Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu upaya untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian balita adalah dengan
melakukan pemeliharaan kesehatannya. Pemeliharaan kesehatan anak balita dititik beratkan
kepada upaya pencegahan dan peningkatan kesehatan serta pengobatan dan rehabilitasi yang
dapat dilakukan di Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Polindes dan di Posyandu, karena
Posyandu merupakan tempat yang paling cocok untuk memberikan pelayanan kesehatan pada
balita secara menyeluruh dan terpadu. Dengan membawa balita ke Posyandu akan mendapatkan
manfaat yaitu anak mendapatkan kesehatan ke arah yang lebih baik, mendapatkan kemudahan
pelayanan disatu kesempatan dalam satu tempat sekaligus, dapat menghindari pemborosan
waktu. Tingkat partisipasi masyarakat mencapai target yang diharapkan dan cakupan pelayanan
dapat Kunjungan balita di Posyandu berkaitan dengan peran Ibu sebagai orang yang paling
bertanggung jawab terhadap kesehatan balitanya, karena balita sangat bergantung dengan
Ibunya. Kunjungan Ibu dengan membawa balita ke Posyandu karena adanya motif tertentu
misalnya agar anaknya mendapatkan pelayanan kesehatan yang maksimal. Untuk itu, motivasi
Ibu dalam pemanfaatan Posyandu balita diperluas sehingga dapat mempercepat terwujudnya
peningkatan derajat kesehatan balita. mempunyai andil yang besar dalam meningkatkan
kesehatan balita.

Salah satu UKBM yang memiliki peran signifikan dalam pemberdayaan masyarakat
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat adalah posyandu. Posyandu dikelola dan
diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, untuk memberdayakan dan
memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar
bagi masyarakat terutama ibu, bayi, dan anak balita. Data dari Profil Kesehatan Indonesia tahun
2014, di Indonesia terdapat 289.635 posyandu, dengan rasio 3,42 Posyandu perdesa/kelurahan
(Kemenkes, 2014). Sedangkan berdasarkan Profil Kesehatan Maluku Tahun 2014, sampai pada
Tahun 2013 terdapat 2.137 posyandu di Provinsi Maluku yang terdiri dari 47,54% posyandu
pratama, 35,75% posyandu madya, 14,93% posyandu purnama, dan 1,78% posyandu mandiri.
Sedangkan rasio kecukupan posyandu terhadap masyarakat, pada Tahun 2014 adalah sebanyak
2.080 unit, maka rasio posyandu terhadap jumlah desa/kelurahan adalah 1,78.
Posyandu memiliki 5 program prioritas yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga
berencana, imunisasi, gizi, serta pencegahan dan penanggulangan diare. Kegiatan Utama
diantaranya KIA, KB, Imunisasi, Peningkatan gizi, Penanggulangan diare. Sedangkan kegiatan
Pengembangan Bina Keluarga Balita (BKB), Penemuan Dini dan Pengamatan Penyakit Potensial
Kejadian Luar Biasa (KLB), misalnya Infeksi Saluran Pernafasan Akut, Demam Berdarah, Gizi
Buruk, Polio, Campak dan Tetanus Neonatorum, Program Diversifikasi Pertanian Tanaman
Pangan dan Pemanfaatan Pekarangan melalui Tanaman Obat Keluarga, Kegiatan Ekonomi
Produktif seperti usaha peningkatan pendapatan keluarga, usaha simpan pinjam dan berbagai
program pembangunan masyarakat desa lainnya.

Salah satu indikasi pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh masyarakat adalah keaktifan
kedatangan masyarakat ke pusat pelayanan tersebut dalam hal ini spesifik kepada pemanfaatan
pelayanan posyandu yaitu keaktifan anak dating ke posyandu atau keaktifan orang tua membawa
anaknya ke posyandu yang dapat dilihat dari perbandingan diantara jumlah anak yang ditimbang
dibandingkan jumlah semua balita yang ada di wilayah tersebut atau D/S.

Berdasarkan data dari Profil Kesehatan Indonesia tahun 2015, Cakupan penimbangan
balita dari tahun 2010 sampai tahun 2014 di Indonesia cenderung meningkat. Namun pada tahun
2015 terjadi penurunan menjadi 73,0%, hal itu disebabkan pada tahun 2015 terjadi peralihan
RPJMN tahun 2015-2019 dimana terdapat pengembangan sasaran program dan penambahan
indikator baru terkait Renstra Kemenkes sehingga cakupan dan target penimbangan balita di
posyandu belum tersosialisasikan dengan baik. Dalam Profil Kesehatan Maluku Tahun 2014,
Kegiatan penimbangan balita di Posyandu (D/S) menjadi salah satu indikator yang ditetapkan
pada Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2014 yang ditargetkan
sebesar 65%. Indikator ini berkaitan dengan cakupan pelayanan gizi pada balita,
cakupan pelayanan kesehatan dasar khususnya imunisasi serta penanganan
prevalensi gizi kurang pada balita. Dengan cakupan D/S yang tinggi, diharapkan
semakin tinggi pula cakupan vitamin A, cakupan imunisasi dan semakin rendah
prevalensi gizi kurang. Cakupan penimbangan balita di posyandu (D/S) di Maluku pada tahun
2014 sebesar 70,91%. Cakupan ini lebih rendah dibandingkan tahun 2013 yaitu sebesar 89,30%.
Capaian pada tahun 2014 telah memenuhi target Renstra 2014 sebesar 65%. Pada tingkat
Kabupaten Kota terdapat 8 Kab/Kota dengan capaian melebihi target 65%.
Banyak hal yang mempengaruhi kunjungan ibu bayi dan balita ke posyandu tersebut.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yuryanti (2010) dan Koto (2011) tentang factor-
faktor yang berhubungan dengan kunjungan ibu balita ke posyandu disebabkan oleh banyak
faktor antara lain umur ibu, tingkat pendidikan, pengetahuan, sikap, jarak tempuh ke posyandu,
program PMT, dorongan keluarga dan dorongan petugas kesehatan. Oleh sebab itu penulis ingin
mengetahui apakah dengan dilakukan pemberian informasi (leaflet) sebelumnya dapat
meningkatkan cakupan pelaksanaan posyandu salam (Puskesmas Hative Kecil).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah yaitu minimalnya kunjungan
posyandu bayi/balita, oleh karena itu penulis ingin mengetahui apakah dengan dilakukan
pemberian informasi (leaflet) dapat meningkatkan cakupan pelaksanaan posyandu salam tanggal
25 Agustus 2017?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan dilakukan penelitian ini yaitu untuk mengetahui cakupan pelaksanaan posyandu salam
(Puskesmas Hative Kecil) tanggal 25 Agustus 2017 setelah diberikan informasi (leaflet)
sebelumnya.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui perbandingan cakupan posyandu salam pada tiga bulan terakhir.

