Anda di halaman 1dari 11

PANDUAN

PROGRAM ISPA

UOBF PUSKESMAS PURWODADI


DINAS KESEHATAN KABUPATEN PASURUAN
TAHUN 2022
PEMERINTAH KABUPATEN PASURUAN
DINAS KESEHATAN
UOBF PUSKESMAS PURWODADI
Jl. Lingkar AMD Purwodadi Pasuruan Jawa Timur 67163
Telp (0343) 613959 email: pkm.purwodadi1999@gmail.com

BAB I
DEFINISI

A. Latar Belakang
Indikator persentase pengobatan penyakit menular pada balita merupakan indikator
menggambarkan kinerja pengendalian ISPA pada balita. Pengendalian ISPA
dititikberatkan pada pengendalian penyakit pneumonia, karena penyakit pneumonia
yang memiliki kontribusi cukup besar terhadap angka kesakitan dan kematian balita.
Kegiatannya meliputi deteksi dini dan tatalaksana kasus pneumonia pada balita.
Balita yang datang atau berobat dengan keluhan batuk atau kesukaran bernapas
harus diberikan tatalaksana pneumonia, dengan menghitung napas selama 1 menit
penuh dan melihat ada tidaknya Tarikan Dinding Dada bagian bawah Kedalam
(TDDK), baru kemudian diklasifikasi menjadi pneumonia, pneumonia berat dan batuk
bukan pneumonia, serta diberikan tatalaksana sesuai klasifikasi yang telah
ditentukan. Terdapat perluasan definisi tatalaksana pneumonia standar, yang
sebelumnya hanya menekankan pada penemuan kasus melalui pendekatan MTBS
menjadi penemuan kasus dan pengobatan standar menggunakan antibiotik.
Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru (alveoli) dan
mempunyai gejala batuk, sesak nafas, ronki dan infiltrate pada foto rontgen.
Terjadinya pneumonia pada anak sering kali bersamaan dengan terjadinya proses
infeksi akut pada bronkus yang disebut bronkopneumonia. Dalam pelaksanaannya
P2 ISPA semua bentuk pneumonia ( baik Pneumonia maupun bronkopneumonia)
disebut pneumonia saja.
Dari permasalahan tersebut, maka perlu diadakan pelacakan untuk menemukan
kasus pneumonia agar kematian balita akibat penyakit Pneumonia dapat dicegah.

B. Tujuan
Sebagai acuan bagi seluruh aktifitas upaya kesehatan masyarakat khususnya
program P2 ISPA yang dilaksanakan di Puskesmas Purwodadi, sehingga pada
akhirnya pelayanan upaya kesehatan dapat meningkatkan cakupan program P2
ISPA dan mendukung pencapaian standar minimal (SPM).

C. Sasaran
Sasaran pedoman program P2 ISPA adalah penanggung jawab program P2 ISPA,
semua unit pelayanan kesehatan serta petugas kesehatan di jaringan pelayanan
Puskesmas Purwodadi.

D. Ruang Lingkup Pedoman


Ruang lingkup pedoman meliputi (yg terlibat di program)
1. Penanggung jawab P2 ISPA
2. Nakes di semua unit pelayanan Puskesmas Purwodadi
3. Nakes di semua jaringan pelayanan Puskesmas Purwodadi

E. Batasan Operasional
1. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Infeksi akut yang menyerang salah satu
bagian/lebih dari saluran napas mulai hidung sampai alveoli termasuk
adneksanya (sinus,rongga telinga tengah, pleura).
2. Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli)
Pneumonia Balita ditandai dengan adanya gejala batuk dan atau kesukaran
bernapas seperti napas cepat, tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam
(TDDK), atau gambaran radiologi foto thorax/dada menunjukkan infiltrat paru
akut. Demam bukan merupakan gejala yang spesifik pada balita. Dalam
penatalaksanaan pengendalian ISPA semua bentuk pneumonia seperti
bronkopneumonia, bronkiolitis disebut “pneumonia” saja.
3. Sensus/ Care seeking Kegiatan ini ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan
dan kesadaran keluarga balita pneumonia dalam pencarian pelayanan
kesehatan. Kegiatan ini dapat dipadukan dengan tindak lanjut atau pelacakan
penderita pneumonia yang tidak kontrol ulang setelah dua hari pengobatan.
Pada saat kunjungan ke rumah penderita/ sensus diharapkan petugas
kesehatan/ISPA dapat melaksanakan penyuluhan tentang pneumonia kepada
keluarga penderita dan sekitarnya.
BAB II
STANDART KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya


Berikut ini kualifikasi SDM dan realisasi tenaga program P2 ISPA yang ada di
Puskesmas Purwodadi.
Kualifikasi SDM dengan pendidikan minimal D III dikelola oleh 1 orang dengan latar
belakang sebagai berikut:
Realisasi : pendidikan D III Kebidanan
Program : P2 ISPA
Masa kerja : 4 Tahun

B. Distribusi Ketenagaan
Berikut ini distribusi ketenagaan program P2 ISPA dan profesinya yang ada di
Puskesmas Purwodadi.
Petugas : Dida Kawidya A. Md. Keb
Profesi : Bidan

C. Jadwal Kegiatan
1. Pengaturan kegiatan upaya kesehatan masyarakat dilakukan bersama oleh
para pemegang program dalam kegiatan lokakarya mini bulanan maupun tri
bulanan/ lintas sektor, dengan persetujuan Kepala Puskesmas.
2. Jadwal kegiatan upaya kesehatan masyarakat program P2 ISPA dibuat untuk
jangka waktu satu tahun, dan di break down dalam jadwal kegiatan bulanan
dan dikoordinasikan setiap pada awal bulan sebelum pelaksanaan jadwal.
3. Program P2 ISPA di koordinasikan oleh Kepala Puskesmas Purwodadi.
BAB III
TATA LAKSANA

A. Lingkup Kegiatan
Lingkup kegiatan P2 ISPA adalah terutama bayi balita yang berusia 0-59 bulan
yang menderita penyakit ISPA/ Pneumonia.

