Anda di halaman 1dari 15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Definisi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


I. Pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah semua perilaku yang
dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong
dirinya sendiri dibidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan
kesehatan di masyarakat. PHBS adalah upaya memberikan pengalaman belajar bagi
perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur
komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, guna meningkatkan
pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan Advokasi, Bina Suasana
(Social Support) dan Gerakan Masyarakat (Empowerment) sehingga dapat
menerapkan cara-cara hidup sehat, dalam rangka menjaga, memelihara dan
meningkatkan kesehatan masyarakat.1

II. Tujuan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


B.1 Tujuan Umum
Meningkatnya rumah tangga sehat di desa kabupaten/kota di seluruh
Indonesia.
B.2 Tujuan Khusus
Meningkatkan pengetahuan, kemauan dan kemampuan anggota rumah
tangga untuk melaksanakan PHBS.
Berperan aktif dalam gerakan PHBS di masyarakat.

III. Manfaat PHBS:1


1. Manfaat PHBS bagi rumah tangga:
a. Setiap rumah tangga meningkatkan kesehatannya dan tidak mudah
sakit.
b. Anak tumbuh sehat dan cerdas.

5
c. Produktivitas kerja anggota keluarga meningkat dengan meningkatnya
kesehatan anggota rumah tangga maka biaya yang dialokasikan untuk
kesehatan dapat dialihkan untuk biaya investasi seperti biaya
pendidikan, pemenuhan gizi keluarga dan modal usaha untuk
peningkatan pendapatan keluarga.
2. Manfaat PHBS bagi masyarakat:
a. Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan yang sehat.
b. Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah
kesehatan.
c. Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.
d. Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber
Masyarakat (UKBM) seperti
3. posyandu, jaminan pemeliharaan kesehatan, tabungan bersalin (tabulin),
arisan jamban, kelompok
4. pemakai air, ambulans desa dan lain-lain.

IV. Sasaran PHBS di Rumah Tangga2


Sasaran PHBS di Rumah Tangga adalah seluruh anggota keluarga yaitu:
1. Pasangan Usia Subur
2. Ibu Hamil dan Ibu Menyusui
3. Anak dan Remaja
4. Usia Lanjut
5. Pengasuh Anak

V. Strategi PHBS2
Strategi adalah cara atau pendekatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan
PHBS. Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan telah menetapkan tiga strategi dasar
promosi kesehatan dan PHBS yaitu:
1. Gerakan Pemberdayaan (Empowerment)
Pemberdayaan adalah proses pemberian informasi secara terus-menerus dan
berkesinambungan mengikuti perkembangan sasaran, serta proses membantu

6
sasaran agar sasaran tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek
knowledge), dari tahu menjadi mau (aspek attitude), dan dari mau menjadi mampu
melaksanakan perilaku yang diperkenalkan (aspek practice). Sasaran utama dari
pemberdayaan adalah individu dan keluarga serta kelompok masyarakat. Bilamana
sasaran sudah pindah dari mau ke mampu melaksanakan boleh jadi akan terkendala
oleh dimensi ekonomi.
Dalam hal ini kepada yang bersangkutan dapat diberikan bantuan langsung,
tetapi yang sering kali dipraktikkan adalah dengan mengajaknya ke dalam proses
pengorganisasian masyarakat (community organization) atau pembangunan
masyarakat (community development). Untuk itu sejumlah individu yang telah mau
dihimpun dalam suatu kelompok untuk bekerjasama memecahkan kesulitan yang
dihadapi. Tidak jarang kelompok ini pun masih juga memerlukan bantuan dari luar
(misalnya dari pemerintah atau dari dermawan). Disinilah letak pentingnya
sinkronisasi promosi kesehatan dan PHBS dengan program kesehatan yang
didukungnya.
2. Bina Suasana (Social Support)
Bina suasana adalah upaya menciptakan lingkungan sosial yang mendorong
individu anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang diperkenalkan.
Seseorang akan terdorong untuk mau melakukan sesuatu apabila lingkungan sosial
dimanapun ia berada (keluarga di rumah, orang-orang yang menjadi
panutan/idolanya, kelompok arisan, majelis agama, dan bahkan masyarakat umum)
menyetujui atau mendukung perilaku tersebut. Oleh karena itu, untuk mendukung
proses pemberdayaan masyarakat khususnya dalam upaya meningkatkan para
individu dari fase tahu ke fase mau, perlu dilakukan Bina Suasana. Terdapat tiga
pendekatan dalam Bina Suasana yaitu: pendekatan individu, pendekatan kelompok,
dan pendekatan masyarakat umum.
3. Pendekatan Pimpinan (Advocacy)
Advokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk
mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait (stakeholders).
Pihak-pihak yang terkait ini bisa brupa tokoh masyarakat formal yang umumnya
berperan sebagai penentu kebijakan pemerintahan dan penyandang dana