b. Untuk mengetahui Saran/harapan pengguna posyandu demi meningkatkan kunjungan


posyandu.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Puskesmas

a. Hasil laporan ini dapat memberikan informasi terkait dengan kunjungan/kehadiran di


posyandu.

b. Hasil laporan ini dapat dijadikan masukan untuk membuat usulan dalam perencanaan
pelayanan, pengembangan dan kegiatan kesehatan selanjutnya terutama posyandu.
2. Bagi Penulis

Meningkatkan pengetahuan penulis tentang posyandu, kunjungan posyandu, dan mengetahui


permasalahan-permasalahan terkait kunjungan posyandu di masyarakat.

3. Bagi Masyarakat

Hasil evaluasi ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan dapat meningatkan
minat kunjungan warga untuk mengunjungi posyandu setiap bulan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Posyandu
1. Pengertian Posyandu

Posyandu adalah suatu forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan
masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai strategi dalam mengembangkan
sumber daya manusia sejak dini. Sebagai pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan
kesehatan, keluarga berencana, pusat pelayanan terhadap keluarga berencana, serta pos
kesehatan yang dikelola dan diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat dengan dukungan
teknis dari petugas kesehatan.

Dalam Pedoman Pelaksanaan Posyandu Tahun 2011 disebutkan bahwa Posyandu merupakan
salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan
diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan
kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat
dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian
ibu dan bayi.

UKBM adalah wahana pemberdayaan masyarakat, yang dibentuk atas dasar kebutuhan
masyarakat, dikelola oleh, dari, untuk dan bersama masyarakat, dengan bimbingan dari petugas
Puskesmas, lintas sektor dan lembaga terkait lainnya.

Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan adalah proses pemberian informasi kepada


individu, keluarga atau kelompok (klien) secara terus menerus dan berkesinambungan mengikuti
perkembangan klien, serta proses membantu klien, agar klien tersebut berubah dari tidak tahu
menjadi tahu atau sadar (aspek pengetahuan atau knowledge), dari tahu menjadi mau (aspek
sikap atau attitude), dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang diperkenalkan
(aspek tindakan atau practice).

2. Tujuan Posyandu
a. Tujuan Umum
Menunjang percepatan penurunan angka kematian ibu dan angka kematian bayi dan
angka kematian anak balita di Indonesia melalui upaya pemberdayaan masyarakat.
b. Tujuan khusus
Meningkatkan peran masyarakat dalam penyelenggaraan upaya kesehatan dasar,
terutama yang berkaitan dengan penurunan angka kematian ibu, angka kematian
bayi, dan angka kematian anak balita.
Meningkatnya peran lintas sektor dalam penyelenggaraan Posyandu, terutama
angka kematian ibu, angka kematian bayi, dan angka kematian anak balita.
Meningkatnya cakupan dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar, terutama yang
berkaitan dengan penurunan angka kematian ibu, angka kematian bayi, dan angka
kematian anak balita.
3. Sasaran Posyandu
Sasaran posyandu adalah semua masyarakat, terutama:
a. Anak bayi
b. Anak balita
c. Ibu hamil, ibu nifas, dan ibu menyusui
d. Pasangan usia subur (PUS).
4. Fungsi Posyandu
a. Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan keterampilan
dari petugas kepada masyarakat dan antara sesame masyarakat dalam rangka
mempercepat penurunan angka kematian ibu, angka kematian bayi, dan angka
kematian anak balita.
b. Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar terutama berkaitan
dengan penurunan angka kematian ibu, angka kematian bayi, dan angka kematian
anak balita.
5. Manfaat Posyandu
a. Bagi masyarakat:
Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan
dasar, terutama berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.
Memperoleh layanan secara profesional dalam pemecahan masalah kesehatan
terutama terkait kesehatan ibu dan anak.
Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan kesehatan dasar terpadu dan pelayanan
sosial dasar sektor lain terkait.
b. Bagi kader, pengelola posyandu, dan tokoh masyarakat
Mendapatkan informasi terlebih dahulu tentang upaya kesehatan yang terkait
dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA
Dapat mewujudkan aktualisasi dirinya dalam membantu masyarakat
menyelesaikan masalah kesehatan terkait dengan penurunan AKI, AKB dan
AKABA
c. Bagi puskesmas
Optimalisasi fungsi Puskesmas sebagai pusat penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, pusat pelayanan
kesehatan perorangan primer dan pusat pelayanan kesehatan masyarakat primer.
Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah kesehatan
sesuai kondisi setempat.
Mendekatkan akses pelayanan kesehatan dasar pada masyarakat.
d. Bagi sektor lain
Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah kesehatan
dan sosial dasar lainnya, terutama yang terkait dengan upaya penurunan AKI,
AKB dan AKABA sesuai kondisi setempat.
Meningkatkan efisiensi melalui pemberian pelayanansecara terpadu sesuai dengan
tugas, pokok dan fungsi (tupoksi) masing-masing sektor.
6. Pengertian Kader

