Anda di halaman 1dari 18

Struktur Otot Betis dan Kejang Otot karena Kontaksi Berlebih

Verdi Danutirto
102012018
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No.6 , Jakarta Barat 11510
filipusverdi@gmail.com

Abstrak

Otot dapat berkontraksi dan berelaksasi karena tersedianya energi dari sistem energi.
Melalui kontraksi otot, tubuh manusia mampu melakukan kerja seperti mesin. Dengan kata lain,
otot merupakan mesin pengubah energi kimia menjadi energi mekanik, yang terwujud dalam
suatu kerja atau aktivitas fisik. Otot rangka/skelet tersusun oleh kumpulan serabut (sel) otot
bergaris (muscle fiber), mempunyai banyak inti yang terletak di tepi. Dinding atau membran sel
disebut sarkolemma mempunyai kemampuan menghantarkan impuls (potensial aksi) kesemua
arah temasuk melanjutkan penghantaran sepanjang dinding tubulus transversalis. Sitoplasma
serabut otot atau sarkoplasma mengandung struktur kontraktil (suatu cytoskeleton) yang
berperanan terhadap fungsi utama otot rangka yaitu fungsi kontraksi. Kelelahan otot membatasi
kinerja otot. Kelelahan otot dapat menyebabkan kejang otot atau kram otot.

Kata kunci: otot skelet, kontraksi otot, kelelahan

Abstract

The muscles can be contraction and relaxation because of the availability of energy from
energy systems. Through muscle contraction, the human body is capable to working like a
machine. In other words, muscle is the engine of converting chemical energy into mechanical
energy, which is manifested in a work or physical activity. Skeletal muscle / skeletal composed
by a collection of fibers (cells) striped muscle (muscle fiber), has a lot located on the edge of the
core. Wall or cell membrane called sarkolemma have the ability to conduct impulses (action
potentials) all these directions along the walls including the continued delivery of transverse
tubules. Cytoplasm containing sarcoplasmic muscle fibers or contractile structures (a
cytoskeleton) which lead to the main function is the function of skeletal muscle contraction.
Muscle fatigue limit muscle performance. Muscle fatigue can cause muscle spasms or muscle
cramps.

Keyword: skelet muscle, muscle contraction, fatigue

1
Pendahuluan

Otot dan tulang adalah penunjang bentuk tubuh manusia, kedua bagian ini memiliki
fungsi yang tidak bisa terpisahkan, untuk dapat member bentuk tubuh peran tulang sangat besar,
tapi semua pergerakan tulang ini berasal dari otot, dan tempat melekat otot adalah pada tulang,
sehingga kedua hal ini memang merupakan sebuah kesatuan yang tidak bisa untuk dipisahkan.
Setiap gerakan yang kita perlihatkan tak lepas dari kerja kompleks otot dan tulang tersebut serta
persendiannya juga, karena otot merupakan alat gerak aktif yang menggerakan tubuh, salah satu
otot yang punya fungsi bergerak paling baik karena bisa kita kendalikan adalah otot rangka/ otot
skelet, yang sesuai dengan namanya melekat ditulang. Kontraksi otot rangka menyebabkan
tulang tempat otot tersebut melekat bergerak, yang memungkinkan tubuh melaksanakan berbagai
aktivitas motorik.. Kontraksi otot yang mengahasilkan panas penting untuk menghasilkan panas
penting untuk mengatur suhu. Otot yang terus bergerak mengalami kemajuan, tetapi aktivitas
otot yang digunakan secara berlebihan atau terus-menerus bisa menyebabkan kelelahan otot.
Sama dengan mesin pada mobil, jika terus menerus dipanaskan lama-kelamaan juga akan
lelah, hal ini juga berlaku untuk otot kita. Untuk dapat melakukan kontraksi otot membutuhkan
energi berupa ATP, seandainya kontraksi ini terjadi dalam waktu yang panjang dan secara terus-
menerus akan membuat otot menjadi kejang dan tak bisa lagi berkontraksi maupun relaksasi,
sehingga fungsi otot terganggu, tujuan dari dibentuknya tinjauan pustaka ini adalah agar
mahasiswa belajar untuk mengetahui stuktur makroskopis dan mikroskopis tulang dan otot,
khususnya pada ekstremitas inferior dan lebih spesifik lagi pada tulang betis serta otot yang
mempengaruhi geraknya dan bagaimana mekanisme kontraksi dan relaksasi dari otot tersebut
serta apa penyebab terjadinya kejang yang bisa terjadi pada otot.1

Tulang Ekstremitas Inferior

Tulang ekremitas inferior terdiri atas tulang pinggul, yang membentuk sebagian dari
panggul (pelvis) femur, patella, tibia, fibula, 7 tulang tarsalia, 5 tulang metatarsal, dan 14
phalanges. Tulang pinggul (sakrum) adalah tulang berbentuk irregular dan berukuran besar yang
berartikulasi di depan dengan tulang yang sama pada sisi berlawanan. Tiap tulang pinggul terdiri
dari 3 bagian, yaitu ilium, ischium, dan pubis, yang semuanya bersatu pada cekungan dalam di

