Anda di halaman 1dari 9

JURNAL INKUIRI

ISSN: 2252-7893, Vol 1, No 2, 2012 (hal 112-120)


http://jurnal.pasca.uns.ac.id

PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN INKUIRI TERBIMBING DENGAN


MEDIA MODUL DAN E LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN
PEMAHAMAN MEMBACA DAN KEMAMPUAN BERPIKIR ABSTRAK

Endah Dwi Yuniyanti1, Widha Sunarno2, Haryono3


1) SMA Negeri 1 Wonogiri
Wonogiri, 57612, Indonesia
endah_dy76@yahoo.com

2) Program Studi Pendidikan Sains Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret


Surakarta, 57126, Indonesia
widhasunarno@gmail.com

3) Program Studi Pendidikan Sains Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret


Surakarta, 57126, Indonesia
haryono_uns@yahoo.co.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran kimia dengan inkuiri terbimbing
menggunakan media modul dan e-learning, kemampuan pemahaman membaca, dan kemampuan berpikir
abstrak terhadap prestasi belajar siswa dan interaksinya. Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen,
dilakukan di SMA Negeri 1 Wonogiri tahun Pelajaran 2011/2012. Dalam penelitian ini sampel dipilih secara
acak (cluster random sampling), sampel pada penelitian ini adalah kelas XI IPA5,6 menggunakan media modul
dan kelas XI IPA4,7 menggunakan media e-learning. Analisis data penelitian menggunakan anava dengan desain
faktorial 2x2x2 sel tak sama dengan bantuan software PASW Versi 18. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa:
(1) tidak ada pengaruh pembelajaran kimia menggunakan inkuiri terbimbing dengan media modul dan e-learning
terhadap prestasi belajar siswa; (2) ada pengaruh kemampuan pemahaman membaca terhadap prestasi belajar
siswa; (3) ada pengaruh kemampuan berpikir abstrak terhadap prestasi belajar siswa; (4) ada interaksi antara
pembelajaran kimia menggunakan inkuiri terbimbing dengan media modul dan e-learning dengan kemampuan
pemahaman membaca terhadap prestasi belajar siswa; (5) tidak ada interaksi antara pembelajaran kimia
menggunakan inkuiri terbimbing dengan media modul dan e-learning dengan kemampuan berpikir abstrak
terhadap prestasi belajar siswa; (6) tidak ada interaksi antara kemampuan pemahaman membaca dengan
kemampuan berpikir abstrak terhadap prestasi belajar siswa; (7) tidak ada interaksi antara pembelajaran kimia
menggunakan inkuiri terbimbing dengan media modul dan e-learning, kemampuan pemahaman membaca,
kemampuan berpikir abstrak terhadap prestasi belajar siswa.

Kata kunci: prestasi belajar, inkuiri terbimbing, anava, kesetimbangan kimia.

