PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes melitus adalah (DM) merupakan salah satu kelompok penyakit
terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Gejala
berat badan secara cepat. Gejala lain yang juga dapat timbul yaitu rasa kesemutan,
mudah lelah, dan luka yang sukar sembuh. Apabila dibiarkan tak terkendali,
faktor resiko diabetes mellitus tipe 2 adalah perubahan gaya hidup seseorang,
menyebabkan obesitas. Selain pola makan tidak seimbang, aktifitas fisik juga
kenaikan dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030.
kenaikan jumlah penderita DM dari 7,0 juta pada tahun 2009 menjadi 12,0 juta
pada tahun 2030. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013,
Pengaturan pola makan merupakan salah satu bentuk terapi diet yang
mempengaruhi dan menjaga glukosa darah pasien diabetes tetap stabil. Pola
makan adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah dan jenis makanan
diperoleh atau diketahui dengan metode recall frekuensi makanan yang berguna
baik makanan utama maupun selingan. Pola pengaturan makan juga disebut terapi
diet dengan maksud untuk menjaga agar kadar glukosa tetap stabil. Dasar terapi
diet pada diabetes melitus adalah memberikan kalori yang cukup dan komposisi
makan, dan jenis makanan (Auliana, 2001 dan Depkes RI, 2009).
terkait pola pengaturan makan penderita diabetes melitus terhadap nilai glukosa
B. Rumusan Masalah
Bagaimana hubungan antara pola pengaturan makan terhadap glukosa
2017
2. Mengetahui gambaran glukosa darah pasien diabetes melitus di
D. Manfaat penelitian
1. Bagi peneliti
2. Bagi Masyarakat