Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Para Sosialogi memandang betapa pentingnya psoses sosial, mengingat
pengetahuan peihal Struktur masyarakat saja belum cukup untuk memperoleh
gambaran yang nyata mengenai kehidupan bersama yang bisa berupa aktivitas
individu dalam masyarakat dengan cara mengambil bagian dalam kegiatan yang
ada dimasyarakat dalam berbagai sector, baik sosial,konomi,pengamanan dan
lain-lain.Tamotsu Shibutani menyatakan bahwa sosiologi mempelajari trasaksi-
trasaksi social yang mencakup berbagai usaha kerja sama anatara para pihak,
karena semua kegiatan-kegiatan manusia didasarkan pada gotong
royong.Pengetahuan tentang proses social memungkinana seorangan untuk
memperoleh pengertian mengenai segi dinamis dari masyarakat atau gerak
masyarakat. Dahulu banyak sarjana sososiologi yang menyamakan perubahan
social dan proses social, karena ini melepaskan dari titik berat. Pandangan
Sarjana Sosiolgi klasik yang lebih menetipkan beratkan pada struktur dari
masyarakat.Memang tidak dapat disangkal bahwa masyarakat mempunyai bentuk-
bentuk strukturnya seperti kelompok social, kebudayaan, lembaga social, dan
kekuasaan. Akan, tetapi semua itu mempunyai derajat tertentu yang menyebabkna
pola-pola perilaku yang berbeda, tergantung pada masing-masing situasi yang
dihadapi. Perkembangan dan perubahan masyarakat memujudkan interaksi social,
adalah kunci dari semua kehidupan social, Karena tampak interaksi social, tidak
akan mungkin kehidupan bersama bertemunya setiap orang secara fisik, dan tidak
akan menghasilkan poegangan hidup dalam suatu kelompok social. pergaulan
hidup semacam itu akan terjadi apabila orang-orang atau kelompok mau kerja
sama, saling berbicara, dan seterusnya untuk tercapainya suatu tujuan yang sama,
mengadakan, persaingan ,pertingkaian dan lain sebagainya. Oleh karena itu,dapat
dikatakan interaksi social adalah proses social yang menunjukan pada hubunga-
hubungan sosila dinamis. (Wahit, Iqbal Mubarak, 2005, hal 71).

1
1.2 Tujuan Penulisan
1.21 Tujuan Umum

Setelah melakukan mempelajari mahasiswa mampu menjelaskan Proses


Sosial dan Interaksi Sosial di kehidupan masyarakat.

1.22 Tujuan Khusus

Setelah melakukan itu mahasiswa mampu memahami


1 Mahasiswa mampu memahami Pengertian Proses Sosial dan Interaksi
Sosial
2 Mahasiswa mampu memahami Interaksi Sosial Sebagai Faktor Utama
Dalam Kehidupan Sosial
3 Mahasiswa mampu memahami Syarat-syarat Terjadinya Interaksi Sosial
4 Mahasiswa mampu memahami Kehidupan yang Terasing
5 Mahasiswa mampu memahami Bentuk_bentuk Interaksi Sosial

2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1 Definisi Proses-Proses Sosial dan Interaksi Sosial

Proses sosial adalah cara-cara berhubungan/komunikasi apabila individu


dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan menentukan sistem serta
bentu-bentuk hubungan tersebut atau perubahan-perubahan yang menyebabkan
goyahnya pola-pola kehidupan yang terlah ada.( Wahit iqbal Mubarak, 2005,hal
73)
Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial, karena
tanpa interkasi sosial tak akan mungkin ada kehidupan bersama.( Wahit iqbal
Mubarak, 2005,hal 73).

Berikut ini adalah beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian proses sosial
dan interaksi sosial (Gunawan, 2010) :
1 Adham Nasution

Proses sosial adalah proses kelompok-kelompok dan individu-individu saling


berhubungan, yang merupakan bentuk antara aksi sosial, ialah bentuk-bentuk
yang nampak kalau kelompok-kelompok manusia atau orang perorangan
mengadakan hubungan satu sama lain. Kemudian ditegaskan lagi, bahwa proses
sosial adalah rangkaian sikap/tindakan manusia (human actions) yang merupakan
aksi dan reaksi atau challenge dan respons di dalam hubungannya satu sama lain.