Pendahuluan Peningkatan mutu pendidikan senantiasa


diupayakan dengan berbagai perbaikan maupun
Salah satu tujuan nasional adalah pembaharuan kurikulum untuk mengembangkan
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan dalam Undang potensi siswa dalam memaksimalkan proses belajar
Undang Dasar 1945 mengamanatkan pemerintah mengajar, sehingga dihasilkan manusia yang cerdas,
mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem mandiri, dan berdaya saing. Kurikulum Berbasis
pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan Kompetensi (KBK) yang dikenal dengan kurikulum
dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta 2004 dan dikembangkan menjadi Kurikulum Tingkat
akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan Satuan Pendidikan (KTSP) yang dikenal dengan
bangsa yang diatur dengan undang-undang. Menurut kurikulum 2007 memiliki prinsip berpusat pada
UUSPN No. 20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana peserta didik serta lingkungannya. Kurikulum
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik berbasis kompetensi bertujuan untuk menciptakan
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk lulusan yang berkompeten untuk membangun
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian kehidupan diri, masyarakat, bangsa, dan negara.
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta Dalam kurikulum ini, guru diberi peluang yang luas
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, untuk mengembangkan potensinya sesuai dengan
bangsa, dan Negara kebutuhan sekolah dan sistem belajar tuntas benar-
112
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 1, No 2, 2012 (hal 112-120)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
benar dituntut untuk diterapkan agar siswa bisa metode ceramah (lecture method), walaupun
melanjutkan ke kompetensi sebelumnya yang telah sebenarnya fasilitas untuk menggunakan media
dikuasai. pembelajaran sudah memadai, seperti laboratorium
Pada proses belajar mengajar dijumpai kimia, fisika, biologi dan bahasa, setiap kelas telah
berbagai permasalahan yang tidak hanya berasal dari dilengkapai dengan seperangkat komputer dan LCD,
guru dan siswa tetapi juga masalah sarana dan laboratorium komputer dan telah dikembangkan pula
prasarana pendukung dalam proses belajar, sistem jaringan terpadu yang menghubungkan
permasalahan dari siswa terletak pada kecenderungan jaringan internet. Sekolah juga memberikan pelatihan
siswa yang pasif dalam kegiatan pembelajaran, pembuatan media pembelajaran untuk guru akan
sedangkan permasalahan dari guru diantaranya masih tetapi kemauan guru untuk membuat dan
menggunakan pembelajaran yang bersifat verbalistik, memanfaatkan media tersebut masih terbatas, hal ini
proses pembelajaran masih terpusat pada pengajar membuat penerapan metode ceramah masih banyak
(teacher centered learning) dan dalam penyajian dijumpai.
materi yang monoton sehingga kurang menarik dan SMA Negeri 1 Wonogiri yang merupakan
membosankan bagi siswa. Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional siswa dituntut
Untuk mewujudkan pendidikan yang untuk belajar lebih baik dari siswa-siswa di sekolah
berkualitas, salah satu yang harus ada adalah guru reguler, karena pada dasarnya penekanan proses
yang berkualitas. Guru yang berkualitas adalah guru pembelajaran di Rintisan Sekolah Bertaraf
memiliki kompetensi paedagogik, kompetensi Internasional siswa harus menguasai Kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi Dasar relatif tinggi, yaitu dengan Kriteria Ketuntasan
professional. Dalam melaksanakan kompetensi Minimal (KKM) 75. Agar siswa dapat menguasai
paedagogik, guru dituntut memiliki kemampuan kompetensi dasar seperti yang telah ditetapkan, perlu
secara metodologis dalam hal perencanaan dan kiranya siswa memiliki sikap kemandirian belajar
pelaksanaan pembelajaran. Termasuk didalamnya yang tinggi. Namun kenyataannya hal ini belum
penguasaan dalam penggunaan media pembelajaran. banyak dimiliki oleh siswa, hal ini dapat
Media pembelajaran merupakan sarana dan prasarana teridentifikasi dari kenyataan berikut: 1) masih sedikit
pendukung dan memiliki arti penting dalam siswa yang mengajukan pertanyaan ketika pelajaran
keberhasilan belajar. Namun implementasinya tidak akan, sedang atau setelah berlangsung. 2) masih
banyak guru yang memanfaatkannya, penggunaan banyak siswa yang lupa mengerjakan tugas yang
media tertentu yang mendukung belajar khususnya diberikan oleh guru untuk dikerjakan di rumah, 3)
ilmu kimia yang banyak mempelajari konsep yang ketika siswa diberi topik untuk melaksanakan diskusi,
abstrak dirasakan perlu. masih banyak siswa yang pasif mengajukan atau
Upaya lain yang terkait untuk meningkatkan menjawab pertanyaan, kemampuan siswa berpikir
kualitas pembelajaran adalah dengan penggunaan kreatif belum tampak, 4) ketika guru memberikan soal
metode pembelajaran yang tepat, siswa perlu aktif latihan selama proses pembelajaran jarang ada siswa
terlibat dalam proses pembelajaran, dan suatu yang mau mengerjakan di depan kelas, kecuali atas
keyakinan bahwa pembelajaran yang sebenarnya akan tunjukkan dari guru. 5) siswa cenderung tidak
terjadi melalui penemuan pribadi. Pengetahuan yang mengerjakan tugas yang sulit dan memerlukan
dimiliki siswa akan bermakna (meaningfull) manakala pemikiran analitis tingkat tinggi. 6) siswa jarang
didasari oleh keingintahuan. Belajar bermakna mengerjakan soal-soal yang ada di dalam buku
merupakan suatu proses mengaitkan informasi baru pegangan, kecuali atas perintah dari guru, siswa
pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam cenderung mencontoh tanpa ada keingintahuan cara
struktur kognitif seseorang. Didasari hal inilah maka memecahkan masalah 7) kurangnya kemandirian
pembelajaran inkuiri cocok digunakan dalam siswa untuk membaca literatur, 8) respon siswa
pembelajaran kimia khususnya materi kesetimbangan terhadap pertanyaan guru tidak maksimal. Semua hal
kimia. yang telah disampaikan di atas mempengaruhi prestasi
Inkuiri berasal dari kata to inquire yang berarti belajar siswa. Data hasil ulangan harian untuk mata
ikut serta, atau terlibat, dalam mengajukan pelajaran kimia, khususnya kimia dari tahun ke tahun
pertanyaan-pertanyaan, mencari informasi, dan menunjukkan hasil yang masih rendah, data hasil
melakukan penyelidikan. Pembelajaran inkuiri ini belajar kimia siswa kelas XI IPA tiga tahun terakhir
bertujuan untuk memberikan cara bagi siswa untuk disajikan pada tabel 1.
membangun kecakapan-kecakapan intelektual
(kecakapan berpikir) terkait dengan proses-proses Tabel 1. Nilai Ratarata Prestasi Siswa Materi
berpikir reflektif. Jika berpikir menjadi tujuan utama Kesetimbangan Kimia
dari pendidikan, maka harus ditemukan cara-cara NO Tahun Nilai Kriteria Ketuntasan
untuk membantu individu untuk membangun Pelajaran ratarata Minimal
1 2008 2009 71 75
kemampuan itu. 2 2009 2010 72 75
Pada SMA Negeri 1 Wonogiri sampai sekarang 3 2010 2011 72 75
ternyata masih banyak guru yang menggunakan
113
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 1, No 2, 2012 (hal 112-120)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
Dalam proses pembelajaran faktor internal paradigma pendidikan yang menempatkan guru
dan eksternal siswa sangat berpengaruh dan sampai sebagi fasilitator dan agen pembelajaran di mana
saat ini para pendidik belum banyak yang peserta didik dapat memiliki akses yang seluas
memperhatikan. Faktor eksternal merupakan kondisi luasnya kepada beragam media untuk kepentingan
lingkungan siswa baik lingkungan sosial maupun pendidikannya. Adanya fasilitas jaringan internet,
sarana dan prasarana. Sedangkan faktor internal maka dikembangkan pembelajaran e-learning.
merupakan aspek pribadi siswa itu sendiri seperti Pembelajaran elearning merupakan pembelajaran
intelegensi, motivasi, kreativitas, gaya belajar, yang juga menekankan pembelajaran yang mampu
kemampuan berpikir abstrak, kemampuan memahami meningkatkan belajar mandiri pada siswa. Pada
bacaan dan masih banyak lagi. Kemampuan berpikir pembelajaran e-learning, kegiatan pembelajaran tidak
abstrak adalah kemampuan seseorang untuk berpikir terbatas pada ruang dan waktu, melainkan dapat
logis dengan menggunakan simbolsimbol. Dilihat berlangsung kapan saja, dimana saja, dan tidak harus
dari perkembangan berpikir, kemampuan berpikir melalui tatap muka. Hal ini sangat dimungkinkan
abstrak sangat berkaitan dengan struktur operasional karena didukung oleh perkembangan yang luar biasa
formal. Menurut Bell Gredler (1991: 326) seseorang oleh ICT (komputer, multimedia, dan
yang berpikir operasional formal dapat menyusun dan telekomunikasi). Berdasarkan keadaan tersebut
menguji hipotesis tentang sesuatu konsep yang rumit. diterapkan pembelajaran kimia dengan inkuiri
Materi kimia banyak yang bersifat abstrak sehingga terbimbing menggunakan media elearning dan
siswa yang memiliki kemampuan berpikir abstrak modul ditinjau dari kemampuan berpikir abstrak dan
tinggi dapat berpikir mengenai penggunaan efektif kemampuan pemahaman membaca.
dari konsep-konsep serta simbol-simbol dalam Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini
menghadapi berbagai situasi khusus dalam adalah untuk mengetahui: (1) pengaruh pembelajaran
menyelesaikan sebuah masalah, dan berpikir dengan kimia dengan inkuiri terbimbing menggunakan media
tidak memerlukan pertolongan bendabenda konkret modul dan e-learning terhadap prestasi belajar siswa;
atau peristiwaperistiwa konkret, sehingga (2) pengaruh kemampuan pemahaman membaca
kemampuan berpikir abstrak anak mempunyai tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa; (3)
kontribusi positif bagi prestasi belajar siswa pengaruh kemampuan berpikir abstrak tinggi dan
Kemampuan siswa dalam memahami isi buku rendah terhadap prestasi belajar siswa; (4) interaksi
juga merupakan faktor penting dalam menentukan antara pembelajaran kimia dengan inkuiri terbimbing
keberhasilan belajarnya. Membaca merupakan proses menggunakan media modul dan e-learning dengan
pengolahan bacaan secara kritiskreatif dengan tujuan dengan kemampuan pemahaman membaca terhadap
memperolah pemahaman secara menyeluruh tentang prestasi belajar siswa; (5) interaksi antara
suatu bacaan. Kegiatan membaca merupakan aktivitas pembelajaran kimia dengan inkuiri terbimbing
mental memahami pemikiran penulis melalui bacaan menggunakan media modul dan e-learning dengan
(Harris, 1977). Pemahaman terhadap suatu bacaan kemampuan berpikir abstrak terhadap prestasi belajar
melibatkan aspek: pemahaman bahasa dan lambang siswa; (6) interaksi antara kemampuan pemahaman
tertulis, gagasan, nada, dan gaya. Siswa yang dapat membaca dengan kemampuan berpikir abstrak
dengan mudah memahami suatu bacaan berarti dapat terhadap prestasi belajar siswa; (7) interaksi antara
mengolah bacaan untuk menggali informasi yang pembelajaran kimia dengan inkuiri terbimbing
terdapat di dalamnya. Dan apabila siswa memahami menggunakan media modul dan e-learning
materi tersebut maka prestasi belajarnyapun menjadi kemampuan pemahaman membaca dan kemampuan
lebih baik. berpikir abstrak terhadap prestasi belajar siswa.
Modul adalah salah satu bentuk bahan ajar
berbasis cetakan yang dirancang untuk belajar secara Metodologi Penelitian
mandiri oleh peserta pembelajaran, karena itu modul
dilengkapi dengan petunjuk untuk belajar sendiri, Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1
dengan adanya modul ini diharapkan siswa mampu Wonogiri.Penelitian dilakukan pada bulan Juni 2011
meningkatkan belajar mandiri, pada belajar mandiri Agustus 2012. Metode yang digunakan pada
lebih menekankan pada proses dalam diri orang yang penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen
belajar yang berupa sebuah proses mental. Proses menggunakan anava tiga jalan dengan rancangan
belajar mandiri akan efektif apabila terdapat faktorial 2x2x2.
keinginan kuat pada diri peserta didik untuk benar Variabel terikat pada penelitian ini adalah
benar masuk dalam peristiwa belajar. prestasi belajar. Variabel bebasnya adalah metode
Secara paedagogis arah pendidikan terkait pembelajaran yaitu metode inkuiri terbimbing dengan
dengan pengembangan pendekatan dan metodologi media modul dan e-learning. Variabel moderatornya
proses pendidikan dan pembelajaran yang kemampuan pemahaman membaca dan kemampuan
memanfaatkan berbagai sumber belajar (multi berpikir abstrak.
learning resources). Kehadiran teknologi informasi Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas
dan komunikasi dalam kehidupan telah mengubah XI IPA SMA Negeri 1 Wonogiri tahun pelajaran
114
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 1, No 2, 2012 (hal 112-120)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
2011/2012 terdiri dari 7. Sampel pada penelitian ini Rendah
KBA
diambil dengan teknik cluster random sampling, kelas KPM Tinggi
20 81,00
yang menjadi sampel adalah kelas XI IPA5,6 dan XI Tinggi KBA
11 74,09
IPA4,7. Modul
Rendah
Penelitian ini menggunakan desain faktorial KBA
18 78,33
KPM Tinggi
2x2x2 sebagai berikut: dua kelas diberi perlakuan Rendah KBA
