Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN PEMBINAAN KESEHATAN CJH DI UPTD

KESEHATAN KEC. SUKOREJO TH. 2013


I. PENDAHULUAN
Ibadah haji merupakan rukun Islam ke lima yang wajib dilaksanakan oleh umat
Islam yang memenuhi kriteria istithoah yaitu mampu secara materi, fisik dan mental.
Undang undang nomor 17 tahun 1999 tentang penyelenggaraan ibadah haji
menyebutkan bahwa tujuan penyelenggaraan ibadah haji adalah memberikan pembinaan,
pelayanan dan perlindungan sebaik-baiknya, melalui sistem manajemen penyelenggaraan
ibadah haji yang baik agar pelaksanaan ibadah haji dapat berjalan dengan aman, lancar
dan nyaman sesuai dengan tuntutan agama sehingga diperoleh haji yang mabrur.
Kesehatan adalah modal dalam perjalanan ibadah haji, tanpa kondisi kesehatan yang
memadai, niscaya pencapaian ritual peribadatan menjadi tidak maksimal. Oleh karena itu
setiap CJH harus memiliki kemampuan fisik yang memadai (isthitoah dalam aspek
kesehatan). Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor
1349/MENKES/SK/2002 tentang Penyelenggaraan Kesehatan Haji disebutkan bahwa
Pemeriksaaan kesehatan CJH merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi anamnesis,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang medis dan penetapan diagnosis CJH.Test
kebugaran dan Pemeriksaan kesehatan dikelompokan menjadi pemeriksaan pokok,
pemeriksaan lanjut dan pemeriksaan khusus.
Mencermati kondisi jemaah haji yang demikian, maka CJH perlu mendapatkan
pemeriksaan kesehatan secara komprehensif, dan pembinaan yang berkesinambungan
agar sebelum keberangkatan ke tanah suci, selama perjalanan ibadah haji dan
sekembalinya ke tanah air CJH bisa dalam kondisi yang mandiri ataupun sehat.
Pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang akan menunaikan ibadah haji perlu terus
ditingkatkat, mengingat masyarakat semakin kritis terhadap hak-hak nya untuk
mendapatkan pelayanan yang baik termasuk pelayanan kesehatan haji. Disamping itu
tantangan pelayanan kesehatan haji setiap tahun terus berubah dan bertambah, yaitu
meningkatnya jumlah calon jemaah haji / jemaah haji dengan risiko tinggi, dan berusia
lanjut. Faktor lain adalah kondisi fisik dan mental yang kurang memadai sehingga bisa
berdampak negatif bagi CJH.
Untuk menunjang hal tersebut maka UPTD Kesehatan Kecamatan Sukorejo
melaksanakan pemeriksaan kesehatan bagi seluruh CJH agar kesehatan CJH dapat
menjaga kesehatan baik secara fisik maupun mental bagi CJH dengan harapan CJH siap
melaksanakan ibadah haji dengan kondisi mandiri / sehat dan pulang menjadi haji yang
mabrur.

II. DASAR KEGIATAN


DPA SKPD UPTD Kesehatan Kecamatan Sukorejo Kota Blitar tahun 2013

III. TUJUAN UMUM


Meningkatkan derajat kesehatan fisik maupun mental CJH se Kecamatan Sukorejo.

IV. TUJUAN KHUSUS


1. CHJ mengetahui, menyadari pentingnya kesehatan dan mampu memelihara kesehatan
sejak di tanah air hingga ke tanah suci.
2. CHJ mampu mengenal penyakit yang mungkin terjadi dan usaha pencegahannya.
V. WAKTU PELAKSANAAN
Hari : Sabtu
Tanggal : 15 Juni 2013
Jam : 07.30- selesai
Tempat : Aula UPTD Kesehatan Kec. Sukorejo

VI. SASARAN
43 orang( 30 orang CJH dan 13 petugas kesehatan) se Kecamatan Sukorejo

VII. MATERI
Kesehatan CJH dan penyakit-penyakit yang mungkin terjadi dan usaha pencegahan.
VIII. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

IX. PEMBIAYAAN
DPA SKPD UPTD Kesehatan Kecamatan Sukorejo Kota Blitar Tahun 2013

X. PENUTUP
Demikian kerangka acuan Pembinaan CJH di UPTD Kesehatan Kecamatan Sukorejo

Blitar, 10 Juni 2013


Kepala UPTD Kesehatan Kecamatan Sukorejo
Kota Blitar

SYAIFUL KUSMULYANTA,S.KM
NIP. 19681113 199003 1 005
KERANGKA ACUAN PEMBINAAN KESEHATAN CJH DI UPTD
KESEHATAN KEC. SUKOREJO TH. 2013

