Anda di halaman 1dari 2

PT UHP

Izin adalah salah satu instrumen yangdigunakan dalam hukum administrasi. izin sebagai
norma pengatur atau pengendali agar masyarakat dalam melakukan sesuatu kegiatan tertentu
sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. Tujuannya adalah mencegah perilaku yang
menyimpang dari masyarakat agar memenuhi ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku dan
bukan sekedar sumber pendapatan.

Dari sudut hukum administarasi, izin adalah Pelayanan Publik. Tetapi dalam Kenyataannya,
izin sebagai salah satu sumber dari perusakan dan pencemaran atas nama illegal logging, illegal
fising dan illegal maning. Di sisi lain perizinan di Indonesia merupakan salah satu penghambat
investasi.

Pembalakan liar(iIlegal logging)menurut Prasetyo sebagai kegiatanlogging yang melanggar


hukum. Ilegaldapat diartikan tidak resmi, liar,tidak sah menurut hukum, tidak benar, melanggar
aturan yang berlaku (onrechtmatige). Sedangkanlonggingadalah rangkaian kegiatan
pengusahaan hutan yang berawal dari perencanaan, pembangunan sarana dan prasarana,
penebangan, pengangkutan dan pemasaran. Dengan demikian illegal logging adalah praktek
kecurangan sejak dari perijinan, kegiatan, hasil kegiatan, pelaku dan tujuan penjualannya
melanggar hukum.

IIlegal loggingdalam konsep hukum adminitrasi tidak berarti tidak mempunyai izin (dokumen-
dokumen perizinan), atau memiliki izin, namun ada cacat karena tidak memenuhi legalitas
formal ataupun legalitas substansial. Keduanya memiliki akibat hukum tidak sah(illegal),
sehingga muncul istilahiilegal logging. Menurut Tatik, ada perbedaan antara istilah tidak
berizindan memiliki izin akan tetapi mengandung cacat yuridis.Dalam hal kayu-kayu yang tidak
memiliki izin, bisa dituduh melakukanpencurian atau pembalakan. Dalam konteks ini aparat
keamanan dapat menangkap pencurian tersebut dan diproses dengan dakwaan pencurian
menurut pasal 362 KUHP yang berbunyi barang siapa mengambil barang, yang sama sekali
atau sebagaian kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk memiliki barang itu dengan
melawan hukum pidana karena mencuri dengan pidana penjara selama-lamanya lima tahun
atau denda sebanyak-banyaknya sembilan ribu rupiah. Dengan demikinanillegal loggingdalam
rana pidana .Di sisi lain akan berbeda apabila kayu-kayu yang ditebang tersebut ada izinnya,
tapi terdapat cacat yuridis. Dalam hal ini ada cacat prosedur atas izin, dengan demikian yang
diperbaiki adalah kelemahan prosedur yang ada, sedangkan cacat substansi harus mengulangi
permohonan ijin dari awal untuk kayu-kayu tersebut.Namun dalam banyak kasusillegal logging,
banyak pelaku lolos dari jerat hukum, bahkan dibebaskan karena dalam rana administrasi hanya
melihat keberadaan izin dari kepemilikan kayu-kayu itu, atau pun kalau pelakuloggingditangkap
karena menebang melebihi kapasitaswilayah dari izin yang diperoleh. Dengan demikian pelaku
illegal logging akan pasti lolos dari jerat hukuman, karena hanya menyalahi izin dan munurut
pasal 97 ayat 9, pasal 120 dan pasal 121 UU Nomor 5 Tahun 1986 jo UU Nomor 9 Tahun 2004
tentang Peradilan Tata Usaha Negara. Hukumannya hanya pencabutan izin, ganti rugi atau
rehabilitasi.

illegal loggingpenyebab paling besarterhadap kerusakan hutan di Indonesia, dalam Pasal 17


ayat (2) PP Nomor 6 Tahun 2007 jo PP Nomor 3 Tahun 2008 tentang Tata Hutan dan
Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan Serta Pemanfaatan Hutan, bahwa pemanfaatan hutan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan melalui kegiatan :*.*.pemanfaatan
kawasan;*.pemanfaatan jasa lingkungan;*.pemanfaatan hasil hutan kayu dan bukan kayu;
dan*.pemanfaatan hasil hutan kayu dan bukan kayu.Berkaitan dengan izin pemanfaatan
tersebut, pasal 19 menyatakan dalam setiap kegiatan pemanfaatan hutan yang dilakukan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 17 ayat (2), wajib disertai dengan izin pemanfaatan hutan
yang meliputi:1.2.IUPK;3.IUPJL;4.IUPHHK;5.IUPHHBK;6.IPHHK;dan7.IPHHBKPada bagian kelima
PP Nomor 6 Tahun 2007 jo PP Nomor 3 Tahun 2008 mengatur kewenangan pemberian izin yang
diatur pasal 60-66. Dengan demikian izin-izin yang harus dimiliki oleh pengusaha dalam
pemanfaatan hutan jelas tidak mudah mendapatkan kayu-kayu hutan tanpa disertai dokumen-
dokumen perizinan yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang.Ke depan para hakim dalam
membuat keputusan jangan hanya melihat rana administrasi, tetapi berpikirlah akibat yang
ditimbulkan oleh praktekillegal logging. Dan DPRsegera mengesahkan RUU AntiIlegal logging.

Anda mungkin juga menyukai