pembelajaran kimia dengan inkuiri terbimbing 19 75,26
Rendah
menggunakan media modul dan dua kelas yang lain
diberi perlakuan pembelajaran kimia dengan inkuiri Hasil Uji Hipotesis
terbimbing menggunakan e-learning. Kemudian
keempat kelas tersebut digolongkan dalam
kemampuan pemahaman membaca tinggi dan rendah Hasil uji anava terhadap prestasi
serta kemampuan berpikir abstrak tinggi dan rendah. belajar dalam penelitian ini dianalisis dengan
Pengumpulan data menggunakan teknik tes dan SPSS 18 yang hasil analisinya diajikan pada
non tes (angket). Untuk prestasi kognitif, kemampuan Tabel 3.
pemahaman membaca dan kemampuan berpikir
abstrak, menggunakan teknik tes, sedangkan untuk Tabel 3. Rangkuman Uji Hipotesis Penelitian
prestasi afektif menggunakan angket. Dependent Variable: Prestasi
Instrumen pelaksanaan penelitian yang Variabel Taraf Signifik Keputusan Uji
digunakan berupa silabus, rencana pelaksanaan Signifikansi ansi
pembelajaran (RPP), media pembelajaran, lembar Media 0,05 0,58 H0 diterima
kerja siswa. Silabus disusun berdasarkan standar isi K. Pemahaman 0,05 0,02 H0 ditolak
Membaca
dan RPP merupakan rincian dari silabus yang berisi K.Berpikir Abstrak 0,05 0,25 H0 ditolak
rencana pembelajaran untuk mencapai kompetensi Media*K.Pemahaman 0,05 0,01 H0 ditolak
dasar dilengkapi pula dengan media modul dan e- Membaca
learning. Media* K. Abstrak 0,05 0,55 H0 diterima
K. P membaca* K 0,05 0,80 H0 diterima
Uji normalitas yang digunakan adalah Abstrak
Komolgorov Smirnov dan uji homogenitas digunakan Media*K.P.Membaca* 0,05 0,58 H0 diterima
adalah uji Levenes. Hipotesis dalam penelitian ini K Abstrak
diuji dengan menggunakan uji statistik anava. Semua Uji lanjut anava bertujuan untuk mengetahui
uji dilakukan menggunakan software SPSS 18. perbedaan interaksi antar variabel bebas. Uji lanjut
dilakukan pada semua hipotesis yang diterima atau H0
Hasil Penelitian dan Pembahasan yang ditolak, atau hipotesis yang memperoleh nilai
signifikansi < 0,05. H0 yang ditolak H04, dilakukan uji
Deskripsi Data Scheffe dengan software SPSS 18. Hasil uji Scheffe
Data yang terkumpul dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 4.
terdiri atas data kemampuan berpikir abstrak,
pemahaman membaca, prestasi belajar kognitif dan Tabel 4. Rangkuman Uji Lanjut Scheffe pada Media-
afektif. Sampel penelitian terdiri dari Kelas XI IPA 5 Kemampuan Pemahaman Membaca,
dan XI IPA 6 diberi perlakuan dengan pembelajaran Kemampuan Berpikir abstrak terhadap
Inkuiri terbimbing menggunakan media modul prestasi belajar kognitif
berjumlah 66 siswa dan 68 siswa kelas XI IPA 4 dan Media KPM Media KPM Sig. Kesimpulan
XI IPA 7 yang diberi perlakuan dengan pembelajaran
Inkuiri terbimbing menggunakan media e-learning. ModulKPM Modul KPM 0,01 Ada interaksi
Distribusi frekuensi nilai tes prestasi belajar aspek Tinggi Rendah
kognitif disajikan pada Tabel 2. ELearning 0,76 Tidak ada interaksi
KPM Tinggi
ELearning 0,64 Tidak ada interaksi
Tabel 2. Deskripsi Data Prestasi Belajar Kognitif
KPM Rendah
Ditinjau dari Media, Kemampuan ModulKPM Modul KPM 0,01 Ada interaksi
Pemahaman Membaca, dan Kemampuan Rendah Tinggi
Berpikir Abstrak Siswa ELearning 0,17 Tidak ada interaksi
KPM Tinggi
Variabel Jumlah Rata-rata
ELearning 0,23 Tidak ada interaksi
Siswa
KPM Rendah
KBA ELearning Modul KPM 0,76 Tidak ada interaksi
21 83,10
KPM Tinggi KPM Tinggi Tinggi
Tinggi KBA
E- 13 78,08 Modul KPM 0,17 Tidak ada interaksi
Rendah
learning Rendah
KBA
KPM 17 72,94 ELearning 0,1 Tidak ada interaksi
Tinggi
Rendah
KBA 15 68,67 KPM Rendah
115
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 1, No 2, 2012 (hal 112-120)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
ELearning Modul KPM 0,64 Tidak ada interaksi atau individu untuk menjalankan langkah-langkahnya.
KPM Rendah Tinggi Dimulai langkah perumusan masalah siswa dilibatkan
Modul KPM 0,23 Ada Interaksi aktif berpikir untuk mengidentifikasi masalah dan
Rendah
merumuskan masalah, menyusun hipotesis yang
ELearning 0,1 Tidak ada interaksi
KPM Tinggi
kemudian melakukan pengumpulan data dengan
menggunakan media pembantu dalam hal ini adalah
Keterangan : modul dan e-learning untuk membuktikan hipotesis
KPM = Kemampuan Pemahaman Membaca
yang dibuatnya, serta berani untuk
mempresentasikannya, siswa akan dapat diamati
Pembahasan sejauh mana konsep yang telah dipahami.
Media elerning dan modul merupakan media
Penelitian ini merupakan jenis penelitian pembelajaran yang tepat karena melibatkan dan
eksperimen pada bidang pendidikan. Tempat menekankan kemandirian siswa dalam menguasai
penelitian di SMA Negeri 1 Wonogiri yang konsep kesetimbangan kimia. Media pembelajran e
merupakan salah satu Rintisan Sekolah Bertaraf learning memiliki keunggulan yaitu dengan kegiatan
Internasional (RSBI) di Jawa Tengah. Sampel yang pembelajaran melalui e-learning dimungkinkan
digunakan adalah 4 kelas yang dipilih dengan teknik berkembangnya fleksibilitas belajar siswa secara
cluster random sampling. Ke empat kelas tersebut optimal, di mana siswa dapat mengakses bahan
pembelajaran kimia dengan menggunakan inkuiri bahan belajar setiap saat dan berulangulang. Di
terbimbing tetapi dengan media yang berbeda. Dua samping itu siswa juga dapat berkomunikasi dengan
kelas menggunakan media modul dan dua kelas yang guru setiap saat. Hal ini tentu berbeda dengan
lain menggunakan media elearning. Tinjuan yang pembelajaran konvensional, yaitu proses belajar siswa
digunakan sebagai variabel moderator adalah dan guru telah ditentukan waktu dan tempatnya. e
kemampuan pemahaman membaca dan kemampuan learning akan membantu siswa dalam meningkatkan
berpikir abstrak. pemahaman dalam belajar karena ada visualisasi
Hipotesis yang digunakan meliputi ada berupa animasi dan grafik serta bukan hanya teks
tidaknya pengaruh dan interaksi antara variabel bebas saja. Hal ini sejalan dengan teori belajar Bruner dalam
dan moderator terhadap variabel terkaitnya. Syaiful Sagala (2003:34 -37) Belajar adalah caracara
Hipotesis yang diajukan kemudian diuji bagaimana orang memilih, mempertahankan, dan
statistik berdasar data penelitian. Uji yang dilakukan mentranformasi informasi secara aktif. Dalam proses
merupakan statistik parametrik, tetapi sebelumnya belajar terdapat tiga fase, yaitu: 1) informasi, dalam
dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas tiap pelajaran diperoleh sejumlah informasi, ada yang
dan homogenitas. Dari uji normalitas data terdistribusi menambah pengetahuan yang telah kita miliki, ada
normal dan dari uji homogenitas data bersifat yang memperhalus dan memperdalamnya, adapula