7
pemerintah. Juga dapat berupa tokoh-tokoh masyarakat informal seperti tokoh
agama, tokoh pengusaha, dan yang lain yang umumnya dapat berperan sebagai
penentu kebijakan (tidak tertulis) dibidangnya dan atau sebagai penyandang dana
non pemerintah. Perlu disadari bahwa komitmen dan dukungan yang diupayakan
melalui advokasi jarang diperoleh dalam waktu yang singkat. Pada diri sasaran
advokasi umumnya berlangsung tahapan-tahapan yaitu: a) mengetahui atau
menyadari adanya masalah, b) tertarik untuk ikut mengatasi masalah, c) peduli
terhadap pemecahan masalah dengan mempertimbangkan berbagai alternatif
pemecahan masalah, d) sepakat untuk memecahkan masalah dengan memilih salah
satu alternatif pemecahan masalah, dan e) memutuskan tindak lanjut kesepakatan.

VI. Indikator PHBS2


Pembinaan PHBS di rumah tangga dilakukan untuk mewujudkan Rumah
Tangga Sehat. Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang memenuhi 7
indikator PHBS dan 3 indikator Gaya Hidup Sehat sebagai berikut:
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
Adalah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan,
dan tenaga para medis lainnya). Persalinan ditolong oleh tenaga
kesehatan menggunakan peralatan yang aman, bersih, dan steril
sehingga mencegah terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan lainnya.
2. Memberi ASI ekslusif
Adalah bayi usia 0-6 bulan hanya diberi ASI saja tanpa memberikan
tambahan makanan atau minuman lain. ASI adalah makanan alamiah
berupa cairan dengan kandungan gizi yang cukup dan sesuai untuk
kebutuhan bayi, sehingga bayi tumbuh dan berkembang dengan baik.
ASI pertama berupa cairan bening berwarna kekuningan (colostrums),
sangat baik untuk bayi karena mengandung zat kekebalan terhadap
penyakit.
3. Menimbang balita setiap bulan
Penimbangan bayi dan balita dimaksudkan untuk memantau
pertumbuhannya setiap bulan. Penimbangan bayi dan balita dilakukan

8
mulai umur 1 bulan sampai 5 tahun di posyandu. Dengan demikian
dapat diketahui apakah balita tumbuh sehat atau tidak dan mengetahui
kelengkapan imunisasi serta bayi yang dicurigai menderita gizi buruk.
4. Menggunakan air bersih
Air adalah kebutuhan dasar yang diperlukan sehari-hari untuk minum,
memasak, mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat
dapur dan sebagainya agar kita tidak terkena penyakit atau terhindar
dari sakit. Rumah tangga yang memiliki akses terhadap air bersih
adalah rumah tangga yang sehari-harinya memakai air minum yang
meliputi air dalam kemasan, ledeng, pompa, sumur terlindung, serta
mata air terlindung yang berjarak minimal 10 meter dari tempat
penampungan kotor air limbah.
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
Manfaat mencuci tangan dengan sabun adalah membunuh kuman
penyakit yang ada di tangan, mencegah penularan penyakit diare,
kolera, disentri, tifus, cacingan, penyakit kulit, Infeksi Saluran
Pernafasan Akut, flu burung atau Severe Acute Respiratory Syndrome
(SARS) serta tangan mejadi bersih dan bebas dari kuman.
6. Menggunakan jamban sehat
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan
kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk
dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi
dengan unit pembuangan kotoran dan air untuk membersihkannya.
Jamban cemplung digunakan untuk daerah yang sulit air, sedangkan
jamban leher angsa digunakan untuk daerah yang cukup air dan daerah
padat penduduk.
7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu
Rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang setelah dilakukan
pemeriksaan jentik secara berkala tidak terdapat jentik nyamuk.
Pemeriksaan jentik berkala adalah pemeriksaan tempat-tempat
perkembangbiakan nyamuk (tempat-tempat penampungan air) yang

