Anda di halaman 1dari 73

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK Ny K

DI PANTI SOSIAL JOMBANG

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktik Profesi Ners


Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes Surya Mitra Husada Kediri

Disusun oleh :
SUNARDI S,Kep
08110577

P R O G R AM S T UD I I L M U K E PE R A W A T AN
S T I K E S S U R Y A MI T R A H US A DA
K E DI RI
2012
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Ny K

Nama mahasiswa : Ayu Khuzaimah Kurniawati

Tempat praktek : Panti Sosial Jombang

Tanggal : 15 Desember 20 Desember 2012

I. Identitas diri klien

Nama : Ny K

Umur : 93 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : Panti Sosial Jombang

Status perkawinan: Kawin

Agama : Islam

Suku : Jawa

Pendidikan : Tidak sekolah

Pekerjaan : Tidak bekerja

Sumber : Klien dan keluarga (anak)

II. Struktur keluarga

No Nama Umur JK Hub dg klien Pendd Pekerjaan Keterangan


1 Ny W 55 th P Anak ke-2 TS Buruh Sehat
dagang

Genogram

+ +

+ + + +

Keterangan:
: Laki-laki

: Perempuan

: Klien
: Tinggal 1 rmh
+ : Meninggal

III. Riwayat Keluarga


Klien mengatakan keluarganya tidak ada yang menderita penyakit kronis atau penyakit
keturunan yang lain. Di keluarganya tidak ada yang cacat.

IV. Riwayat Penyakit

1. Keluhan utama saat ini:


Klien merasa kondisinya selalu sehat, tidak pernah sakit. Klien menyatakan hanya sudah sering
tremor karena memang sudah tua. Klien mengeluh kadang-kadang pusing, tetapi kalau sudah
minum the manis dan panas biasanya sudah sembuh sendiri. Klien juga mengeluh kadang-
kadnag kesemutan di tangan atau kakinya.

2. Apa yang dipikirkan saat ini:


Klien mengatakan tidak sedang memikirkan sesuatu. Klien hanya mengingat bahwa dirinya
sudah tua dan sebentar lagi pasti akan dipanggil menghadap Allah. Klien memikirkan
keselamatan untuk kehidupannya kelak di alam akhirat.
3. Siapa yang paling dipikirkan saat ini:
Klien mengatakan tidak begitu memikirkan siapapun. Klien merasa nyaman karena masih ada 2
anaknya yang masih dekat dan selalu memperhatikan kebutuhan-kebutuhannya.
4. Riwayat penyakit dahulu:
Klien menyatakan tidak pernah menderita penyakit serius.

V. Pengkajian
1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Klien mengatakan sehat itu adalah bila kondisi badan mempunyai kekuatan untuk melakukan
kegiatan sehari-hari, dan keadaan sakit bila merasa tidak enak badan hingga tidak bisa bangun.
Bila merasa sakit akan periksa ke dokter/RS. Klien menyatakan bersyukur karena masih diberi
kesehatan sampai seusia ini

2. Pola nutrisi
Jumlah : Frekuensi 3-4x perhari. Makan utama -3/4 piring nasi (3/4 gelas) tiap kali makan, 1 potong lauk
nabati, 1 potong lauk hewani, 3 sendok sayur, 1 buah-buahan. Ngemil tidak tentu jumlahnya
kadang-kadang gorengan 1-2 buah/hari atau 2 genggam kacang rebus. Minum kira-kira 6 gelas
perhari.
Jenis : Nasi, bubur, lauk nabati/hewani, sayur, buah, kadang-kadang susu, tidak ada alergi makanan. Tidak
ada makanan pantangan, hanya saja klien tidak suka emping/melinjo. Jenis minuman: air putih
dan the manis, tidak pernah minum alkohol.

3. Pola eliminasi:
BAB teratur setiap hari bisa 1-2 kali, feces lembek, tidak pernah sembelit. Klien mengatakan
kadang-kadang merasa ingin BAB setelah makan. BAK tidak ada gangguan, hanya klien merasa
lebih sering BAK, frekuensi 6-7 x/hari, biasanya malam hari selalu terbangun untuk BAK kira-
kira 1-2 kali.
4. Pola aktivitas dan latihan
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan / minum V
Mandi V
Toileting V
Berpakaian V
Mobilitas di tempat tidur V
Berpindah / berjalan V
Ambulasi / ROM V
Keterangan:
0 : mandiri, 1: alat bantu, 2: dibantu orang lain 3: dibantu orang lain dan alat, 4: tergantung total.
5. Pola tidur dan istirahat
Klien tidur sekitar 5-6 jam perhari, selalu terbangun pada malam hari karena ingin BAK, dan
setelah BAK klien dengan mudah untuk melanjutkan tidurnya. Klien mempunyai kebiasaan tidur
pada siang hari sekitar 1-2 jam.
6. Pola perceptual
a. Penglihatan
Klien menyatakan kadang-kadang penglihatannya agak kabur apabila melihat benda agak jauh.
Klien tidak pernah menggunakan kacamata.
b. Pendengaran
Klien masih dapat mendengar suara dengan jelas tanpa melihat mimik muka lawan bicara.
c. Pengecap
Klien masih dapat membedakan rasa antara manis, pahit, asam dan asin.

d. Sensasi
Klien masih dapat membedakan panas, dingin, sakit maupun nyeri. Keluhan yang sering
dirasakan adalah kesemutan di kedua tangan maupun tungkai
7. Pola persepsi diri
a. Gambaran diri
Klien merasa tidak terganggu dengan keadaannya /penampilan sekarang ini, klien merasa tetap
bersyukur dengan bagaimanapun keadaan tubuhnya, asalkan sehat.
deal diri
Klien merasa keadaannya yang sudah tremor dan tua tidak pernah mematahkan semangatnya
untuk mencari keselamatan untuk kehidupannya di akhirat nanti.
c. Harga diri
Klien merasa mempunyai kepuasan dan kebanggan terhadap dirinya karena masih dapat
melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri, sehingga tidak begitu merepotkan anak-anaknya
d. Identitas diri
Klien sudah dapat menerima keadaannya, tidak merasa malu dengan keadaannya, masih merasa
tidak diperhatikan oleh keluarganya.
e. Peran diri
Klien merasa perannya dalam keluarga sudah tidak begitu berarti, namun klien merasa masih
berperan terhadap dirinya sendiri, yaitu mencari bekal kematian.
8. Pola peran hubungan
Di dalam komunikasi sehari-hari klien tidak mengalami hambatan. Dalam berkomunikasi
menggunakan bahasa Jawa. Klien tinggal bersama, 1 anak yang tinggal serumah, dan 1 anak
yang terpisah, namun tetap dekat rumahnya, 1 cucu dan menantunya. Anak yang lain telah
menikah dan tinggal di luar dusun maupun luar kota bersama istrinya, secara rutin anak-anaknya
selalu mengunjungi klien.
9. Pola managemen koping stress
Klien selalu pasrah kepada Allah atas apapun yang terjadi padanya. Selama ini klien merasa
tidak perlu melakukan sesuatu yang sulit atau mahal untuk mengatasi masalah-masalah dalam
hidupnya.
11. Sistem nilai dan keyakinan
Klien beragama islam, dan masih berusaha menjalankan sholat 5 waktu seperti layaknya masih
muda dan kuat. Klien menyatakan tidak pernah sholat malam, tetapi sering berdzikir. Klien
merasa yakin bahwa kebahagiaan di akhirat dapat diperoleh dengan bekal yang dipersiapkan di
dunia.