2
bagian luar tulang tersebut, yang dinamakan asetabulum. Osifikasi penuh tulang ini baru tercapai
setelah usia 15-25 tahun, sebelum usia tersebut ketiga bagian tulang pinggul dihubungkan oleh
tulang rawan.2

Gambar 1. Tulang Ekstremitas Inferior3

Ilium mencakup bagian atas asetabulum dan bagian pipih yang melebar di atasnya (krista
iliaka) yang merupakan tempat lekat bagi otot-otot lateral dari dinding abdomen. Krista iliaka
menjorok sedikit pada bagian bawahnya dan berakhir di depan, pada spina iliaka anterior
superior yang mudah teraba pada ujung lateral lipatan pangkal paha. Spina iliaka posterior
superior terdapat persis di bawah cekungan kecil yang mudah terlihat di bagian belakang
pinggang. Ilium juga mempunyai spina iliaka inferior (di anterior maupun posterior) yang
merupakan tempat perlekatan otot-otot besar. Pada bagian belakang terdapat permukaan artikular
untuk persendian dengan sacrum dan di bawahnya terdapat ceruk (notch) yang disebut notch
skiatika untuk tempat lewat nervus skiatika.
Ischium membentuk bagian posterior bawah tulang pinggul, terdapat tuberositas ischium
yang merupakan tempat lekat otot-otot dan menahan badan dalam posisi duduk. Pubis
membentuk bagian anterior tulang pinggul dan bertemu dengan tulang pubis sisi berlawanan
pada sendi tulang rawan yang disebut simfisis pubis. Pubis terdiri dari suatu badan (yang masuk

3
ke dalam simfisis) dan 2 ramus (cabang), satu menuju ke atas dan bergabung dengan ilium dan
yang lain ke bawah dan bergabung dengan ischium. Antara kedua ramus ini dan ischium terdapat
lubang besar yang disebut foramen obturatot yang berisi selapis jaringan fibrosa.2
Asetabulum adalah cekungan dalam pada pusat dari bagian bawah tulang pinggul yang
menerima kepala femur. Pelvis merupakan suatu cincin tulang yang terdiri dari 2 tulang panggul,
sacrum, coccygys. Pelvis dibagi menjadi panggul besar (palsu) dan panggul kecil (sejati) oleh
linea terminalis dan promontorium sacrum. Pelvis besar merupakan bagian atas yang pada
masing-masing sisi dibatasi oleh ilium dan pada sisi belakang oleh basis tulang sacrum. Pelvis
kecil merupakan saluran pendek melengkung yang bagian belakangnya lebih dalam daripada
bagian depannya. Pelvis wanita lebih pendek dan lebih lebar daripada pelvis pria. Pinggir atas
pelvis wanita lebih besar dan lebih bundar daripada pelvis pria yang lebih mirip sebuah jantung.
Femur adalah tulang terpanjang dan terkuat pada tubuh manusia. Ujung atas tulang ini
mempunyai kepala berbentuk hemisferis yang berartikulasi dengan asetabulum pinggul. Pada
bagian tengahnya terdapat cekungn kecil yang disebut fovea yang merupakan tempat pelekatan
ligament kepala femur. Ligamen ini menuju ke basis asetabulum. Leher femur membentuk sudut
dengan shaft, sehingga memungkinkan gerakan bebas sendi pinggul. Pada pertemuan leher dan
shaft terdapat 2 tonjolan yaitu trokanter mayor dan minor, yang merupakan tempat perlekatan
otot-otot. Trokanter mayor terletak di sisi luar dan bisa diraba di bawah kulit. Shaft femur paling
pipih pada bagian tengah dan melebar pada ujung bawah. Pinggir posterior dibentuk oleh
tonjolan kasar (linea aspera) yang merupakan tempat otot.
Ujung bawah femur sangat melebar sehingga merupakan tempat yang luas untuk
transmisi berat badan ke tibia. Bagian ini mempunyai 2 kondilus yang berartikulasi dengan tibia.
Keduanya dipisahkan oleh celah yang dalam di bagian belakang yang disebut fossa interkondiler
dan disatukan di bagian depan oleh permukaan halus yang berartikulasi dengan patella. Pada
bagian belakang, di atas kondilus, terdapat permukaan popliteal yang membentuk fossa popliteal
dan mengandung pembuluh darah dan saraf.
Patella terletak di depan sendi lutut dan di dalam tendon otot quadrisep yang berfungsi
meluruskan (ekstensi) lutut. Tulang yang berkembang di dalam tendon seperti ini disebut tulang
sesamoid. Patella berbentuk pipih dan triangular dengan puncak menghadap ke bawah.
Permukaan posterior patella halus dan berartikulasi dengan kondilus femur, permukaan anterior
kasar dan dipisahkan dari kulit oleh kantong yang mirip membrana synovial yang disebut bursa.2

4
Tibia tulang yang lebih kuat daripada kedua tulang tungkai bawah dan terletak di sisi
dalam atau sisi medial. Ujung atasnya sangat melebar sehingga menciptakan permukaan yang
luas untuk menahan berat badan. Bagian ini mempunyai 2 massa menonjol yang disebut kondilus
medialis dan lateralis yang permukaannya halus dan berartikulasi dengan kondilus femur. Di
antara kedua kondilus terdapat daerah kasar yang menjadi tempat perlekatan ligamen dan tulang
rawan sendi lutut. Di bawah kondilus terdapat penonjolan kecil yang disebut tuberositas tibia
yang merupakan tempat perlekatan ligamentum patella. Kondilus lateralis memiliki permukaan
sirkular untuk persendian dengan ujung atas fibula.