9
ada dalam rumah seperti bak mandi atau WC, vas bunga, tatakan kulkas
dan lain-lain. Hal yang dilakukan agar rumah bebas jentik adalah
melakukan 3 M plus (menguras, menutup, mengubur plus menghindari
gigitan nyamuk).
8. Makan buah dan sayur setiap hari
Makan sayur dan buah sangat penting karena sayur dan buah
mengandung vitamin dan mineral yang mengatur pertumbuhan dan
pemeliharaan tubuh serta mengandung serat yang tinggi. Konsumsi
sayur dan buah yang tidak merusak kandungan gizinya adalah dengan
memakannya dalam keadaan mentah atau dikukus. Merebus dengan air
akan melarutkan beberapa vitamin dan mineral dalam sayur dan buah
tersebut. Pemanasan tinggi akan menguraikan beberapa vitamin seperti
vitamin C.
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
Aktivitas fisik adalah melakukan pergerakan anggota tubuh yang
menyebabkan pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi
pemeliharaan kesehatan fisik, mental dan mempertahankan kualitas
hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari. Aktivitas fisik yang
dapat dilakukan antara lain kegiatan sehari-hari yaitu berjalan kaki,
berkebun, mencuci pakaian,mencuci mobil dan turun tangga. Selain itu
kegiatan olahraga seperti push up, lari ringan, bermain bola, berenang,
senam, fitness, dapat juga dilakukan sebagai aktifitas fisik.
10. Tidak merokok di dalam rumah
Tidak merokok adalah penduduk 10 tahun keatas yang tidak merokok
selama 1 bulan terakhir. Perokok terdiri atas perokok aktif dan perokok
pasif. Bahaya perokok aktif dan perokok pasif adalah dapat
menyebabkan kerontokan rambut, gangguan pada mata seperti katarak,
kehilangan pendengaran lebih awal dibanding bukan perokok,
menyebabkan penyakit paru-paru kronis, merusak gigi, sakit jantung,
stroke, kanker kulit, kemandulan, impotensi, kanker rahim dan
keguguran.

10
II.2. Rokok
I. Definisi Rokok
Rokok adalah hasil olahan tembakau yang terbungkus, dihasilkan dari
tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya
yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan. Merokok
merupakan sebuah kebiasaan yang dapat memberikan kenikmatan bagi si perokok,
namun di lain pihak dapat menimbulkan dampak buruk baik bagi si perokok itu
sendiri maupun orang-orang disekitarnya. 3

II. Klasifikasi Perokok


Tingkatan merokok setiap orang berbeda-beda tergantung dari seberapa
sering seseorang itu merokok, jumlah rokok yang dihisapnya dan lamanya
merokok, tetapi perlu diketahui sebelumnya seseorang dikatakan perokok jika ia
memiliki kebiasaan merokok minimal 4 batang per hari juga telah menghisap 100
batang rokok selama hidupnya. Sedangkan jenis perokok dapat dibagi atas perokok
ringan sampai berat. Dimana perokok ringan jika merokok kurang dari 10 batang
per hari, perokok sedang mengisap 10-20 batang per hari dan perokok berat jika
lebih dari 20 batang per hari . Ada empat tipe perilaku merokok, yaitu sebagai
berikut:
a. Perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif
Mereka berpendapat dengan merokok seseorang akan merasakan
penambahan rasa yang positif. Terdapat 3 subtipe berikut ini :
1) Pleasure relaxation
perilaku merokok hanya untuk menambah atau meningkatkan kenikmatan
yang sudah didapat misalnya merokok setelah minum kopi atau makan.
2) Stimulation to pick them up
perilaku merokok hanya dilakukan sekedarnya untuk menyenagkan
perasaan
3) Pleasure of handling the cigarette
kenikmatan yang diperoleh dengan memegang rokok adapun mengisapnya
hanya dibutuhkan waktu beberapa menit saja. Ada juga perokok yang lebih