VI. Pemeriksaan Fisik


1. Pemeriksaan fisik
Tingkat kesadaran : Compos Mentis
TD : 170/80 mmHg. Nadi: 84 x/menit, Respirasi : 22 x/menit dan
Temperatur : 36,4C, BB : 28 Kg dan TB : 142 Cm
Kepala : Kulit kepala dan rambut bersih
Leher : tidak ada pembesaran vena jugularis
Thorak : Bentuk dada simetris, retraksi otot dada (-), turgor kulit baik agak kering
Abdomen : Tidak ada Ascites, tidak kembung, nyeri tekan (-)
Ekstremitas : Tidak ada kelainan, kuku jari tangan dan kaki bersih panjang dan agak kotor , kaki
kadang-kadang kesemutan terutama saat bangun tidur
2. Pemeriksaan Panca Indera
a. Penglihatan (mata) :
Bola mata : simetris tidak ada kelainan
Konjunctiva : tidak anemis
Sklera : tidak ikterik
Reflek pupil : +/+
Visus : 4/6

b. Pendengaran(telinga) :
Bentuk telinga simetris
Nyeri tekan tidak ada
Liang telinga : serumen tidak ada
Gangguan pendengaran tidak ada, tidak menggunakan alat bantu dengar
c. Pengecapan( mulut )
Gigi geligi cukup bersih, gigi sudah banyak yang tanggal, tinggal 1 buah gigi seri, dan gigi
geraham
Lidah bersih
Sensasi rasa manis ,asin dan pahit (+)
d. Sensasi(kulit)
Sensasi nyeri (+), sensasi taktil (+), sensasi suhu (+)
Turgor kulit : baik agak kering
e. Penciuman (hidung)
Lubang hidung simetris
Septum nasi : lurus
Tidak ada sekret.
VII. Analisa data
DATA PROBLEM ETIOLOGI
DS: Resiko untuk jatuh Umur > 65
Klien mengatakan tidak mau dibantu orang lain tahun
dalam beraktivitas
Ny W mengatakan bahwa klien masih kuat berjalan
sendiri dengan merambat
DO:
Usia klien 93 tahun
Tremor
Berjalan sempoyongan dan merambat
DS: PK : Hipertensi -
Klien mengatakan merokok sejak muda
Klien mengatakan merokok rata-rata 1 batang sehari
Jenis rokok biasanya nglinthing
Ny W mengatakan tekanan darah klien sering tinggi
DO:
TD : 170/80 mmHg

VIII. Diagnosa Sesuai Prioritas


1. Resiko untuk jatuh berhubungan dengan umur >65 tahun
2. PK : Hipertensi

IX. RENCANA KEPERAWATAN


DIAGNOSA RENCANA KEPERAWATAN
KEPERAWA TUJUAN INTERVENSI
TAN
1. TIU: 1. Kaji pengetahuan klien terhadap
Resiko untuk Setelah dilakukan perawatan perubahan fisik pada lanjut usia dan
jatuh b.d umur selama 1 minggu klien Ny Kw akibatnya
>65 tahun tidak mengalami jatuh. 2. Berikan pujian atas pengetahuan positif
yang disampaikan oleh klien
TIK: 3. Diskusikan dengan klien mengenai
Setelah dilakukan 2 x perubahan pada lanjut usia; proses
kunjungan klien dapat menua, batasan usia lanjut; perubahan
mengenal adanya resiko jatuh pada sistem tubuh, akibat perubahan
kembali dengan kriteria : 4. Minta klien untuk mengulangi hal-hal
1. Dapat menjelaskan perubahan yang telah dijelaskan dan didiskusikan
fisik yang terjadi pada lanjut 5. Beri pujian atas hasil yang dicapai
usia 6. Gali pengetahuan klien mengenai upaya
2. Mampu menyebutkan akibat pencegahan agar tidak jatuh
perubahan fisik tersebut 7. Monitor sumber-sumber dalam keluarga
3. Mampu menjelaskan cara yang ada dan dapat digunakan;
pencegahan agar tidak jatuh peralatan, biaya, tenaga
4. Dapat mendemonstrasikan cara Kaji faktor pendukung terjadinya jatuh
8.
pencegahan ulangan; kondisi rumah, kondisi
5. Keluarga menyatakan akan penderita
memodifikasi lingkungan 9. Diskusikan dan ajarkan cara-cara
sehingga menjadi lebih aman pencegahan jatuh pada klien
6. Tampak adanya modifikasi 10. Evaluasi pelaksanaan cara pencegahan
terhadap lingkungan rumah sesuai dengan yang telah diajarkan
11. Beri motivasi klien untuk
mempraktekkan cara pencegahan
12. Beri pujian atas usaha yang dilakukan
13. Gali pengetahuan keluarga terhadap
lingkungan aman
14. Diskusikan mengenai keadaan rumah
yang sekarang dan keterkaitannya
dengan kesehatan klien
15. Diskusikan dan jelaskan lingkungan
yang aman bagi usia lanjut
16. Minta klien menjelaskan ulang
lingkungan yang aman
17. Tanyakan pada klien kesanggupannya
untuk menciptakan lingkungan yanga
aman
18. Evaluasi keadaan rumah setelah
diskusi.
2. TIU: 1. Gali pengetahuan klien tentang
PK : Setelah dilakukan perawatan hipertensi
Hipertensi selama 1 minggu klien Ny Kw2. Jelaskan dan diskusikan dengan klien
tidak mengalami hipertensi dan keluarga keluarga tentang penyakit
hipertensi :
TIK:
Setelah dilakukan 2 x Pengertian
kunjungan klien dapat Tanda dan gejala hipertensi
mengenal penyakit hipertensi Faktor resiko hipertensi
dengan kriteria : Penyebab hipertensi
1. Pengertian hipertensi Komplikasi
2. Tanda dan gejala Cara pencegahan dan perawatan
3. Faktor resiko hipertensi.
4. Komplikasi .
5. Macam prinsip pengelolaan 3. Motivasi keluarga untuk melakukan
pengukuran Tekanan Darah secara
teratur

X. CATATAN PERKEMBANGAN
Dx 1. Resiko untuk jatuh b.d. usia >65 tahun
EVALUASI
NO WAKTU IMPLEMENTASI
1. Senin, 30 Kaji pengetahuan klien terhadap S :
Agt 2004 perubahan fisik pada lanjut usia Klien mengatakan Meskipun sudah
Jam 13.00- dan akibatnya sempoyongan begini, tapi Embah
13.45 WIB Berikan pujian atas pengetahuan masih kuat berjalan sendiri Cu
positif yang disampaikan oleh O:
klien Klien mampu mengulangi hal-hal
Diskusikan dengan klien yang telah dijelaskan
mengenai perubahan pada A : Tujuan tercapai sebagian
lanjut usia; proses menua, P:
batasan usia lanjut; perubahan Kontrak untuk kunjungan berikutnya
pada sistem tubuh, akibat Jelaskan pencegahan jatuh dan
perubahan demonstrasikan
Minta klien untuk mengulangi
hal-hal yang telah dijelaskan
dan didiskusikan
Beri pujian atas hasil yang dicapai
2. Rabu, 1 Gali pengetahuan klien mengenai S :
Sept 2004 upaya pencegahan agar tidak Klien mengatakan Kalau berjalan,
Jam 15.00- jatuh saya masih bisa pegangan benda-
16.00 WIB Monitor sumber-sumber dalam benda.
keluarga yang ada dan dapat Klien mengatakan belum pernah jatuh
digunakan; peralatan, biaya, O:
tenaga Klien menjelaskan dan mampu
Kaji faktor pendukung terjadinya mendemonstrasikan pencegahan
jatuh ulangan; kondisi rumah, jatuh
kondisi penderita A : Tujuan tercapai sebagian
Diskusikan dan ajarkan cara-cara P :
pencegahan jatuh pada klien Kontrak untuk kunjungan berikutnya
Evaluasi pelaksanaan cara Jelaskan lingkungan yang aman bagi
pencegahan sesuai dengan yang klien
telah diajarkan
Beri motivasi klien untuk
mempraktekkan cara
pencegahan
Beri pujian atas usaha yang
dilakukan
3. Kamis, 2 Gali pengetahuan keluarga S:
Sept 2004 terhadap lingkungan aman Klien mengatakan Yang paling saya
j. 14.45- Diskusikan mengenai keadaan hati-hati, kalau saya ke sumur dan
15.30 rumah yang sekarang dan kamar mandi, karena agak licin.
keterkaitannya dengan O:
kesehatan klien Klien memahami pentingnya
Diskusikan dan jelaskan lingkungan rumah yang aman bagi
lingkungan yang aman bagi klien
usia lanjut A : Tujuan tercapai
Minta klien menjelaskan ulang P:
lingkungan yang aman Evaluasi akhir
Tanyakan pada klien Terminasi
kesanggupannya untuk
menciptakan lingkungan yanga
aman
Evaluasi keadaan rumah setelah
diskusi.
4. Sabtu, 4 Mengevaluasi pemahaman klien S :
Sept 2004 tentang resiko jatuh Klien mengatakan Terima kasih,
j. 1130- Mengevalusi kejadian jatuh pada cucu sudah mau nengok Embah dan
11.45 klien memberikan banyak hal yang
Terminasi dan pamitan bermanfaat untuk Embah, semoga
Allah membalas kebaikan cucu.
O:
Klien memahami dan akan
melaksanakan anjuran-anjuran
perawat
A : Tujuan tercapai
P : Monitor oleh keluarga

