karena dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas Laporan
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
semua pihak yang membaca, agar penulis dapat mengkoreksi dan dapat membuat
Demikianlah laporan kasus ini dibuat sebagai tugas dari kegiatan klinis di
stase Pediatri serta untuk menambah pengetahuan bagi penulis khususnya dan bagi
Jakarta,
September 2017
Penulis
1
BAB I
STATUS PASIEN
No Rekam Medik : 00 92 21 **
Nama : An. MA
Usia : 2 tahun
No Kamar : 10
2
1.2 ANAMNESIS
4x. Keluhan disertai dengan batuk, demam dan nafsu makan berkurang. Awal
mula demam berlangsung tinggi kemudian naik turun. Orang tua pasien
datang ke poli RSIJ mengeluh OS lemas sejak 2 hari SMRS dan sering tidur.
Riwayat Penyakit Dahulu :OS tidak pernah menderita sakit seperti ini
sebelumnya.
3
Riwayat Kelahiran :OS lahir normal spontan, cukup bulan,
dalam rumah.
4
1.3 PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran : Apatis
Tanda Vital
- Nadi : 96x/menit
- Pernapasan : 22x/menit
Antropometri
- BB : 10 kg
- TB : 84 cm
- LK : 48 cm
Status Gizi
- BB/U x 100 %
- TB/U x 100 %
- BB/TB x100 %
5
Status Generalis
rontok).
ikterik (-/), refleks cahaya direk dan indirek (+/+), pupil isokor.
peradangan.
- Mulut : Bibir pucat (-), bibir kering (+), sianosis (-), lidah
6
- Thorax
Pulmo :
wheezing ( -/- )
Cor :
gallop (-)
- Abdomen
7
Auskultasi : Bising usus (+) normal.
kulit elastis.
abdomen.
- Ekstremitas superior
Edema : (-/-)
Sianosis : (-/-)
- Ekstremitas inferior
Edema : (-/-)
Sianosis : (-/-)
peradangan.
8
- Kulit : Tidak pucat, tidak sianosis, turgor elastis kembali
dengan cepat.
Reflek fisiologis +
Reflek patologis -
Hematokrit 33 % 35 43
MCV 77 fl 73 101
MCH 27 pg 23 31
MCHC 36 g/dL 26 - 34
9
Elektrolit
10
1.5 RESUME
An. M usia 2 tahun datang dengan keluhan lemas sejak 2 hari SMRS disertai
nafsu makan menurun (+) batuk (+) dan sering tidur (+). Pada pemeriksaan fisik
1.6 ASSESSMENT :
Demam Dengue
ringan sedang
1.8 TERAPI
Planning :
100 cc 10 tpm
- Depaken syr
- Antrain IV 3x125 mg
11
1.9 FOLLOW UP
Hari/tanggal S O A P
tidak nafsu
makan
membaik.
Nafsu makan
sudah
membaik.
membaik. N: 82 x/m
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Penyakit demam akut, yang disebabkan oleh virus genus Flavivirus,
family Flaviviridae, mempunyai 4 jenis serotype yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-
3, dan DEN-4, melalui perantara nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus
2.2 Etiologi
13
2.3 Epidemiologi
Penyakit ini terdapat di daerah tropis, terutama di negara asean dan
pasific barat. terutama hidup dan berkembang biak di dalam rumah yaitu di
tempat penampungan air jernih atau tempat penampungan air disekitar rumah.
Infeksi primer maupun sekunder dengue pada orang dewasa mungkin
menimbukan perdarahan gastrointestinal yang parah. begitu juga kasus
peningkatan permeabilitas pembuluh darah. Contoh, tahun 1988 di Taiwan,
banyak orang dewasa yang mengalai pedarahan yang berat yang di hubungkan
dengan DEN -1 juga mengalami penyakit ulkus peptikum.
Masa inkubasi ekstrinsik berlangsung selama 8 10 hari. Infeksi virus
dengue pada manusia disebabkan oleh gigitan nyamuk Masa inkubasi
instrinsik sekitar 4 13 hari (rata rata 4 7 hari ) Viraemia tampak sebelum
awitan gejala dan berlangsung selama rata rata lima hari setelah awitan.
Penularan vertikan dapat terjadi, yang mungkin penting bagi kelangsungan
hidup virus, tetapi tidak dalam siklus epidemi.
2.4 Klassifikasi
Klasifikasi DHF berdasarkan patokan dari WHO (1999) DBD dibagi
menjadi 4 derajat :
1. Derajat I
Demam disertai gejala klinis lain, tanoa perdarahan spontan uji torniquet (+),
trombositopenia dan hemokonsentrasi.
2. Derajat II
Derajat I dan disertai perdarahan spontan pada kulit atau di tempat lain.
3. Derajat III
Ditemukan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan darah
rendah (hipotensi), gelisah, sianosis sekitar mulut, hidung dan ujung jari.
4. Derajat IV
Renjatan berat (DSS) dengan nadi tak teraba dan tekanan darah tak dapat
diukur.
Dengue Shock Syndrome ( DSS ) Dengue shock syndrome ( DSS ) adalah
sindroma syok yang terjadi pada penderita Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)
atau demam berdarah dengue.
