Pros MP Rosganda 2011 PDF
Pros MP Rosganda 2011 PDF
Rusdiana
1 2
Roosganda Elizabeth dan S. Rusdiana
1
Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Jl. A. Yani No.70. Bogor 16161
2
Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Jl. Raya Pajajaran Kav.E-59. Bogor
ABSTRACT
Biogas is an important source of renewable energy and could meet the households
demand for fuel. It is one of agricultural wastes processed into fuel through a process
friendly to environment. This paper aims to describe effectiveness of biogas adoption in
order to lessen rural households daily costs. Use of livestock waste for biogas could control
heavy metal pollution in the soil as the side effects of chemical fertilizers application. Biogas
adoption lessens rural households costs of fuel compared to use of conventional fuel.
Additional product of biogas is sludge, among others, useful for organic fertilizer free of
parasites and weed seeds. Thus, biogas is friendly to environment and fuel cost saving to
rural households.
ABSTRAK
Produksi bahan bakar minyak dunia, nyata telah mencapai titik puncaknya
sementara kebutuhan energi di seluruh dunia meningkat pesat. Biogas merupakan sumber
energi terbarukan penting sebagai substitusi unggul dan mampu menyumbangkan andil
untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar rumah tangga. Pengelolaan limbah pertanian dan
peternakan dilakukan untuk meminimalisir dampak negatifnya dan memaksimalkan dampak
keuntungan serta tetap memperhatikan keseimbangan sistem produksi dengan lingkungan
hidup. Pemanfaatan limbah tersebut menjadi sumber bahan baku biogas, diharapkan
menjadi solusi alternatif pencegahan pencemaran logam berat pada tanah, dampak ikutan
intensifikasi penetrasi pupuk anorganik. Tulisan ini bertujuan untuk memaparkan secara
komprehensif efektivitas pemanfaatan biogas sebagai sumber bioenergi bahan bakar dalam
rangka mendukung strategi mengatasi masalah biaya ekonomi rumah tangga di perdesaan.
Selain biogas, juga dihasilkan sludge dan effluent yang pemanfaatannya masih terbuka
luas, dimana sludge dapat dimanfaatkan sebagai pupuk (bio fertilizer) yang tidak lagi
mengundang parasit dan biji gulma, sehingga tidak mengandung unsur ikutan yang
berbahaya. Realisasi efektivitas pengaplikasian pemanfaatan biogas sumber bioenergi
bahan bakar mendukung strategi mengatasi biaya ekonomi rumah tangga di perdesaan.
Teknologi menurunkan gas metana pada komoditas peternakan masih perlu diinventarisir
dan diseleksi agar sesuai dan dapat diterapkan terutama pada peternakan rakyat, serta
mampu meningkatkan produktivitas ternak. Teknologi biogas merupakan pilihan yang tepat
220
Efektivitas Pemanfaatan Biogas sebagai Sumber Bahan Bakar dalam Mengatasi
Biaya Ekonomi Rumah Tangga di Perdesaan
untuk mengubah limbah peternakan untuk menghasilkan energi dan pupuk sehingga
diperoleh keuntungan ganda (multi margin) baik secara sosial ekonomi maupun dari segi
kelestarian lingkungan .
PENDAHULUAN
Produksi bahan bakar minyak dunia, nyata telah mencapai titik puncaknya
sementara kebutuhan energi di seluruh dunia meningkat pesat. Biogas merupakan
sumber renewable energy penting sebagai substitusi unggul dan mampu
menyumbangkan andil untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar rumah tangga.
Pengelolaan limbah pertanian dan peternakan dilakukan untuk meminimalisir
dampak negatifnya dan memaksimalkan dampak keuntungan serta tetap
memperhatikan keseimbangan sistem produksi dengan lingkungan hidup. Limbah
tanaman pangan dibuang atau dibakar, meski hasil pembakarannya ditujukan
untuk kesuburan tanaman kembali.