Dx 2. PK : Hipertensi
NO WAKTU IMPLEMENTASI EVALUASI
DX
1. Senin, 30 Menggali pengetahuan klien S:
Agt 2004 tentang hipertensi Klien mengatakan kalau belum
Jam 13.00- Melakukan pengukuran Tekanan mengetahui tentang hipertensi
13.45 WIB Darah secara mendetail.
O:
Klien merasa tidak menderita darah
tinggi karena tidak pernah ada
keluhan
T: 170/80 mmHg
A:
Kurang pe ngetahuan tentang
penyakit hipertensi.
P:
Berikan penyuluhan kesehatan
tentang hipertensi
Pantau tekanan darah
2. Rabu, 1 1. Menjelaskan dan S:
Sept 2004 mendiskusikan dengan klien Keluarga me ngatakan paham dengan
Jam 15.00- beserta keluarga keluarga penjelasan yang disampaikan.
16.00 WIB tentang penyakit hipertensi : Keluarga minta untuk diajari cara
mengukur tekanan darah.
Pengertian O:
Tanda dan gejala Keluarga dapat menjelaskan kembali
hipertensi tentang Pengertian, Tanda dan
Faktor resiko hipertensi gejala hipertensi, faktor resiko
Penyebab hipertensi hipertensi,- Penyebab
Komplikasi hipertensi,komplikasi dan cara
Cara pencegahan dan pencegahan dan perawatan
perawatan hipertensi. hipertensi
TD: 170/90 mmHg
2. Melakukan pengukuran A:
Tekanan Darah Pengetahuan keluarga tentang
hipertensi bertambah
P:
Pantau Tekanan darah klien
Motivasi Ny K untuk kontrol TD
secara teratur
Ajari keluarga cara pengukuran
tekanan darah.
3. Kamis, 2 Mengunjungi keluarga untuk S:
Sept 2004 mengetahui keadaannya Klien mengatakan keadaannya baik,
j. 14.45- Mengajari keluarga untuk berusaha untuk melaksanakan
15.30 melakukan pengukuran tekanan anjuran perawat dan mengucapkan
darah terimakasih.
Melakukan terminasi, O:
menyimpulkan kegiatan yang KU: baik, klien terlihat antusias
telah dilakukan dan memberi dengan anjuran perawat
reward kepada klien dan TD: 160/80 mmHg
keluarganya. A : Masalah teratasi
P:
Monitor oleh keluarga dilanjutkan

Kebidanan
o
o
o
o
o
Keperawatan
SAP
Alat Kesehatan
Cerita
About


Uncategories ASKEP GANGGUAN PENDENGARAN ( PRESBIAKUSIS
ASKEP GANGGUAN PENDENGARAN ( PRESBIAKUSIS
Christy Arum 09:18

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN LANSIA NY. S


DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN
( PRESBIAKUSIS )

BAB I
KONSEP DASAR

I. DEFINISI
Presbiakusis adalah ketulian setelah beberapa waktu akibat mekanisme penuaan
dalam telinga dalam.

II. ETIOLOGI
- Proses degenerasi tulang-tulang pendengaran bagian dalam
- Faktor intrinsik seperti genetik

III. PATOFISIOLOGI
- Presbiakusis sensori. Pada bentuk ini mula-mula hilang adalah patologi sel-
sel rambut. Hal ini kemudian akan menyebabkan gangguan neuron-neuron
kokhlea. Biasanya melibatkan hilangnya sel-sel rambut pada gelang basal
kokhlea dan menyebabkan ketulian nada tinggi.
- Neuro presbiakusis yang terganggu yaitu neuron-neuron kokhlea. Pada
kasus ini yang mengalami gangguan adalah pengertian terhadap kata-kata.
- Presbiakusis ceria: proses degenerasi yang dapat menyebabkan tuli sedang
hingga berat, dalam hal ini stria vaskularis tampak berdegenerasi dan menciut.
- Kokhlea konduktif: populasi sel-sel rambut dan neuron yang normal tanpa
adanya kerusakan stria vaskularis, namun ketulian diduga berkaitan dengan
keterbatasan gerak membrana basilaris.

IV. GAMBARAN KLINIS


- Mengalami gangguan pendengaran pada saat berkomunikasi
- Pusing yang disebabkan oleh gangguan vestibular ditandai oleh mual,
sensasi berputar dan penglihatan kabur.
V. PENATALAKSANAAN
Pemberian alat bantu pendengaran.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN PRESBIAKUSIS

I. PENGKAJIAN
RM
: 100940127
A. Wawancara
1. Data Umum
a. Identitas Klien
Nama : Ny. S.
Umur : 70 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Agama : Islam
Suku : Bugis
Status perkawinan : janda
Pendidikan Terakhir: SR
Pekerjaan :
Tgl. Pengkajian : 10-03-04
Tempat : Bangsal Mawar
Panti Werdha
Bili-bili
Alamat
Tanggal masuk
: Jl. Wahidin Sudirohusodo II
: 9 Oktober 2003
Golongan darah :O
b. Penanggung Jawab/Pengantar
Nama : Tn. A.
Umur : 28 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Pendidikan Terakhir: Sarjana Pertanian
Pekerjaan
Alamat
: PNS
: Jl. Wahidin Sudirohusodo II Telp. 880991
Hubungan dengan klien: anak kandung

2. Riwayat Kesehatan Sekarang

1
a. Keluhan utama klien: klien susah mendengar pesan atau rangsangan
suara
2
b. Riwayat penyakit sekarang

Saat sekarang keluarga klien mengatakan susah mendengar


pesan/rangsangan berupa suara. Ketika berbicara dengan orang lain
klien tidak mengerti terhadap pembicaraan. Untuk lebih mengerti,
klien sering meminta untuk mengulangi pembicaraan. Yang paling
suka dilakukan klien adalah duduk menyendiri.

Keluarga klien mengatakan lebih senang menyendiri dan dengan


kesendiriannya itu klien mengekspresikan kesepian dan keluarga klien
mengatakan bahwa klien sering menarik diri dari lingkungan dan
tidak mau tampil bersama anggota keluarga.

Untuk mengisi kebosanannya, keluarga klien mengatakan bahwa klien


lebih banyak tidur dan tidak mau melakukan aktivitas apapun.
Komunikasi dengan klien sebagian besar berjalan melalui pesan-pesan
tertulis.

3. Riwayat Kesehatan Masa Lalu


Menurut keluarga klien, klien tidak pernah mengalami penyakit akut
maupun kronis, kecuali sakit ringan seperti demam, flu, batuk-batuk
ringan. Gangguan pendengaran mulai dirasakan klien pada umur 50
tahun tapi hal tersebut belum terlalu mengganggu bagi klien. Klien tidak
pernah mengalami cedera kepala dan tidak mengalami alergi terhadap
berbagai makanan dan minuman. Klien sering terpajan dengan suara
bising karena bertempat tinggal di kawasan industri.

4. Riwayat Kesehatan Keluarga


Tidak ada keluarga yang menderita penyakit pada sistem pendengaran.

5. Riwayat Psikososial dan Spiritual


Pola koping: klien mengekspresikan perasaan sedih, murung

3
Aktivitas sosial: klien tidak mau mengikuti kegiatan sehari-hari di
masyarakat dan lebih senang tinggal di rumah.
Kegiatan keagamaan: keluarga klien mengatakan bahwa klien taat
beribadah.
Hubungan dengan keluarga: kurang baik karena klien mudah
tersinggung dan curiga.

6. Kebutuhan Dasar
Pola makan:
Keluarga klien mengatakan bahwa klien makan 3 kali sehari dengan
komposisi empat sehat tapi dalam porsi yang sedang. Makanan
pantang sesuai dengan kaidah agama klien.
Pola minum
Klien paling suka minum teh serta klien minum kira-kira 6 7 gelas
sehari.
Pola eliminasi
- Eliminasi BAK
Tidak ada hambatan dalam buang air kecil. Klien BAK sekitar 4
5 kali sehari serta keluarga klien mengatakan bahwa klien tidak
pernah mengeluh BAK.
- Eliminasi BAB
Keluarga klien mengatakan bahwa BAB klien lancar 1 kali sehari
serta tidak dijumpai adanya kelainan.
Pola tidur
Klien mengatakan bahwa tidur dan istirahat tidak terganggu bahkan
sebagian besar waktu klien digunakan untuk tidur atau istirahat.
Aktivitas sehari-hari
Keluarga klien mengatakan bahwa klien tidak bekerja dan hanya
melakukan aktivitas sehari-hari di rumah. Klien sulit mengikuti

4
perintah untuk melakukan aktivitas di rumah seperti berolahraga
ringan.

B. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
a. Kesadaran : compos mentis
b. TD
c. SB
: 140/80 mmHg
: 37 C
d. Pernafasan : 20 x / m
e. BB
f. TB
: 50 kg
: 152 cm

2. Pengkajian Sistem Pendengaran


a. Daun telinga
Inspeksi:
- Daun telinga simetris kiri dan kanan
- Posisi telinga normal yaitu sebanding dengan titik puncak
penempatan pada lipatan luar mata.
- Tidak terdapat lagi
- Auditorius eksternal tidak bengkak.
Palpasi:
- Tidak terdapat nyeri raba
- Tidak ada pembengkakan

C. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan otoskopik
Menggunakan alat otoskop untuk memeriksa meatus akustikus eksternus
dan membrana timpani dengan cara inspeksi:
Hasil:
Serumen berwarna kuning, konsistensi kental.
Dinding liang telinga berwarna merah muda

5
2. Tes ketajaman pendengaran
a. Tes penyaringan sederhana
Hasil:
Klien tidak mendengar secara jelas angka-angka yang disebutkan
Klien tidak mendengar secara jelas detak jarum jam pada jarak
12 inchi.
b. Uji rinne
Hasil: klien tidak mendengarkan adanya getaran garpu tala dan tidak
jelas mendengar adanya bunyi dan saat bunyi menghilang.

D. Pengelompokan Data
a. Data Subjektif
Keluarga klien mengatakan bahwa:
Klien susah menerima/mendengar pesan
Klien susah mendengar rangsang berupa suara
Klien tidak mengerti terhadap pembicaraan orang
Klien senang menyendiri
Klien menarik diri dari lingkungan
Klien tidak mau kumpul bersama keluarga
Klien sulit mengikuti perintah untuk melakukan aktivitas di rumah
Klien tidak mau mengikuti kegiatan sehari-hari di masyarakat
Klien mudah tersinggung dan curiga
b. Data Objektif
Lambat berespon terhadap rangsang suara
Klien nampak bingung jika diajak bicara
Klien meminta untuk mengulangi pembicaraan/pesan
Komunikasi sebagian besar berjalan melalui pesan-pesan tertulis
Klien suka duduk menyendiri
Klien mengekspresikan perasaan kesepian

6
Klien menarik diri lingkungan
Klien lebih banyak tidur
Klien nampak gelisah atau bosan karena tidak aktif
Sebagian besar waktu klien digunakan untuk istirahat
Klien tidak mendengar suara jelas angka-angka yang disebutkan
Klien tidak mendengar secara jelas detak jarum pada jarak 1 2
inchi.
Klien tidak mendengarkan adanya getaran garpu tala dan tidak jelas
mendengar adanya bunyi dan saat bunyi menghilang.
Klien mengekspresikan perasaan sedih, murung
Klien tidak komunikatif.

E. Patofisiologi Berdasarkan Penyimpangan KDM


Degenerasi tulang-tulang
pendengaran bagian dalam

Hilangnya sel-sel rambut


pada basal kokhlea

gangguan neuron-
neuron kokhlea

Fungsi pendengaran
menurun

Pendengaran terhadap
kata-kata/rangsang
suara menurun

Gangguan
komunikasi verbal
Menarik
diri dari
lingkungan

Harga diri
rendah

7
Tidak mau mengikuti
kegiatan di rumah
maupun masyarakat

lebih banyak istirahat

Kurang aktivitas
F. Analisa Data
No
Data
Penyebab
Masalah
1. DS: keluarga klien mengatakan
bahwa
- Klien susah mendengar
rangsang berupa suara
- Klien susah mendengar atau
menerima pesan
- Klien tidak mengerti terhadap
pembicaraan orang
- Klien mudah tersinggung dan
curiga
DO:
- Lambat berespon terhadap
rangsang suara
- Klien nampak bingung jika
diajak bicara
- Klien meminta untuk mengulangi
pembicaraan atau pesan
- Komunikasi sebagian besar
berjalan melalui pesan-pesan
tertulis dan perantara anggota
keluarga
- Klien tidak mendengar secara
jelas angka-angka yang
disebutkan
- Klien tidak mendengar secara jelas
detak jarum pada jarak 1 2 inchi
- Klien tidak komunikatif

8
Degenerasi tulang-
tulang pendengaran
bagian dalam

Gangguan neuron-
neuron kokhlea

Pendengaran
terhadap kata-
kata/rangsang suara
menurun
Gangguan
komunikasi
verbal
2. DS:
- Klien senang menyendiri
- Klien menarik diri dari
lingkungan
- Klien tidak mau kumpul
bersama keluarga
DO:
- Klien suka duduk menyendiri
- Klien mengekspresikan
perasaan kesepian
- Klien menarik diri lingkungan
- Klien mengekspresikan
perasaan kesepian
3. DS:
- Klien sulit mengikuti perintah
untuk melakukan aktivitas di
rumah
- Klien tidak mau mengikuti
kegiatan sehari-hari di
masyarakat
DO:
- Klien lebih banyak tidur
- Klien nampak gelisah atau
bosan
- Sebagian besar waktu klien
digunakan untuk istirahat

9
Degenerasi tulang-
tulang pendengaran
bagian dalam

Fungsi pendengaran
menurun

Pendengaran kata-
kata/rangsang suara
menurun

Menarik diri dari


lingkungan

Degenerasi tulang-
tulang pendengaran
bagian dalam

Pendengaran
terhadap kata-
kata/rangsang suara
menurun

Menarik diri dari


lingkungan

Lebih banyak
istirahat
Harga diri
rendah

Kurang
aktivitas
G. Prioritas Masalah
1. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan degenerasi tulang
pendengaran bagian dalam
2. Harga diri rendah berhubungan dengan fungsi pendengaran
3. Kurang aktivitas berhubungan dengan menarik diri dari lingkungan.

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN


A. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan degenerasi tulang-
tulang pendengaran bagian dalam ditandai dengan:
1. Data Subjektif
Keluarga klien mengatakan bahwa:
a. Klien susah mendengar rangsang berupa suara
b. Klien susah mendengar atau menerima pesan
c. Klien tidak mengerti terhadap pembicaraan orang
d. Klien mudah tersinggung dan curiga
2. Data Objektif
a. Lambat berespon terhadap rangsang suara
b. Klien nampak bingung jika diajak bicara
c. Klien meminta untuk mengulangi pembicaraan atau pesan
d. Komunikasi sebagian besar berjalan melalui pesan-pesan tertulis dan
perantara anggota keluarga
e. Klien tidak mendengar secara jelas angka-angka yang disebutkan
f. Klien tidak mendengar secara jelas detak jarum pada jarak 1 2
inchi.
g. Klien tidak mendengarkan adanya getaran garpu tala dan tidak jelas
mendengar adanya bunyi dan saat bunyi menghilang.
h. Klien tidak komunikatif.

10
B. Harga diri rendah berhubungan dengan fungsi pendengaran menurun
ditandai dengan:
1. Data Subjektif
Keluarga klien mengatakan bahwa:
a. Klien senang menyendiri
b. Klien menarik diri dari lingkungan
c. Klien tidak mau kumpul bersama keluarga
2. Data Objektif
a. Klien suka duduk menyendiri
b. Klien mengekspresikan perasaan kesepian
c. Klien menarik diri lingkungan
d. Klien mengekspresikan perasaan kesepian

C. Kurang aktivitas berhubungan dengan menarik diri lingkungan


ditandai dengan:
1. Data Subjektif
Keluarga klien mengatakan bahwa:
a. Klien sulit mengikuti perintah untuk melakukan aktivitas di rumah
b. Klien tidak mau mengikuti kegiatan sehari-hari di masyarakat
2. Data Objektif
a. Klien lebih banyak tidur
b. Klien nampak gelisah atau bosan
c. Sebagian besar waktu klien digunakan untuk istirahat

III. RENCANA KEPERAWATAN


1. Tujuan
A. Komunikasi verbal klien berjalan dengan baik
Kriteria hasil
Dalam 1 hari klien dapat:
1. Menerima pesan melalui metode alternatif

11
2. Mengerti apa yang diungkapkan
3. Memperlihatkan suatu peningkatan kemampuan untuk berkomunikasi
4. Menggunakan alat bantu dengar dengan cara yang tepat.