2 Abu Ahmadi

Proses sosial dimaksudkan cara-cara interaksi (aksi dan reaksi) yang dapat diamati
apabila perubahan-perubahan mengganggu cara hidup yang telah ada. Dengan

3
konsep interaksi sosial, ia memberikan batasan proses sosial sebagai pengaruh
timbal balik antara individu dan golongan di dalam usaha mereka untuk
memecahkan persoalan yang dihadapi dan di dalam usaha mereka untuk mencapai
tujuannya.
3 Soerdjono Dirdjosisworo

Proses sosial sebagai pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan
bersama. Ia kemudian memperinci pengertian rumusan ini sebagai berikut :
a Pengaruh timbal balik sebagai akibat hubungan timbal balik antara
individu dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok mengenai
berbagai aspek kehidupan manusia seperti politik, ekonomi, sosial budaya
dan keamanan.
b Berbagai segi kehidupan tersebut adalah penerapan aspek-aspek utama
dalam kehidupan sosial yang mewarnai bahkan menentukan
perkembangan dalam kehidupan bersama.

Interaksi sosial sendiri diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial timbal


balik yang dinamis, yang menyangkut hubungan antara orang-orang secara
perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang dengan
kelompok-kelompok manusia.

4 Roucek dan Warren

Interaksi adalah suatu proses melalui tindak balas tiap-tiap kelompok berturut-
turut menjadi unsur penggerak bagi tindak balas dari kelompok yang lain. Ia
adalah suatu proses timbal balik, yang mana satu kelompok dipengaruhi tingkah
laku reaktif pihak lain dan dengan berbuat demikian ia mempengaruhi tingkah
laku orang lain.

5 Gillin dan Gillin

Proses-proses sosial adalah cara berhubungan yang dapat dilihat apabila orang
perorangan dan kelompok-kelompok manusia saling bertemu dan menentukan
sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila

4
ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya cara-cara hidup yang
telah ada.(Gillin and Gilllin,1954,hal 487-488)

6 Robert M.Z.

Mengemukakan Definisi perubahan sosial yaitu proses dimana dalam suatu sistem
sosial terdapat perbedaan yang dapat diukur yang terjadi dalam suatu kurun waktu
tertentu.

2.2 Interaksi Sosial Sebagai Faktor Utama Dalam Kehidupan Sosial


Prof Dr.Soerjono Soekamtom dalam pengantar Sosiologi mengatakan bahwa
interaksi social kunci semua kehidupan social, tidak ada interaksi berarti tidak
mungkin kehidupan bersama. (Soerjono,1974)

Contoh :
Dalam Sebuah seminar di undangan beberapa perusaha dimana perusahaan-
perusahaan tersebut harus mengirim satu utusan atau beberapa utusan sesuai
permintaan.Pada waktu utusan dari berbagai perusahaan itu tiba di tempat seminar
katakana si A perusahaan yang satu, Bertemu dengan si B dari perusahaan yang
lain dan dengan C dari perusahaan yang lain lagi.Pada awal pertemuan itu mereka
hanya bertatap muka saja dan tidak saling berbicara.Menegur atau berbasa-basi
Diakatakan bahwa dengan bertatap muka saja tanpa berbicara atau berbasa-basi
saja,ini sudah dapat dikatakan bahwa interaksi social telah terjadi karena disini
masing-masing pihak menyadari bahwa ada pihak lain di dalamm ruangan
seminar tersebut yang tentunya oleh kekhasan pihak lain misalnya bau wangi atau
bau keringay akan menyebabakan perubahan dalam perassan masing-masing
pihak yang ada. Dan kekhasan para pihak yang ada ini akan membuat suatu kesan
pada pikiran masing-masing tentang apa yang akan dilakukan selanjuntnya.Dalam
arti bahwa mungkun saja kalau Si A adalah seoranv pria yang belum berkeluarga
dan si B atau Si C adalag seorang wanita yang belum berkeluarga, maka oleh ke

