Izin adalah salah satu instrumen yangdigunakan dalam hukum administrasi. izin sebagai
norma pengatur atau pengendali agar masyarakat dalam melakukan sesuatu kegiatan tertentu
sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. Tujuannya adalah mencegah perilaku yang
menyimpang dari masyarakat agar memenuhi ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku dan
bukan sekedar sumber pendapatan.
Dari sudut hukum administarasi, izin adalah Pelayanan Publik. Tetapi dalam Kenyataannya,
izin sebagai salah satu sumber dari perusakan dan pencemaran atas nama illegal logging, illegal
fising dan illegal maning. Di sisi lain perizinan di Indonesia merupakan salah satu penghambat
investasi.
IIlegal loggingdalam konsep hukum adminitrasi tidak berarti tidak mempunyai izin (dokumen-
dokumen perizinan), atau memiliki izin, namun ada cacat karena tidak memenuhi legalitas
formal ataupun legalitas substansial. Keduanya memiliki akibat hukum tidak sah(illegal),
sehingga muncul istilahiilegal logging. Menurut Tatik, ada perbedaan antara istilah tidak
berizindan memiliki izin akan tetapi mengandung cacat yuridis.Dalam hal kayu-kayu yang tidak
memiliki izin, bisa dituduh melakukanpencurian atau pembalakan. Dalam konteks ini aparat
keamanan dapat menangkap pencurian tersebut dan diproses dengan dakwaan pencurian
menurut pasal 362 KUHP yang berbunyi barang siapa mengambil barang, yang sama sekali
atau sebagaian kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk memiliki barang itu dengan
melawan hukum pidana karena mencuri dengan pidana penjara selama-lamanya lima tahun
atau denda sebanyak-banyaknya sembilan ribu rupiah. Dengan demikinanillegal loggingdalam
rana pidana .Di sisi lain akan berbeda apabila kayu-kayu yang ditebang tersebut ada izinnya,
tapi terdapat cacat yuridis. Dalam hal ini ada cacat prosedur atas izin, dengan demikian yang
diperbaiki adalah kelemahan prosedur yang ada, sedangkan cacat substansi harus mengulangi
permohonan ijin dari awal untuk kayu-kayu tersebut.Namun dalam banyak kasusillegal logging,
banyak pelaku lolos dari jerat hukum, bahkan dibebaskan karena dalam rana administrasi hanya
melihat keberadaan izin dari kepemilikan kayu-kayu itu, atau pun kalau pelakuloggingditangkap
karena menebang melebihi kapasitaswilayah dari izin yang diperoleh. Dengan demikian pelaku
illegal logging akan pasti lolos dari jerat hukuman, karena hanya menyalahi izin dan munurut
pasal 97 ayat 9, pasal 120 dan pasal 121 UU Nomor 5 Tahun 1986 jo UU Nomor 9 Tahun 2004
tentang Peradilan Tata Usaha Negara. Hukumannya hanya pencabutan izin, ganti rugi atau
rehabilitasi.