B. Metode
1. Penemuan/ deteksi dini kasus ISPA dan pneumonia balita
Mendeteksi dini balita yang mengalami penyakit ISPA dan pneumonia dengan
cara melakukan pemeriksaan fisik dan melihat tanda pasien yang menderita
ISPA/ pneumonia (sepertipernafasan cuping hidung, TDDK dll), menggunakan
aritimer untuk menghitung napas dan oksimeter untuk mengetahui kadar
oksigen dalam darah. P2 ISPA mengklasifikasi ISPA sebagai berikut :
a. Pneumonia berat : ditandai secara klinis oleh adanya tarikan dinding dada
kedalam (chest indrawing) pada saat bernafas
b. Pneumonia : ditandai secara klinis oleh adanya nafas cepat
c. Bukan pneumonia : ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bisa disertai
demam, tanpa tarikan dinding dada ke dalam, tanpa nafas cepat.
Rinofaringitis, faringitis, dan tonsilitis tergolong bukan pneumonia.
2. Sensus terhadap 10 tetangga dari pasien yang menderita pneumonia dengan
cara menggali informasi dari pasien yang periksa atau melakukan Care Seeking
yaitu kunjungan rumah terhadap pasien yang menderita pneumonia (jika
diperlukan)
3. Kunjungan ulang 2 hari setelah kunjungan pertama.

C. Langkah Kegiatan
1. Perencanaan (P1)
Penanggung jawab ISPA/ Pneumonia merencanakan kegiatan deteksi dini
ISPA Pneumonia dan sensus/ care seeking melalui POA BOK (plan of action
Bantuan Operasional Kesehatan) pada kegiatan yang bersumber dana APBN
2. Pelaksanaan (P2)
a. Melakukan pemeriksaan pada pasien dan menentukan apakah pasien
menderita ISPA/ Pneumonia
b. Menindaklanjuti pasien saat kunjungan ulang apakah ada perbaikan atau
tidak
c. Mengkoordinasikan dengan bidan desa/ lintas program lainnya tentang
kegiatan yang akan dilaksanakan
d. Merekap data baik dari register MTBS/ epuskesmas dan laporan dari bidan
desa baik di Pustu maupun Polindes
e. Melaporkan hasil rekapan kepada Kepala Puskesmas dan melanjutkannya
ke Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan.
3. Pengawasan pengendalian penilaian (P3)
a. Petugas mencatat hasil kegiatan dan melaporkan hasil kegiatan
b. Petugas mengevaluasi laporan hasil pencapaian
BAB IV
LOGISTIK

Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan Pedoman upaya


Kesehatan masyarakat direncanakan dalam pertemuan lokakarya mini lintas program dan
lintas sektor sesuai dengan tahapan kegiatan dan metoda pemberdayaan yang akan
dilaksanakan
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN PROGRAM

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan UKM perlu diperhatikan


keselamatan sasaran dengan melakukan identifikasi. risiko terhadap segala kemungkinan
yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan UKM. Upaya pencegahan risiko
terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan UKM perlu diperhatikan


keselamatan kerja karyawan puskesmas dan lintas sektor terkait dengan melakukan
identifikasi risiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan
kegiatan. Upaya pencegahan risiko harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan UKM yang
akan dilaksanakan.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Mutu Kinerja pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dimonitor dan dievaluasi


dengan
menggunakan indikator sebagai berikut:
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadual
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
3. Ketepatan metoda yang digunakan
4. Tercapainya indikator kinerja UKM Permasalahan dibahas pada tiap pertemuan
lokakarya tiap bulan.
BAB IX
PENUTUP

Demikian pedoman program P2 ISPA ini dimaksudkan untuk memberikan acuan


dalam melaksanakan program P2 ISPA sehingga pada pelaksanaanya nanti kegiatan
yang dilaksanakan akan lebih terarah. Dalam pelaksanaan kegiatan tentunya banyak
sekali hambatan dan rintangan, namun dengan semangat yang tinggi dan kerja keras
kami mampu mengatasinya, tentunya masih banyak kekurangan. Diharapkan pada semua
pihak yang terkait dapat melaksanakan program P2 ISPA dengan baik dan profesional
sehingga mendapat hasil yang lebih baik sehingga dapat memberikan apresiasi baik yang
bersifat positif atau sebaliknya. Sekian atas perhatiannya kami sampaikan terimakasih.

Kepala UOBF
Puskesmas Purwodadi

dr Meita Devi. R, M. Kes


NIP 19640517 198903 2 011

Anda mungkin juga menyukai