Posyandu Kader adalah seorang tenaga sukarela yang direkrut dari oleh dan untuk
masyarakat yang bertugas membantu masyarakat serta membantu kelancaran pelayanan
kesehatan. Kader posyandu dipilih oleh pengurus Posyandu dari anggota masyarakat yang
bersedia, mampu dan memiliki waktu untuk menyelenggarakan kegiatan Posyandu. Kader
Posyandu menyelenggarakan kegiatan Posyandu secara sukarela.

7. Tingkat Kemandirian Posyandu

Indikator kemandirian posyandu terdiri atas delapan hal yang harus diperhatikan yakni,
frekuensi timbang, rata-rata kader tugas, rata-rata cakupan kehadiran (D/S), cakupan KB,
cakupan KIA, program imunisasi, program tambahan, dan cakupan dana sehat. Penjelasan
mengenai indicator kemandirian yakni diantaranya:
a. Frekuensi penimbangan per tahun Posyandu yang frekuensi penimbangannya kurang
dari 8 kali per tahun, dianggap masih rawan, sedangkan bila frekuensinya sudah 8 kali
dianggap cukup lestari (Warta posyandu, 1993:4).
b. Rata-rata jumlah kader yang bertugas pada hari pelaksanaan posyandu. Pengalaman
selama ini menunjukkan bahwa kegiatan di posyandu bias tertangani dengan baik bila
jumlah kader 5 orang atau lebih. Bila kurang dari 5 orang, biasanya kader kewalahan
melayani sasaran yang datang ke posyandu (Warta posyandu, 1993:4).
c. Cakupan D/S. Cakupan D/S dapat dijadikan sebagai tolak ukur peran serta masyarakat
dan aktivitas kader/ tokoh masyarakat dalam menggerakkan masyarakat setempat
untuk memanfaatkan posyandu. Cakupan D/S dianggap baik bila dapat mencapai 90%
atau lebih, sedangkan bila kurang 90%, dapat dikatakan bahwa posyandu ini belum
mantap (KEPMENKES NO.1457/ MENKES/ SK/ 2003).
8. Kegiatan Posyandu

Kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan pengembangan/pilihan. Secara rinci
kegiatan Posyandu adalah sebagai berikut:

a. Kegiatan Utama
1) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Ibu Hamil

Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu hamil mencakup:

Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan, pengukuran tekanan


darah, pemantauan nilai status gizi (pengukuran lingkar lengan atas),
pemberian tablet besi, pemberian imunisasi Tetanus Toksoid, pemeriksaan
tinggi fundus uteri, temu wicara (konseling) termasuk Perencanaan Persalinan
dan Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB pasca pesalinan yang dilakukan
oleh tenaga kesehatan dibantu oleh kader. Apabila ditemukan kelainan, segera
dirujuk ke Puskesmas.
Untuk lebih meningkatkan kesehatan ibu hamil, perlu diselenggarakan Kelas
Ibu Hamil pada setiap hari buka Posyandu atau pada hari lain sesuai dengan
kesepakatan. Kegiatan Kelas Ibu Hamil antara lain sebagai berikut:
a) Penyuluhan: tanda bahaya pada ibu hamil, persiapan persalinan, persiapan
menyusui, KB dan gizi
b) Perawatan payudara dan pemberian ASI
c) Peragaan pola makan ibu hamil
d) Peragaan perawatan bayi baru lahir
e) Senam ibu hamil
Ibu Nifas dan Menyusui

Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu nifas dan menyusui mencakup:

Penyuluhan/konseling kesehatan, KB pasca persalinan, Inisiasi Menyusui Dini


(IMD) dan ASI eksklusif dan gizi.
Pemberian 2 kapsul vitamin A warna merah 200.000 SI (1 kapsul segera
setelah melahirkan dan 1 kapsul lagi 24 jam setelah pemberian kapsul
pertama).
Perawatan payudara.
Dilakukan pemeriksaan kesehatan umum, pemeriksaan payudara, pemeriksaan
tinggi fundus uteri (rahim) dan pemeriksaan lochia oleh petugas kesehatan.
Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.
Bayi dan Anak balita

Pelayanan Posyandu untuk bayi dan anak balita harus dilaksanakan secara
menyenangkan dan memacu kreativitas tumbuh kembangnya. Jika ruang
pelayanan memadai, pada waktu menunggu giliran pelayanan, anak balita
sebaiknya tidak digendong melainkan dilepas bermain sesama balita dengan
pengawasan orangtua di bawah bimbingan kader. Untuk itu perlu disediakan
sarana permainan yang sesuai dengan umur balita. Adapun jenis pelayanan yang
diselenggarakan Posyandu untuk balita mencakup:

Penimbangan berat badan


Penentuan status pertumbuhan
Penyuluhan dan konseling
Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan kesehatan,
imunisasi dan deteksi dini tumbuh kembang. Apabila ditemukan kelainan,
segera dirujuk ke Puskesmas.

Keluarga Berencana (KB)

Pelayanan KB di Posyandu yang dapat diberikan oleh kader adalah pemberian


kondom dan pemberian pil ulangan. Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dapat
dilakukan pelayanan suntikan KB dan konseling KB. Apabila tersedia ruangan
dan peralatan yang menunjang serta tenaga yang terlatih dapat dilakukan
pemasangan IUD dan implant.

Imunisasi
Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan oleh petugas Puskesmas.
Jenis imunisasi yang diberikan disesuaikan dengan program terhadap bayi dan ibu
hamil.

Gizi
Pelayanan gizi di Posyandu dilakukan oleh kader. Jenis pelayanan yang diberikan
meliputi penimbangan berat badan, deteksi dini gangguan pertumbuhan,
penyuluhan dan konseling gizi, pemberian makanan tambahan (PMT) lokal,
suplementasi vitamin A dan tablet Fe. Apabila ditemukan ibu hamil Kurang
Energi Kronis (KEK), balita yang berat badannya tidak naik 2 kali berturut-turut
atau berada di bawah garis merah (BGM), kader wajib segera melakukan rujukan
ke Puskesmas atau Poskesdes.

Pencegahan dan Penanggulangan Diare

Pencegahan diare di Posyandu dilakukan dengan penyuluhan Perilaku Hidup


Bersih dan Sehat (PHBS). Penanggulangan diare di Posyandu dilakukan melalui
pemberian oralit. Apabila diperlukan penanganan lebih lanjut akan diberikan obat
Zinc oleh petugas kesehatan.

b. Kegiatan Pengembangan/Tambahan
Dalam keadaan tertentu masyarakat dapat menambah kegiatan Posyandu dengan kegiatan
baru, di samping 5 (lima) kegiatan utama yang telah ditetapkan. Kegiatan baru tersebut misalnya:
perbaikan kesehatan lingkungan, pengendalian penyakit menular, dan berbagai program
pembangunan masyarakat desa lainnya. Posyandu yang seperti ini disebut dengan nama
Posyandu Terintegrasi. Penambahan kegiatan baru sebaiknya dilakukan apabila 5 kegiatan utama
telah dilaksanakan dengan baik dalam arti cakupannya di atas 50%, serta tersedia sumber daya
yang mendukung. Penetapan kegiatan baru harus mendapat dukungan dari seluruh masyarakat
yang tercermin dari hasil Survey Mawas Diri (SMD) dan disepakati bersama melalui forum
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD). Pada saat ini telah dikenal beberapa kegiatan tambahan
Posyandu yang telah diselenggarakan antara lain:

1) Bina Keluarga Balita (BKB).


2) Kelas Ibu Hamil dan Balita.
3) Penemuan dini dan pengamatan penyakit potensial Kejadian Luar Biasa (KLB),
misalnya: Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA), Demam Berdarah Dengue (DBD),
gizi buruk, Polio, Campak, Difteri, Pertusis, Tetanus Neonatorum.
4) Pos Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
5) Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD).
6) Penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman (PAB PLP).
7) Program diversifikasi pertanian tanaman pangan dan pemanfaatan pekarangan,
melalui Taman Obat Keluarga (TOGA).
8) Kegiatan ekonomi produktif, seperti: Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga
(UP2K), usaha simpan pinjam.
9) Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin), Tabungan Masyarakat (Tabumas).
10) Kesehatan lanjut usia melalui Bina Keluarga Lansia (BKL).
11) Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR).
12) Pemberdayaan fakir miskin, komunitas adat terpencil dan penyandang masalah
kesejahteraan sosial.
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Balita

Ibu balita dapat dikatakan berperan serta baik dalam kegiatan posyandu yaitu jika dalam
frekuensi minimal 8 kali pertahun atau lebih, dan sebaliknya ibu balita dikatakan berperan serta
buruk atau kurang baik yaitu jika kunjunngannya ke posyandu kurang dari 8 kali pertahun.
Faktor faktor yang berhubungan dengan kunjungan balita ke posyandu (Sri poedji, 2010).

1. Umur balita

Umur balita merupakan permulaan kehidupan untuk seseorang dan pada masa ini perkembangan
kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensi berjalan sangat
cepat. Menurut Sri Poerdji menyatakan bahwa umur hingga 35 bulan merupakan umur yang
paling
berpengaruh terhadap kunjungan karena pada umur ini merupakan pertumbuhan dasar yang akan
mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Khususnya balita diatas usia 36
bulan, karena ibu balita merasa bahwa anaknya sudah mendapakan imunisasi lengkap dan
perkembangan sosial anak semakin bertambah.

2. Jumlah anak

Jumlah anggota keluarga akan mempengaruhi kehadiran ibu yang mempunyai anak balita untuk
hadir atau berpartisipasi dalam posyandu. Hal tersebut sesuai dengan yang dinyatakan oleh
Hurlock (2010) bahwa semakin besar keluarga maka semakin besar pula permasalahan yang
akan muncul dirumah terutama untuk mengurus kesehatan anak mereka. Dalam kaitanya dengan
kehadirannya di posyandu seorang ibu akan sulit mengatur waktu untuk hadir di posyandu
karena waktunya akan habis umtuk memberi perhatian dan kasih sayang dalam mengurus
anaknya di
rumah.