5
khasan yang ditimbulkan oleh peristiwa tersebut, maka tindak lanjutnya, Si A
akan menegur si B atau sebaliknya dan lain sebagainya. (Soerjono,1974)
Bentuk umum proses social adalah interaksi social dinamakan sebagai
proses umum proses social karena interasi social merupakan syarat utama
terjadinya aktivitas-aktivitas social.(Selo Soemardjan,1964.hal 177).

1 Interaksi Sosial merupakan hubungan-hubungan social yang dinamis yang


menyangkut hubungan antatra kelompok kelompok manusia, maupun
orang perorangan dengan kelompok.
2 Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi antara
kelompok tersebut sebagai suatu kesatuan dan biasanya tidak menyangkut
pribadi anggota-anggotanya.
3 Interaksi sosial hanya berlangsung antara pihak-pihak apabila terjadi reaksi
terhadap dua belah.

Berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan pada faktor berikut antara lain.
(Selo Soemardjan,1964.hal 177).
a. Faktor imitasi
Salah satu segi positifnya adalah bahwa imitasi dapat mendorong
seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang
berlaku
b. Faktor sugesti
Faktor sugesti berlangsung apabila seseorang memberi
suatu pandangan atau suatu sikap yang berasal dari
dirinya yang kemudian diterima oleh pihak lain.
c. Faktor Identifikasi
Identifikasi sebenarnya merupakan kecenderungan atau keinginan
dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain.
Identifikasi sifatnya lebih mendalam daripada imitasi, karena
kepribadian seseorang dapat terbentuk atas dasar proses ini.
d. Faktor simpati
Faktor simpati merukan suatu proses dimana seseorang merasa
tertarik pada pihak lain.Di dalam ini proses ini perasaan seseorang
memegang peranan yang sangat peting, walau pun dorongan utama
pada simpati adalah keinginan untuk memahami piihak lain.

6
2.3 Syarat-syarat Terjadinya Interaksi Sosial

Interaksi social merupakan hubungan social yang dinamis menyangkut hubungan


antara individu,anatara kelompok maupun antara individu dengan kelompok.(Ibid,
hal:491)
Dua Syarat terjadinya interaksi sosial :
1 Adanya kontak sosial (social contact), yang dapat berlangsung dalam tiga
bentuk.Yaitu antarindividu, antarindividu dengan kelompok,
antarelompok. Selain itu, suatu kontak dapat pula bersifat langsung
maupun tidak langsung.
2 Adanya Komunikasi, yaitu seseorang memberi arti pada perilaku orang
lain, perasaan-perassaan apa yang ingin disampaikan orang tersebut.
Orang yang bersangkutan kemudian memberi reaksi terhadap perasaan
yang ingin disampaikan oleh orang tersebut.

Kontak sosial dapat terjadi dalam 3 bentuk :(Ibid, hal:491)

1 Adanya Orang Perorangan

Kontak sosial ini adalah apabila anak kecil mempelajari kebuasaan dalam
keluarganya.Proses demikian terjadi melalui sosialisasi, yaitu suatu proses dimana
anggota masyarakat yang baru mempelajari norma-norma dan nilai-nilai
masyarakat dimana dia menjadi anggota.

2 Ada orang Perorangan dengan suatu kelompok manusia atau sebaliknya

kontak sosial ini misalnya adalah seseorang merasakan bahwa tindakan-


tindakannya berlawanan dengan norma-norma masyarakat atau apabila suatu
partai politik memkasa anggota-anggotanya menyesuaikan diri dengan ideologi
dan programnya.

