-10510383-
revisi.pdf
https://herdy07.wordpress.com/2010/05/27/kemampuan-pemahaman-matematis

Anda mungkin juga menyukai