Anda di halaman 1dari 7

Rencana Terapi Aktivitas Kelompok

Pada Klien dengan Risiko Perilaku Kekerasan (RPK)

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Ajar Keperawatan Jiwa

Dosen Pengampu :
Ns. Diyan Yuli Wijayanti, S.Kep., M.Kep

Disusun Oleh:

KELOMPOK III
1. Agus Supriyono 22020116183007
2. Kisningsih 22020116183008
3. Widya Pratiwi 22020116183009

DEPARTEMEN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
TAHUN 2017
RENCANA TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
RISIKO PERILAKU KEKERASAN

A. Topik
Terapi Aktivitas Kelompok: Stimulasi Persepsi
Sesi 2: Mencegah Perilaku Kekerasan Fisik

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Klien dapat membina hubungan yang harmonis antar klien dalam satu
ruang, seperti memberikan sapa sesama klien.
b. Klien mampu mengetahui cara sehat mencegah perilaku kekerasan
secara fisik.

2. Tujuan Khusus
a. Klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang biasa dilakukan klien.
b. Klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang dapat mencegah
perilaku kekerasan.
c. Klien dapat mendemonstrasikan dua kegiatan fisik yang dapat
mencegah perilaku kekerasan.

C. Landasan Teori
Pada pasien gangguan jiwa dengan masalah utama perilaku kekerasan
mempunyai masalah yang dapat menyebabkan klien menjadi marah-marah,
agresif, curiga pada orang lain dan bahkan dapat melukai diri sendiri dan
lingkungan sekitar.
Dengan pemberian TAK stimulasi persepsi yang efektif, didukung
dengan lingkungan tempat terapi diberikan, dan kemauan klien untuk
berpartisipasi dalam kegiatan, maka klien dapat diajarkan cara mengenal dan
mengontrol perilaku kekerasan. Hal ini didukung oleh Leon Festinger (dalam
Sunarto, 2007) yang menyatakan bahwa perilaku dapat dikarenakan adanya
cognitive dissonance. Cognitive dissonance salah satunya adalah dengan TAK
stimulasi persepsi berupa cara mengenal dan mengontrol perilaku kekerasan
baik secara fisik dan sosial. Cognitive dissonance dimiliki, sehingga klien
dapat mengubah pengertian, sikap dan perilakunya. Sehingga sangat efektif
pemberian TAK stimulasi persepsi bagi klien dengan perilaku kekerasan.
Peningkatan kemampuan klien mengenal dan mengontrol perilaku
kekerasan setelah diberikan TAK stimulasi persepsi disebabkan karena
pemberian strategi pelaksanaan yang sesuai. Perilaku seseorang dapat diubah
menjadi perilaku yang diinginkan atau adaptif, salah satunya dengan
memodifikasi perilaku (Depkes RI, 2000).

D. Klien
1. Karakteristik
a. Klien sehat secara fisik.
b. Klien dengan risiko perilaku kekerasan.
c. Mampu berkomunikasi dengan baik.
d. Klien dalam keadan tenang, kooperatif dan dapat mengungkapkan
perasaannya secara verbal dengan baik.
e. Bersedia mengikuti TAK dari awal sampai akhir.

2. Proses Seleksi
a. Melakukan pengkajian predisposisi.
b. Melakukan pengkajian psikososial.
c. Melakukan pengkajian status mental.

E. Pengorganisasian
1. Waktu
a. Tempat : Ruang Safir RSJ Dr. Amino Gondohutomo
Semarang
b. Hari/Tanggal : Senin, 1 Mei 2017
c. Pukul : 09.00 WIB 09.45 WIB
2. Tim Terapis
Peran Tugas Pemain
Leader Memimpin pelaksanaan TAK Agus Supriyono
Co Leader Membantu Leader dalam Widya Pratiwi
pelaksanaan TAK
Fasilitator Memandu pelaksanaan TAK Kisningsih
Mengarahkan selama pelaksanaan
TAK
Observer Mengamati pelaksanaan TAK Pembimbing Klinik dan
Menyimpulkan hasil TAK Akademik
(penilaian)

3. Metode dan Media


a. Metode
1) Dinamika kelompok
2) Diskusi dan tanya jawab
3) Simulasi

b. Media TAK
1) Nametag klien dan perawat
2) Handphone dan speaker
3) Lembar observasi
4) Kertas bergambar
5) Bolpoin

F. Setting Tempat
Peserta dan terapis duduk bersama dalam lingkaran.
Ruangan yang nyaman dan tenang.
Keterangan:

: Leader

: Co Leader

: Klien

: Fasilitator

: Observer atau
Pembimbing

G. Proses Pelaksanaan
1. