ETIKA BATUK
A. Pendahuluan
Penyakit infeksi terkait pelayanan kesehatan atau Healthcare Associated
Infection (HAIs) merupakan salah satu masalah kesehatan diberbagai negara di
dunia, termasuk Indonesia. Dalam forum Asian Pasific Economic Comitte (APEC)
atau Global health Security Agenda (GHSA) penyakit infeksi terkait pelayanan
kesehatan telah menjadi agenda yang di bahas. Hal ini menunjukkan bahwa HAIs
yang ditimbulkan berdampak secara langsung sebagai beban ekonomi negara.
Secara prinsip, kejadian HAIs sebenarnya dapat dicegah bila fasilitas pelayanan
kesehatan secara konsisten melaksanakan program PPI. Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi merupakan upaya untuk memastikan perlindungan kepada
setiap orang terhadap kemungkinan tertular infeksi dari sumber masyarakat umum
dan disaat menerima pelayanan kesehatan pada berbagai fasilitas kesehatan salah
satunya usaha PPI untuk menurunkan angka penyakit tbc adalah dengan etika
batuk dengan harapan Indonesia bebas TB th 2050 bisa tercapai. Batuk bukanlah
penyakit tetapi merupakan mekanisme tubuh dalam saluran pernapasan dan
merupakan gejala suatu penyakit atau reaksi terhadap iritasi tengorokan karena
adanya lendir,makanan,asap dan sebagainya,sedangkan bersin adalah respon
tubuh yang dilakukan oleh membran hidung ketika mendeteksi adanya bakteri dan
kelebihan cairan yang masuk kedalam hidung sehingga secara otomatis tubuh akan
menolak bakteri tersebut.
Sebagai salah satu institusi pelayanan kesehatan Puskesmas Pagak wajib
memberikan pengetahuan tentang pencegahan dan pengendalian terhadap infeksi
yang termasuk didalamnya tentang kewaspadaan isolasi terhadap transmisi udara/
airborne dalam mencegah penularan penyakit yang dapat menular melalui udara
diantaranya ispa dan tbc.
Pencegahan dan pengendalian terhadap infeksi di puskesmas harus terus
berjalan,salah satu hal yang paling sederhana yang dapat dilakukan dalam
menangani penularan penyakit ispa tbc adalah dengan memberikan informasi/
pengetahuan mengenai etika batuk. Sasaran penyuluhan diberikan kepada petugas
medis, karyawan, pasien, pengunjung puskesmas dan masyarakat, karena masih
sering kita temukan disekitar kita keadaan ini yaitu tidak menutup mulut saat batuk
atau bersin ditempat umum, tidak mencuci tangan setelah digunakan untuk menutup
mulut saat batuk atau bersin, membuang ludah sesudah batuk disembarang tempat,
membuang tissue yang sudah dipakai di sembarang tempat dan tidak memakai
masker saat flu atau batuk.
B. Latar Belakang
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan no 27 tahun 2017
a. Pasal 2 menyebutkan “Ruang lingkup Peraturan Menteri ini meliputi
pelaksanaan PPI di Fasilitas Pelayanan Kesehatan berupa rumah sakit,
puskesmas, klinik, dan praktik mandiri tenaga kesehatan.”
b. Pasal 3 ayat (1)Setiap Fasilitas Pelayanan Kesehatan harus melaksanakan
PPI.
Diterapkan untuk semua orang terutama pada kasus infeksi dengan jenis transmisi
airborne dan droplet. Fasilitas pelayanan kesehatan harus menyediakan sarana
cuci tangan seperti wastafel dengan air mengalir, tisu, sabun cair, tempat sampah
infeksius dan masker bedah.Petugas, pasien dan pengunjung dengan gejala
infeksi saluran napas, harus melaksanakan dan mematuhi langkah-langkah
sebagai berikut:
a) Menutup hidung dan mulut dengan tisu atau saputangan atau lengan atas.
b) Tisu dibuang ke tempat sampah infeksius dan kemudian mencuci tangan.
Edukasi/ Penyuluhan dan fasilitas pelayanan kesehatan lain dapat dilakukan
melalui audio visual, leaflet, poster, banner, video melalui TV di ruang tunggu atau
lisan oleh petugas.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengurangi resiko infeksi di Puskesmas Pagak
2. Tujuan Khusus
Setelah mendapat penyuluhan mengenai etika batuk sasaran diharapkan
dapat
Menjelaskan pengertian dari batuk
Menjelaskan tujuan etika batuk
Menjelaskan dampak dari batuk
Menjelaskan kebiasaan batuk yang salah
Menjelaskan cara batuk yang benar
G. Sasaran
UPTD Puskesmas Pagak UKP UKM dan lingkungan Puskesmas Pagak
Mengetahui
Kepala UPT Puskesmas Pagak Koordinator PPI
I
n
t
a
n