3 Antara Suatu kelompok manusia dengan manusia lainnya

7
Umpamanya adalah dua partai politik mengadakan kerja sama untuk mengalahkan
parpol yang ketiga di pemilihan umum.Terjadinya suatu kintak tidaklah semata-
mata tergantung dari tindakan dari tindakan, tetapi juga tanggapan tindakan
tersebut. Kontak Sosial yang bersifat positif mengarah pada suatu kerja
sama,sedangkan yang bersifat negarif menagarah pada pada suatu pertentangan
atau bahkan sama sekali tidak menghasilkan suatu interaksi sosial.

Suatu kontak dapat bersifat primer atau sekunder.


Kontak primer terjadi apabila yang mengadakan hubungan langsung
bertemu dan berhadapan muka.
Kontak sekunder memerlukan suatu perantara, hubungan-hubungan yang
sekunder tersebut dapat dilakukan melalui alat-alat telepon, telegraf, radio,
internet, dan lain-lain.

Pentingnya komunikasi adalah bahwa seseorang memberikan tafsiran pada


perilaku orang lain (yang berwujud pembicaraan, gera-gerak badaniah atau sikap),
perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut.

2.4 Kehidupan yang Terasing


Kehidupan terasing dapat disebabkan karena secara badaniah seseorang sama
sekali diasingkan dari hubungan dengan orang-orang lain. (Robbert E Park and
Ernest 1921)
Terasingnya seseorang dapat pula disebabkan oleh karena cacat pada salat
satu indranya.
Dari beberapa hasil penelitian, ternyata bahwa kepribadian orang-orang
mengalami banyak penderitaan akibat kehidupan yang terasing karena cacat indra
itu. Orang-orang cacat tersebut akan mengalami perasaan rendah diri, karena
kemungkinan-kemungkinan untuk mengembangkan kepribadiannya seolah-olah
terhalang dan bahkan sering kali tertutup sama sekali.Terasingnya seseorang,
mungkin juga disebabkan karena pengaruh perbedaan ras atau kebudayaan yang
kemungkinan menimbulkan prasangka-prasangka.
Pada masyarakat berkasta, dimana gerak sosial vertikal hampir tak terjadi,
terasingnya seseorang dari kasta tertentu (biasanya warga kasta rendahan), apabila
berada di kalangan kasta lainnya (kasta yang tertinggi), dapat pula terjadi.Keadaan

8
demikian juga merupaka suatu penghalang terhadap terjaadinya suatu interaksi
sosial.

2.5 Bentuk-bentuk Interaksi Sosial

Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa : (Selo Soelaeman,1964,


Hal:177)
1 kerja sama (cooperation).
2 persaingan (competition).
3 Pertentangan atau pertikaian (conflict).

Gillin dan Gillin mengadakan penggolongan yang lebih luas lagi. Menurut
mereka, ada dua macam proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya interaksi
sosial :

Proses-proses yang Asosiatif


a. Kerja Sama (Cooperation)
Suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk
mencapai suatu atau beberapa tujuan bersama.(Kimball, Young, hal:143)
Ada 3 bentuk kerjasama :
1 Bargaining, Yaitu pelaksana perjanjian mengenai pertukaran barang-
barang dan jasa-jasa antara 2 organisasi atau lebih.
2 Co-optation, yakni suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam
kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi sebagai
salah satu cara untuk menghindari terjadinya kegoncangan dalam stabilitas
organisasi yang bersangkutan
3 Coalition, adalah kominasi antara dua organisasi atau lebih yang
mempunyai tujuan-tujuan yang sama.

Bentuk kerja sama tersebut berkembang apabila Kimball, Young,


hal:143)
Orang dapat digerakan untuk mencapai suatu tujuan bersama.
Harus ada kesadaran bahwa tujuan tersebut di kemudian hari mempunyai
manfaat bagi semua.

9
Harus ada iklim yang menyenangkan dalam pembagian kerja serta balas
jasa yang akan diterima.
Haraus mempunyai keahlian-keahlian tertentu supaya rencana kerja
samanya dapat terlaksana dengan baik.