3. Status pekerjaan ibu

Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu- ibu akan
mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga dan waktu untuk mengasuh anak akan
berkurang, sehingga ibu balita yang harus bekerja di luar rumah waktunya untuk berpartisipasi
dalam posyandu mungkin sangat kurang bahkan tidak ada sama sekali untuk ikut
berpartisipasi di posyandu.Sedangkan pada ibu rumah tangga memungkinkan mempunyai waktu
lebih banyak untuk beristirahat dan meluangkan waktu untuk membawa anaknya ke posyandu.
Peran ibu yang bekerja dan yang tidak bekerja sangat berpengaruh terhadap perawatan keluarga.
Hal ini dapat dilihat dari waktu yang diberikan ibu untuk mengasuh dan membawa anaknya
berkunjung ke posyandu masih kurang karena waktunya akan habis untuk menyelesaikan semua
pekerjaan. Aspek lain yang berhubungan dengan alokasi waktu adalah jenis pekerjaan, tempat
ibu bekerja serta jumlah waktu yang dipergunakan untuk keluarga di rumah
( Husnaini, 2009).

4. Jarak tempat tinggal

Jarak antara tempat tinggal dengan posyandu sangat mempengaruhi ibu untuk hadir /
berpartisipasi dalam kegiatan posyandu. Hal tersebut sesuai dengan dinyatakan oleh lawrence
Green dalam Notoatmodjo (2011) bahwa faktor lingkungan fisik/ letak geografis berpengaruh
terhadap
perilaku seseorang/ masyarakat terhadap kesehatan. Ibu balita tidak dating ke posyandu
disebabkan karena ibu tersebut jauh dengan posyandu sehingga ibu balita trrsebut tidak datang
untuk mengikuti kegiatan dalam posyandu. Demikian juga yang dikemukakan oleh WHO dalam
Notoatmodjo (2003) yang menyatakan bahwa sikap akan terwujud didalam satu tindakan
tergantung dari situasi pada saat itu. Ibu balita mau datang ke posyandu tetapi karena jaraknya
jauh/situasi kurang mendukung maka balita tidak berkunjung ke posyandu.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan desain cross
sectional.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat yang digunakan untuk pengamatan atau observasi. Penelitian
ini dilaksanakan di Posyandu Salam yang merupakan salah satu Posyandu di wilayah kerja
Puskesmas Hative Kecil pada RT: 005/ RW:06

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah waktu atau saat yang di gunakan untuk pelaksanaan pengamatan
atau observasi. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2017. Dimana pembagian Brosur/
Leaflet dilakukan pada tanggal 23 Agustus 2017 dan pengamatan dilakukan pada saat
dilaksanakan Posyandu Salam yakni pada tanggal 25 Agustus 2017.

3. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terjadi atas objek atau subyek yang mempunyai
kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti yang di pelajari dan kemudian
ditarik kesimpulanya. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan ibu yang memiliki
bayi/balita pada RT: 005/ RW:06.

b. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap
mewakili seluruh responden. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini yakni Purposive
Sampling. Sampel pada penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki bayi/balita usia 0-59
bulan.

Kriteria Inklusi:
Ibu yang memilikibayi/balita usia 0-59 bulan yang hadir saat pelaksanaan Posyandu
Salam.
Ibu yang memiliki bayi/balita usia 0-59 bulan yang tidak hadir, namun dapat ditemui
di rumah.
Kriteria Eksklusi:
Ibu yang memiliki bayi/balita usia 0-59 bulan yang tidak hadir dan tidak dapat
ditemui.

4. Instrumen Penelitian

Alat yang digunakan pada penelitian ini yakni brosur/leaflet yang berisi tentang informasi
terkait dengan Puskesmas Hative Kecil dan jadwal pelaksanaan Posyandu. Diobservasi hasilnya
pada hari pelaksanaan posyandu, kemudian dibagikan kuesioner yaitu daftar pertanyaan, dimana
responden tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda tertentu. Kuesioner
tersebut terdiri dari beberapa pertanyaan yang meliputi kehadiran di posyandu, penyampaian
informasi jadwal pelaksanaan posyandu, saran terkait posyandu, dll. Pengisian kuesioner tersebut
dengan memberikan tanda silang () atau melingkari jawaban yang dianggap sesuai.

5. Pelaksanaan penelitian

a. Peneliti mengunjungi rumah ke rumah untuk memberikan informasi dalam berupa


leaflet dan mengajak ibu yang memiliki bayi/balita untuk membawa anaknya ke
posyandu tanggal 25 Agustus 2017.

b. Peneliti mengobservasi cakupan kunjungan posyandu pada tanggal 25 Agustus 2017.

c. Membagikan kuesioner kepada sampel/responden untuk kemudian diisi. Untuk yang


hadir dibagikan di Posyandu, dan untuk yang tidak hadir dilakukan kunjungan rumah.

d. Pengumpulan kuesioner dan analisis kuesioner.

e. Pembuatan laporan kegiatan dan melaporkan hasil penelitian kepada pembimbing


selaku Kepala Puskesmas Hative Kecil.

