TINJAUAN PUSTAKA
5
bagian kiri dan hemisfer kiri mengontrol tubuh bagian kanan. Bagian
kanan berkaitan dengan kemampuan artistic dan kreativitas. Sedangkan
bagian kiri berkaitan dengan logika dan pemikiran rasional. Hemisfer
cerebrum terbagi menjadi beberapa lobus, dimana masing-masing lobus
bertanggung jawab pada suatu fungsi tubuh tertentu, antara lain:
6
2.1.2 Batang Otak (Truncus Cerebri)
Batang otak terletak di depan cerebellum. Batang otak seperti
berfungsi sebagai pengontrol yang menghubungkan pesan antara otak dan
anggota tubuh. Cerebrum, cerebellum dan spinal cord terhubung dengan
batang otak. Batang otak mempunyai tiga bagian utama yaitu otak tengah
(midbrain) pons dan medulla oblongata.
Menurut Syaifudin, 2009, batang otak terdiri dari :
7
Gambar 2. Batang Otak (Truncus Cerebri)
8
2.1.4 Lapisan Pelindung Otak
Jaringan susunan saraf pusat yang halus, lembut dan lunak perlu
perlindungan yang sempurna. Kulit kepala dan tulang tengkorak
melindungi otak dari berbagai bahaya mekanik apapun dari luar. Di dalam
tengkorak terdapat lagi suatu sistem perlindungan yang dibentuk oleh
selaput khas yang dalam keseluruhannya dikenal sebagai meninges.
Meninges terdiri atas tiga selaput, yang dari luar ke dalam secara berturut-
turut dinamakan duramater, arachnoid mater dan piamater.
Duramater
Terdiri atas jaringan ikat kolagen padat, tebal dan keras. Lapisan
yang paling luar berpadu dengan tengkorak dan merupakan
peristeum. Lapisan dalam merupakan selaput yang melapisi otak
dan sumsum tulang belakang. Pada otak lapisan ini bersatu dengan
lapisan luar sehingga tidak terdapat ruang epidural yang sejati.
Arachnoid mater
Merupakan selaput halus berbentuk seperti laba-laba yang
tersusun atas sel mesotel. Antara arachnoid dan piamater terdapat
ruang sub arakhnoid, terdiri atas berbagai serabut (terutama serabut
kolagen dengan sedikit serabut elastin dan retikulin) yang terjalin
seperti sarang laba-laba.
Piamater
Piamater terdiri atas selapis sel mesotel yang berhubungan erat
dengan otak. Juga membentuk sebagian sel choriodea, atap ventrikel
keempat dan secara tidak langsung juga plexus choroideus. Pada
bagian kaudal, piamater berakhir pada vertebrae lumbal kedua dan
kemudian membentuk filumterminale. Pembuluh darah
leptomeninges yang masuk ke dalam parenkim otak disertai oleh
piamater dan sekitar pembuluh darah terdapat ruang perivaskuler.
9
Gambar 4. Lapisan Pelindung Otak
10
2.2 Patologi Cidera Otak
Cidera otak adalah proses patologis pada jaringan otak yang bukan bersifat
degeneratif ataupun kongenital, melainkan akibat kekuatan mekanis dari luar
yang menyebabkan gangguan fisik, fungsi kongenital dan psikososial yang
sifatnya menetap atau sementara dan disertai dengan hilangnya atau
beurbahnya tingkat kesadaran (Selladurai et, al, 2007)
Cidera dibagi atas beberapa kategori antara lain :
A. Cidera Otak Ringan (COR)
Cidera Otak Ringan (COR) adalah cidera yang ditandai dengan tidak
adanya kehilangan kesadaran, pasien dapat mengeluh nyeri kepala
dan pusing. Kemudia pasien dapat menderita laserasi dan hematoma
kulit kepala. Nilai GCS: 14 - 15
B. Cidera Otak Sedang (COS)
Cidera Otak Sedang (COS) adalah cidera otak yang ditandai dengan
pasien sempat kehilangan kesadarannya atau muntah.