B. Klien dapat menerima keadaan dirinya


Kriteria hasil
Secara bertahap klien dapat:
1. Mengenal perasaan yang menyebabkan perilaku menarik diri
2. Berhubungan sosial dengan orang lain
3. Mendapat dukungan keluarga mengembangkan kemampuan klien untuk
berhubungan dengan orang lain.
4. Membina hubungan saling percaya dengan perawat.

C. Klien dapat melakukan aktivitas tanpa kesulitan


Kriteria hasil
Secara bertahap klien dapat:
1. Menceritakan perasaan-perasaan bosan
2. Melaporkan adanya peningkatan dalam aktivitas yang menyenangkan
3. Menceritakan metoda koping terhadap perasaan marah atau depresi yang
disebabkan oleh kebosanan.

2. Intervensi /Rencana Tindakan


A. Gangguan komunikasi verbal
Tindakan/intervensi
1. Kaji tingkat kemampuan klien dalam penerimaan pesan
2. Periksa apakah ada serumen yang mengganggu pendengaran
3. Bicara dengan pelan dan jelas
4. Gunakan alat tulis pada waktu menyampaikan pesan
5. Beri dan ajarkan klien pada penggunaan alat bantu dengar
6. Pastikan alat bantu dengar berfungsi dengan baik
7. Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan telinga.

12
B. Harga diri rendah
Tindakan/intervensi
1. Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya
2. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab
klien tidak mau bergaul atau menarik diri
3. Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda
serta penyebab yang mungkin.
4. Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaan.
5. Diskusikan tentang keuntungan dari berhubungan dan kerugian dari
perilaku menarik diri
6. Dorong dan bantu klien untuk berhubungan dengan orang lain
7. Beri pujian atas keberhasilan yang telah dicapai klien
8. Bina hubungan saling percaya dengan klien
9. Anjurkan anggota keluarga untuk secara rutin dan bergantian
mengunjungi klien
10. Beri reinforcement positif atas hal-hal yang telah dicapai oleh keluarga.
11. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip hubungan
terapeutik

C. Kurang aktivitas
Tindakan/intervensi
1. Beri motivasi untuk dapat saling berbagi perasaan dan pengalaman
2. Bantu klien untuk mengatasi perasaan marah dari berduka
3. Variasikan rutinitas sehari-hari
4. Libatkan individu dalam merencanakan rutinitas sehari-hari
5. Rencanakan suatu aktivitas sehari-hari
6. Berikan alat bantu dengan dalam melakukan aktivitas

13
IV. IMPLEMENTASI
A. Gangguan Komunikasi Verbal
1. Jam 09.00
Mengkaji tingkat kemampuan klien dalam penerima pesan:
Klien mengalami kesulitan dalam penerimaan pesan-pesan beberapa kalimat
yang diucapkan. Klien hanya dapat mendengar 1 atau 2 kata.
2. Jam 09.05
Memeriksa serumen pada telinga
Serumen berwarna kuning, konsistensi kental.
3. Jam 09.10
Berbicara pada klien dengan pelan dan jelas
Perawat mengucapkan satu persatu kata dengan pelan serta suara yang jelas
agar klien lebih mudah mengerti terhadap apa yang dibicarakan.
4. Jam 09.15
Menggunakan alat tulis pada waktu menyampaikan pesan
Alat tulis yang digunakan berupa kertas dan pulpen untuk kata yang susah
dimengerti klien jika diucapkan. Penggunaan alat tulis dilakukan secara
bergantian dengan ucapan perawat kepada klien.
5. Jam 09.20
Memberikan dan mengajarkan klien penggunaan alat bantu dengar
Alat bantu dengar dipasang pada kedua telinga dengan volume suara
disesuaikan keadaan dan kemampuan klien.
6. Jam 09.20
Memastikan alat bantu dengar berfungsi dengan baik
Perawat memastikan alat bantu dengar tidak rusak dengan cara melakukan
test terlebih dahulu dan memastikan baterai terpasang dengan baik.
7. Jam 09.25
Menganjurkan klien untuk menjaga kebersihan telinga.

14
Telinga dibersihkan secara rutin untuk menghindari penumpukan serumen
yang dapat menghambat fungsi pendengaran
Untuk implementasi diagnosa 2 dan 3 disesuaikan dengan intervensi.

VI. EVALUASI
A. Gangguan Komunikasi Verbal
S : - Klien mengungkapkan dapat menerima melalui media alternatif.
- Klien mengatakan sudah mengerti tentang apa yang diungkapkan.
O : - Klien memperlihatkan suatu peningkatan kemampuan untuk
berkomunikasi
- Klien menggunakan alat bantu dengar dengan tepat
A : masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan.
B. Evaluasi untuk diagnosa 2 dan 3 disesuaikan dengan tujuan
- Apabila berhasil intervensi dihentikan
- Apabila tidak berhasil intervensi dilanjutkan.
15
DAFTAR PUSTAKA

1. Lynda, J. Capernitu, Diagnosa Keperawatan, EGC, Jakarta, 2001.

2. Ida Samidah, Pengkajian Keperawatan, Makassar, 2003.

3. Sri Rukmini, dkk., Teknik Pemeriksaan THT, EGC, Jakarta, 2000.

4. Purnawan Junadi, dkk., Kapita Selekta Kedokteran, FK-UI, Jakarta, 1997.

5. Budi Anna Keliat, dkk., Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, EGC, Jakarta,
1999.

6. Boles, Buku Ajar Penyakit THT, EGC, Jakarta, 1997.


Asuhan Keperawatan Aplikasi NANDA,
NOC, NIC
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK Tn. S DI WISMA G PSTW BUDI
LUHUR YOGYAKARTA

Nama mahasiswa :
Tempat praktek :
Tanggal :

Identitas diri klien

: Tn. S
: 86 tahun
amin : Laki-laki
: Wisma G PSTW Budi Luhur, Yogyakarta
erkawinan : Duda
: Islam
: Jawa
an : Setara SMP
n : Tidak bekerja

I. Struktur keluarga

No Nama Umur JK Hubungan Pendidikan Pekerjaan Ket


dengan Klien
1 Ny. W 80 th P Isteri SR - Cerai

III. Riwayat Keluarga

Klien mengatakan keluarganya tidak ada yang menderita penyakit kronis atau penyakit
keturunan yang lain. Di keluarganya tidak ada yang cacat.

IV. Riwayat Penyakit

1. Keluhan utama saat ini:


Klien merasa kondisinya selalu sehat, tidak pernah sakit. Klien menyatakan hanya sudah
sering tremor karena memang sudah tua. Klien mengeluh kadang-kadang pusing, tetapi
kalau sudah minum teh manis dan panas biasanya sudah sembuh sendiri. Klien juga
mengeluh kadang-kadang kesemutan di tangan atau kakinya.
2. Apa yang dipikirkan saat ini:
Klien mengatakan tidak sedang memikirkan sesuatu. Klien hanya mengingat bahwa dirinya
sudah tua dan sebentar lagi pasti akan dipanggil menghadap Allah. Klien memikirkan
keselamatan untuk kehidupannya kelak di alam akhirat.
3. Siapa yang paling dipikirkan saat ini:
Klien mengatakan tidak begitu memikirkan siapapun. Klien merasa nyaman tinggal di panti
dan selalu diperhatikan kebutuhan-kebutuhannya.
4. Riwayat penyakit dahulu:
Klien menyatakan tidak pernah menderita penyakit serius.