6. Analisis data
Analisis data berupa analisis univariat dan diolah menggunakan aplikasi Microsoft
word 2013 dalam bentuk tabel.
7. Penyajian Data
Data yang diperoleh dari penelitian ini akan disajikan dalam bentuk tabular dimana
hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel dan tekstular dimana hasil penelitian disajikan
dalam bentuk kalimat.

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Karakteristik Lokasi Penelitian


Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Hative Kecil Kecamatan Sirimau adalah berjumlah 17
posyandu yang terdiri dari 2 Posyandu Lansia (Galala dan Hative Kecil), dan 15 sisanya
merupakan Posyandu Bayi/Balita (Nobel, Mawar 1, Mawar 2, Waeruhu, Pinang Putih 1, Pinang
Putih 2, Melati, Anggrek, Dahlia, Aster, Kamboja 1, Kamboja 2, Kecubung, Kampung Buton,
dan posyandu Salam).

Dalam penelitian ini peneliti mengambil Posyandu Salam sebagai Lokasi penelitian.
Posyandu Salam berada di Jl. Kapt. Piere Tendean, daerah gunung melintang, RT:005/ RW: 06
Desa Galala. Jumlah kepala keluarga (KK) pada RT:005/RW:06 hingga bulan Agustus 2017
adalah sebanyak 118 KK, yang terdiri dari 79 KK yang tinggal tetap dan 25 KK yang tinggal
tidak tetap. Jumlah target kunjungan bayi/balita (usia 0-59 bulan) pada Posyandu Salam ini
adalah 60 bayi/balita dari 46 KK. Posyandu ini memiliki 5 orang kader pembantu yang di pilih
berdasarkan keorganisasian dilingkungan sekitar. Namun kader yang aktif hanya berjumlah 3
orang saja. Posyandu Salam memiliki satu tenaga medis yang diberi tanggungjawab oleh
Pukesmas Hative Kecil untuk menangani masalah-masalah medis pada balita dan ibu diwilayah
tersebut, yakni Ny. D. Tuny.

Gedung Poskesdes yang tidak terpakai, digunakan sebagai tempat pelaksanaan Posyandu
Salam. Jadwal pelaksanaan Posyandu Salam adalah setiap tanggal 25 tiap bulan berjalan, namun
jika ada perubahan jadwal Petugas pemegang daerah binaan biasa mengkonfirmasi kepada
kader-kader yang telah ditunjuk.

B. Hasil Penelitian

Pada tanggal 23 Agustus 2017, peneliti bersama dengan petugas DARBIN mengunjungi RT:005/
RW:06 dari rumah ke rumah umtuk membagikan brosur (leaflet) serta menghimbau ibu agar
datang ke posyandu membawa bayi/balita pada tanggal 25 Agustus 2017. Brosur (leaflet)
berhasil dibagikan pada 40 orang ibu, dengan total jumlah bayi/balita adalah 52 orang. Enam
orang ibu tidak dapat ditemui saat dilakukan pembagian brosur (leaflet) karena sedang bekerja
dan tidak ada orang di rumah. Dan pada saat dilakukan kunjungan untuk pembagian kuesioner
(karena tidak hadir), ibu tersebut juga tidak berada di rumah.

Deskripsi Umum Subjek Penelitian


Dari 40 sampel ibu pada penelitian ini, distribusi umur menunjukkan bahwa rentang usia
terbanyak yakni pada kisaran usia 20-35 tahun. Dengan kata lain sampel terbanyak merupakan
Wanita Usia Subur (WUS). Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Distribusi Sampel Menurut Umur

Usia (Tahun) Jumlah Persentase


20-35 35 87,5%
<20->35 5 12,5%
Total 40 100%
Adapun distribusi sampel menurut tingkat pendidikan, menunjukkan bahwa sampel
terbanyak merupakan lulusan SLTA dengan persentase sebesar 35%. Distribusi sampel menurut
tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Distribusi Sampel Menurut Tingkat Pendidikan

Pendidikan Jumlah Persentase


SD 6 15%
SLTP 8 20%
SLTA 14 35%
Perguruan Tinggi 12 30%
Total 40 100%
Distribusi sampel menurut pekerjaan memperlihatkan bahwa 85% atau hampir seluruh
sampel tidak bekerja atau hanya menjadi ibu rumah tangga. Distribusi pekerjaan dapat dilihat
pada tabel 4.3 di bawah ini.

Tabel 4.3 Distribusi Sampel menurut Pekerjaan

Pekerjaan Frekuensi Persentase


Bekerja (PNS) 6 15%
Tidak bekerja (ibu rumah tangga) 34 85%
Total 40 100%
Pada penelitian ini, 40 sampel ibu memiliki total 52 bayi/balita yang rentang usianya
beragam. Rentang usia terbanyak pada bayi/balita dari sampel dalam penelitian ini yakni pada
rentang usia 0-12 bulan sebanyak 28,8%. Lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4 Distribusi Usia Bayi/Balita

Usia (Bulan) Frekuensi Persentase


0-12 15 28,8%
13-24 11 21,2%
25-36 10 19,2%
37-48 9 17,3%
49-59 7 13,5%
Total 52 100%
Kehadiran sampel dan bayi/balitanya di Posyandu Salam pada bulan Mei, Juni, dan Juli
sangat berbeda dengan kehadiran pada bulan Agustus atau saat dilakukan penelitian. Dimana
pada bulan Agustus kunjungan ibu sebesar 85%. Angka ini sangat berbeda dengan kehadiran 3
bulan sebelumnya dimana terbanyak pada bulan Juni itupun hanya 40% kehadiran. Kehadiran
sampel pada pelaksanaan Posyandu Salam dapat dilihat pada tabel 4.5.