Gambar 2. Tulang Tungkai Bawah4

Shaft tibia terbentuk triangular pada penampang lintang. Batas anterior terletak persis di
bawah kulit dan dapat diraba sebagai penonjolan tulang kering. Batas kedua menghadap fibula
dan merupakan tempat perletakan membrane interossea yang menghubungkan tibia dan fibula,
seperti halnya radius dan ulna berhubungan di lengah bawah. Ujung bawah tibia sedikit melebar
dan menjorok ke bawah untuk membentuk malleolus medialis, pada bagian dalam pergelangan
kaki (ankle), yang berartikulasi dengan talus. Ujung bawah tibia juga berartikulasi dengan fibula.
Fibula berbentuk sangat ramping disbanding tibia dan terletak di sisi luar tungkai bawah.
Kepala fibula mempunyai bidang sirkular yang berartikulasi dengan kondilus lateral tibia, tetapi

5
tidak ikut membentuk sendi lutut. Shaft ulna ramping dan memiliki beberapa pinggir tajam, salah
satu pinggir tersebut merupakan tempat perlekatan membrane interossea yang menghubungkan
tibia dan fibula. Ujung bawah fibula menjorok ke bawah melibihi tibia dan menyebabkan
penonojolan tulang pada bagian luar sendi pergelangan kaki, yang dikenal sebagai malleolus
lateral yang berartikulasi dengan talus.2
Tulang-tulang tarsal terdiri dari 7 tulang yang membentuk bagian posterior kaki. Talus
merupakan penghubung utama kaki dan tungkai bawah dan membentuk bagian penting sendi
pergelangan kaki. Calcaneus merupakan tulang tarsal yang paling besar dan paling kuat. Tulang
ini menonjol ke belakang untuk membentuk tumit dan berfungsi sebagai tuas bagi otototot
betis yang berinsersi pada permukaan posteriornya. Tulang navikular terletak antara talus dan
ketiga tulang cuneiformis. Ketiga tulang cuneiformis berbentuk baju dan berartikulasi dengan
tulang navikularis dan tulang-tulang metatarsal I, II, dan III. Tulang cuboid terletak di antara
calcaneus dan tulang metatarsal IV dan V.2
Tulang metatarsal ialah 5 buah tulang panjang mini, seperti halnya metacarpus. Basis
tulang ini berartikulasi dengan tulang cuneiformis dan cuboid. Kepalanya berartikulasi dengan
phalang. Phalang di kaki memiliki jumlah dan susunan yang sama dengan di tangan, 2 pada ibu
jari dan 3 pada masing-masing jari lain, karena tidak ada sendi pelana di ibu jari kaki,
menyebabkan jari tersebut tidak sefleksibel ibu jari tangan. Pada ibu jari terdapat dua buah
tulang kecil berbentuk bundar yang disebut tulang baji (os sesamoid). Pada kaki terdapat 4 buah
lengkungan ada lengkungan medial, lengkungan lateralis, lengkungan longitudinal dan
lengkungan transversal anterior.5

Otot Tungkai Bawah

Mm. Tungkai bawah terbagi atas Mm. Flexor, Mm. Extensor, Mm. Peronaie. Mm. Flexor
dibagi atas M. Gastrocnemius, M. Soleus, M. Plantaris, M. Popliteus, M. Flexor digitorum
longus, M. Tibialis posterior, M. Flexor hallucis longus. Mm. Extensor dibagi atas M. Tibialis
anterior, M. Extensor digitorum longus, M. Peroneus tertius, M. Extensor hallucis longus. Mm
peronaie dibagi menjaid M. Peroneus longus dan M. Peroneus brevis.2,6

6
Gambar 3. Otot pada Betis3

M.Gastrocnemius, soleus, tibialis posterior dan flexor digitorum longus adalah otot yang
berfungsi untuk membentuk betis. Gastrocnemius keluar sebagai dua tendon, satu dari tiap
condylus femoris. Ketika serat berjalan ke bawah mereka bergabung dengan serat musculus
soleus dan kedua otot berjalan sebagai tendo Achilles, yang berinsersi pada bagian belakang
calcaneus. Tendon-tendon dari otot lain berjalan di belakang malleolus medialis memasuki
telapak kaki dan berinsersi pada os tarsus dan pada jari-jari. Gastrocnemius dan soleus adalah
flexor plantar yang kuat, membantu mempertahankan keseimbangan, dan merupakan kekuatan
utama saat berjalan, berlari, dan melompat. Gastrocnemius juga fleksor dan penstabil lutut.7