Kotoran sapi umumnya dibuang ke saluran air dan di lahan-lahan yang
terairi oleh saluran tersebut untuk memudahkan penanganan. Harus dipahami
bahwa kotoran ternak segar belumlah dapat diaplikasikan langsung pada tanaman,
karena belum terkomposisi dengan rasio C/N lebih dari 40. Jerami padi atau
gergaji mengandung persentase karbon yang lebih tinggi dan dapat dicampur
sebagai bahan untuk mendapatkan C/N yang diinginkan. C/N dan beberapa
bahan-bahan tersebut dapat dan umum di gunakan sebagai bahan baku biogas.
(Harahap et al., 1978; Indraswati, 2005).
Pengembangan pertanian, khususnya tanaman padi dan jagung
terintegrasi dengan ternak (ruminansia dan unggas), dalam bentuk sederhana
sejak lama telah dilakukan oleh para petani. Namun kondisi pertanian kita saat ini
dengan areal lahan yang semakin menciut, mendorong pengembangan pertanian
secara intensif dan terintegrasi (Kamarudin, 2008). Kondisi tersebut kembali
ditekankan pada Workshop Jagung Regional Asia ke-10, tahun 2008 di Makassar
yang merekomendasikan penerapan Model Farming System, Crops-Livestock
System (CLS), dan Organic and Un-Organic Farming (Suharto, 2000). Salah satu
produk ikutan dari CLS adalah upaya memproduksi sendiri bahan bakar berupa
biogas yang diperoleh dari limbah tanaman dan kotoran ternak.
Biogas adalah bahan bakar yang bersih karena tidak menghasilkan asap
(seperti halnya kayu, arang), sehingga alat-alat dapur dapat tetap bersih selama
digunakan, dan berfungsi sebagai bahan bakar minyak atau gas alam pengganti
yang unggul. Sebagian petani telah mulai membuat biogas untuk kebutuhan rumah
tangganya, dengan menggunakan limbah tanaman dan kotoran ternak.
Kandungan kedua bahan tersebut kaya sumber gas Methane (CH4) yang memiliki
daya bakar yang sangat baik. Dengan penggunaan biogas sederhana, para petani
ternak tidak perlu bekerja keras dan tetap dapat menghemat uang. Sekalipun
0
demikian, di wilayah yang terlalu dingin (kurang dari 15 C) dan terlalu panas (di
221
Roosganda Elizabeth dan S. Rusdiana
0
atas 37 C), terdapat sedikit masalah dalam memproduksi biogas, karena gas lebih
0
bagus diproduksi pada suhu 32-37 C.
Berdasarkan uraian di atas, tulisan ini bertujuan untuk memaparkan secara
komprehensif efektivitas pemanfaatan biogas sebagai sumber bioenergi bahan
bakar dalam rangka mendukung strategi mengatasi masalah biaya ekonomi rumah
tangga di perdesaan.
222
Efektivitas Pemanfaatan Biogas sebagai Sumber Bahan Bakar dalam Mengatasi
Biaya Ekonomi Rumah Tangga di Perdesaan
ternak, limbah tanaman (dedaunan dan jerami) sebagai bahan baku, petani dapat
membuat unit biogas sederhana. (Kamarudin, 2008)
Tempat terbaik dan teraman sangat penting untuk meletakkan unit
produksi biogas adalah sekurang-kurangnya 10 meter dari rumah. Terpisah dari
tempat memasak dan sumber air, sehingga limbah ikutannya tidak mencapai
sumber air bersih dan tidak mencemari kehidupan keluarga dan tempat
pengolahan pangan ketika memasukkan limbah tanaman dan kotoran ternak dan
bahan organik ke unit biogas. Namun, dianjurkan juga menempatkan unit biogas
tidak terlalu jauh dari rumah, agar tidak mengeluarkan lebih banyak biaya karena
membutuhkan pipa gas yang lebih panjang. Pipa gas harus dijaga dan dicegah
jangan sampai bocor dan jika dipasang menyeberang jalan, hendaknya dibenam
ke dalam tanah. (Sasse, 1992, dan Junaedi, 2002).