homogen. Setelah kedua uji tersebut terpenuhi informasi yang bertentangan dengan yang telah
selanjutnya dilakukan uji hipotesis dengan diketahui sebelumnya, 2) tranformasi informasi,
menggunakan program SPSS 18. informasi itu harus dianalisis, diubah atau
ditranformasi ke dalam bentuk yang lebih abstrak,
1. Hipotesis Pertama atau konseptual agar dapat digunakan untuk hal- hal
Hasil analisis General Linear Model (GLM) yang lebih luas, sehingga bantuan guru sangat
untuk hipotesis pertama yang ditunjukkan pada Tabel diperlukan, dan 3) menguji evaluasi, seseorang yang
3 diperoleh harga signifikansi sebesar 0,588 > 0,05, memiliki informasi akan menilai pengetahuan yang
ini berarti H0 diterima. Kesimpulan penelitian diperoleh dan tranformasi informasi dapat
menunjukkan tidak ada pengaruh penggunaan dimanfaatkan untuk memahami gejala gejala lain.
pembelajaran inkuiri terbimbing dengan media modul Sedangkan media modul adalah salah satu bentuk
dan e-learning terhadap prestasi belajar siswa. bahan ajar berbasis cetakan yang dirancang untuk
Materi kesetimbangan kimia adalah materi belajar secara mandiri oleh peserta pembelajaran,
yang bersifat abstrak dan konkret, hal ini karena pada karena itu modul dilengkapi dengan petunjuk untuk
materi tersebut siswa harus mempelajari reaksi-reaksi belajar sendiri dan modul dapat sewaktuwaktu
kesetimbangan kimia yang bersifat mikroskopis, dibaca dimanapun mereka berada tanpa harus
siswa tidak dapat mengamati langsung proses membuka komputer atau laptop. Hal ini sesuai dengan
terjadinya reaksi, tetapi dapat juga bersifat kongkrit manfaat modul yang praktis dan komunikatif.
yang hasil dari reaksi dapat diidentifikasi dan diamati Hasil keputusan uji menyimpulkan bahwa
misalnya terbentuknya zat hasil reaksi yang dapat tidak ada pengaruh kedua media pembelajaran
dihitung jumlah dan perubahannya apabila di ubah terhadap prestasi belajar hal ini mungkin disebabkan
faktor faktor yang mempengaruhinya. karena metode yang digunakan sama yaitu inkuiri
Pembelajaran inkuiri terbimbing didisain terbimbing, media yang digunakan juga memiliki
dengan cara siswa diberi permasalahan kemudian keunggulan masing-masing, dan mungkin ada faktor-
siswa diminta untuk bekerja baik secara kelompok
116
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 1, No 2, 2012 (hal 112-120)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
faktor lain yang tidak dapat dikendalikan oleh peneliti merupakan fakta-fakta yang harus diidentifikasi atau
misalkan faktor internal siswa. dideteksi, kemudian menghubungkan fakta satu
Nilai rata-rata prestasi belajar kognitif kelas dengan lainnya, sehingga akan mencapai proses yakin
modul dan e-learning berturut-turut adalah 76,2 dan akan kebenarannya. Setelah yakin akan kebenarannya
77,6. Diterimanya H0 pada hipotesis pertama ini siswa akan membuat keputusan dengan cara menarik
didukung oleh data prestasi belajar afektif siswa. kesimpulan.
Rata-rata prestasi belajar afektif kelas modul dan e- Hal ini sejalan dengan hasil penelitian bahwa
learning berturut-turut adalah 114,9 dan 119,2; kemampuan pemahaman membaca berpengaruh pada
keduanya mendapatkan kriteria B, data pendukung prestasi belajar aspek kognitif, siswa dengan
menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan. kemampuan pemahaman membaca tinggi memiliki
Hal ini dapat diprediksi karena sesuai pendapat Wina prestasi aspek kognitif lebih baik daripada siswa
Sanjaya (2006:56) yang menyatakan keunggulan dengan kemampuan pemahaman membaca rendah.
inkuiri yaitu menekankan pada pengembangan
kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang. 3. Hipotesis Ketiga
Dari uraian diatas dan data-data prestasi belajar yang Hasil analisis General Linear Model (GLM)
diperoleh siswa dapat disimpulkan bahwa kedua untuk hipotesis ketiga yang ditunjukkan pada Tabel 3
pembelajaran memberikan kontribusi yang sama diperoleh harga signifikansi sebesar 0,03 < 0,05, ini
baiknya atau cocok untuk materi kesetimbangan kimia berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Kesimpulan
penelitian menunjukkan Ada pengaruh kemampuan
2. Hipotesis Kedua berpikir abstrak siswa tinggi dan rendah terhadap
Hasil analisis General Linear Model (GLM) prestasi belajar siswa.
untuk hipotesis kedua yang ditunjukkan pada Tabel 3 Kemampuan berpikir abstrak merupakan salah
diperoleh harga signifikansi sebesar 0,02 < 0,05, ini satu aspek internal lain yang berpengaruh terhadap
berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Kesimpulan prestasi belajar, kemampuan berpikir abstrak adalah
penelitian menunjukkan Ada pengaruh kemampuan kemampuan seseorang untuk berpikir logis dengan
pemahaman membaca siswa tinggi dan rendah menggunakan simbolsimbol. Bobby de poter
terhadap prestasi belajar siswa. (2008:134) pemikir abstrak adalah mereka yang suka
Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal berpikir dalam konsep dan menganalisa informasi
diperlukan suatu upaya untuk mengaktifkan faktor- dengan proses logis, rasional dan intektual. Jadi
faktor yang mempengaruhi belajar. Kemampuan kemampuan abstrak seseorang adalah kemampuan
pemahaman membaca adalah salah satu faktor dari aspekaspek kepribadian manusia yang dapat
internal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar diamati secara abstrak namun itu menentukan
siswa. Kemampuan pemahaman membaca adalah keberhasilan seseorang baik karir maupun studi.
kesanggupan seseorang untuk menangkap informasi Siswa yang memiliki kemampuan berpikir
atau ide-ide yang disampaikan oleh penulis melalui abstrak tinggi dapat menganalisis proses yang
bacaan sehingga ia dapat menginterpretasikan ide-ide mempunyai referensi ganda, berpikir hipotesis
yang ditemukan, baik makna yang tersurat maupun eduktif, induktif, mampu mengatur dan
yang tersirat dari teks tersebut. menghubungkan beberapa hal secara runtut, seimbang
Siswa dengan kemampuan pemahaman dan logis, dapat mengkombinasikan kejadian tanpa
membaca tinggi akan dapat menerapkan yang telah melihat konkretnya, mampu memperoleh
dibaca atau didengar untuk menyelesaikan beberapa pengetahuan matematis logis dan mampu
soal, jika mereka telah memahami isi teks mereka membandingkan ataupun membagikan antara dua hal
dapat melakukan sesuatu sesuai dengan yang Materi kesetimbangan kimia memerlukan
dinyatakan didalam teks tersebut. Selanjutnya mereka pemahaman karena bersifat abstrak (reaksi yang
dapat memberikan pendapat, mengikuti perintah yang terjadi bersifat mikroskopis/tingkat molekuler dan