V. Pengkajian

1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan


Klien mengatakan sehat itu adalah bila kondisi badan mempunyai kekuatan untuk
melakukan kegiatan sehari-hari, dan keadaan sakit bila merasa tidak enak badan hingga
tidak bisa bangun. Klien jarang mau diperiksa petugas kesehatan panti.
2. Pola nutrisi
Klien mengkonsumsi makanan yang disediakan panti, frekwensi 3 kali sehari. Makan utama
-3/4 piring nasi (3/4 gelas) tiap kali makan, 1 potong lauk nabati, 1 potong lauk hewani, 3
sendok sayur, 1 buah-buahan. Snack setiap jam 10.00. Minum kira-kira 4-5 gelas perhari.
3. Pola eliminasi:
BAB teratur setiap hari bisa 1-2 kali, feces lembek, tidak pernah sembelit. Klien mengatakan
kadang-kadang merasa ingin BAB setelah makan. BAK tidak ada gangguan, hanya klien
merasa lebih sering BAK, frekuensi 6-7 x/hari, biasanya malam hari selalu terbangun untuk
BAK kira-kira 1-2 kali.
4. Pola aktivitas dan latihan
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan / minum V
Mandi V
Toileting V
Berpakaian V
Mobilitas di tempat tidur V
Berpindah / berjalan V
Ambulasi / ROM V
Keterangan:
0 : mandiri, 1: alat bantu, 2: dibantu orang lain 3: dibantu orang lain dan alat, 4: tergantung
total.
5. Pola tidur dan istirahat
Klien tidur sekitar 5-6 jam perhari, selalu terbangun pada malam hari karena ingin BAK, dan
setelah BAK klien dengan mudah untuk melanjutkan tidurnya. Klien mempunyai kebiasaan
tidur pada siang hari sekitar 1-2 jam.
6. Pola perceptual
a. Penglihatan
Klien menyatakan kadang-kadang penglihatannya agak kabur apabila melihat benda agak
jauh. Klien tidak pernah menggunakan kacamata.
b. Pendengaran
Pendengaran klien menurun.
c. Pengecap
Klien masih dapat membedakan rasa antara manis, pahit, asam dan asin.
d. Sensasi
Klien masih dapat membedakan panas, dingin, sakit maupun nyeri. Keluhan yang sering
dirasakan adalah kesemutan di kedua tangan maupun tungkai
7. Pola persepsi diri
a. Gambaran diri
Klien merasa tidak terganggu dengan keadaannya/penampilan sekarang ini, klien merasa
tetap bersyukur dengan bagaimanapun keadaan tubuhnya, asalkan sehat.
Ideal diri
Klien merasa keadaannya yang sudah tremor dan tua tidak pernah mematahkan
semangatnya untuk mencari keselamatan untuk kehidupannya di akhirat nanti.

c. Harga diri
Klien merasa mempunyai kepuasan dan kebanggan terhadap dirinya karena masih dapat
melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri, sehingga tidak begitu merepotkan anak-
anaknya
d. Identitas diri
Klien sudah dapat menerima keadaannya, tidak merasa malu dengan keadaannya, masih
merasa tidak diperhatikan oleh keluarganya.
e. Peran diri
Klien merasa perannya dalam keluarga sudah tidak begitu berarti, namun klien merasa
masih berperan terhadap dirinya sendiri, yaitu mencari bekal kematian.
8. Pola peran hubungan
Di dalam komunikasi sehari-hari klien tidak mengalami hambatan. Dalam berkomunikasi
menggunakan bahasa Jawa. Saat ini klien tinggal di wisma PSTW bersama 5 orang lansia
lainnya. Klien pernah menikah namun sudah cerai. Setiap sebulan sekali klien dikunjungi 2
orang adiknya. Klien pelupa/diorientasi orang.
9. Pola managemen koping stress
Klien selalu pasrah kepada Allah atas apapun yang terjadi padanya. Selama ini klien merasa
tidak perlu melakukan sesuatu yang sulit atau mahal untuk mengatasi masalah-masalah
dalam hidupnya.
11. Sistem nilai dan keyakinan
Klien beragama islam, dan masih berusaha menjalankan sholat 5 waktu seperti layaknya
masih muda dan kuat. Klien menyatakan tidak pernah sholat malam, tetapi sering berdzikir.
Klien merasa yakin bahwa kebahagiaan di akhirat dapat diperoleh dengan bekal yang
dipersiapkan di dunia.
12. Pemeliharaan lingkungan.
Klien suka membuang ludah sembarangan sehingga lantai kamarnya kotor dan licin.

VI. Pemeriksaan Fisik

1. Pemeriksaan fisik
a. Tingkat kesadaran : Compos Mentis
b. TD: 130/80 mmHg. Nadi: 84 x/menit, Respirasi : 22 x/menit dan
Temperatur : 36,4C, BB : 38 Kg dan TB : 155 cm
c. Kepala : Kulit kepala dan rambut bersih. Mata: konjungtiva tidak anemis, sclera tidak
icterik. Visus: klien menggunakan kacamata (+). Telinga: bentuk simetris, serumen (-),
pendengaran menurun.
d. Leher : tidak ada pembesaran vena jugularis
e. Thorak : Bentuk dada simetris, retraksi otot dada (-), turgor kulit baik agak kering. C/P:
suara vesicular, S1 dan S2, tidak ada bunyi tambahan. Kesan tidak ada kardiomegali.
f. Abdomen : Tidak ada Ascites, tidak kembung, nyeri tekan (-)
g. Ekstremitas : Keseimbangan waktu berjalan menurun, keluhan kekuatan kaki menurun,
kaki kadang-kadang kesemutan terutama saat bangun tidur.

VII. Analisa data

DATA PROBLEM ETIOLOGI


DS: Risiko jatuh Usia lebih 65 tahun dan
Klien mengeluh kekuatan kakinya penurunan kekuatan
menurun dan kadanga-kadang ekstremitas bawah.
kesemutan saat bangun tidur.
Klien mengatakan kadang-kadang
berjalan hilang keseimbangan.
DO:
Usia klien 86 tahun
Lantai kamar kotor dan licin.
Klien meludah di lantai.
DS: Gangguan Perubahan sensori
Klien mengatakan pendengarannya sensori/persepsi: persepsi.
berkurang. pendengaran
DO:
Disorientasi orang.
Komunikasi dengan teman satu asrama
menurun.

VIII. Diagnosa Sesuai Prioritas

1. Gangguan sensori/persepsi: pendengaran berhubungan dengan perubahan sensori


persepsi.
2. Risiko jatuh berhubungan dengan usia lebih 65 tahun dan penurunan kekuatan
ekstremitas bawah.

IX. RENCANA KEPERAWATAN

1. Gangguan sensori/persepsi: pendengaran berhubungan dengan perubahan sensori


persepsi.
Outcome Intervensi
Komunikasi: penerimaan. Peningkatan komunikasi deficit pendengaran:
- Menginterpretasi bahasa yang - Dengarkan klien dengan penuh perhatian.
diucapkan. - Bicara berhadapan dengan klien, pelan-
- Ungkapan mampu menerima pelan, jelas dan ringkas.
pesan informasi. - Gunakan kata-kata sederhana dan kalimat
singkat.
- Tingkatkan volume suara.
- Jangan tutup mulut saat bicara.
- Validasi penerimaan klien dengan
menanyakan kembali.

2. Risiko jatuh berhubungan dengan usia lebih 65 tahun dan penurunan kekuatan
ekstremitas bawah.
Outcome Intervensi
Perilaku pencegahan jatuh. Pencegahan jatuh:
- Penggunaan alat bantu jalan. - Identifikasi deficit fisik yang meningkatkan
- Eliminasi lantai basah dan licin. risiko jatuh.
- Control agitasi dan kelelahan. - Identifikasi karakteristik lingkungan yang
meningkatkan risiko jatuh.
- Tanya persepsi klien tentang
keseimbangannya.
- Sediakan alat bantu jalan.
- Ajarkan klien meminimalkan injury.
- Manajemen lingkungan.

X. CATATAN PERKEMBANGAN

1. Gangguan sensori/persepsi: pendengaran berhubungan dengan perubahan sensori


persepsi.

NO WAKTU IMPLEMENTASI EVALUASI


1. Selasa, Mengkaji kemampuan S:
18/8/09 komunikasi klien. Klien mengungkapkan
Menerapkan komunikasi pendengarannya berkurang.
sederhana dan singkat. O:
Posisi membungkuk mencari
sumber suara.
A:
Gangguan sensori: pendengaran.
P:
Setting tempat.
2. Rabu, Menerapkan komunikasi S:
19/8/09 efektif terhadap klien Klien mengungkapkan bisa
dengan menyeting posisi mendengar kalau saling
saat bicara. berhadapan seperti saat ini.
Melakukan validasi O:
komunikasi yang Posisi membungkuk mencari
disampaikan. sumber suara.
A:
Komunikasi meningkat.
P:
Komunikasi therapeutic.
3. Kamis, Menerapkan komunikasi S:
20/8/09 efektif terhadap klien Klien mengungkapkan bisa
dengan menyeting posisi mendengar kalau saling
saat bicara. berhadapan seperti saat ini.
Melakukan validasi O:
komunikasi yang Mampu komuniksi 2 arah.
disampaikan. A:
Memberikan reinforcement Komunikasi meningkat.
positif kepada klien. Masalah teratasi
P:
Lanjutkan penerapan teknik
komunikasi.
3. Risiko jatuh berhubungan dengan usia lebih 65 tahun dan penurunan kekuatan
ekstremitas bawah.
NO WAKTU IMPLEMENTASI EVALUASI
1. Selasa, - Mengidentifikasi S:
18/8/09 keterbatasan fisik klien. Klien mengungkapkan kakinya
- Mengidentifikasi keju-keju.
karakteristik lingkungan O:
yang meningkatkan risiko Kadang klien kehilangan
jatuh. keseimbangan.
- Mengkaji keseimbangan A:
klien. Risiko jatuh.
P:
Setting lingkungan.
2. Rabu, - Mendiskusikan dengan S:
19/8/09 pengelola panti penyediaan Pengasuh panti mengatakan klien
alat bantu jalan. selalu meludah di lantai.
- Mendiskusikan dengan O:
pengelola panti tentang Lantai kamar klien kotor dan licin.
setting lingkungan dan A:
lantai. Risiko jatuh.
P:
Pendidikan klien.
3. Kamis, Mendiskusikan dengan klien S:
20/8/09 pengelolaan pembuangan Klien mengungkapkan bisa
ludah. membuang ludah dalam pot
Menyediakan pot yang diberikan.
penampungan sputum. O:
Memberikan reinforcement Klien selalu lupa untuk meludah
positif kepada klien. di pot sputum.
Petugas panti lebih sering
mengepel lantai kamar klien.
A:
Risiko jatuh.
P:
Lanjutkan pemberian
reinforcement.
NO WAKTU IMPLEMENTASI EVALUASI
1. Jumat, - Menyediakan tongkat S:
19/8/09 untuk klien. Klien mengungkapkan selalu lupa.
- Mengingatkan klien untuk O :
tetap membuang sputum di Lantai kamar klien lebih bersih.
pot. A:
- Mengajarkan klien untuk Risiko jatuh.
memegang dinding jika P:
berjalan. Tingkatkan perhatian pada klien.