Kerja sama timbul karena orientasi orang-perorangan terhadap


kelompoknya (yaitu in-group-nya) dan kelompok lainya (yang merupakan out-
group-nya). Kerja sama akan bertambah kuat jika ada hal-hal yang menyinggung
anggota/perorangan lainnya.
Menurut Charles H.Cooley kerjasama timbul apabila orang menyadari
bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat
yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri
sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut; kesadaran akan
adanya kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan
fakta-fakta penting dalam kerjasama yang berguna
Joint Venture, yaitu kerjasama dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu,
misalnya pengeboran minyak, pertambangan batubara, perfilman, perhotelan, dst.
b. Akomodasi (Accomodation)
1. pengertian

Istilah Akomodasi dipergunakan dalam dua arti : menujuk pada suatu keadaan dan
menujuk pada suatu proses.( Kimball, Young, hal:143)
Akomodasi menunjuk pada keadaan adanya suatu keseimbangan dalam
interaksi antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dalam
kaitannya dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam
masyarakat.
Akomodasi menunjuk pada suatu proses akomodasi menunjuk pada usaha-
usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan yaitu usaha-usaha manusia
untuk mencapai kestabilan.
Tujuan Akoodasi dapat berbeda-beda sesuai dengan situasi yang
dihadapinya, yaitu: (Kimball, Young, hal:143)
a) Untuk mengurangi pertentangan antara orang-perorangan atau kelompok-
kelompok manusia sebagai akibat perbedaan paham.Akomodasi di sini

10
bertujuan untuk menghasilkan suatu sintesa antara kedua pendapat
tersebut, agar menghasilkan suatu pola yang baru.
b) Untuk menccegah meledaknya suatu pertentangan, untuk sementara
waktu atau scara temporer
c) Mengusahakan peleburan antara kelompok-kelompok sosial yang
terpisah,misalnya melalui perkawian campuran atau asimilasi dalaam arti
yang luas.

2. Bentuk-bentuk Akomodasi
1) Coercion, adalah suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan
oleh karena adanya paksaan.
2) Compromise, adalah .suatu bentuk akomodasi, dimana pihak-pihak
yang terlibat masing-masing mengurangi tuntutannya,gar tercapai suatu
penyesiaan terhadap Perselisihan yang ada.
3) Arbitration, meruoakan suatu cara untuk mencapai compromise apabila
pijak-pihak berhadapan, masing-masing tidak sanggup untuk mencapai
sendiri.
4) Mediation , diundangan pihak ketiga yang netral dalam soal
perselisihan yang ada.
5) Conciliation, adalah suatu usaha untuk mempertemuakan keinginan-
keingian pihak-pihak yang berselisih bagi tercapainya suatu persetujuan
bersama.
6) Toleration, merupakan suatu bentuk Akomodasi tana persetujuan yang
formil bentuknya.
7) Stalemate, merupaka suatu Akomodasi, dimana pihak-pihak yang
bertentangan karena mempunyai kekeuatan yang seimbang, berhenti
pada suatu titik tertentu dalam melakukan pertentangannya.
8) Adjudicatiton, yaitu penyesaian perkata atau sengketa atau Pengadilan.

Hasil-hasil Akomodasi

1 Akomodasi menyebabkan usaha-usaha untuk sebanyak mungkin

mengindarkan diri dari benih-benih yang dapat menyebabkan pertentangan

yang baru, untuk kepentingn integrasi masyarakat.


2 Menekan Oposisi.
3 Koordinasi pelbagai kepribadian yang berbeda.

11
4 Perubahan dari lembaga-lembaga kemasyarakatan agar supaya sesuai

dengan keadaan yang baru atau keadaan yang berubah.


5 Perubahan-perubahan dalam kedudukan.
6 Akomodasi membuka jalan kearah asimilasi
4. Asimilasi

Asimilasi merupakan proses sosial dalam taraf lanjut. Ia ditandai dengan adanya
usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang-
perorangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha
untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap, dan proses-proses mental dengan
memerhatikan kepentingan dan tujuan bersama. (Gillin and Gillin,Op.,Cit Chapter
22).

Proses Asimilasi timbul bila ada : . (Gillin and Gillin,Op.,Cit Chapter 22).