diminta oleh teks, menuliskan kembali, merangkum tidak dapat diamati dengan mata telanjang), dan perlu
isi teks dan terakhir mereka dapat membuat banyak latihan dalam menguasai konsep tersebut,
kesimpulan. karena materi tersebut bersifat abstrak maka siswa
Materi kesetimbangan kimia adalah materi tersebut akan berimajinasi dan bahkan akan
yang kompleks, selain reaksi-reaksi yang perlu berinisiatif untuk mengumpulkan dan mengolah data
pemahaman tinggi, siswa juga harus dari sumber yang direkomendasikan, sehingga rasa
mengintegrasikan stoikiometri reaksinya, jadi keingintahuannya akan terpenuhi. Ketika dihadapkan
kemampuan pemahaman membaca siswa sangat pada konsep perhitungan kesetimbangan kimia dan
diperlukan untuk memahami materi tersebut. Pada siswa harus menghubungkannya dengan konsep
materi ini siswa dapat membaca dan mengaitkan stoikiometri maka siswa akan semakin termotivasi
materi, sehingga proses kognitif siswa akan untuk untuk mencari jalan penyelesaiannya dengan
diberdayakan semaksimal mungkin. Kemampuan mengaitkan konsep mol yang telah miliki
pemahaman membaca diperlukan pada saat siswa sebelumnya. Alternatif penyelesaian yang digunakan
mengumpulkan, mengolah data. Data-data tersebut menunjukkan kelancaran dan kelenturan dalam
117
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 1, No 2, 2012 (hal 112-120)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
berpikir. Kesemuanya ini akan mempermudah siswa siswa hal ini mungkin saja terjadi karena siswa
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dengan kemampuan pemahaman membaca tinggi
dan membangun konsep dalam pikirannya. Dalam dikenai pembelajaran dengan media apapun prestasi
penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa siswa belajar yang diraihnya tetap tinggi, sementara siswa
dengan kemampuan berpikir abstrak tinggi memiliki dengan kemampuan pemahaman membaca rendah
prestasi belajar aspek kognitif yang lebih baik diberi pembelajaran dengan media modul prestasinya
daripada siswa dengan kemampuan berpikir abstrak menjadi lebih baik.
rendah.
5. Hipotesis Kelima
4. Hipotesis Keempat Hasil analisis General Linear Model (GLM)
Hasil analisis General Linear Model (GLM) untuk hipotesis kelima yang ditunjukkan pada Tabel 3
untuk hipotesis keempat yang ditunjukkan pada Tabel diperoleh harga signifikansi sebesar 0,53 < 0,05, ini
3 diperoleh harga signifikansi sebesar 0,01 > 0,05, ini berarti H0 diterima dan H1 ditolak. Kesimpulan
berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Kesimpulan penelitian menunjukkan tidak ada interaksi antara
penelitian menunjukkan ada interaksi antara metode metode pembelajaran inkuiri terbimbing dengan
pembelajaran inkuiri terbimbing dengan media modul media modul dan elearning dengan kemampuan
dan elearning dengan kemampuan pemahaman berpikir abstrak siswa terhadap prestasi belajar siswa.
membaca siswa terhadap prestasi belajar siswa. Media pembelajaran dengan kemampuan berpikir
Hasil uji lanjut Scheffe yang disajikan pada abstrak tidak menunjukkan adanya hubungan saling
Tabel 4 menunjukkan ada interaksi antara siswa yang mempengaruhi. hal ini sesuai kenyataan tidak semua
dikenai pembelajaran inkuiri terbimbing dengan siswa prestasinya dipengaruhi oleh interaksi antara
media modul dan kemampuan membaca tinggi, media kedua variabel tersebut. Tetapi jika dilihat dari data
modul dan kemampuan membaca rendah (sig. 0,01 < sampel penelitian secara keseluruhan tidak
0,05) menujukkan hasil yang signifikan.
Kemampuan pemahaman membaca adalah Siswa yang belajar menggunakan media e
aspek internal siswa yang sangat berkaitan berkaitan learning memiliki prestasi belajar rata-rata lebih
dengan struktur kognitif siswa. Siswa yang memiliki tinggi dibandingkan dengan siswa yang belajar
kemampuan pemahaman membaca tinggi akan dapat menggunakan media modul. Hal ini mungkin
memahami isi bacaan, menerapkan yang telah mereka disebabkan siswa yang kemampuan abstrak lebih
baca atau dengar untuk menyelesaikan beberapa soal, senang dengan halhal yang abstrak yang akhirnya
Selanjutnya mereka dapat memberikan pendapat, dapat divisualisasi lewat media komputer
mengikuti perintah yang diminta oleh teks,
menuliskan kembali, merangkum isi teks dan terakhir 6. Hipotesis Keenam
mereka dapat membuat kesimpulan yang diyakini Hasil analisis General Linear Model (GLM)
kebenarannya (membuat keputasan yang benar), untuk hipotesis keenam yang ditunjukkan pada Tabel
sementara siswa yang memiliki kemampuan 3 diperoleh harga signifikansi sebesar 0,8< 0,05, ini
pemahaman membaca rendah memiliki daya berarti H0 diterima dan H1 ditolak. Kesimpulan
pemahamaman yang lebih rendah. penelitian menunjukkan tidak ada interaksi antara
Media modul dan elearning keduanya kemampuan berpikir abstrak dan kemampuan
merupakan media pembelajaran yang membantu pemahaman membaca siswa terhadap prestasi belajar
siswa untuk dapat lebih mudah memahami materi siswa. Pada penelitian ini tampak bahwa tidak ada
pembelajaran. Media modul menuntut siswa untuk interaksi antara kemampuan berpikir abstrak dan
aktif dalam membaca dan memahami isi teks kemampuan pemahaman membaca terhadap prestasi
sehingga paham apa yang telah dibacanya. Dengan belajar siswa.
media modul siswa dapat mandiri dan menuntaskan
sendiri dalam belajar. Sedangkan pembelajaran dngan 7. Hipotesis Ketujuh
media elearning merupakan pembelajaran yang Hasil analisis General Linear Model (GLM)
disajikan secara elektronik dengan menggunakan untuk hipotesis ketujuh yang ditunjukkan pada Tabel
media komputer dan media berbasis komputer. 3 diperoleh harga signifikansi sebesar 0,58 > 0,05, ini
Smaldino cit. Sri Anitah (2011). Dengan berarti H0 diterima dan H1 ditolak. Kesimpulan
pembelajaran melalui elearning, guru dapat penelitian menunjukkan tidak ada interaksi antara
memonitor untuk unjuk kerja siswa dan melaporkan metode pembelajaran inkuiri terbimbing dengan
hasil kemajuan belajar. Melaui e-learning siswa tidak media modul dan elearning, kemampuan
hanya mengakses informasi tetapi juga mendapat pemahaman membaca siswa dan kemampuan berpikir
bimbingan untuk mencapai suatu hasil tertentu abstrak siswa terhadap prestasi belajar siswa.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa ada Kemampuan pemahaman membaca dan
interaksi antara pembelajaran inkuiri terbimbing kemampuan berpikir abstrak adalah aspek internal
dengan media modul dan e-learning, kemampuan yang telah diketahui berpengaruh pada prestasi belajar
pemahaman membaca siswa terhadap prestasi belajar aspek kognitif. Apabila siswa-siswa tersebut diberi