2. Sabtu, - Mendiskusikan dengan S:


20/8/09 pengelola panti untuk Klien mengungkapkan bosan di
meningkatkan perhatian wisma terus.
pada aktivitas klien. O:
- Mendiskusikan dengan Klien sudah mampu
klien pentingnya istirahat. menggunakan tongkat.
A:
Risiko jatuh tidak terjadi.
P:
Lanjutkan intervensi pencegahan
jatuh.
CONTOH ASKEP KEPERAWATAN PADA KLIEN LANSIA NY.S
DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN (PRESBIAKUSIS)

I. PENGKAJIAN
A.Wawancara
1. Data Umum
a. Identitas klien
Nama : Ny.S
Umur : 70 th
Jenis Kelamin : perempuan
Agama : islam
Suku : bugis
Status Perkawinan : janda
Pendidikan Terakhir : SR
Pekerjaan :-
Alamat : Jl.Wahidin Sudirohusodo II
Tanggal Masuk : 9 Oktober 2003
Golongan darah :O
b.Penanggung Jawab/Pengantar
Nama : Tn.A
Umur : 28 th
Jenis Kelamin : laki-laki
Pendidikan Terakhir : Sarjana Pertanian
Pekerjaan : PNS
Alamat : Jl.Wahidin Sudirohusodo II Telp. 880991
Hubungan dengan klien : Anak Kandung
2.Riwayat Kesehatan Sekarang
a. Keluhan Utama Klien
Susah mendengar pesan atau rangsangan suara
b. Riwayat penyakit sekarang
Saat sekarang keluarga klien mengatakan susah mendengar pesan/rangsangan berupa suara.
Ketika berbicara dengan orang lain klien tidak mengerti terhadap pembicaraan. Untuk lebih
mengerti, klien sering meminta untuk mengulangi pembicaraan. Yang paling suka dilakukan
klien adalah duduk menyendiri.
c. Riwayat Kesehatan Masa lalu
Menurut keluarga klien, klien tidak pernah mengalami penyakit akut maupun kronis, kecuali
sakit ringan seperti demam, flu, batuk ringan. Gangguan pendengaran mulai dirasakan klien
pada umur 50 th tapi hal tsb belum terlalu menganggu bagi klien.
d. Riwayat Kesehatan keluarga
Tidak ada keluarga yang menderita penyakit pada system pendengaran.
e. Riwayat Psikososial dan Spritiual
Pola koping : klien mengekspresikan persaan sedih, murung
Aktivitas sosial : klien tidak mau mengikuti kegiatan sehari-hari di masyarakat dan lebih
senang tinggal di rumah.
Kegiatan keagamaan : keluarga klien mengatakan bahwa klien taat beribadah
Hubungan dengan keluarga : kurang baik karena klien mudah tersinggung dan curiga.
f. Kebutuhan Dasar
Pola makan
Keluarga kllien mengatakan bahwa klien makan 3 x sehari dengan komposisi 4 sehat tapi
dalam porsi yang sedang. Makanan pantang sesuai dengan kaidah agama klien.
Pola minum : klien paling suka minum the serta klien minum kira-kira 6-7 gelas sehari.
Pola eliminasi :
- Eliminasi BAK
Tidak ada hambatan dalam buang air kecil. Klien BAK sekitar 4-5 x sehari serta keluarga
klien mengatakan bahwa klien tidak pernah mengeluh BAK.
- Eliminasi BAB
Keluarga klien mengatakan bahwa BAB klien lancer 1 x sehari serta tidak dijumpai adanya
kelainan.
Pola tidur : klien mengatakan bahwa tidur dan istirahat tidak terganggu bahkan sebagian
besar waktu klien digunakan untuk tidur atau istirahat.
Aktivitas sehari-hari : keluarga klien mengatakan bahwa klien tidak bekerja dan hanya
melakukan aktivitas sehari-hari di rumah. Klien sulit mengikuti perintah untuk melakukan
aktivitas di rumah seperti berolahraga ringan.

B. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
a. kesadaran : composmentis
b. TD : 140/80 mmHg
c. Suhu Badan : 37C
d. pernafasan : 20 x / m
e. BB : 50kg
f. TB : 152 cm
2. Pengkajian Sistem Pendengaran
a. daun telinga
inspeksi:
- Daun telinga simetris kiri dan kanan
- Posisi telinga normal yaitu sebanding dengan titik puncak penempatan pada lipatan luar
mata
- Auditorius tidak bengkak
palpasi:
- Tidak terdapat nyeri raba
- Tidak terdapat pembengkakan
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Otoskopik
Menggunakan alat otoskop untuk memeriksa meatus akustikus eksternus dan membrane
timpani dengan cara inspeksi :
Hasil:
-serumen berwarna kuning, konsistensi kental
-dinding liang telinga berwarna merah muda
2. Tes Ketajaman Pendengaran
a. tes penyaringan sederhana
hasil :
-klien tidak mendengar secara jelas angka-angka yang disebutkan
-klien tidak mendengar secara jelas detak jarum jam pada jarak 1-2 inchi
b. uji ritme
hasil : klien tidak mendengarkan adnya getaran garpu tala dan tidak jelas mendengar adnya
bunyi dan saat bunyi menghilang.
D. PENGELOMPOKAN DATA
a. Data Subjektif
Keluarga klien mengatakan bahwa :
Klien susah menerima/mendengar pesan
Klien susah mendengar rangsang berupa suara
Klien tidak mengerti terhadap pembicaraan orang
Klien senang menyendiri
Klien menarik diri dari lingkungan
Klien tidak mau berkumpul bersama keluarga
Klien sulit mengikuti perintah untuk melakukan aktivitas di rumah
Klien tidak mau mengikuti kegiatan sehari-hari di masyarakat
Klien mudah tersingggung dan curiga
b. data objektif
Lambat berespon terhadap rangsang suara
Klien Nampak bingung jika diajak bicara
Klien meminta untuk mengulangi pembicaraan/pesan
Komunikasi sebagian besar berjalan melalui pesan-pesan tertulis
Klien suka duduk menyendiri
Klien mengekspresikan perasaan kesepian
Klien menarik diri dari lingkungan
Klien lebih banyak tidur
Klien Nampak gelisah atau bosan karena tidak aktif
Sebagian besar waktu klien digunakan untuk istirahat
Klien tidak mendengar suara jelas angka-angka yang disebutkan
Klien tidak mendengar secara jelas detak jarum pada jarak 1-2 inchi
Klien tidak mendengarkan adanya getaran garpu tala dan tidak jelas mendengar adanya bunyi
dan saat bunyi menghilang
Klien mengekspresikan perasaan sedih, murung
Klien tidak komunikatif