11
senang berlama-lama untuk memainkan rokoknya dengan jari-jari lama
sebelum ia nyalakan dengan api.
b. Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan negatif
Banyak orang yang merokok untuk mengurangi perasaan negatif, misalnya
jika ia marah, cemas atau gelisah, maka rokok dianggap sebagai penyelamat.
Mereka menggunakan rokok jika ada perasaan tidak enak terjadi sehingga dapat
terhindar dari perasaan yang lebih tidak enak lagi.
c. Perilaku merokok yang adiktif
Perokok yang sudah kecanduan cenderung akan menambah dosis rokok yang
digunakan setiap saat setelah efek dari rokok yang diisapnya berkurang.
d. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan
Merokok sudah menjadi perilaku yang bersifat otomatis, sering kali tanpa
dipikirkan dan tanpa disadari, seseorang perokok menghidupkan kembali api
rokoknya bila rokok yang terdahulu atau sebelumnya telah benar-benar habis.

III. Kandungan Rokok


Kandungan racun rokok yang paling utama adalah sebagai berikut:
i. Nikotin
Nikotin dapat meningkatkan adrenalin yang membuat jantung berdebar lebih
cepat dan bekerja lebih keras, frekuensi jantung meningkat dan kontraksi jantung
meningkat sehingga menimbulkan tekanan darah meningkat.5
ii. Tar
Tar adalah substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada
paru-paru, mengandung bahan-bahan karsinogen.5
iii. Karbon monoksida (CO)
Merupakan gas berbahaya yang terkandung dalam asap pembuangan
kendaraan. CO menggantikan 15% oksigen yang seharusnya dibawa oleh sel-sel
darah merah. CO juga dapat merusak lapisan dalam pembuluh darah dan
meninggikan endapan lemak pada dinding pembuluh darah, menyebabkan
pembuluh darah tersumbat.5

12
IV. Bahaya Merokok
Rokok pada dasarnya merupakan pabrik bahan kimia berbahaya dimana saat
batang rokok terbakar, maka asapnya menguraikan sekitar 4000 bahan kimia
dengan tiga komponen utama, yaitu nikotin yang menyebabkan
ketergantungan/adiksi, tar yang bersifat karsinogenik sedangkan karbon monoksida
yang aktivitasnya sangat kuat terhadap hemoglobin sehingga kadar oksigen dalam
darah berkurang dan bahan-bahan kimia lain yang beracun. Adapun bahaya
merokok adalah sebagai berikut :
a.Bagi perokok aktif
Dapat meningkatkan risiko dua kali lebih besar untuk mengalami serangan
jantung, stroke, tekanan darah tinggi atau kadar kolesterol tinggi dan meningkatkan
risiko 10 kali lebih besar untuk mengalami serangan jantung bagi wanita pengguna
pil KB serta meningkatkan risiko lima kali lebih besar untuk menderita kerusakan
jaringan anggota tubuh yang rentan.
b. Bagi perokok pasif
Dapat terjadi kerusakan paru-paru dimana kandungan rokok tersebut akan
memperparah penyakit yang sedang diderita dan kemungkinan mendapat serangan
janntung yang lebih tinggi dari mereka yang berpenyakit jantung serta anak-anak
yang orang tuanya merokok akan mengalami batuk pilek, radang tenggorokan serta
penyakit paru lebih tinggi.

V. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Merokok


Faktor yang mempengaruhi kebiasaan merokok tersebut antara lain :
i. Faktor orang tua
Pengaruhnya kuat apabila orang tua sendiri menjadi figur contoh sebagai
perokok berat, maka anak-anak juga akan kemungkinan besar untuk menirunya.
Kebiasaan merokok juga disebabkan karena faktor sosio-kultural atau pengaruh
orang tua yang perokok sehingga jumlah perokok di kalangan remaja lebih
meningkat. Faktor-faktor lingkungan seperti orang tua, saudara kandung yang
merokok sangat memegang peranan penting hingga mencapai 75% dari salah satu
orang tua yang merokok. Upaya untuk mengatasi kejadian merokok pada keluarga