118
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 1, No 2, 2012 (hal 112-120)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
perlakuan dengan media pembelajaran yang berbeda pada kelas dengan media modul maupun kelas
ternyata siswa yang memiliki kemampuan media e-learning, siswa yang memiliki
pemahaman membaca tinggi jika dikenai model kemampuan pemahaman membaca tinggi akan
pembelajaran apapun akan memperoleh prestasi yang memiliki nilai yang tinggi di kelas media modul,
tinggi dibandingkan siswa dengan kemampuan dan siswa yang memiliki kemampuan
pemahaman membaca rendah. Begitu juga siswa pemahaman rendah memiliki nilai yang tinggi di
dengan kemampuan berpikir abstrak tinggi diberi kelas e-learning, hal ini dapat dilihat dari hasil uji
perlakuan model pembelajaran apapun nilai prestasi statistik, sehingga bisa disimpulkan ada interaksi
aspek kognitif yang diperoleh lebih tinggi daripada yang signifikan antara metode pembelajaran
siswa yang memiliki kemampuan berpikir abstrak inkuiri terbimbing dengan media modul dan e
rendah. learning dengan kemampuan pemahaman
Dengan berdasar pada data statistik nilai rata- membaca siswa terhadap prestasi belajar siswa.
rata siswa dengan pembelajaran media modul, 5. Kemampuan berpikir abstrak berpengaruh
kemampuan pemahaman membaca tinggi, terhadap prestasi belajar siswa, tetapi hasil uji
kemampuan berpikir abstrak tinggi (81,0) dan rendah statistik menunjukkan tidak ada interaksi yang
(75,3) sedangkan pada pembelajaran media e-learning signifikan antara metode pembelajaran inkuiri
siswa dengan kemampuan pemahaman membaca terbimbing dengan media modul dan elearning
tinggi kemampuan berpikir abstrak tinggi (83,1) dan dengan kemampuan berpikir abstrak siswa
rendah (68,7), hal ini menunjukkan jika kemampuan terhadap prestasi belajar siswa.
internal tinggi semua model pembelajaran cocok 6. Kemampuan pemahaman membaca dan
digunakan, akan tetapi dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir abstrak berpengaruh
kemampuan pemahaman membaca dan berpikir terhadap prestasi belajar siswa, tetapi kedua
abstrak memberikan pengaruh yang signifikan variabel ini tidak saling berinteraksi sehingga
terhadap prestasi belajar aspek kognitif. dapat disimpulkan tidak ada interaksi yang
signifikan antara kemampuan berpikir abstrak
Kesimpulan dan Rekomendasi dan kemampuan pemahaman membaca siswa
terhadap prestasi belajar siswa.
Kesimpulan 7. Metode pembelajaran inkuiri terbimbing dengan
Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian media modul dan elearning tidak memberikan
di SMA N 1 Wonogiri, dapat disimpulkan bahwa: pengaruh terhadap prestasi belajar siswa,
1. Pada penelitian ini berdasarkan pengamatan sedangkan kemampuan pemahaman membaca
siswa yang diberi pelajaran menggunakan media siswa dan kemampuan berpikir abstrak siswa
e-learning lebih antusias dibandingkan dengan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, akan
media modul. Untuk guru mengajar dengan tetapi ketiga variabel tersebut tidak saling
media e-learning membuat proses pembelajaran berinteraksi sehingga dapat disimpulkan tidak ada
lebih menarik, walaupun dari perhitungan interaksi yang signifikan antara metode
menggunakan statistik nilai ratarata prestasi pembelajaran inkuiri terbimbing dengan media
belajar siswa kelompok media modul dan media modul dan elearning, kemampuan pemahaman
e-learning masing-masing adalah 76,1 dan 77,6. membaca siswa dan kemampuan berpikir abstrak
Pembelajaran menggunakan inkuiri terbimbing siswa terhadap prestasi belajar siswa.
dengan media modul dan e-learning tidak
terdapat pengaruh yang signifikan. Rekomendasi
2. Kemampuan pemahaman membaca siswa dalam Berdasarkan hasil penelitian ini
proses pembelajaran berpengaruh terhadap direkomendasikan:
prestasi belajar siswa. setelah dilakukan tes a. Pembelajaran yang optimal dapat dilakukan
terbukti bahwa kemampuan pemahaman dengan pemilihan pendekatan, strategi, metode,
membaca signifikan terhadap prestasi belajar dan media yang sesuai dengan karakteristik materi
siswa. Hal ini bisa dilihat dari rerata nilai dan karakteristik siswa. Pembelajaran inkuiri
kognitif kelompok siswa dengan kemampuan terbimbing dengan media modul dan e- learning
pemahaman membaca tinggi dan rendah adalah dapat digunakan sebagai strategi pembelajaran
79,5 dan 74,2. alternatif untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
3. Kemampuan berpikir abstrak siswa dalam proses b. Dalam pembelajaran kimia sebaiknya guru
pembelajaran berpengaruh terhadap prestasi memperhatikan kemampuan pemahaman
belajar. Hal ini terbukti dengan rerata nilai membaca siswa dan kemampuan berpikir
kognitif kelompok siswa dengan kemampuan abstrak, karena sangat berpengaruh terhadap
berpikir abstrak tinggi dan rendah adalah 79,1 prestasi belajar siswa.
dan 74,4. c. Pemanfaatan media e-learning sebagai media
4. Kemampuan pemahaman membaca memberikan pembelajaran dapat mempermudah pemahaman
pengaruh terhadap prestasi belajar siswa, baik

