Anda di halaman 1dari 8

KERANGKA ACUAN PROGRAM P2 ISPA

UPT PUSKESMAS SUKOREJO

TAHUN 2023

BAB I

1
DEFENISI

Program ISPA merupakan salah satu program dari Kementerian


Kesehatan Republik Indonesia yang bertujuan untuk menurunkan angka
kesakitan dan kematian karena pneumonia.
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit Infeksi akut
yang menyerang salah satu bagian/lebih dari saluran napas mulai hidung sampai
alveoli termasuk adneksanya (sinus, rongga telinga tengah, pleura).
Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru paru(alveoli)
dan mempunyai gejala batuk,sesak nafas,ronki dan infiltrate pada foto rontgen.
Terjadinya pneumonia paa anak sering kali bersamaan dengan terjadinya proses
infeksi akut pada bronkus yang disebut bronkopnumonia. Dalam peksannan p2
ispa semua bentuk pneumonia( baik Pneumonia maupun Bronkopneumonia)
disebut “ Pneumonia “ saja.
Penyakit Pneumonia adalah penyebab utama kematian Balita baik di
Indonesia maupun di dunia, namun tidak banyak perhatian terhadap penyakit ini.
Oleh karena itu penyakit ini sering disebut sebagai Pembunuh Balita Yang
Terlupakan (The Forgotten Killer of Children). Untuk mengatasi masalah penyakit
Pneumonia di Indonesia, Kementerian Kesehatan RI bersama seluruh unsur
terkait telah melakukan berbagai upaya dalam rangka menurunkan angka
kesakitan dan kematian akibat penyakit ini.

BAB II

2
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup pengendalian ISPA pada awalnya fokus pada pengendalian


pneumonia balita. Dalam beberapa tahun terakhir telah mengalami
pengembangan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pelayanan kesehatan
masyarakat yaitu:
1. Pengendalian Pneumonia Balita.
2. Pengendalian ISPA umur ≥ 5 tahun.
3. Kesiapsiagaan dan Respon terhadap Pandemi Influenza serta penyakit
saluran pernapasan lain yang berpotensi wabah.
4. Faktor risiko ISPA.

3
BAB III

TATA LAKSANA

Pelaksanaan Kegiatan

1. Sosialisasi
Tujuannya adalah untuk meningkatkan pemahaman, kesadaran,
kemandirian dan menjalin kerjasama bagi pemangku kepentingan di
semua jenjang melalui pertemuan berkala, penyuluhan/KIE.
2. Penemuan Penderita Pneumonia
Penemuan dan tatalaksana Pneumonia merupakan kegiatan inti dalam
pengendalian Pneumonia Balita.
a. Penemuan penderita secara pasif Dalam hal ini penderita yang datang
ke fasilitas pelayanan kesehatanseperti Pusat kesehatan Masyarakat,
Pusat kesehatan Masyarakat Kelurahan.
b. Penemuan penderita secara aktif Petugas kesehatan bersama kader
secara aktif menemukan penderita baru dan penderita pneumonia
yang seharusnya datang untuk kunjungan ulang 2 hari setelah berobat.

Penemuan penderita pasif dan aktif melalui proses sebagai berikut:


a. Menanyakan Balita yang batuk dan atau kesukaran bernapas
b. Melakukan pemeriksaan dengan melihat tarikan dinding dada bagian
bawah ke dalam (TDDK) dan hitung napas.
c. Melakukan penentuan tanda bahaya sesuai golongan umur

Klasifikasi Balita Batuk dan atau Kesukaran Bernafas

4
3. Tatalaksana Pneumonia Balita

Pola tatalaksana penderita yang dipakai dalam pelaksanaan Pengendalian


ISPA untuk pengendalian pneumonia pada Balita didasarkan pada pola
tatalaksana penderita ISPA yang diterbitkan Kementerian Kesehatan
Tahun 2012.

Tatalaksana untuk Balita umur < 2 bulan :

Setelah penderita pneumonia Balita ditemukan dilakukan tatalaksana sebagai


berikut:
a. Pengobatan dengan menggunakan antibiotik: kotrimoksazol, amoksisilin
selama 3 hari dan obat simptomatis yang diperlukan seperti parasetamol,
salbutamol (dosis dapat dilihat pada bagan terlampir).
b. Tindak lanjut bagi penderita yang kunjungan ulang yaitu penderita 2 hari
setelah mendapat antibiotik di fasilitas pelayanan kesehatan.
c. Rujukan bagi penderita pneumonia berat atau penyakit sangat berat

5
Tatalaksana untuk balita umur 2 bulan - < 5 tahun:

4. Pencatatan dan pelaporan

Untuk melaksanakan kegiatan pengendalian ISPA diperlukan data dasar


(baseline) dan data program yang lengkap dan akurat. Data dasar atau
informasi tersebut diperoleh dari :

a. Pelaporan rutin berjenjang dari fasilitas pelayanan kesehatan hingga


ke pusat setiap bulan. Pelaporan rutin kasus pneumonia tidak hanya
bersumber dari Pusat kesehatan Masyarakat saja tetapi dari semua
fasilitas pelayanan kesehatan baik swasta maupun pemerintah.
b. Pelaporan surveilans sentinel Pneumonia semua golongan umur dari
lokasi sentinel setiap bulan.
c. Laporan kasus influenza pada saat pandemic.

6
BAB IV

DOKUMENTASI

1. Kebijakan yang mendasari pelayanan

a. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1537A/MENKES/SK/XII/2002 tentang


Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut
Penanggulangan Pneumonia Pada Balita.
b. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1116/MENKES/SK/VIII/2003 Tentang
Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan.
c. Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor…..tentang Penetapan
Pusat kesehatan masyarakat kecamatan Cempaka Putih Kota Administrasi
Jakarta Pusat sebagai Unit Kerja Dinas Kesehatan yang Menerapkan Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah Secara Penuh.
d. Surat Keputusan Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat kecamatan Cempaka
putih No Tahun 2017 tentang Pengelolaan dan Pelaksanaan Kegiatan UKM
Pusat kesehatan Masyarakat

2. SOP terkait proses kerja yang disebutkan di dalam panduan ini


SOP Tatalaksana penanganan kasus Pneumonia pada balita

3. Form – form yang digunakan di dalam proses kerja


Register harian pasien MTBS dan Anak serta form pelaporan pasien ISPA

4. Metodologi pendokumentasian proses kerja ini


Hasil kegiatan ISPA dilaporkan secara berjenjang, dari Pusat kesehatan
Masyarakat Sukorejo kemudian ke dinas kesehatan Kota Blitar Format dikirim
menggunakan link program pelaporan kasus ISPA atau dikirim dalam bentuk
email.

Blitar, Maret 2023


Penanggung Jawab Program

Rismawati Rizal S.kep.Ns

NIP.19741013 199803 2002

7
8

Anda mungkin juga menyukai