Biogas diproduksi oleh bakteri dari bahan organik di dalam kondisi tanpa
oksigen (anaerobic process). Proses ini berlangsung selama pengolahan atau
fermentasi. Gas yang dihasilkan sebagian besar terdiri atas CH4 dan CO2. Jika
kandungan gas CH4 lebih dari 50 persen, maka campuran gas ini mudah terbakar,
kandungan gas CH4 dalam biogas yang berasal dari kotoran ternak sapi kurang
lebih 60 persen. Temperatur ideal proses fermentasi untuk pembentukan biogas
0
berkisar 30 C. Untuk memperoleh suatu sistem unit produksi biogas yang benar-
benar menguntungkan, disarankan untuk mengembangkan beberapa hal, seperti:
(a) penanganan bahan dasar, manajemen proses, dan pemilihan jenis
mikroorganisme yang ikut aktif dalam proses pembentukan biogas; (b)
pemahaman mengenai variabel-variabel yang mempengaruhi proses
pembentukan biogas, komposisi gas, dan cara penanganan gasnya secara aman;
(c) perlu disusun strategi pemasyarakatan sistem biogas, khususnya di daerah
perdesaan.
223
Roosganda Elizabeth dan S. Rusdiana
224
Efektivitas Pemanfaatan Biogas sebagai Sumber Bahan Bakar dalam Mengatasi
Biaya Ekonomi Rumah Tangga di Perdesaan
(Teguh et al., 2009). Keunggulan biogas lainnya adalah merupakan bahan bakar
yang tidak menghasilkan asap dan sebagai pengganti bahan bakar minyak atau
gas alam yang dihasilkan oleh suatu proses yang disebut pencernaan anaerob.
Pencernaan anaerob merupakan gas campuran metan (CH4) karbon di oksida
(CO2) dan sejumlah kecil nitrogen, ammonia sulfur dioksida hidrogen sulfide dan
hydrogen. Secara alami gas ini terbentuk pada limbah pembuangan air, tumpukan
sampah, dasar danau atau rawa, kotoran manusia, kotoran ternak, dan bakteri
dalam sistem pencernaan menghasilkan biogas untuk proses mencerna selulosa.
(Kamaruddin, 2008; dan Daru, 2007)
Kandungan metan dalam biogas yang dihasilkan tergantung jenis bahan
baku yang dipakai. (Tabel 1).
Tabel 1. Komposisi Gas (%) dalam Biogas dari Kotoran Ternak dan Sisa Pertanian
Campuran kotoran
Jenis gas Kotoran sapi
ternak & sisa pertanian
Metana (CH4) 65,7 55-70
Karbondioksida (CO2) 27,0 27-45
Nitrogen (N2) 2,3 9,5-3,0
Karbonmonoksida 0,0 0,1
Oksigen (O2) 0,1 6,0
Propane (C2H8) 0,7 -
Hydrogen Sulfida (H2S) Tidak terukur Sedikit sekali
2
Nilai kalor (kkn 1/m ) 6513 400-6700
Sumber : Harahap et al., 1978.
225
Roosganda Elizabeth dan S. Rusdiana
penelitian diperoleh bahwa dalam sludge ini ditemukan vitamin B12 yang cukup
banyak, mencapai 3.000 mikro gram vitamin B12 per kg sludge kering. Sebagai
perbandingan, tepung ikan dalam ransum makanan ternak hanya mengandung
200 mikro gram per kg dan tepung tulang sekitar 100 mikro gram per kg.
Kenyataan ini membuktikan terbukanya peluang untuk pemanfaatan sludge dalam
sistem biogas menjadi makanan ternak (Wibowo et al., 1985; dalam: Daru 2007).
Hal ini juga mengindikasikan adanya peluang perolehan pendapatan ekonomi dari
pakan ternak yang dihasilkan tersebut.
Dibandingkan beberapa sumber energi lainnya (coalgas dan watergas),
3
biogas memiliki keunggulan tingkat nilai kalorinya. Setiap m biogas setara dengan
0,5 kg gas alam cair (liquid petroleum gases = LPG), 0,54 liter bensin, 0,52 liter
minyak diesel, dan dapat membangkitkan tenaga listrik sebesar 1,25 - 1,50 kilo
watt hour (kwh) (Tabel. 2).