119
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 1, No 2, 2012 (hal 112-120)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
siswa untuk materi-materi kimia yang bersifat
abstrak dan meningkatkan keterampilan proses.
d. Penggunaan media modul sebagai media
pembelajaran dalam upaya untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa dapat digunakan untuk
materi kesetimbangan kimia, dan mempermudah
pemahaman konsep.
e. Dalam pembelajaran kimia sebaiknya guru
memperhatikan kemampuan membaca siswa dan
kemampuan berpikir abstrak siswa.
Daftar Pustaka
Bell, Gredler. (1991). Belajar dan Membelajarkan.
(edisi terjemahan: Munandir). Jakarta:
Rajawali Pers

De Porter, B. (2007). Quantum Teaching:


Mempraktikkan Quantum Learning di
Ruang-Ruang Kelas. Penerjemah: Ary
Nilandari. Bandung: Kaifa.

Harris, D. (1977). Testing as a Second Langguage.


Hongkong: Tata McGrawHill Publishing.

Sri Anitah. (2011). Media Pembelajaran. Surakarta:


UNS Press

Syaiful Sagala. (2010). Konsep dan Makna


Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Winkel, W.S. (2009). Psikologi Pengajaran.


Yogyakarta: Media Abadi.
Mengetahui,

120

Anda mungkin juga menyukai