Anda di halaman 1dari 2

Jawaban No.

3-30

Nita
Pengaruh agama pada perilaku konsumen agak diabaikan dalam masyarakat sekuler,
bahwa meskipun agama berpengaruh kuat dalam kehidupan, namun pada umumnya dalam
perilaku pembelian, peran agama ini masih belum begitu jelas. Namun demikian seiring
berjalannya waktu dan adanya perubahan sosial serta pergeseran nilai-nilai dalam masyarakat, isu
spiritualitas dalam perilaku konsumen semakin menjadi perhatian masyarakat.
Religiusitas adalah penghayatan agama seseorang yang menyangkut simbol, keyakinan,
nilai dan perilaku yang didorong oleh kekuatan spiritual.Religiusitas dapat digambarkan sebagai
adanya konsistensi antara kepercayaan terhadap agama sebagai unsur kognitif, perasaan agama
sebagai unsur afektif dan perilaku terhadap agama sebagai unsur psikomotorik. Aktifitas beragama
yang erat berkaitan dengan religiusitas, bukan hanya terjadi ketika melakukan ritual
(ibadah) tetapi juga aktivitas lain yang didorong kekuatan batin. Jadi, sikap religiusitas merupakan
integrasi secara komplek antara pengetahuan agama, perasaan serta tindakan keagamaan dalam
diri seseorang.
Perilaku konsumen Indonesia dalam pengambilan keputusan pembelian produk, juga dapat
dikatakan sebagai bagian dari aktifitas yang berkaitan dengan religiusitas. Perilaku Konsumen
Indonesia yang religius dapat dilihat dari adanya kenyataan yang menunjukkan bahwa
konsumen Indonesia sangat peduli terhadap isu agama. Pada umumnya, konsumen suka dengan
produk yang mengusung simbol-simbol agama, sehingga para pelaku bisnis banyak yang
memanfaatkan simbol-simbol agama dalam melakukan strategi pemasarannya.

.
Nisak

Festival dan upacara keagamaan tidak kebal terhadap marketing. Banyak festival dan upacara
keagamaan telah menjadi peluang bisnis untuk membuat penjualan. Sampai pada tingkat apa
hal ini benar? Berikan alasan atas jawabanmu.

Festival dan upacara keagamaan mempunyai arti penting bagi masing-masing penganut
agamanya. Masing-masing festival dan upacara keagamaan mempunyai artifak dan kekhususan
yang menimbulkan adanya kebutuhan baru terkait penyelenggaraan festival dan upacara
keagamaan tersebut. Kebutuhan ini lah yang memunculkan peluang bisnis. Momentum festival
dan upacara keagamaan ini harus dimanfaatkan dengan baik oleh para marketer. Hal ini
dikarenakan penganut agama akan memprioritas kebutuhannya pada momentum ini. Bahkan
banyak konsumen yang mempunyai dana cadangan untuk memenuhi kebutuhan pada
momentum festival dan upacara keagamaan.

Kita dapat mengambil contoh perayaan hari raya di Indonesia.

a. Perayaan hari raya idul fitri identik dengan kebersamaan, saling mengunjungi, mudik,
saling berbagi. Peluang usaha yang terbuka lebar dalam momentum ini antara lain bisnis
busana muslim, jasa transportasi, parsel, kue lebaran, dan ketupat lebaran. Para
marketer dapat membuat offering yang menarik pada momentum ini.

b. Pada perayaan hari raya idul adha, dilaksanakan ibadah kurban. Peluang usaha pada
momentum ini antara lain penjualan hewan kurban, alat dan perlengkapan untuk
mengolah daging kurban.

Selama ada konsumen yang menganggap festival dan upacara keagamaan merupakan momen
yang bermakna dan emosional maka peluang usaha akan terus ada.

Anda mungkin juga menyukai