Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH TUGAS PANCASILA

KEADILAN SOSIAL

Kelompok 6

1. Sayyid Ridho (16507134017)


2. Rony Eka (16507134022)
3. Istiqomah (16507134035)
4. Faiz Sulistyawan (16507134037)

TEKNIK ELEKTRONIKA D3
PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA DAN INFORMATIKA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2017
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila dirumuskan dari kehidupan bangsa Indonesia yang digunakan untuk
pedoman bangsa Indonesia dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.Pancasila
memiliki fungsi sebagai dasar filsafah negara dijabarkan juga sebagai jiwa bangsa,
sebagai kepribadian bangsa, sebagai pandangan hidup bangsa, yang kemudian
dijadikan sebagai pedoman hidup bangsa Indonesia dalam bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara. Jika kita mengamati kejadian di lingkungan masyarakat sekitar kita, kita
dapat mengetahui berapa jauh perubahan normamanusia yang melenceng dari kaedah
dan nilai Pancasila.Maka, agar Pancasila itu benar-benar terasa dalam kehidupan
sehari-hari dan sekaligus melestarikan Pancasila, maka rakyat Indonesia harus berusaha
melaksanakan pedoman pengamalan Pancasila, dengan mendarah dagingkan nilai-nilai
yang luhur yang terkandung dalam Pancasila.
Cita-cita bangsa Indonesia dalam mendirikan negara adalah kesejahteraan bagi
seluruh rakyat Indonesia. Tidak ada maknanya suatu kesejahteraan jika hanya untuk
sebagian kecil dari rakyat Indonesia, karena akhirnya yang tidak memperoleh
kesejahteraan ini akan menjadi beban dan tanggungan negara. Oleh karena itu konsep
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan suatu konsep yang dapat
dipertanggung jawabkan sebagai penerjemahan dari faham kebersamaan serta faham
persatuan dan kesatuan. Inilah faham sosialitas bangsa Indonesia yang harus dijadikan
pedoman dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah prinsip keadilan sosial
2. Bagaimanakah implementasi sila keadilan sosial
3. Apa sajakah pelanggaran sila ke lima dalam berbagai bidang
C. Tujuan
1. Mengetahui prinsip keadilan sosial
2. Mengetahui implementasi sila keadilan sosial
4. Mengetahui pelanggaran sila ke lima dalam berbagai bidang

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. PRINSIP KEADILAN SOSIAL

Prinsip Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia menegaskan bahwa


kemakmuran masyarakatlah yang diutamakan bukan kemakmuran orang
seorang. Dalam kerangka itu, Pemerintah Negara Indonesia wajib melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial. Selanjutnya Prinsip Keadilan Sosial tersebut dituangkan dalam
UUD 1945, antara lain sebagai berikut :
a. Bahwa negara menjamin dan memajukan hak asasi manusia sebagaimana
dituangkan dalam Pasal 28A hingga Pasal 28J UUD 1945.
b. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan
kepercayaannya itu.
c. Bahwa tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
usaha pertahanan dan keamanan negara.
d. Bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan serta wajib
mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya

e. Bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem


pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta
akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
f. Bahwa negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-
kurangnya dua puluh persen dari APBN serta dari APBD untuk
memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.
g. Bahwa pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk
kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.
h. Bahwa negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah
peradaban dunia dengan menjamin kebewbasan masyarakat dalam
memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya.

2
i. Bahwa negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai
kekayaan budaya nasional.
j. Bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan dan cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan
yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
k. Bahwa bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran
rakyat.
l. Bahwa sehubungan dengan itu perekonomian nasional harus
diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip
kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan
lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan
dan kesatuan ekonomi nasional.
m. Bahwa fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara.
n. Bahwa negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat
dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai
dengan martabat kemanusiaan.
o. Bahwa negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan
kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.