13
ini cara yang paling efektif yaitu menggunakan konseling, pendidikan kesehatan,
komunikasi asertif, terapi perubahan perilaku yang dapat menurunkan konsumsi
rokok, menolak ajaran merokok atau narkoba dan meningkatkan kualitas
komunikasi orang tua dan remaja terutama dalam melakukan komunikasi asertif.
ii. Faktor teman 4
Berbagai fakta mengungkapkan bahwa bila semakin banyak remaja yang
merokok, maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok dan
demikian sebaliknya. Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi, yang
pertama remaja tadi terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan teman-teman
remaja tersebut dipengaruhi oleh remaja tersebut, hingga akhirnya mereka semua
menjadi perokok, diantaranya remaja perokok 87% memiliki minimal satu atau
lebih sahabat yang perokok begitu juga dengan remaja bukan perokok. Sekitar 75%
pengalaman mengisap rokok pertama para remaja biasanya dilakukan bersama
teman-temannya. Jika seorang remaja tidak ikutikutan merokok maka ia takut
ditolak oleh kelompoknya, diisolasi atau dikesampingkan.
iii. Faktor kepribadian 4
Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin
melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa dan membebaskan diri dari
kebosanan. Jika mereka (remaja) berhenti merokok, mereka akan susah
berkonsentrasi, gelisah bahkan bias gemuk, sedangkan jika merokok akan merasa
lebih dewasa dan bisa timbul ide atau inspirasi sehingga faktor ini banyak
memengaruhi kebiasaan merokok di masyarakat. Selain faktor diatas alasan
seseorang mulai merokok karena merasa kesepian, sebagai gaya atau pelarian
sehingga mereka menganggap rokok ditampilkan sebagai sesuatu yang baik,
tergambar dalam identifikasi rokok sebagai suatu yang nikmat, tampan, berani,
macho, santai, optimistis, kreatif, penuh petualangan dan penuh kebanggan.
iv. Faktor iklan
Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran
bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour sehingga membuat remaja
sering kali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut.
Iklan rokok menjadi faktor terbesar yang mempengaruhi remaja untuk merokok.

14
Iklan, promosi dan sponsor rokok telah menciptakan dan menanamkan norma
kepada anak bahwa kejadian merokok adalah baik dan biasa. Rokok masih
dianggap sebagai penghasilan utama pemerintah sehingga menjadi polemik dalam
pengendalian masalah tembakau seperti industri rokok juga berkepentingan
mengembalikan citra positif di masyarakat dengan menjadi sponsor di berbagai
kegiatan sosial dan pendidikan.4

III. Variabel Penelitian


1. Pengetahuan (Knowledge)
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu apa yang terjadisetelah orang
melakukan terhadap sesuatu atau objek. Pengetahuan atau kognitif merupakan
dominan yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Perilaku yang
didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak
didasari oleh pengetahuan.Pengetahuan mempunyai enam tingkatan, antara lain:6

a. Tahu (know)
b. Memahami (comprehension)
c. Aplikasi (Aplication)
d. Analisis (analysis)
e. Sintesis (sinthesis)
f. Evaluasi (evaluation)

2. Perilaku
Perilaku dipandang dari segi biologis adalah suatu keinginan atau aktivitas
organisme yang bersangkutan.Perilaku dan gejala yang tampak pada organisme
tersebut dipengaruhi baik oleh faktor keturunan dan lingkungan.Secara umum dapat
dikatakan faktor keturunan dan lingkungan merupakan penentu dari perilaku
makhluk hidup termasuk dari manusia.Faktor keturunan adalah konsepsi dasar atau
modal untuk perkembangan perilaku makhluk hidup itu untuk
selanjutnya.Sedangkan faktorlingkungan merupakan lahan untuk perkembangan

15
perilaku tersebut. Pengukuran perilaku dapat dilakukan dengan cara wawancara dan
angket.6

3. Penyuluhan
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan
cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja
sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bias melakukan suatu anjuran yang
ada hubungannya dengan kesehatan. Sehingga diharapkan pengetahuan dan
kesadaran masyarakat meningkat setelah dilakukannya penyuluhan mengenai
rumah sehat dan dapat tercapainya kesehatan lingkungan yang semakin meningkat.6