Nilai GCS : 9-13
C. Cidera Otak Berat (COB)
Cidera Otak Berat (COB) cidera otak yang ditandai dengan pasien
kehilangan kesadaran dalam waktu yang lama, mengalami
penurunan tingkat kesadaran secara progresif. Nilai GCS: 3-8
(Mansjoer, Arif, 2000)
11
kemudian. Biasanya waktu perubahan kesadaran ini kurang dari 24 jam.
Gejala perdarahan epidural yang klasik atau temporal berupa kesadaran
yang semakin menurun, disertai oleh anisokoria pada mata ke sisi akibat
herniasi unkal dan mungkin terjadi hemiparese kontralateral dengan
refleks patologis Babinski positif yang terjadi terlambat. Kadang-kadang,
hematoma epidural mungkin akibat robeknya sinus vena, terutama
diregio parietal-oksipital atau fossa posterior. Perdarahan epidural di
daerah frontal dan parietal atas tidak memberikan gejala khas selain
penurunan kesadaran (biasanya somnolen) yang membaik setelah
beberapa hari (Greenberg,2001).
12
bulan sabit. Bila darah lisis menjadi cairan, disebut higroma (hidroma)
subdural.
13
Gambar 8. Intracerebral Hematoma (ICH)
14
intraventrikel yaitu darah hanya dalam sistem ventrikuler tanpa adanya
rupture atau laserasi dinding ventrikel. Disebutkan pula bahwa PIVH
merupakan perdarahan intrecerebral nontraumatik yang terbatas pada
sistem ventrikel. Sedangkan perdarahan sekunder intreventrikuler muncul
akibat pecahnya pembuluh darah intracerebral dalam dan jauh dari
periventricular yang meluas ke sistem ventrikel. Primary menandakan
tampilan patologik dan bukan menandakan etiologi yang tidak diketahui.
(Sanders, 1881).
15
Gambar 11. Fraktur Temporal
16
2.3.1 Dasar-dasar MSCT (Bontrager, 2002)
A. Gantry
Gantry merupakan struktur penyokong yang mempunyai lubang
dibagian tengah disebut Gantry Apperture. Gantry terdiri dari tabung
sinar- X, Kolimator dan Detektor.
B. Tabung sinar- X
Berdasarkan strukturnya tabung sinar- X sangat mirip dengan
tabung sinar- X konvensional. Namun perbedaannya terletak pada
kemampuannya untuk menahan panas dan output yang tinggi.
C. Kolimator
Kolimator berfungsi untuk mengurangi radiasi hambur dan
membatasi jumlah sinar-X yang sampai ke tubuh pasien serta untuk
meningkatkan kualitas gambar.
D. Detektor
Selama eksposi, berkasi sinar-X (foton) menembus pasien dan
mengalami pelemahan (attenuasi). Sinar-X yang talah menembus
pasien ter-attenuasi ini kemudian ditangkap oleh detektor untuk
selanjutnya diubah menjadi sinyal listrik yang kemudian akan diubah
lagi oleh DAS (Data Acquistion System) menjadi data digital agar
bias diolah oleh sistem komputer.
E. Meja Pemeriksaan
Meja pemeriksaan merupakan tempat untuk memposisikan pasien.
Meja ini biasanya terbuat dari carbon graphite fiber yang memiliki
daya attenuasi yang rendah serta mampu menopang beban hingga
lebih dari 200 kg.
17
F. Operator Control Console
Komponen dari operator console diantaranya yaitu keyboard,
mouse, single atau dual monitor tergantung dari sistemnya. Operator
console menyediakan teknologi untuk mengontrol parameter-
parameter dari suatu pemeriksaan yang disebut dengan protocol.