Tabel 2. Perbandingan Kandungan dan Nilai Kalori Biogas dan Gas dari Sumber
Energi Lain
Biogas digunakan untuk berbagai keperluan, seperti: (i) Bahan bakar untuk
memasak, pengeringan, penerangan, atau pekerjaan-pekerjaan lain yang
memerlukan pemanasan. Dibutuhkan peralatan yang didisain sehingga efisiensi
pembakarannya tinggi.; (ii) Sebagai bahan bakar penggerak motor (terutama motor
stationer). Untuk keperluan ini biogas sebelumnya harus dibersihkan dari
kemungkinan adanya gas H2S yang dapat menyebabkan korosi.
Multi fungsi biogas diantaranya sebagai: (a) sumber bahan bakar
digunakan berbagai keperluan; (b) sebagai sarana penanganan limbah untuk
mengatasi pencemaran, membantu terciptanya lingkungan yang sehat/sanitasi
lingkungan; (c) menghasilkan pupuk dari sludge yang dihasilkan; dan (d)
menghasilkan makanan ternak dari residu sistem biogas. (Tuti, 2006, dan
Himawanto, 2006). Sistem biogas yang dipadukan dengan sistem produksi seperti:
pupuk, kolam algae atau ikan, peternakan, pertanian, merupakan suatu siklus
biologi (daur hayati), mengurangi ketergantungan kebutuhan energi, melestarikan
sumberdaya energi yang ada, maupun mengurangi kerusakan lingkungan.
226
Efektivitas Pemanfaatan Biogas sebagai Sumber Bahan Bakar dalam Mengatasi
Biaya Ekonomi Rumah Tangga di Perdesaan
227
Roosganda Elizabeth dan S. Rusdiana
c. Biogas jika terhirup dalam jumlah banyak disaat bernafas dapat menyebabkan
terganggunya pernapasan. Untuk menghindarkan hal tersebut maka selalu
memeriksa unit biogas termasuk pipa penghubungnya yang mudah bocor, dan
secepatnya dicat atau ditambal.
d. Kendala-kendala yang sering dihadapi oleh petani ternak dalam pembuatan
biogas adalah, biogas belum dapat didistribusikan ke tempat-tempat petani
ternak yang berlokasi jauh karena belum ada teknologi dan kapasitas masih
terbatas untuk mendistribusikan secara aman dan murah.
228
Efektivitas Pemanfaatan Biogas sebagai Sumber Bahan Bakar dalam Mengatasi
Biaya Ekonomi Rumah Tangga di Perdesaan
229
Roosganda Elizabeth dan S. Rusdiana
Reaktor Generator
Parameter dan Hasil Analisa
Biogas Listrik
1. Parameter
- Biaya investasi, Rp 18.448.000 7.500.000
- Biaya operasional dan perawatan, Rp/tahun 2.767.200 1.125.000
- Pendapatan, Rp/tahun 7.051.800 6.504.300
- Keuntungan, Rp/tahun 4.284.600 5.379.300
- Umur ekonomi, tahun 20 5
- Produksi gas, m3/hari 6 -
- Produksi gas, m3/tahun 2.190 12
- Suku Bunga , %/tahun 12 12
2. Hasil Analisa Kelayakan Ekonomi
- Net Present Worth (NPW), Rp 13.555.578 11891173
- Net Present Cost (NPC), Rp 39.117.444 11555373
- Net Present Revenue (NPR), Rp 52.673.023 23446546
- B/C Ratio 1,35 2,03
- Simple Payback, tahun 4,3 1,4
- Internal Rate Return (IRR), % 23,70 43,39
Sumber : Teguh et al., 2009.
230
Efektivitas Pemanfaatan Biogas sebagai Sumber Bahan Bakar dalam Mengatasi
Biaya Ekonomi Rumah Tangga di Perdesaan
231
Roosganda Elizabeth dan S. Rusdiana
aspek keberlanjutan pengusahaan biogas yang sudah cukup baik dan tidak
memiliki dampak negatif, namun dari sisi penyebarannya masih relatif kurang.