Kelompok-kelompok manusia yang berbeda kebudayaannya


Orang-perorangan sebagai warga kelompok tadi saling bergaul secara
langsung dan intensif untuk waktu yang lama sehingga
kebudayaan-kebudayaan dari kelompok-kelompok manusia tersebut
masing-masing berubah dan saling menyesuaikan diri

Bentuk-bentuk Interaksi Sosial memberi arak ke suatu proses Asimilasi


1 Interaksi Sosial terbentuk bersifat suatu pendekatam terhadap pihak lain,
dimana pihak yang lain tadi juga berlaku sama.
2 Interaksi Sosial tersebut tidak mengalami halangan-halangan atau
pembatasan.
3 Proses Asimilasi mungkin dapat dipercepat, apabila interaksi social
tersebut bersifat langsung dan primer
4 Sebagai dahil umum, asimulasi diperkuat apabila frukensi interaksi social
adalah tinggi dan tetap serta apabila ada keseimbangan anatara pola-p[ola
asimilasi tersebut.

Faktor-faktor yang dapat mempermudah terjadinya asimilasi adalah :


1 Toleransi
2 Kesempatan-kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi

12
3 Sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya
4 Sikap tebuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat
5 Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan
6 Perkawinan campuran (amaigamation)
7 Adanya musuh bersama dari luar

Faktor umum penghalangan terjadinya asimilasi :


Terisolasinya kehidupan suatu golongan tertentu dalam
masyarakat Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi
dan sehubungan dengan itu seringkali menimbulkan faktor ketiga.

2.5 Bentuk-bentuk Asimilasi


a Persaingan (Competition)

Persainagn atau competition dapat diartikan sebagai suatu proses social, dimana
orang peroeangan atau kelompok-kelompok manusia yang bersaing, mencari
keuntungan mealui bidang-bidang dari public (baik perorangan maupun
kelompokmanusia) dengan cara usaha-usaha menarik perhatian public atau
dengan mempertajam prasangka yang telah ada, tanpa mempergunakan ancaman
atau kekerasan.Persaingan mempunyai dua tipe yaitu yang bersifat pribadi dan
tidak pribadi.Yang bersifat pribadi, orang perorangan secara langsung bersaing
untuk, misalnya, memperoleh kedudukan yang tertentu di dalam suatu
organisasi.Tipe ini dinamakan juga Rivalry.Didalam persaingan-persaingan yang
tidak bersifat pribadi, yang langsung bersaing adalah kelompok-kelompok
manusia; orang pok manusia tertentu.Persaingan tersebut, misalnya dapat terjadi
anatara dua perusahaan besar yang bersaing untuk mendapatkan monopoli di
suatu wilayah tertentu. (Gillin and Gillin, hal 590).

Tipe-tipe tersebut di atas menghasilkan beberapa bentuk persaingan, yaitu anatara


lain: (Gillin and Gillin, hal 590)
1 Persaingan di Bidang Ekonomi.Persaingan di bidang ekonomi timbul oleh
karena terbatasnya persediaan apabila di bandingkan dengan jumlah
konsumen.Dalam Teori ekonomi yang klasik, persaingan bertujuan untuk
mengatur produksi dan distribusi barang-barang.

13
2 Persaingan dalam bidang kebudayaan.Persaingan dengan bidang
kebudayaan lainnya terjadi seperti misalnya pada waktu pedagang-
pedagang Barat berdagang di pelabuhan-pelabuhan Jepang serta sewaktu
pendet-pendeta Agama Kristen berusaha untuk menyebarkan agama
terebut di Jepang.
3 Persaingan untuk mencapai suatu kedudukan dan peranan yang tertentu
dalam masyrakat
4 Persaingan karena perbedaan ras, sebenrnya merupakan juga persaingan di
bidang kebudayaan