E. ANALISA DATA
I. DATA :
a. DS : keluarga klien mengatakan bahwa
Klien susah mendengar rangsang berupa suara
Klien susah mendengar atau menerima pesan
Klien tidak mengerti thd pembicaraan orang
Klien mudah tersinggung dan curiga
DO :
Lambat berespon thd rangsang suara
Klien Nampak bingung jika diajak bicara
Klien meminta untuk mengulangi pembicaraan atau pesan
Komunikasi sebagian besar berjalan melalui pesan-pesan tertulis dan perantara anggota
keluarga
Klien tidak mendengar secara jelas angka-angka yang disebutkan
Klien tidak mendengar secara jelas detak jarum pada jarak 1-2 inchi
Klien tidak komunikatif
Penyebab : degenerasi tulang-tulang pendengaran bagian dalam
Masalah : gangguan komunikasi verbal
b. DS :
Klien senang menyendiri
Klien menarik diri dari lingkungan
Klien tidak mau kumpul bersama keluarga
DO :
Klien suka duduk menyendiri
Klien mengekspresikan perasaan kesepian
Klien menarik diri dari lingkungan
Penyebab : fungsi pendengaran menurun
Masalah : harga diri rendah
c. DS :
Klien sulit mengikuti perintah untuk melakukan aktivitas di rumah
Klien tidak mau mengikuti kegiatan sehari-hari di masyarakat
DO :
Klien lebih banyak tidur
Klien Nampak gelisah atau bosan
Sebagian besar waktu klien digunakan untuk istirahat
Penyebab : menarik diri dari lingkungan
Masalah : kurang aktivitas
F.PRIORITAS MASALAH
1. gangguan komunikasi verbal b.d degenerasi tulang pendengaran bagian dalam
2. harga diri rendah b.d fungsi pendengaran
3. kurang aktivitas b.d menarik diri dari lingkungan
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
A. Gangguan komunikasi verbal b.d degenerasi tulang-tulang pendengaran bagian dalam
ditandai dengan :
1. DS :
Keluarga klien mengatakan bahwa :
a. klien susah mendengar rangsang berupa suara
b. klien susah mendengar atau menerima pesan
c. klien tidak mengerti thd pembicaraan orang
d. klien mudah tersinggung dan curiga
2. DO :
a. lambat respon thd rangsang suara
b. klien Nampak bingung jika diajak bicara
c. klien meminta untuk mengulangi pembicaraan atau pesan
d. klien tidak mendengar secara jelas angka-angka yang disebutkan
e. klien tidak komunikatif
B. Harga Diri b.d Fungsi Pendengaran Menurun Ditandai dengan :
1. DS :
Keluarga klien mengatakan bahwa :
a. Klien senang menyendiri
b. Klien menarik diri dari lingkungan
c. Klien tidak mau kumpul bersama keluarga
2.DO :
a. klien suka duduk menyendiri
b. klien mengekspresikan persaan kesepian
c. klien menarik diri dari lingkungan
d. klien mengekspresikan perasaan kesepian
C. Kurang aktivitas b.d menarik diri lingkungan ditandai dengan :
1. DS :
Keluarga klien mengatakan bahwa :
a. Klien sulit mengikuti perintah untuk melakukan aktivitas di rumah
b. Klien tidak mau mengikuti kegiatan sehari-hari di masyarakat
2.DS :
a. klien lebih banyak tidur
b. klien Nampak gelisah atau bosan
c. sebagian besar waktu klien digunakan untuk istirahat
III. RENCANA KEPERAWATAN
1. Tujuan
a. Komunikasi verbal klien berjalan baik
Kriteria hasil
Dalam 1 hari klien dapat :
1. Menerima pesan melalui metode alternative
2. Mengerti apa yang diungkapkan
3. Memperlihatkan suatu peningkatan kemampuan untuk berkomunikasi
4. Menggunakan alat bantu dengar dengan cara yang tepat
b. Klien dapat menerima keadaan dirinya
Kriteria hasil
Secara bertahap klien dapat :
1. Mengenai perasaan yang menyebabkan perilaku menarik diri
2. Berhubungan sosial dengan orang lain
3. Mendapat dukungan keluarga mengembangkan kemampuan klien untuk b.d orang lain
4. Membina hubungan saling percaya dengan perawat
c. Klien dapat melakukan aktivitas tanpa kesulitan
Kriteria hasil
Secara bertahap klien dapat :
1. Menceritakan perasaan-perasaan bosan
2. Melaporkan adanya peningkatan dalam aktivitas yang menyenangkan
3. Menceritakan metoda koping thd perasaan marah atau depresi yang disebabkan oleh
kebosanan
2. Intervensi / rencana tindakan
a.gangguan komunikasi verbal
tindakan / intervensi
1. Kaji tingkat kemampuan klien dalam penerimaan pesan
2. Periksa apakah ada serumen yang menganggu pendengaran
3. Bicara dengan pelan dan jelas
4. Gunakan alat tulis pada waktu menyampaikan pesan
5. Beri dan ajarkan klien pada penggunaan alat bantu dengar
6. Pastikan alat bantu dengar berfungsi dengan baik
7. Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan telinga
b.Harga Diri Rendah
tindakan / intervensi
1. Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya
2. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab klien tidak mau
bergaul / menarik diri
3. Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta penyebab yang
mungkin
4. Beri pujian thd kemampuan klien mengungkapkan perasaan
5. Diskusikan tentang keuntungan dari berhubungan dan kerugian dari perilaku menarik diri
6. Dorong dan bantu klien untuk berhubungan dengan orang lain
7. Bina hubungan saling percaya dengan klien

c.Kurang aktivitas
tindakan /intervensi
1. Beri motivasi untuk dapat saling berbagi perasaan dan pengalaman
2. Bantu klien untuk mengatasi perasaan marah dari berduka
3. Variasikan rutinitas sehari-hari
4. Libatkan individu dalam merencanakan rutinitas sehari-hari
5. Rencanakan suatu aktivitas sehari-hari
6. Berikan alat bantu dalam melakukan aktivitas
IV. IMPLEMENTASI
a. Gangguan Komunikasi Verbal
1. Jam 09.00
Mengkaji tingkat kemampuan klien dalam penerima pesan
Klien mengalami kesulitan dalam penerimaan pesan-pesan beberapa kalimat yang diucapkan.
Klien hanya dapat mendengar 1 atau 2 kata.
2. Jam 09.05
Memeriksa serumen pada telinga
Serumen berwarna kuning, konsistensi kental
3. Jam 09.10
Berbicara pada klien dengan pelan dan jelas
Perawat mengucapkan satu persatu kata dengan pelan serta suara yang jelas agar klien lebih
mudah mengerti thd apa yang dibicarakan.
4. Jam 09.15
Menggunakan alat tulis pada waktu menyampaikan pesan
Alat tulis yang digunakan berupa kertas dan pulpen untuk kata yang susah dimengerti klien
jika diucapkan.
5. Jam 09.20
Memberikan dan mengajarkan klien penggunaan alat bantu dengar
Alat bantu dengar dipasang pada kedua telinga dengan volume suara disesuaikan keadaan dan
kemampuan klien.
6. Jam 09.20
Memastikan alat bantu dengar tidak rusak dengan cara melakukan test terlebih dahulu dan
memastikan baterai terpasang dengan baik.
7. Jam 09.25
Menganjurkan klien untuk menjaga kebersihan telinga
Telinga dibersihkan secara rutin untuk menghindari penumpukan serumen yang dapat
menghambat fungsi pendengaran.
VI. EVALUASI
A. Gangguan komunikasi verbal
S : - klien mengungkapkan dapat menerima melalui media alternative
- klien mengatakan sudah mengerti tentang apa yang diungkapkan
O : - klien memperlihatkan suatu peningkatan kemampuan untuk berkomunikasi
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
B. Evaluasi untuk diagnose 2 & 3 disesuaikan dengan tujuan
- apabila berhasil intervensi dihentikan
- apabila tidak berhasil intervensi dilanjutkan
DAFTAR PUSTAKA
1. Lynda, J, Carpenito. Diagnosa Keperawatan. EGC. Jakarta. 2001
2. Ida Samidah. Pengkajian Keperawatan. Makasar. 2003
3. Sri Rukmini, dkk. Teknik Pemeriksaan THT. EGC. Jakarta. 2000
4. Budi Anna Keliat, dkk. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, EGC. Jakarta
5. Boles. Buku Ajar Penyakit THT. EGC. Jakarta. 1997
6. Mickey Stanley, dkk. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Edisi 2. EGC. Jakarta. 2006
7. Noor Kastani, S. Tamher. Kesehatan Usia Lanjut Dengan Pendidikan Asuhan
Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta. 2009
8. Sisi Maryam, S dkk. Mengenal Usia Lanjut Dan Perawatannya. Salemba Medika. Jakarta.
2008

Anda mungkin juga menyukai