Anda di halaman 1dari 4

Dewi Rochmatul Isnaeni

140351606512
OFF A
Inkuiry Learning dan Discovery Learning

Strategi mengajar merupakan suatu teknik atau cara yang ditempuh guru dalam
menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa dan melibatkan interaksi yang aktif dan dinamis
antara guru dan siswa, sehingga tujuan belajar yang telah ditetapkan dapat tercapai secara
efektif dan efisien. 2 contoh strategi pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru adalah
Inkuiry Learning dan Discovery Learning

Inkuiry Learning

Inquiry artinya pertanyaan, pemeriksaan atau penyelidikan. Strategi inquiry berarti


suatu rangkaian belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk
mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat
merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Tujuan metode inkuiri untuk
mengembangkan ketrampilan kognitif dalam penyelidikan, memproses data dan
mengembangkan logika untuk menyerap konsep-konsep yang berkualitas.
Metode inquiry merupakan metode pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-
dasar berfikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses pembelajarannya siswa lebih
banyak belajar sendiri dan mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah. Siswa
benar-benar ditempatkan sebagai subjek yang belajar.
Peranan guru dalam pembelajaran dengan metode inquiry adalah sebagai pembimbing
dan fasilitator. Tugas guru adalah memilih masalah yang perlu disampaikan kepada kelas untuk
dipecahkan dan menyediakan sumber belajar bagi siswa dalam rangka memecahkan masalah
serta tetap membimbing dan mengawasi jalannya diskusi siswa.
Pembelajaran inkuiry biasanya dimulai dengan sebuah pertanyaan pembuka yang
memancing rasa ingin tahu siswa dan atau kekaguman siswa akan suatu fenomena. Siswa diberi
kesempatan untuk bertanya, yang dimaksudkan sebagai pengarah ke pertanyaan inti yang akan
dipecahkan oleh siswa. Selanjutnya, guru menyampaikan pertanyaan inti atau masalah inti
yang harus dipecahkan oleh siswa. Untuk menjawab pertanyaan ini siswa dituntut untuk
melakukan beberapa langkah seperti merumuskan masalah sendiri, merancang eksperimen,
mwngumpulkan dan menganalisis data dan menarik kesimpulan. Jawaban dari pertanyaan inti
tidak dapat ditemukan misalnya di dalam buku teks, melainkan harus dibuat atau dikonstruksi.
Dalam metode inquiry, keterlibatan aktif siswa merupakan suatu keharusan sedangkan
peran guru adalah sebagai fasilitator. Siswa bukan secara pasif menuliskan jawaban pertanyaan
pada kolom isian atau menjawab soal-soal pada akhir bab sebuah buku, melainkan dituntut
terlibat dalam menciptakan sebuah produk yang menunjukkan pemahaman siswa terhadap
konsep yang dipelajari atau dalam melakukan sebuah investigasi. Siswa diminta untuk
berkomunikasi, bekerja berpasangan atau dalam kelompok, dan mendiskusikan berbagai
gagasan. Dalam hal ini, siswa bukan sedang berkompetisi. Jawaban dari permasalahan yang
diajukan guru dapat muncul dalam berbagai bentuk, dan mungkin saja semua jawaban benar.
Dalam menjawab permasalahan, biasanya siswa diminta untuk membuat sebuah produk
yang dapat menggambarkan pengetahuannya mengenai permasalahan yang sedang
dipecahkan. Bentuk produk ini dapat berupa slide presentasi, grafik, poster, karangan, dan lain-
lain. Melalui produk-produk ini guru melakukan evaluasi.

Peranan utama guru dalam menciptakan kondisi inquiry adalah :


1. Motifator, yang memberi rangsangan supaya siswa aktif dan gairah berfikir.
2. Fasilitator, yang menunjukan jalan keluar jika ada hambatan dalam proses berfikir siswa.
3. Penanya, untuk menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka perbuat dan memberi
keyakinan pada diri sendiri.
4. Administrator, yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan didalam kelas.
5. Pengarah, yang memimpin arus kegiatan berfikir siswa pada tujuan yang diharapkan.
6. Manejer, yang mengelola sumber belajar, waktu, dan organisasi kelas.
7. Rewarder, yang memberi penghargaan pada prestasi yang dicapai dalam rangka penigkatan
semangat heuristic pada siswa.

Discovery Learning

Pembelajaran discovery mengacu pada upaya siswa mencapai tujuan pembelajaran


dengan bimbingan yang sangat terbatas atau tanpa bimbingan sama sekali oleh guru. Metode
discovery adalah suatu prosedur pembelajaran yang menekankan pada belajar mandiri,
memanipulasi obyek, melakukan eksperimen atau penyelidikan dengan siswa-siswa lain
sebelum membuat generalisasi. Metode discovery memberikan kesempatan secara luas kepada
siswa dalam mencari, menemukan, dan merumuskan konsep-konsep dari materi pembelajaran.

Berikut 3 ciri utama discovery learning.


mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan, menggabungkan dan
menggeneralisasi pengetahuan;
berpusat pada siswa;
kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah ada.

Dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning guru berperan sebagai


pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif,
sebagaimana pendapat guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa
sesuai dengan tujuan. Kondisi seperti ini ingin merubah kegiatan belajar mengajar yang teacher
oriented menjadi student oriented.
Dalam Discovery Learning, guru memberikan kesempatan siswanya untuk menjadi
seorang problem solver, seorang scientis, historin, atau ahli matematika. Bahan ajar tidak
disajikan dalam bentuk akhir, tetapi siswa dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan
menghimpun informasi, membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan,
mereorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan-kesimpulan.
a. Keuntungan model pembelajaran Discovery Learning
Metode ini dapat membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh
kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya.
Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan gagasan-gagasan.
Membantu siswa menghilangkan skeptisme (keragu-raguan) karena mengarah
pada kebenaran yang final dan tertentu atau pasti.
Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik
Siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar
Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu.
Membantu siswa untuk mengembangkan memperbanyak kesiapan serta penguasaan
keterampilan dalam proses kognitif / pengenalan siswa.
Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi / individual sehingga dapat
kokoh / mendalam tertinggal dalam jiwa siswa tersebut.
Dapat membangkitkan kegairahan belajar para siswa.
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan maju sesuai dengan
kemampuannya masing-masing.
Mampu mengarahkan cara siswa belajar, sehingga lebih memiliki motivasi yang kuat
untuk belajar lebih giat.

a. Kelemahan Discovery Learning


Metode ini menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar. Bagi siswa
yang kurang pandai, akan mengalami kesulitan abstrak atau berfikir atau
mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep, yang tertulis atau lisan, sehingga
pada gilirannya akan menimbulkan frustasi.
Metode ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena
membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan teori atau
pemecahan masalah lainnya.
Harapan-harapan yang terkandung dalam metode ini dapat buyar berhadapan dengan
siswa dan guru yang telah terbiasa dengan cara-cara belajar yang lama.
Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan untuk berfikir yang akan ditemukan oleh
siswa karena telah dipilih terlebih dahulu oleh guru.
Para siswa harus ada kesiapan dan kematangan mental untuk secara belajar ini. Siswa
harus berani dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya dengan baik.
Bila kelas terlalu besar penggunaan tekhnik ini akan kurang berhasil.
Bagi guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pengajaran tradisional
mungkin akan sangat kecewa bila diganti dengan tekhnik penemuan.
Tekhnik ini mungkin tidak memberikan kesempatan untuk berfikir secara kreatif.

Persamaan dan Perbedaan Inkuiry dan Discovery Learning

Johnson (2009) membedakan discovery learning dengan inquiry learning. Proses akhir
discovery learning adalah penemuan, sedangkan inquiry learning proses akhirnya terletak
pada kepuasan kegiatan meneliti. Discovery learning menekankan pada pengalaman seperti
yang dialami oleh peneliti ketika melakukan penemuan suatu temuan. Sedangkan pada
inquiry, guru harus menyediakan situasi sedemikian rupa sehingga siswa didorong untuk
melakukan prosedur yang digunakan dalam penelitian. Persamaan discovery learning dan
inquiry learning yaitu kedua pembelajaran tersebut menekankan pada masalah konstektual
dan aktivitas penyelidikan.

Contoh dalam Pembelajaran IPA

a. Inkuiry Learning
Strategi belajar Inkuiry menekankan pada kegiatan siswa untuk melakukan
penelitian sederhana maupun kompleks dalam menemukan suatu konsep. Misalnya, guru
akan memberikan materi tentang tumbuhan dikotil dan monokotil. Siswa diminta untuk
membawa tanaman apa saja yang ada di sekitar rumahnya ke sekolah. Di kelas guru
mengajak siswa untuk berkelompok sesuai dengan tanaman yang mereka bawa. Disini, guru
hanya sebagai pengarah dan fasilitator saja. Dalam menentukan pengelompokan tanaman,
siswa melakukan pengamatannya sendiri terhadap tanaman yang dibawa dan berpikir
sendiri karakteristik apa saja pada tanaman tersebut yang dapat digunakan untuk
membentuk kelompok yang lebih kecil lagi. Guru memberikan kebabasan pada siswa untuk
menentukan sendiri kelompoknya berdasarkan tanaman yang dibawa. Setelah siswa
berkelompok, barulah guru menanyakan apa saja yang telah kalian teliti dan pelajari dari
tanaman tanaman yang kalian kelompokkan ? Mana saja yang memiliki ciri yang sama ?
Mengapa kallian membedakan tanaman seperti itu ? Setelah siswa menyimpulkan dan
menjawab pertanyaan guru barulah guru memberikan informasi pada siswa bahwa yang
telah dilakukan tadi adalah tanaman dan tumbuhan yang mereka kelompokkan termasuk ke
dalam tanaman dikotil dan monokotil.

b. Discovery Learning
Strategi belajar discovery paling baik dilaksanakan dalam kelompok belajar yang
kecil. Namun dapat juga dilaksanakan dalam kelompok belajar yang besar. Contohnya di
kelas, guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada kelas dan memberikan kesempatan
kepada kelas untuk melakukan refleksi. Guru akan mengajarkan materi tentang bunyi. Guru
membawa alat peraga ke dalam kelas yang dapat menghasilkan bunyi. Lalu, guru
memberikan pertanyaan kepada siswa ketika guru membunyikan alat yang dibawanya. Apa
barusan yang kalian dengar? Mengapa ketika saya pukul alat ini menjadi ada suara?
Mengapa bisa seperti itu? Dalam hal ini guru terus-menerus memberi pertanyaan kepada
siswa untuk merangsang siswa berpikir kritis dalam memecahkan masalah yang diberikan
oleh guru. Pemecahan masalah berlangsung selangkah demi selangkah sampai konsep yang
diinginkan oleh guru ditemukan sendiri oleh siswa. Setelah siswa berdiskusi dalam kelas
dan menarik kesimpulan bahwa itu adalah bunyi, guru memberikan klarifikasi dan
menjelaskan di akhir konsep apa yang sebenarnya ingin dibangin oleh guru pada siswanya.

Anda mungkin juga menyukai