Muskulus Gastrocnemus adalah otot betis superficial yang berkepala dua,yang terletak
antara bagian bawah paha(femur) dan tumit. Otot ini berbentuk menyilang pada dua persendian
serta membentuk tonjolan besar pada bagian atasnya. Gerakannya dikendalikan oleh saraf tibial.
M. Gastrocnemus berorigo pada 2 sisi, yaitu pada caput mediale yaitu sebelah atas condylus
medialis femoris dan juga ada pada caput laterale yang berposisi di sebelah atas condylus
lateralis femoris, kemudian insertionya adalah tuber calcanei dengan perantaran tendo calcaneus

7
Archiles, jadi otot ini ada di paling luar dari betis dan yang paling besar sehingga berperan
penting dalam wujud betis seseorang, ukuran betis dipengaruhi oleh otot yang satu ini.5

Tulang Betis (Fibula)

Fibula adalah tulang yang paling ramping dalam tubuh, panjangnya proporsional dan
tidak turut menopang berat tubuh. Kegunaan tulang ini adalah untuk menambah area yang
tersedia sebagai tempat perlekatan otot pada tungkai. Bagian kepala fibula berartikulasi dengan
faset fibular dibawah condilus lateralis tulang tibia sedangkan ujung bawah batang berartikulasi
secara medial dengan takik fibular pada tulang tibia, dan memanjang ke arah lateral menjadi
maleolus lateral yang seperti maleolus tibia lateral, dapat diraba di pergelangan kaki.5

Otot yang bekerja pada fibula ada banyak, dan sebagian besar geraknya memang punya
gerakan vital dan manfaat yang juga sangat besar, karena sebagai pembantu penopang tubuh,
otot pada fibula ada cukup banyak, dari bagian superfisialis ada m. gastrocnemius, m. soleus, dan
m.plantaris yang berinsersio pada tendo calcaneus sementara origa dari m. plantaris adalah
platum popliteum femoris, disebelah atas condylus lateralis femoris, sementara m.soleus
berorigo pada capitulum dan permukaan posterios fibulae, lineo poplitea tibiae, arcus tendineus
m.solei dan berinsersio pada tuber calcanei dengan perantaraan tendo calcaneus archiles.6

Otot Lurik / Otot Skelet

Sistem otot dapat terbagi menjadi sistem otot yang kerjanya sesuai kehendak,dan yang
tidak sesuai kehendak kita sendiri. Pada individu vertebrata dikendalikan oleh sistem saraf,
meskipun pada dasarnya ada beberapa otot (misalnya otot jantung) yang dapat bergerak secara
otonom (tidak sesuai dengan kehendak).8

Selain itu otot juga menyebabkan pergerakan pada organisme maupun pergerakan dari
organ dalam organisme tersebut. Manusia sendiri setidaknya memiliki 650 jenis otot
rangka.Berat dari otot itu adalah sekitar 40% berat tubuh kita. Dari jumlah tersebut selanjutnya
otot diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu: otot lurik, otot polos dan otot jantung.

8
Otot rangka/ lurik/ skelet berhubungan dengan tulang dan berfungsi menggerakan tulang
dan bila diamati di bawah mikroskop maka tampak adanya garis melintang yang diselingi gelap,
sehingga disebut otot serang lintang. Tiap serat otot skelet diliputi endomisium dan beberapa
serat menyusun fasikulus / berkas dan tiap fasikulus meliputi perimisium. Otot rangka terdiri atas
berkas-berkas sel yang sangat panjang ( sampai 30 cm), berbentuk silindris, berinti banyak
dengan garis tengah 10-100m, yang memperlihatkan garis-garis melintang.inti yang banyak
terjadi akibat peleburan mioblas (prekursor sel otot) monokleus embrional. Inti lonjong
umumnya terletak pada tepi sel di bawah membran sel. Otot lurik tersusun atas serabut-serabut
otot atau miofibril yang berinti banyak.8 Tiap serat otot lurik diliputi oleh endomisium. Beberapa
serat otot lurik menyusun fasikulus atau berkas. Tiap fasikulus diliputi oleh perimisium.
Beberapa fasikulus menyusun muskulus. Muskulus diliputi oleh epimisium.

Gambar 4. Serat Serabut Otot9

Miofibril ini berkumpul membentuk kumpulan serabut, kemudian kumpulan serabut


membentuk otot, ujung otot lurik umumnya mengecil dan keras disebut tendon dan setiap otot
memiliki dua atau lebih tendon, yaitu tendon yang melekat pada tulang yang bergerak disebut
insersio dan tendon yang melekat pada tulang yang tidak bergerak disebut origo. Bagian tengah
otot lurik yang mengembang disebut empal atau ventrikel, bagian ini dapat mengendor dan
mengkerut dan mengendor.