Persaingan dalam batas-batas tertentu dapat mempuyai beberapa fungsi, yaitu


antara lain: (Ibid, hal 591).
1 Persingan menyalurkan keinginan-keinginan yang bersifat kompetitif dari
orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia.
2 Persaingan berfungsi sebagai suatu jalan dimana keinginan-keinginan
kepentingan-kepentingan serta nilai-nilai yang pada suatu masa terjadi
pusat perhatian, tersalurkan dengan sebaik-baiknya oleh mereka yang
bersaing.
3 Suatu Persaingan merupakan alay untuk mengadakan seleksi atas dasar
sex dan seleksi social.
4 Persaingan dapat juga berfungsi sebagai alat untuk menyaring warga-
warga golongan-golongan karya(fugsioniil) yang akhirnya akan
menghasilkan pembagian kerja byang efektif, yang oleh Emile Durkein
digambarkan sebagai the social vision of labor.
b Contravention

Contravention papa hakekatnya merupakan suatu bentuk proses social yang ada
berada antara persaingan dengan pertentangan dan pertingkaian.(Leopond,1932)
Proses Contravention menurut Leopond on Wiese dan Howard Backer mencakup
5 psoses, yaitu:
1 Proses yang umum dari Contravention meliputi perbuatan-perbuatan
seperti penolakan:keengganan,perlawanana,perbuatan yang menghalangi-
halangi protes

14
2 Bentuk-bentuk dari Contravention yang sederhana,seperti misalnya
nebbyangkal pernyataan orang lain, melalui surat-surat selebaran
3 Bentuk-bentuk dari Contravention yang intensif yang mencakup
penghasutan, mnyebarkan desas-desus,=,
4 Contravention bersifat rahasia
5 Contravention ersifat praktis

Tipe-tipe Contravention .(Leopond,1932)


1 Contravention antara masyarakt-masyarakat
2 Antagonisme Keagamaan
3 Contravention Intelekuil
4 Oposisi Moral

c Pertentangan atau pertikaian

Pribadi-pribadi maupun kelompok-kelompok manusia yang menyadari adanya


perbedaan-perbedaan misalnya dalam ciri-ciri badan, emosi, unsur-unsur
kebudayaan, pola-pola perilakuan dan seterusnya dengan pihak lain, dapat
mengakibatkan mempertajamkan perbedaan yang ada tadi, sehingga menjadi
suatu pertentangan atau pertingkaian.(Ibid,hal 633)

15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Proses sosial adalah cara-cara berhubungan/komunikasi apabila individu dan


kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan menentukan sistem serta bentu-
bentuk hubungan tersebut atau perubahan-perubahan yang menyebabkan
goyahnya pola-pola kehidupan yang terlah ada.( Wahit iqbal Mubarak, 2005,hal
73)

3.2 Saran
Hendaknya masyarakat (manusia) dapat menyadari, sebagai makhluk sosial tidak
dapat untuk berdiri sendiri dalam artian perlu berhubungan dengan individu atau
pun kelompok lain yang dalam ilmu sosiologi disebut proses sosial dan bentuk
umum dari proses sosial itu adalah interaksi sosial. Maka dari itu, terapkanlah
interaksi sosial yang sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai sosial yang
berlaku dalam masyarakat agar hubungan-hubungan sesama makhluk sosial dapat
berlangsung dengan baik.

16
Daftar Pustaka

Gillin and Gillin. 1954.Culcural Sociologi,a revision of An Introduction, thied


printing.New York.Halaman 487-488.

Ibdi. 1982. Sosiologi Suat Pengantar.Jakarta:Radang Jaya.

Kimball Young.1983.Sosiologi a studi of society and culture. Jakarta:Radang


Jaya

Mubarak,Wahid I.2005.Pengantar Keperawatan Komunitas 1.Jakarta: Sagung


Seto.

Sello Soemardjan.1964.Setangkai Bunga Sisiologi edisi pertama.


Jakarta:Yayasan Badan Penerbit Fakultas Ekinomi Universitas Indonesia.hal 177.

Soejono Soekarto.1974. Faktor-faktor Dasar Interaksi Sosial dan Kepatuhan


pada Hukum.HukumNasional Nomor 25 . Jakarta:Radang Jaya

17

Anda mungkin juga menyukai