B. PELAKSAAN KEADILAN SOSIAL DALAM BERBAGAI BIDANG


1. Bidang Pendidikan
Seiring perkembangan jaman, perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan
semakin tidak dapat dikendalikan juga. Pendidikan menjadi hal terpenting yang
harus diperhatikan oleh setiap orang tua, agar anak-anak mereka menjadi anak-
anak yang mampu bersaing dengan lingkungan yang ada saat ini. Tapi terkadang
masalah ekonomi menjadi hambatan bagi para orang tua untuk menyekolahkan
anak-anak mereka. Dalam hal ini, peran serta pemerintah sangat diperlukan.
Salah satu program pemerintah dalam meningkatkan pendidikan di Indonesia
adalah dengan mengadakan program wajib belajar 12 tahun Hal ini diharapkan
dapat meningkatkan pendidikan di Indonesia. Selain itu, pemerintah pun
memberikan bantuan-bantuan bagi dalam bidang pendidikan, seperti memberikan
BOS ( Biaya Operasional Siswa ).
Hal ini diharapkan agar setiap warga negara Indonesia bisa mendapatkan
pendidikan seperti yang tertera pada Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1
sampai 5, yang berbunyi :

3
1. Setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan .
2. Setiap warga Negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah
wajib membiayainya .
3. Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan
nasional .
4. Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-jkurangnya 20%
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah .
5. Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung
tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta
kesejahteraan manusia .
Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan diwajibkannya Program WAJAR 9
tahun ini, semakin memperjelas mengenai peranan sila ke-5 Pancasila dalam
mewujudkan salah satu tujuan negara, yaitu untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa dengan memberikan pendidikan secara layak dan adil untuk setiap warga
Negara Indonesia
2. Bidang Ekonomi
Nilai-nilai dasar sila kelima, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,
menunjukkan betapa seluruh upaya pembangunan kita, untuk mengembangkan
pertumbuhan ekonomi dikaitkan dengan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya
menuju kepada terciptanya kemakmuran yang berkeadilan bagi seluruh rakyat
Indonesia dalam sistem ekonomi yang disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas
asas kekeluargaan.
Menurut ISEI, di dalam sistem ekonomi yang berlandaskan Demokrasi Ekonomi,
usaha
negara, koperasi, dan usaha swasta dapat bergerak di dalam semua bidang usaha
sesuai dengan peranan dan hakikatnya masing-masing. Dalam konsep itu, usaha negara
berperan sebagai:
a) perintis di dalam penyediaan barang dan jasa di bidang-bidang produksi yang
belum cukup atau kurang merangsang prakarsa dan minat pengusaha swasta;
b) pengelola dan pengusaha di bidang-bidang produksi yang penting bagi negara;
c) pengelola dan pengusaha di bidang-bidang produksi yang menguasai hajat
hidup orang banyak;
d) imbangan bagi kekuatan pasar pengusaha swasta;
e) pelengkap penyediaan barang dan jasa yang belum cukup disediakan oleh
swasta dan koperasi, dan
f) penunjang pelaksanaan kebijaksanaan negara.
3. Bidang kesehatan

4
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang
harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Kesehatan diartikan sebagai keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun
sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomis. Itulah kedudukan dan pengertian kesehatan seperti yang termaktub dalam
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
Undang-undang tersebut merupakan penjabaran dari amanat UUD 1945 Pasal 28H
ayat (1) dan Pasal 34 ayat (3). Pasal 28H ayat (1) berbunyi setiap orang berhak hidup
sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang
baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Sedangkan Pasal 34
ayat (3) berbunyi Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan
kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.
Terkait dengan pelayanan kesehatan, ada dua isu etika yang saling terkait dari
bunyi pasal-pasal tersebut yakni right atau hak setiap orang memperoleh pelayanan
kesehatan di satu sisi, di sisi yang lain adalah dutiesatau tanggung jawab negara
menyediakan fasilitas kesehatan. Doctrine of rights menyatakan bahwa all duties entail
other peoples rights and all rights entail other peoples duties. Dengan kata lain hak
warga untuk memperoleh pelayanan kesehatan menjadi tanggung jawab negara untuk
memenuhi hak tersebut dengan menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan. Kondisi
warga yang heterogen dalam banyak hal seperti kondisi geografis dan sosial ekonomi
memunculkan isu etika lainnya yaitu keadilan (justice) negara dalam memenuhi hak
warga atas pelayanan kesehatan tersebut karena treating people unequally dapat
menimbulkan kondisiunjustice[1].
Penjabaran mengenai tanggung jawab negara dalam menyediakan fasilitas
pelayanan kesehatan dijelaskan dalam Pasal 14 s/d Pasal 20 dalam UU 36/2009 sebagai
berikut:
1. Tanggung jawab dalam merencanakan, mengatur, menyelenggarakan,
membina, dan mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan yang merata dan
terjangkau oleh masyarakat.
2. Tanggung jawab atas ketersediaan lingkungan, tatanan, fasilitas kesehatan baik
fisik maupun sosial bagi masyarakat.
3. Tanggung jawab atas ketersediaan sumber daya di bidang kesehatan yang adil
dan merata bagi seluruh masyarakat.
4. Tanggung jawab atas ketersediaan akses terhadap informasi, edukasi, dan
fasilitas pelayanan kesehatan.
5. Tanggung jawab memberdayakan dan mendorong peran aktif masyarakat
dalam segala bentuk upaya kesehatan.
6. Bertanggung jawab atas ketersediaan segala bentuk upaya kesehatan yang
bermutu, aman, efisien, dan terjangkau.
7. Tanggung jawab atas pelaksanaan jaminan kesehatan masyarakat melalui
sistem jaminan sosial nasional bagi upaya kesehatan perorangan.