9
Kerja otot lurik ini disadari karena dipengaruhi oleh pusat saraf sadar, reaksi terhadap
rangsang cepat tetapi mudah lelah. Kontraksi cepat, kuat dan biasanya diawah kemauan kita.
Otot rangka ini akan bergerak jika dirangsang. Rangsangannya dapat berupa panas, dingin, arus
listrik dan lain sebagainya. Kontraksi ini disebabkan interaksi dari filamen tipis aktin dan filamen
tebal miosin yang susunan molekulnya membuat molekul tersebut dapat bergeser satu sama
lain.8
Table 1. Karakteristik Serat Otot Rangka10

Jenis Serat
Oksidatif lambat Oksidatif cepat Glikolisis cepat
KARAKTERISTIK
( Tipe I ) ( Tipe IIa ) ( Tipe IIb )
Aktivirtas ATPase Rendah Tinggi Tinggi
miosin
Kecepatan kontraksi Lambat Cepat Cepat
Daya tahan terhadap Tinggi Sedang Rendah
kelelahan
Kapasitas fosforilasi Tinggi Tinggi Rendah
oksidatif
Enzim untuk glikolisis Rendah Sedang Tinggi
anaerobik
Mitokondria Banyak Banyak Sedikit
Kapiler Banyak Banyak Sedikit
Kandungan mioglobin Tinggi Tinggi Rendah
Warna serat Merah Merah Putih
Kandungan glikogen Rendah Sedang Tinggi
Garis tengah serat Kecil Sedang Besar
Intensitas kontraksi Rendah Sedang Tinggi

10
Protein Otot

Otot berada hampir diseluruh bagian tubuh manusia, massa otot 75% terdiri dari air dan
25% dari protein, di dalam otot ada protein yang utama dan juga ada protein tambahan lainnya,
protein utama ada 2, yaitu aktin dan myosin yang dimana jumlah aktin dalam protein utama ini
adalah 25% sedangkan myosin 35%, protein lainnya meliputi tropomiosin dan juga troponin
I,C,T.
Aktin monomernya berebentuk globuler sehingga disebut sebagai G-aktin, tetapi jika
sudah berikatan/ berpolimerisasi dengan aktin lainnya maka bentuknya menjadi filament
sehingga disebut F-aktin, pada keadaan normal dalam aktin terdapat magnesium, aktin tidak
memiliki sifat katalitik, saat terjadi kontraksi yang membantu proses kontraksi ini adalah aktin
yang berbentuk polimer yaitu F-aktin. F-aktin akan berikatan dengan myosin.

Tropomiosin merupakan protein yang berbentuk serat (fibrous) yang terdiri dari 2 rantai
yaitu rantai yang alfa dan beta, keduanya ini akan berikatan dengan aktin dan juga myosin, dan
terdapat hampir disemua otot dan memiliki bagian filament tipis, sama halnya dengan
tropomiosin, troponin juga merupakan bagian filament tipis, tapi bentuknya bukan fibrous
melainkan globuler.
Troponin terdiri dari 3 macam protein globuler yaitu troponin I (inhibit) yang berfungsi
menghambat interakti F-aktin dengan miosin melalui kerja tropomiosin, troponin C ini bersifat
reversible dalam pengikatan calcium,dan 1 troponin dapat mengikat 4 Ca, troponin T berinteraksi
dengan tropomiosin. Jadi filament tipis pada otot ini terdiri dari F-aktin, Tropomiosin, Troponin
I, Troponin C, dan juga Troponin T.9

Miosin termasuk dalam filament tebal pada otot, terdiri dari 2 bagian bagian kepala
merupakan bagian yang globuler sedangkan bagian fiborus (serat) terdiri dari 2 spiral yang saling
melilit. Miosin mempunyai aktivitas ATP ase (ATP hydrolyzing activity) sehingga memiliki sifat
katalitik. Enzim ATPase ini tugasnya adalah menghidrolisis ATP menjadi ADP dan Posphate
yang tinggi energi. Miosin dapat dicerna oleh tripsin menjadi 2 fragmen, ada yang LMM (light
meromyosin) yang tidak memiliki aktivitas ATPase dan HMM (heavy meromyosin) yang
memiliki aktifitas ATPase dan mengikat F-aktin.

11
Aktifitas ATPase ada dibagian globulernya, diputus oleh papain, membagi menjadi 2
subfragmen yaitu S1 dimana ada aktivitas ATPase dan S2 yang tidak menunjukkan aktivitas
ATPase. F-aktin tidak mempunyai aktivitas ATPase tetapi bila terikat pada miosin maka akan
meningkatkan kecepatan ATPase pada miosin, meningkatkan menjadi 100-200 kali lebih besar
untuk melepaskan produknya yang berupa ADP, fosfat dan energi.9

Mekanisme kerja enzim dalam otot

ATP (Adenosht Tri Phosphat) merupakan sumber energi utama untuk kontraksi otot.
ATP berasal dari oksidasi karbohidrat dan lemak. Kontraksi otot merupakan interaksi antara
aktin dan miosin yang memerlukan ATP.