14
Dengue syok sindrom bukan saja merupakan suatu permasalahan
kesehatan masyarakat yang menyebar dengan luas atau tiba tiba, tetapi juga
merupakan suatu permasalahan klinis, karena 30 50 % penderita demam
berdarah dengue akan mengalami renjatan dan berakhir dengan demam suatu
kematian terutama bila tidak ditangani secara dini dan adekuat.
2.5 Patofisiologi
15
Renjatan yang terjadi akut dan perbaikan klinis yang drastis setelah
pemberian plasma / ekspander plasma yang efektif, sedangkan pada autopsi
tidak ditemukan kerusakan dinding pembuluh darah yang destruktif atau
akibat radang, menimbulkan dugaan bahwa perubahan fungsional dinding
pembuluh darah mungkin disebabkan mediator farmakologis yang bekerja
singkat. Sebab lain kematian pada DHF adalah pedarahan hebat, yang
biasanya timbul setelah renjatan berlangsung lama dan tidak teratasi.
Perdarahan pada DHF umumnya dihubungkan dengan trombositopenia,
gangguan fungsi trombosit dan kelainan sistem koagulasi.
Telah terbukti bahwa DIC secara potensial dapat terjadi juga pada
pasien DHF tanpa renjatan. Dikatakan pada masa dini DHF, peran DIC tidak
menonjol dibandingkan dengan perembesan plasma, tetapi bila penyakit
memburuk dengan terjadinya asidosis dan renjatan, maka renjatan akan
memperberat DIC sehingga perannya akan menonjol.
16
2.6 Manifestasi Klinis
Demam
Awalnya akut, cukup tinggi, dan kontinu, berlangsung lama 2 7 hari
Setiap manifestasi perdarahan berikut : petekia, purpura, ekimosis,epistaksis,
gusi berdarah, dan hematemesis dan / atau melena.
Uji torniquet dilakukan dengan memompa manset tekanan darah sampai suatu
titik tengah antara tekanan sistolik dan diastolik selama 5 menit. Hasil uji di
nyatakan positif jika tampak 10 atau lebih petekia per 2,5 cm2. Pada kasus
DHF, uji tersebut biasanya memberikan hasil yang pasti positif bila tampak 20
petekia atau lebih. Hasil uji mungkin negatif atau agak positif selama fase
syok yang dalam. Hasil tersebut kemudian akan menjadi positif, bahkan
terkadang sangat positif, jika dilakukan setelah pulih dari syok.
Tampak pada beberapa tahap penyakit yaitu sekitar 90 98 % pada anak anak
di thailand, tetapi di negara lain frekuensinya mungkin bervariasi.
Syok
Di tandai dengan denyut yang cepat dan lemah di sertai tekanan denyut yang
menurun ( 20 mmHg atau kurang ), atau hipotensi, juga dengan kulit yang
lembab, dingin, dan gelisah.
17
Temuan laboratorium
18
Serologi
Uji serulogi untuk infeksi dengue dapat dikategorikan atas dua kelompok
besar, yaitu:
1. Uji serulogi memakai serum ganda, yaitu serum yang diambil pada masa
akut dan masa konvalesen. Pada uji ini yang dicari adalah kenaikan antibodi
antidengue sebanyak minimal empat kali. Termasuk dalam uji ini pengikatan
komplemen ( PK ), uji neutralisasi ( NT ) dan uji dengue blot.
2. Uji serologi memakai serum tunggal. Pada uji ini yang dicari ada
tidaknya atau titer tertentu antibodi antidengue. Termasuk dalam golongan ini
adalah uji dengue blot yang mengukur antibodi antidengue tanpa memandang
kelas antibodinya ; uji IgM antidengue yang mengukur hanya antibodi
antidengue dari kelas IgM.
2.8 Tatalaksana
1. Tirah baring
2. Makanan lunak
Bila belum ada nafsu makan dianjurkan untuk minum banyak 1,5 2 liter
dalam 24 jam ( susu, air gula atau sirop ) atau air tawar ditambah dengan
garam saja.
19
o Keadaan umum memburuk
o Hati semakin membesar
o Masa perdarahan memanjang karena trombositopenia
o Hematokrit meninggi pada pemeriksan berkala
Dalam hal ini ditemukan tanda tanda dini tersebut, infus harus
disiapkan dan terpasang pada pasien. Observasi meliputi pemeriksaan tiap jam
terhadap keadaan umum, nadi, tekanan darah, suhu dan pernapasan ; serta Hb
dan Ht setiap 4 6 jam pada hari hari pertama pengamatan, selanjutnya
setiap 24 jam.
20
1. Pasien dengan perdarahan yang membahayakan ( hematemesis dan
melena)
2. Pasien DSS yang pada pemeriksaan berkala, menunjukkan penurunan
kadar Hb dan Ht.
22
DAFTAR PUSTAKA
Peters H, Gilles Wol. Tropical medicine & Parasitology. 3rd. London: Medical
Publications ; 1991.
UI. Demam Berdarah Dengue: Pelatihan bagi pelatih, dokter spesialis anak,
dan dokter spesialis penyakit dalam, dalam tatalaksana kasus DBD. Balai Penerbit
FKUI; Jakarta, 1999.
Garna, Herry, Heda Melinda. Ilmu Kesehatan Anak Pedoman Diagnosis dan
Terapi. Edisi 3. Bandung : 2005.
Soedarmo, Soemarmo S., dkk. Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis. Ikatan
Dokter Anak Indonesia. Jakarta: 2008.
23