Selain itu juga dapat melihat dan memanipulasi gambar. Protocol
ditentukan sebelum dilakukannya prosedur lainnya. Protocol
meliputi parameter-parameter scanning seperti kV, mA, slice
thickness, pitch, field of view dan lain-lain. Parameter tersebut dapat
dimodifikasi apabila dibutuhkan berdasarkan diagnosa atau clinical
history pasien.
B. Range
Range atau rentang adalah perpaduan atau kombinasi dari
beberapa slice thickness. Pemanfaatan dari range adalah untuk
mendapatkan ketebalan irisan yang sama pada satu lapangan
pemeriksaan.
C. Faktor Eksposi
Faktor eksposi adalah faktor yang meliputi tegangan tabung (kV),
arus tabung (mA) dan waktu eksposi (s). Besarnya tegangan tabung
dapat dipilih secara otomatis pada tiap-tiap pemeriksaan. Namun
kadang-kadang pengaturan tegangan tabung diatur ulang untuk
menyesuaikan ketebalan objek yang akan diperiksa (rentangnya
18
antara 80-140 kV). Tujuannya adalah untuk mendapatkan resolusi
gambar yang tinggi sehubungan dengan letak dan struktur
penyusunnya.
E. Gantry tilt
Gantry tilting adalah sudut yang dibentuk antara bidang vertikal
dengan gantry (tabung sinar-x dan detektor). Rentang penyudutan
250 sampai + 250. Penyudutan dari gantry bertujuan untuk keperluan
diagnosa dan bertujuan untuk mereduksi dosis radiasi terhadap
organ-organ yang sensitif seperti mata.
F. Rekonstruksi Matriks
Rekonstruksi matriks adalah deretan baris dan kolom pada
picture element (pixel) dalam proses perekonstruksian gambar. Pada
umumnya matriks yang digunakan berukuran 512 x 512 (5122) yaitu
512 baris dan 512 kolom. Rekonstruksi matriks ini berpengaruh
terhadap resolusi gambar yang akan dihasilkan. Semakin tinggi
matriks yang dipakai maka semakin tinggi resolusi yang akan
dihasilkan.
G. Rekonstruksi Algorithma
Rekonstruksi algorithma adalah prosedur matematis (algorithma)
yang digunakan dalam merekonstruksi gambar. Hasil dan
karakteristik dari CT-Scan tergantung pada kuatnya algorithma yang
19
dipilih. Sebagian besar CT-Scan sudah memiliki standar algorithma
tertentu untuk pemeriksaan kepala, abdomen, dan lain-lain. Semakin
tinggi resolusi algorithma yang dipilih, maka semakin tinggi pula
resolusi gambar yang akan dihasilkan. Dengan adanya metode ini
maka gambaran seperti tulang, soft tissue dan jaringan-jaringan lain
dapat dibedakan dengan jelas pada layar monitor.
H. Window Width
Window Width adalah rentang nilai computed tomography yang
akan dikonversi menjadi gray levels untuk ditampilkan dalam TV
monitor.Setelah komputer menyelesaikan pengolahan gambar
melalui rekonstruksi matriks dan algorithma maka hasilnya akan
dikonversi menjadi skala numerik yang dikenal dengan nama nilai
computedtomography. Nilai ini mempunyai satuan HU (Hounsfield
Unit) yang diambil dari nama penemu CT-Scan kepala pertama kali
yaitu Godfrey Hounsfield.
20
Dasar pemberian nilai ini adalah air dengan nilai 0 HU. Untuk tulang
mempunyai nilai +1000 HU kadang sampai +3000 HU. Sedangkan
untuk kondisi udara nilai ini adalah1000 HU. Diantara rentang
tersebut merupakan jaringan atau substansi lain dengan nilai
berbeda-beda pula tergantung pada tingkat pelemahannya. Dengan
demikian penampakan tulang dalam monitor menjadi putih dan
penampakan udara hitam. Jaringan dan substansi lain akan dikonversi
menjadi warna abu-abu yang bertingkat yang disebut Gray Scale.