ATP ---- ADP + P


Aktin + Miosin ------------------------- Aktomiosin
ATPase
Fosfokreatin mrupakan persenyawaan fosfat berenergi tinggi yang terdapat dalam
konsentrasi tinggi pada otot. Fosfokratin tidak dapat dipakai langsung sebagai sumber energi,
tetapi fosfokreatin dapat memberikan energinya kepada ADP.

kreatin
Fosfokreatin + ADP ----------------- keratin + ATP
Fosfokinase

Pada otot lurik jumlah fosfokreatin lebih dari lima kali jumlah ATP. Pemecahan ATP dan
fosfokreatin untuk menghasilkan energi tidak memerlukan oksigen bebas. Oleh sebab itu , fase
kontraksi otot sering disebut fase anaerob.5

Pembentukan kembali ATP, ATP merupakan sumber energi utama pada proses
mekanisme kerja otot. Oleh karena itu jika ATP habis maka otot tidak dapat berkontraksi lagi,
sehingga ATP harus dibentuk kembali.

12
Pembentukan ATP berasal dari perubahan glikogen menjadi laktasidogen yang kemudian
terurai menjadi glukosa dan asam laktat. Kemudian glukosa dioksidasi yang menghasilkan energi
dan melepaskan CO2 dan H2O. Proses ini berlangsung pada saat otot relaksasi. Otot memperoleh
Otot memperoleh ATP antara lain dengan cara pemecahan kreatin phosphat dan pemindahan
fosfat bernergi tinggi ke ADP pada waktu otot berkontraksi

Kreatin phosphat -------> kreatin + P


ADP + P -------> ATP

Sebagian besar energi di otot tersimpan dalam bentuk kreatin fosfat yang akan
memberikan fosfat berenergi tinggi ke ADP untuk membentuk ATP oleh enzim kreatin
fosfokinase. Proses ini berlaku dalam masa sepersekian detik dan merupakan fase anaerob.
Ketika ini, konsentrasi ATP cenderung yang meningkat menyebabkan pemindahan gugus fosfat
berenergi tinggi ke kreatin fosfat. Simpanan energi pertama yang digunakan pada awal aktifitas
kontraktil dan bertambah pada otot yang beristirahat. Sebagai jalur alternatif bila simpanan CP
habis dan perlanjutan aktifivitas otot mengalami fosforilasi oksidatif dan glikolisis yang
memerlukan waktu untuk menghasilkan ATP. 9

Mekanisme Kontraksi pada Otot

Pada otot terdapat dua protein utama yaitu aktin dan miosin.9 Aktin sebagai polimer
berfilamen disebut aktin-F dengan panjang terdiri atas dua untai monomer globular yang disebut
aktin-G. Aktin-G jika berpolimerasi akan membentuk aktin-F, maka aktin-G terikat dari depan
ke belakang, menghasilkan sebuah filamen dengan polaritas yang dapat dibedakan. Sedangkan
miosin merupakan famili protein yang anggotanya sudah teridentifikasi. Miosin mempunyai ekor
fibrosa yang terdiri atas dua buah heliks yang saling terpilin. Masing-masing heliks tersebut
memiliki bagian kepala globular yang terikat pada salah satu ujung. Molekul heksamer terdiri
atas satu pasang rantai berat (H, heavy chain) dengan masa molekul masing-masing sekitar
200kDa, dan dua pasang rantai ringan (L-chain) yang masing-masing dengan massa molekul
sekitar 20 kDa.

13
Pada analisis potongan tipis otot rangka memperlihatkan adanya jembatan menyilang
diantara filamen tipis dan tebal. Jembatan ini dibentuk oleh kepala miosin dan ditambah oleh
sebagian kecil dari bagian seperti batang miosin. Filamen tipis dan tebal yang ada pada otot
rangka jika memendek bukan merupakan sebab terjadi kontraksi. Karena pada dasarnya,
kontraksi otot terdiri atas pembuatan dan pemutusan jembatan silang.
Dalam proses kontraksi diawali dengan diproduksinya asetilkolin oleh ujung serabut saraf
yang nantinya membebaskan ion kalsium (Ca2+). Kemudian ion kalsium akan masuk kedalam
otot mengangkut troponin dan tropomiosin ke aktin. Aktin akan mendekati miosin dan saling
berikatan menjadi aktomiosin sehingga otot akan memendek dan terjadilah proses kontraksi.
Pada saat otot memendek, bagian yang berwarna gelap akan saling mendekat. Pergeseran
ini menentukan derajat pemendekkan otot yang diinginkan dan dimungkinkan bila ada energi
yang tersedia. Energi itu diperoleh sebagai pemecahan ATP menjadi ADP dan AMP. ATP
sendiri itu diperoleh dari glukosa atau karbohidrat. Semakin banyak otot serabut yang
dirangsang, semakin kuat kontraksi otot tersebut. Pada dua orang laki-laki yang berukuran badan
setara ukuran otot itu kurang lebih sama, tetapi kebiasaan melatih otot memungkinkan salah
seorang di antaranya mampu mengaktifkan lebih banyak serabut otot sehingga mempunyai otot
yang relatif lebih kuat. Kontraksi otot dapat diperiksa dengan menggunakan elektromiografi
(EMG). Karena kekuatan kontraksi otot ditentukan oleh banyaknya rangsangan yang dapat
mengaktifkan, dalam keadaan darurat yang disertai ketakutan yang sangat seseorang akan
mampu mengaktifkan saraf dan serabut otot secara maksimal.
Pada situasi demikian tidak jarang orang tanpa sadar menunjukkan kekuatan yang luar
biasa. Pusat saraf penggerak otot terdapat di sumsum tulang belakang (medulla spinalis). Untuk
otot lengan pusat itu terdapat di daerah leher dan untuk tungkai di daerah peralihan punggung-
pinggang. Jika seseorang ingin menggerakan tungkainya, keinginan itu disalurkan oleh otak ke
sumsum tulang belakang, dan selanjutnya sumsum tulang belakang akan mengatur kontraksi.
Otak yang mengatur keinginan tersebut dalam mengirimkan pesan ke sumsum tulang belakang
dipengaruhi juga oleh otak kecil dan pusat-pusat lain di otak. Oleh karena itu, selain disusun oleh
sumsum tulang belakang kontraksi otot dipengaruhi juga oleh pengaturan otak kecil dan pusat
lain (basal ganglia)
Asetilkolin bekerja pada area setempat pada membran serat otot untuk membuka banyak
saluran bergerbang Asetilkolin melalui molekul-molekul protein dalam membran serat otot.

14
Terbukanya saluran asetilkolin memungkinkan sejumlah besar ion Na untuk mengalir ke bagian
dalam membran serat otot pada titik terminal saraf. Peristiwa ini akan menimbulkan suatu
potensial aksi dalam serat otot. Potensial aksi akan berjalan di sepanjang membran serat otot.
Dalam cara yang sama seperti potensial aksi berjalan di sepanjang membran saraf.
Potensial aksi akan menimbulkan depolarisasi membran serat otot, dan juga berjalan
secara dalam di dalam serat otot, pada tempat dimana potensial aksi menyebabkan retikulum
sarkoplasma melepaskan sejumlah besar ion kalsium, yang telah disimpan dalam retikulum, ke
dalam miofibril. Ion-ion kalsium menimbulkan kekuatan menarik antara filamen aktin dan
miosin, yang menyebabkannya bergerak bersama-sama, dan menghasilkan proses yang disebut
kontraksi.
Setelah kurang dari 1 detik, ion kalsium dipompa kembali ke dalam retikulum
sarkoplasma, tempat ion-ion ini disimpan sampai potensial aksi otot yang baru datang lagi;
pengeluaran ion kalsium dari miofibril akan menyebabkan kontraksi otot terhenti. Bila ion
kalsium kembali ke retikulum sarkoplasma maka akan terjadi proses relaksasi.10

Kejang otot

Kontraksi kuat otot yang berlangsung lama mengakibatkan keadaan yang dikenal sebagai
kelelahan otot. Kelelahan ini diakibatkan dari ketidakmampuan proses kontraksi dan
metabolisme serabut-serabut otot untuk melanjutkan suplai kerja suplai pengeluaran yang sama.
Saraf terus bekerja dengan baik, implus saraf berjalan secara normal melalui hubungan otot-
syaraf masuk ke dalam serabut-serabut otot, dan malahan potensial aksi normal menyebar ke
serabut-serabut otot, tetapi kontraksi makin lama makin lemah karena dalam serabut-serabut otot
sendiri kekurangan ATP.11
Hambatan aliran darah yang menuju ke otot yang sedang berkontraksi mengakibatkan
kelelahan otot hampir sempurna dalam waktu kurang dari satu menit karena kekurangan suplai
zat gizi dengan nyata.
Kelelahan otot ini dapat menyebabkan kram. Karena kram merupakan gangguan otot
yang dikarenakan otot terus menerus melakukan aktifitas, sehingga otot menjadi kejang dan
tidak mampu lagi berkontraksi.10

15
Kram kaki adalah nyeri akibat spasme otot di kaki yang timbul karena otot berkontraksi
terlalu keras. Daerah yang paling sering mengalami kram adalah otot betis di bawah & di
belakang lutut.12

Faktor Penyebab Kram pada kaki :

1. Otot yang kelelahan


2. Penggunaan otot kaki yang berlebihan
3. Kurangnya cairan elektrolit tubuh yang keluar melalui keringat
4. Penumpukan asam laktat ( hasil metabolisme di otot )
5. Terganggunya oksigenasi jaringan otot
6. Terganggunya sirkulasi darah ke jaringan otot

Serangan kram akan menyebabkan kontraksi yang membuat otot memendek, terapi ke arah
berlawanan dengan serangan kram akan membantu membuat otot kembali memanjang, namun
harus dilakukan dengan perlahan karena gerakan secara paksa / tiba-tiba dapat berisiko merobek
serabut otot itu.