C. PELANGGARAN SILA KELIMA DIBERBAGAI BIDANG

5
Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia yang merupakan sila ke lima
dari Pancasila ternyata dalam pelaksanaanya sudah tidak sesuai dengan kondisi dan
harapan rakyat Indonesia saat ini.
Cita-cita nasional bangsa Indonesia adalah untuk menciptakan masyarakat yang
adil dan makmur. Walaupun cita-cita tersebut sudah dicanangkan sejak Indonesia
merdeka, namun pada kenyataanya pencapaiannya masih sangat jauh dari yang
diharapkan.
Perjuangan menuju keadilan dan kesejahteraan sosial ternyata memang masih
banyak kendala. Salah satu faktor yang menjadi penghambat terbentuknya masyarakat
yang adil dan makmur tersebut adalah kurang ditegakannya keadilan disemua lini
kehidupan masyarakat dalam bernegara. Karena jika keadilan ditegakkan dengan baik,
maka kesejahteraan dan kemakmuran suatu negara akan tercipta.
Sila ke-5, yang seharusnya sudah terlaksanakan dengan baik dalam kehidupan,
justru pada prakteknya, pelaksanaan dari sila tersebut tidak sesuai dengan kondisi
rakyat Indonesia saat ini, dimana masih ada praktek diskriminasi dari para penguasa.
Menanggapai masalah tersebut dalam tulisan ini ada empat hal yang ingin saya
paparkan yaitu mengenai bukti penerapan keadilan dalam bidang hukum, kesehatan,
pendidikan dan ekonomi, yang dirasa mempunyai masalah kompleks terhadap
implementasi dari sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
1. Bidang Hukum
Hukum memang harus ditegakkan tetapi keadilan terhadap hukum tersebut juga
harus ditegakkan. Contoh kecil yang menggambarkan bukti ketidakadilan hukum di
Indonesia ini adalah banyaknya kasus korupsi yang menyeret pejabat publik seperti
kepala daerah, anggota legislatif, para anggota kabinet dan politisi partai politik yang
merugikan negara sampai milyaran rupiah, tetapi hukuman yang diberikan tidak
sebanding dengan apa yang telah diperbuat dan kadang walaupun sudah divonis sebagai
tersangka masih saja bisa pergi kemana-mana bahkan sampai keluar negeri.
Sedangkan jika kasusnya menimpa rakyat miskin seperti yang pernah menimpa
nenek Minah yang tersandung kasus pencurian 2 buah Kakao justru hukuman yang
diterima tidak sebanding dengan apa yang diperbuat. Dari sini menggambarkan bahwa
hukum yang ada itu hanya berlaku untuk orang-orang miskin saja, sedangkan untuk
orang kaya atau pejabat publik hukum itu tidak terlalu ditegakkan dengan benar.
Sehingga hukum itu dapat diibaratkan sebagai pisau, lancip dibawah dan tumpul diatas.