Tabel 4.5 Distribusi Kehadiran Ibu dalam 3 Bulan Terakhir

Kehadiran Ibu Bulan


Mei Juni Juli Agustus
Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Hadir 10 25 16 40 10 25 34 85
Tidak Hadir 30 75 24 60 30 75 6 15
Total 40 100 40 100 40 100 40 100
Pada tabel 4.6 di bawah ini menunjukkan distriusi kehadiran bayi/balita. Sama halnya
dengan kehadiran sampel, kehadiran bayi/balita pun menunjukkan angka kehadiran tertinggi
pada bulan Agustus yakni sebesar 78,8% untuk yang hadir. Sedangkan untuk bulan Mei-Juli
tidak mencapai 50% kehadiran.

Tabel 4.6 Distribusi Kehadiran Bayi/Balita 3 Bulan Terakhir

Kehadiran Bulan
Bayi/Balita Mei Juni Juli Agustus
Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Hadir 10 19,2 20 38,5 11 21,2 41 78,8
Tidak Hadir 42 80,8 32 61,5 41 78,8 11 21,2
Total 52 100 52 100 52 100 52 100

Karakteristik Data Primer (Jawaban Kuesioner)


1. Kehadiran Ibu pada bulan Mei, Juni, Juli

Berdasarkan hasil kuesioner yang dibagi pada sampel, dapat dilihat bahwa jawaban
terbanyak yakni sebanyak 24 sampel mengatakan bahwa dalam 3 bulan terakhir (Mei-Juli)
mereka rutin membawa bayi/balita mereka ke posyandu. Namun kenyataannya hanya 7 sampel
dengan total 8 bayi/balita yang rutin datang ke posyandu didasarkan pada data sekunder (absen
kehadiran posyandu, data penimbangan) kehadiran rutin pada Bulan Mei, Juni, dan Juli.
Distribusi kehadiran sampel pada posyandu dapat dilihat pada tabel 4.5.

Tabel 4.7 Kehadiran Sampel Berdasarkan Kuesioner

Kehadiran Jumlah Persentase


Hadir 24 60
Tidak hadir 16 40
Total 40 100

2. Alasan ibu tidak membawa bayi/balita ke posyandu salam

Alasan terbanyak ketidakhadiran sampel pada bulan Mei, Juni, dan Juli berdasarkan
kuesioner yakni tidak sempat/sibuk. Mengingat pekerjaan sampel yang terbanyak merupakan ibu
rumah tangga dan jam posyandu pada pukul 09.00 yang masih merupakan waktu melakukan
aktivitas rumah tangga maka sampel memang kerepotan jika membagi waktu untuk aktivitas
rumah tangga atau membawa bayi/balita ke posyandu.

Sedangkan sampel yang tidak hadir pada bulan Agustus sebanyak 6 sampel. Kuesioner
dibagikan saat kunjungan ke rumah sampel setelah pelaksanaan posyandu dan alasan terbanyak
ketidakhadiran sampel karena bayi/balita mereka sudah diperiksa (termasuk imunisasi) rutin di
dokter swasta. Terdapat 1 sampel yang menjawab alasan lainnya, yakni malu karena anaknya
kurang gizi dan takut dicemooh saat di posyandu.

Tabel 4.8 Alasan Ibu Tidak Membawa Bayi/Balita ke Posyandu

Alasan Bulan ( Mei, Juni, Juli, Agustus)


Mei, Juni, Juli Agustus
Jumlah % Jumlah %
Tidak sempat/sibuk 10 62,5 1 16,7
Jika bayi/balita sehat, 1 6,25 -
tidak perlu ditimbang
Sudah diperiksa rutin di 4 25 4 66,6
dokter swasta
Lainnya 1 6,25 1 16,7
Total 16 100 6 100

3. Waktu Pelaksanaan Posyandu

Posyandu pada pukul 10 pagi sampai selesai merupakan waktu/jam pelaksanaan yang banyak
disarankan oleh sampel yang mengisi kuesioner. Hal ini mungkin diakibatkan oleh pekerjaan
sampel terbanyak yang merupakan ibu rumah tangga.

Tabel 4.9 Waktu Pelaksanaan Posyandu

Jam Jumlah Persentase


Jam 7-9 Pagi - -
Jam 8-10 Pagi 3 7,5
Jam 10 sampai selesai 37 92,5
Total 40 100

4. Isi Brosur (leaflet)

Terkait dengan isi brosur (leaflet) yang dibagikan, menurut sebagian besar sampel, brosur
yang dibagikan isinya mudah dipahami dan membuat mereka lebih tertarik untuk ke posyandu.
Alasannya karena di dalam brosur sudah dimuat tanggal posyandu dan diharapkan tidak ada
perubahan jadwal dari tanggal tersebut. Terdapat 4 sampel yang menyatakan bahwa isi brosur
sulit dipahami dan mereka tidak tertarik untuk dating ke posyandu. Namun mereka tidak
mencantumkan alasan mengenai hal itu.