Oleh karena itu untuk mengatasi kram tersebut bisa dilakukan dengan tahapan berikut:

Segera duduk atau bersandar pada dinding


Secara perlahan, luruskan kembali lutut dengan bantuan tangan
Jika lutut telah kembali lurus, pijat betis untuk melancarkan peredaran darah
Lakukan peregangan kaki termasuk telapak kaki
Meski kram sudah mereda, istirahat dulu beberapa menit sebelum kembali beraktifitas

Otot memiliki suatu mekanisme perlindungan jika mengalami kontraksi(di mana otot
meregang) yang terus menerus sehingga kurangnya berelaksasi yang lebih dikenaldengan
sebutan kram. Mekanismenya,yaitu dengan adanya reseptor regang yang memiliki sifat
yakni,jika otot diregang berlebih maka akan dapat memicu kembali terjadi relaksasi. Kontrol
fungsi otot untuk berelaksasi ketika regangannya berlebih disebut reflex regang
membalik/inverse stretch reflect.10,11

16
Peregangan otot

Seiring bertambahnya usia kelenturan tubuh akan berkurang dan beresiko lebih mudah
cedera. Kelenturan tubuh dapat dilatih dengan melakukan latihan peregangan setiap hari pada
sebelum, saat jeda, dan sesudah berolahraga dan beraktifitas.
Teknik peregangan telah digunakan bertahun-tahun untuk menghindari cedera dan
keletihan otot. Pada dasarnya peregangan difungsikan untuk menyalurkan oksigen keseluruh
bagian otot agar pemulihan otot berlansung lebih cepat. Peregangan memiliki mekanisme yang
sama dengan teknik pemijatan yaitu merelaksasikan kembali serat-serat otot yang kaku.
Peregangan otot meningkatkan oksigenasi atau proses pertukaran udara di dalam sel dan
merangsang sistem kerja getah bening. Selain itu, peregangan otot dapat menghindarkan tubuh
kita dari berbagai rasa sakit yang dialami oleh otot yang sering kali terjadi di bagian leher, bahu,
kaki dan punggung kita.
Peregangan otot juga dapat digunakan untuk merelaksasikan otot yang mengalami kram
atau kejang. Otot menjadi kram karena adanya kontraksi otot yang berlebih dan tidak dapat
melakukan relaksasi kembali. Hal itu dapat disebabkan juga oleh karena otot sudah mengalami
kelelahan. Ketika kontraksi tidak dapat kembali kedalam keadaan relaksasi maka dapat dibantu
dengan cara memberikan kontraksi yang lebih besar kepada otot yang mengalami kontraksi
secara terus menerus. Dengan adanya kontraksi yang lebih besar maka otot terseut secara
perlahan akan melakukan relaksasi karena kontraksi yang berlebihan. Hal ini membuktikan
bahwa peregangan otot dapat merelaksasikan otot-otot.

Kesimpulan

Kram atau kejang pada otot dapat terjadi ketika melakukan aktifitas yang berlebihan.
Salah satu yang mungkin terjadi adalah kram pada otot sesuai dengan kasus dalam skenario,
salah satu terapi yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan pemijatan ke arah dorsal, hal ini
dilakukan agar memberikan kontraksi yang berlebihan. Kontraksi yang berlebihan ini
menyebabkan terjadinya relaksasi itu sendiri. Hipotesis diterima. Dengan melakukan pemanasan
atau peregangan otot sebelum melakukan suatu kegiatan sangat membantu untuk dapat membuat
otot menjadi tidak kaku. Selain itu, ketika terjadi kram pada otot betis maka dapat dibantu

17
dengan merelaksasikan otot yang kram tersebut dengan cara melakukan peregangan pada otot
yaitu dengan memberikan dorongan kepada telapak kaki kearah dorsal dalam waktu beberapa
saat dengan cara reflex regang membalik/inverse stretch reflect.

Daftar Pustaka

1. Campbell, A. Buku pintar nyeri tulang dan otot. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2007.
2. Watson, R. Anatomi dan fisiologi dasar. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2003.
3. Netter FH. Atlas of human anatomy. 4th ed.US: Saunders;2006.
4. Tibia and fibula. Diunduh dari: http://quizlet.com/10875110/right-leg-tibia-and-fibula-
flash-cards, 22 Maret 2013.
5. Slonane, E. Anatomi dan fisiologi pemula. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2004.
6. Van de Graaf KM. Human anatomy. 6th ed.US: The McGraw-Hill Companies;2001.
7. Gibson, J. Fisiologi dan anatomi modern. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2003.
8. Junqueira LC, Carneiro J, Kelley RO. Histologi dasar. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 1998. h.136-94
9. Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Biokimia harper. Edisi 27. Jakarta: EGC. 2009.
h.585-7.
10. Sherwood L. Fisiologi manusia:dari sel ke sistem. Jakarta:EGC;2009.h.277-302
11. Guyton AC. Fisiologi kedokteran. Jakarta: EGC. 2003.h.171-5.
12. Susilowati D. Pencegahan kram pada kaki. Radar pekalongan. 19 November 2012.

18

Anda mungkin juga menyukai