I. PENDAHULUAN
CJH perlu mendapatkan pemeriksaan kesehatan secara komprehensif, dan
pembinaan yang berkesinambungan agar sebelum keberangkatan ke tanah suci,
selama perjalanan ibadah haji dan sekembalinya ke tanah air CJH bisa dalam kondisi
yang mandiri ataupun sehat. Pemeriksaan kesehatan CJH dapat dilakukan di UPTD
Kesehatan Kecamatan Sukorejo meliputi pemeriksaan fisik CJH, pemeriksaan
laboratorium dan tes kebugaran dengan menggunakan teori Rockport.
Teori Rockport adalah tes kebugaran jantung / paru dengan jalan cepat atau
jogging 1,6 km.Teori Rockport dapat dijadikan panduan dalam menjaga dan
meningkatkan kebugaran jasmani seseorang. Teori ini dapat dilakukan secara
perorangan atau kelompok, resiko minimal bagi yang memiliki faktor resiko terhadap
penyakit, tidak memerlukan alat khusus, dan dapat dilakukan semampunya dengan
berjalan cepat atau berlari secara konstan.
Cara pelaksanaan teori Rockport dapat diukur dengan jumlah oksigen yang
dikonsumsi selama berolahraga pada kapasitas maksimum (VO2 max).VO2max
adalah jumlah maksimum oksigen dalam mililiter, yang dapat digunakan dalam satu
menit per kilogram berat badan. Orang yang memiliki VO2max lebih tinggi dapat
diartikan lebih kuat dan lebih bugar dibandingkan dengan orang dengan nilai
VO2max rendah. Pemanfaatan teori VO2max ditentukan oleh kemampuan tubuh
untuk menggunakan oksigen yang tersedia dan kemampuan sistem kardiovaskular
tubuh untuk mengantarkan oksigen ke jaringan aktif.
Hasil Hubungan waktu tempuh dengan VO2 max dapat digunakan untuk
menentukan tingkat kebugaran jantung- paru CJH.
Jenis tingkat kebugaran :
1. Tingkat kebugaran jantung paru kurang aktifitas fisik yang dapat dilakukan
jalan santai, jalan cepat, jogging dan bersepeda.
2. Tingkat kebugaran jantung paru cukup aktifitas fisik yang dapat dilakukan
senam, renang, step aerobic dan disko aerobic.
3. Tingkat kebugaran jantung paru baik aktifitas fisik yang dapat dilakukan sepak
bola, tenis, tenis meja, bola basket, bulu tangkis, bola voley.
Tes kebugaran dengan menggunakan teori Rockport ini diharapkan CJH mampu
menjaga dan meningkatkan kebugaran jasmani sehingga CJH dapat menjalankan
ibadah di tanah suci dengan baik.
II. DASAR KEGIATAN
DPA SKPD UPTD Kesehatan Kecamatan Sukorejo Kota Blitar tahun 2013

III. TUJUAN UMUM


Meningkatkan derajat kesehatan fisik CJH se Kecamatan Sukorejo.

IV. TUJUAN KHUSUS


1. CJH dapat mengetahui tingkat kebugaran jantung paru.
2. CJH dapat melakukan aktifitas latihan fisik sesuai tingkat kebugarannya.

V. WAKTU PELAKSANAAN
Hari : Sabtu
Tanggal : 18 Mei 2013
Jam : 07.30- selesai
Tempat : Aula UPTD Kesehatan Kec. Sukorejo

VI. SASARAN
43 orang( 30 orang CJH dan 13 petugas kesehatan) se Kecamatan Sukorejo

VII. MATERI
Teori Rockport

VIII. METODE
a. Ceramah
b. Tanya Jawab
c. Demonstrasi

IX. PEMBIAYAAN
DPA SKPD UPTD Kesehatan Kecamatan Sukorejo Kota Blitar Tahun 2013

X. PENUTUP
Demikian kerangka acuan Pembinaan CJH di UPTD Kesehatan Kecamatan Sukorejo

Blitar, 11 Mei 2013


Kepala UPTD Kesehatan Kecamatan Sukorejo
Kota Blitar

SYAIFUL KUSMULYANTA,S.KM
NIP. 19681113 199003 1 005

Anda mungkin juga menyukai