Tabel 4.10 Isi Brosur (Leaflet)

Isi Brosur Jumlah Persentase


Mudah dipahami & lebih tertarik 36 90
datang ke posyandu
Sulit dipahami & tidak tertarik 4 10
datang ke posyandu
Total 40 100

5. Metode Penyampaian Informasi Waktu Posyandu

Pada tabel 4.11 memuat metode penyampaian informasi mengenai waktu pelaksanaan posyandu
yang diinginkan sampel. Pilihan terbanyak sampel menginginkan bahwa penyampaian informasi
posyandu disampaikan melalui alat pengeras suara di Mesjid, namun diketahui bahwa pengeras
suara di Mesjid tidak dapat berfungsi/rusak maka hal ini tidak dapat diintervensi. Metode lainnya
yang diinginkan sampel yaitu waktu posyandu disampaikan oleh kader dan juga melalui petugas
puskesmas dalam hal ini pemegang darbin.

Tabel 4.11 Metode Penyampaian Informasi Waktu Posyandu

Jenis Metode Frekuensi Persentase


Melalui Kader 13 32,5
Melalui petugas Puskesmas 9 22,5
(darbin)
Melalui SMS 3 7,5
Melalui pengeras suara di Mesjid 15 37,5
Total 40 100

6. Tindaklanjut Jika Ada Bayi/Balita yang Tidak Hadir

Berdasarkan tabel 4.12 diketahui bahwa sampel menginginkan adanya tindak lanjut yang
dilakukan oleh petugas puskesmas apabila ada bayi/balita yang tidak hadir pada waktu
pelaksanaan posyandu. Tindaklanjut terbanyak yang diinginkan adalah dilakukannya kunjungan
rumah oleh petugas kesehatan sebanyak 70%.

4.12 Tindaklanjut Jika Bayi/Balita Tidak Hadir

Tindaklanjut Frekuensi Persentase


Kunjungan rumah 28 70
Memberikan hadiah pada 9 22,5
bayi/balita yang rutin datang ke
posyandu
Membuat suasana posyandu yang 3 7,5
menarik
Total 40 100

7. Harapan/Saran Sampel Terkait Pelaksanaan Kegiatan Posyandu Salam

Berikut merupakan harapan/saran sampel yang disimpulkan oleh peneliti terkait dengan
pelaksanaan kegiatan di Posyandu Salam:

a. Memberikan PMT/makanan tambahan/cemilan sehat saat kegiatan Posyandu pada balita


agar dapat meningkatkan minat/ketertarikan warga untuk mengunjungi posyandu.
Makanan tambahan/cemilan sehat dapat disediakan dengan menggunakan iuran khusus
setiap bulan.
b. Petugas kesehatan memberikan informasi terkait perkembangan bayi/balita di usia
masing-masing.
c. Petugas kesehatan dapat mengadakan sosialisasi terkait dengan pentingnya mengunjungi
posyandu.
d. Diharapkan posyandu dapat dilaksanakan 2x dalam sebulan.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan intervensi pada tanggal 23 Agustus 2017 berupa pemberian informasi dalam
bentuk pembagian brosur (leaflet) yang berisi informasi mengenai pelayanan di Puskesmas
Hative Kecil dan ajakan untuk ke Posyandu Salam pada tanggal 25 Agustus 2017, maka dapat
disimpulkan bahwa terjadi peningkatan cakupan kehadiran yang bermakna pada Bulan Agustus
2017 dibandingkan dengan bulan Mei, Juni, dan Bulan Juli 2017.

B. Saran
1. Bagi Puskesmas

Puskesmas diharapkan bisa mempertahankan cakupan D/S yang sudah baik dan bila perlu
ditingkatkan lagi, Antara lain dengan cara:

a. Puskesmas secara berkala melakukan refreshing kader guna meningkatkan pengetahuan


kader dan memberikan reward kepada kader yang aktif sehingga bias menjadi motivasi
kader untuk lebih aktif.
2. Tenaga Kesehatan
a. Sebagai masukan bagi bidan dalam meningkatkan kinerja kader dalam pelaksanaan
kegiatan posyandu.
b. Meningkatkan bimbingan pada kader posyandu sehingga menambah wawasan dan
pengetahuan kader serta meningkatkan semangat kerja kader dalam pelaksanaan
posyandu.
c. Meningkatkan promosi kesehatan terutama pada ibu yang habis melahirkan untuk
berkunjung ke posyandu sampai anak berumur 5 tahun.
3. Bagi Peneliti Lain

Diharapkan ada penelitian lanjutan terkait dengan topik ini. Misalnya mengenai faktor-faktor
yang berhubungan dengan kunjungan bayi/balita di posyandu.

DAFTAR PUSTAKA

1. Balai pustaka. Posyandu Sebuah Konsep Pendekatan Hak Anak dan Perempuan. 2011. Jakarta
2. DepKes RI. 2011. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Jakarta : Departemen Kesehatan
RI, Penerbit Universitas Diponegoro.
3. Notoadmojo. Ilmu Perilaku Kesehatan. 2011. Jakarta : Rineka cipta.
4. Sri P. Posyandu Sebuah Konsep pendekatan Hak Anak dan Perempuan. 2011
5. Supartini. Analisi Faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Kunjungan Ibu Balita ke Posyandu
di Kecamatan Karangjaya Kabupaten Tasikmalaya tahun 2009. FKM Unsil.
6. Wardiningsih, 2011, Program-Program Posyandu, Bagian, I. Jakarta, 2002
7. Dinas Kesehatan Provinsi Maluku. 2014. Profil Dinas Kesehatan Provinsi Maluku
8. Kementrian Kesehatan RI. 2009. Buku Pegangan Kader Posyandu, Jakarta: Departemen
Kesehatan RI, diakses di www.promkes.depkes.go.id

Anda mungkin juga menyukai