Khusus untuk darah yang semula dalam penampakannya berwarna abu-
abu dapat menjadi putih jika diberi media kontras Iodine.
I. Window Level
Window level adalah nilai tengah dari window yang digunakan
untuk penampakan gambar. Nilainya dapat dipilih tergantung pada
karakteristik pelemahan dari struktur objek yang diperiksa. Window
level ini menentukan densitas gambar yang akan dihasilkan.
J. Pitch
Pitch adalah pergerakan meja perotasi dibagi slice thickness. Pitch
berpengaruh pada kualitas gambaran dan volume gambaran. Pitch yang
tinggi akan meningkatkan volume gambaran karena berpengaruh pada
resolusi sepanjang Z-axis.
21
D. Inflamasi
E. Kelainan pada sum-sum tulang belakang (Sistem Saraf)
2.3.3.3 Persiapan Pemeriksaan
1) Persiapan Pasien
Petugas memberikan instruksi yang menyangkut prosedur
pemeriksaan yang harus diketahui oleh pasien. Benda /
aksesoris seperti gigi palsu, anting-anting, penjepit rambut dan
alat bantu pendengaran harus dilepas terlebih dahulu sebelum
dilakukan pemeriksaan, karena akan menyebabkan artefak.
Untuk kenyamanan pasien sebaiknya tubuh pasien diberi
selimut. (Bontrager, 2001)
2) Persiapan Alat dan Bahan (Seeram, 2001)
A. Pesawat MSCT-Scan
B. Alat-alat fiksasi kepala
C. Apron
D. Automatic Scanning
E. Selimut tebal
F. Tabung Oksigen
G. Printer dan Film
3) Teknik Pemeriksaan
A. Posisi pasien :
Pasien tidur supine diatas meja pemeriksaan dengan posisi
kepala dekat gantry
B. Posisi Obyek :
Kepala hyperfleksi dan diletakkan pada head holder.
Samping kiri dan kanan diberikan fiksasi kepala agar pasien
tidak bergerak. Agar gambaran simetris, kepala diposisikan.
Sehingga Mid Sagital Plane sejajar dengan lampu indikator
horizontal. Kedua tangan pasien diletakkan disamping
tubuh. Gantry disudutkan 20 terhadap canthomeatal line
untuk mengurangi penyinaran kearah mata (Seeram, 2001).
22
4) Scan Parameter (Seeram, 2001)
Scanogram : Kepala lateral
Range : Foramen Magnum Vertex
Slice Thickness : 5 10 mm
Scan Time : 19 s
kV, mA : 120, 250
Window width : 0-9 HU (Otak Supratentorial)
110-160 HU (Otak pada Fossa Posterior)
2000-3000 HU (Tulang)
Window level : 40-45 HU (Otak Supratentorial)
40 HU (Otak pada Fossa Posterior)
200-400 HU (Tulang)
23
Gambar 12. Potongan Axial I (Bontrager, 2001)
B. Potongan Axial IV
Merupakan irisan axial yang disebut tingkat medial
ventrikel. Kriteria gambarnya tampak :
Anterior Corpus Collosum
Anterior Horn dari Ventrikel lateral kiri
Nucleus Caudate
Thalamus
Ventrikel tiga
Kelenjar Pineal
C. Potongan Axial V
Menggambarkan jaringan otak dalam ventrikel
medial tiga. Kriteria gambar yang tampak :
Anterior Corpus Collosum
Anterior Horn Ventrikel lateral kiri
24
Ventrikel tiga
Kelenjar Pineal
Protuberantia Occipital Interna
6) Proteksi Radiasi
Proteksi menurut (Seeram, 2001) pada pemeriksaan MSCT
Kepala adalah sebagai berikut :
Konsultasi kepada Radiolog apakah pemeriksaan MSCT
benar-benar akan dilakukan
Bagian yang tidak diperiksa dilindungi dengan Apron
Menggunakan teknik dosis radiasi rendah
25