6
Padahal dalam UUD 1945 Pasal 28D Ayat (1) Tentang Hak Asasi Manusia hasil
amandemen disebutkan bahwa setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan,
perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan
hukum. Tetapi pada kenyataanya jauh dari apa yang diharapkan, ini menjadi bukti
bahwa keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia belum sepenuhnya bisa ditegakkan
dengan baik.
2. Bidang Kesehatan
Buruknya layanan kesehatan masih menjadi keluhan dikalangan masyarakat
yang kurang mampu di Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat dari berbagai aspek, mulai
dari antrean yang panjang, kerumitan dalam mengurus syarat-syarat administrasi,
bahkan tidak jarang yang mendapat penolakan dari berbagai rumah sakit. Hingga
pungutan liar untuk memperoleh pengobatan gratis juga masih terjadi.
Buruknya pelayanan kesehatan yang diterima rakyat miskin menjadi potret
bahwa keadilan belum bisa ditegakkan dengan baik. Tapi disisi lain, orang kaya atau
orang yang mempunyai jabatan/pangkat tinggi justru mendapatkan pelayanan yang
istimewa. Padahal dalam UUD 1945 pasal (28) H ayat (2) tentang Hak Asasi Manusia
menyebutkan bahwa setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus
untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan
keadilan. Tetapi pada kenyataannya rakyat miskin masih banyak mendapatkan
perlakuan diskriminasi dari pihak rumah sakit.
3. Bidang Pendidikan
Masalah lain yang memperlihatkan ketidakadilan dalam dunia pendidikan yaitu
ketidakmampuan warga miskin untuk memperoleh pendidikan yang layak, sehingga
banyak anak-anak Indonesia yang tidak mampu untuk sekolah karena biaya sekolah
yang dirasa memberatkan. Oleh sebab itu pemerintah seharusnya memprioritaskan
warga miskin Indonesia dengan memberikan pendidikan. Sehingga anak-anak yang
kurang mampu tersebut dapat mengenyam pendidikan yang layak dibangku sekolah
seperti anak-anak pada umumnya.
Selain masalah tersebut terdapat masalah-masalah yang lain yang harus
diperhatikan oleh pemerintah salah satunya adalah pendidikan untuk anak-anak di
daerah pedalaman atau di daerah perbatasan, pemerintah dinilai hanya memprioritaskan
pendidikan untuk daerah-daerah yang sudah maju saja, sementara untuk pendidikan di
daerah-daerah pedalaman cenderung diabaikan. Banyak anak-anak di daerah
pedalaman yang membutuhkan pendidikan formal, bahkan hanya untuk sampai
7
kesekolahan saja mereka sampai harus rela berjalan atau menyeberangi sungai yang
jaraknya sangat jauh dari tempat tinggalnya.
4. Bidang Ekonomi
Keadilan dalam bidang ekonomi di negara kita belum bisa terwujud
sebagaimana yang telah diharapkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila.
Justru masalah yang paling miris di bidang ekonomi yaitu masalah kemiskinan.
Kemiskinan ini menjadi bukti dari penegakkan keadilan yang tidak sempurna padahal
dalam konstisusi telah ditetapkan bahwa fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara
oleh negara, tapi pada kenyataanya malah menyimpang dari apa yang telah ditetapkan
pada konstitusi, fakir miskin dan anak-anak terlantar dibiarkan keliaran dijalan-jalan
untuk mengemis, bahkan mereka tidur di bawah kolong jembatan hanya dengan
beralaskan kardus bekas.
Masalah lain yang mencerminkan tidak adanya keadilan dalam bidang ekonomi
adalah pengeksploitasian terhadap buruh-buruh pabrik untuk bekerja selama berjam-
jam tetapi dengan tingkat upah yang sangat rendah. Sehingga dari eksploitasi tersebut
perusahaan memperoleh keuntungan yang sangat besar, karena perusahaan bisa
mempekerjakan buruh yang murah dan yang mau bekerja keras untuk kemajuan
perusahaanya. Itulah sedikit potret mengenai bukti dari implementasi dari sila ke-5
yang tidak sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia saat ini.
5. Bidang Budaya
Kehidupan masyarakat papua dengan masyarakat jakarta tentulah sangat
berbeda, yang penduduknya juga merupakan penduduk Indonesia juga, tetapi
kehidupan mereka sangat jauh berbeda. Masih banyak masyarakat papua yang
memakai koteka, pembangunan di derah tersebut juga tidak merata. Kita bandingkan
saja dengan kehidupan masyarakat di Jakarta, banyak orang-orang memakai pakaian
yang berganti-ganti model, banyak bangunan menjulang tinggi.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

9
Daftar Pustaka
www.academia.edu/24246334/Nilai-Nilai_Sila_ke-
5_Keadilan_Sosial_Bagi_Seluruh_Rakyat_Indonesia_at_BULLET_Quenayurifta
www.academia.edu/24246334/Nilai-Nilai_Sila_ke-
5_Keadilan_Sosial_Bagi_Seluruh_Rakyat_Indonesia_at_BULLET_Quenayurifta

Pendidikan Pancasila, 2015. Ghraha Ilmu

10

Anda mungkin juga menyukai