IV. Pemecahan Masalah


1. Kerangka Pikir Pemecahan Masalah
Masalah merupakan kesenjangan antara keadaan yang diharapkan dengan
keadaan yang dihasilkan yang menimbulkan rasa tidak puas. Urutan pemecahan
masalah, yaitu:7
a. Identifikasi masalah
Menetapkan keadaan spesifik yang diharapkan, yang ingin dicapai,
menetapkan indikator tertentu sebagai dasar pengukuran kinerja.
Kemudian mempelajari keadaan yang terjadi dengan menghitung atau
mengukur hasil pencapaian. selanjutnya membandingkan antara keadaan
nyata yang terjadi, dengan keadaan tertentu yang diinginkan atau indikator
tertentu yang sudah ditetapkan.
b. Penentuan penyebab masalah
Penentuan penyebab masalah digali berdasarkan data atau kepustakaan
dengan curah pendapat. Penentuan penyebab masalah hendaknya jangan
menyimpang dari masalah tersebut.
c. Menentukan alternatif pemecahan masalah
Seringkali pemecahan masalah dapat dilakukan dengan mudah dari
penyebab yang sudah diidentifikasi. Jika penyebab sudah jelas maka dapat
langsung pada alternatif pemecahan masalah.

16
d. Penetapan pemecahan masalah terpilih
Setelah alternatif pemecahan masalah ditentukan, maka dilakukan
pemilihan pemecahan terpilih. Apabila diketemukan beberapa alternatif
maka digunakan metode Matriks untuk menentukan/memilih pemecahan
terbaik.
e. Penyusunan rencana penerapan
Rencana penerapan pemecahan masalah dibuat dalam bentuk Plan of
Action atau Rencana Kegiatan (POA).
f. Monitoring dan evaluasi
Ada dua segi pemantauan yaitu apakah kegiatan penerapan pemecahan
masalah yang sedang dilaksanakan sudah diterapkan dengan baik dan
menyangkut masalah itu sendiri, apakah permasalahan sudah dapat
dipecahkan.

Identifikasi masalah

Penentuan penyebab
Monitoring dan
masalah paling
Evaluasi
mungkin

Penyusunan rencana Menentukan alternatif


penerapan pemecahan masalah

Penetapan
pemecahan masalah
terpilih

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Pemecahan Masalah

17
2. Analisis Penyebab Masalah
Penentuan penyebab masalah digali berdasarkan data atau kepustakaan
dengan curah pendapat. Untuk membantu menentukan kemungkinan penyebab
masalah dapat dipergunakan diagram fish bone. Metode ini berdasarkan pada
kerangka pendekatan sistem, seperti yang tampak pada gambar di bawah ini :8

INPUT

MAN
MONEY
METHODE

MACHINE MATERIAL

MASALAH

P1
P3
P2
LINGKUNGAN
PROSES

Gambar 2.2 Diagram fish bone

3 Penentuan Alternatif Pemecahan Masalah


Setelah melakukan analisis penyebab maka langkah selanjutnya yaitu
menyusun alternatif pemecahan masalah. Penentuan pemecahan masalah dengan
kriteria matriks mengunakan rumus MxIxV/C. Setelah menemukan alternatif
pemecahan masalah, maka selanjutnya dilakukanpenentuan prioritas alternatif
pemecahan masalah. Penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah dapat
dilakukan dengan menggunakan metode kriteria matriks MxIxV/C. Berikut ini
proses penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan
metode kriteria matriks :8

a. Magnitude(M) adalah besarnya penyebab masalah dari pemecahan masalah


yang dapat diselesaikan. Makin besar (banyak) penyebab masalah yang dapat
diselesaikan dengan pemecahan masalah, maka semakin efektif.

18
b. Importancy (I) adalah pentingnya cara pemecahan masalah. Makin penting
cara penyelesaian dalam mengatasi penyebab masalah, maka semakin efektif.
c. Vulnerability (V) adalah sensitifitas cara penyelesaian masalah. Makin
sensitif bentuk penyelesaian masalah, maka semakin efektif.
d. Cost (C) adalah perkiraan besarnya biaya yang diperlukan untuk melakukan
pemecahan masalah. Masing-masing cara pemecahan masalah diberi nilai.

4 Pembuatan Plan of Action dan Gantt Chart


Setelah melakukan penentuan pemecahan masalah maka selanjutnya
dilakukan pembuatan plan of action serta Gantt Chart, hal ini bertujuan untuk
menentukan perncanaan kegiatan.8

19

Anda mungkin juga menyukai