Pemasaran dan penyebaran (distribusi) sebagai subsistem aktivitas bisnis dari
produk hasil suatu usaha, diarahkan pada perbaikan mekanisme berbagai
pendekatan yang umum berlaku dalam aktivitas suatu usaha pengolahan.
(Elizabeth, 2007b).
Kelompok tani merupakan salah satu wadah berbentuk kelembagaan yang
memiliki peran penting di perdesaan. Lembaga di perdesaan lahir untuk memenuhi
kebutuhan sosial masyarakatnya (Elizabeth, 2008). Sifatnya tidak linier, namun
cenderung merupakan kebutuhan individu anggotanya, antara lain berupa
kebutuhan: fisik, rasa aman (savety), hubungan sosial (social affiliation),
pengakuan (esteem), pengembangan pengakuan (self actualization) (Elizabeth,
2007b). Dengan demikian, menurut Elizabeth (2007a), pendukung utama
terlaksananya upaya pencapaian pengembangan pengusahaan dan penggunaan
biogas, sangat diperlukan ketersediaan perangkat kebijakan yang memadai,
teknologi dan informasi yang dibutuhkan, serta berfungsinya lembaga pendukung
lainnya seperti: penyuluhan, pemasaran, dan sistem pendekatan instansi terkait.
Lemahnya kinerja lembaga penyuluhan di perdesaan salah satunya dapat
mengakibatkan informasi harga umumnya hanya diperoleh dari sesama petani,
pedagang, pasar, dan media massa (Elizabeth, 2007c). Kondisi tersebut
mengindikasikan diperlukan penanganan, pembinaan dan sosialisasi manfaat dan
multi fungsi keuntungan pengusahaan dan penggunaan biogas. Oleh karena itu
diperlukan peran aktif dan keberpihakan semua pihak terkait, dengan kontinuitas
pengarahan, bimbingan, dan sosialisasi dari pihak penyuluh lapang terhadap
petani peternak akan manfaat dan multi fungsi serta keuntungan pengusahaan dan
penggunaan biogas.
232
Efektivitas Pemanfaatan Biogas sebagai Sumber Bahan Bakar dalam Mengatasi
Biaya Ekonomi Rumah Tangga di Perdesaan
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M.A., A. Thalib, Y.T. Anggraeni dan Mariyono. 2008. Teknologi Peternakan Sapi
Potong Berwawasan Lingkungan. Puslitbang Peternakan. Buletin Ilmu Peternakan
Indonesia- Wartazoa 10(3): 149-156.
Daru, M. 2007. Pemanfaatan Kotoran Ternak dan Peningkatan Sanitasi Sumber Energi
Alternatif dan penimngkatan Sanitasi Lingkungan. Saat ini bekerja sebagai Peneliti
Madya di Direktorat Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi. Jurnal Teknologi
Lingkungan 1(1): 27-32. http/www/bogs/energy/ donlit tanggal,76 September 2011.
Elizabeth, R. 2008. Restrukturisasi Pemberdayaan Kelembagaan Pangan Mendukung
Perekonomian Rakyat Di Perdesaan dan Ketahanan Pangan Berkelanjutan.
Prosiding Simposium Tanaman Pangan V, 2829 Agustus 2007. Puslitbang Tan.
Pangan. Bogor.
Elizabeth, R. 2007c. Diagnosa Dinamika Rasionalitas Masyarakat Peysan Tradisional
Sebagai Titik Awal Pembangunan Perdesaan. Prosiding Lokakarya Nasional
Akselerasi Diseminasi Inovasi Teknologi Pertanian Mendukung Pembangunan
Berawal Dari Desa. BBP2TP. Bogor.
Elizabeth, R. 2007b. Penguatan dan Pemberdayaan Kelembagaan Petani Mendukung
Pengembangan Agribisnis Kedelai. Prosiding Seminar Nasional. Dinamika
Pembangunan Pertanian dan Perdesaan: Mencari Alternatif Arah Pengembangan
Ekonomi Rakyat. Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian (PSE-KP). Bogor.
233
Roosganda Elizabeth dan S. Rusdiana
234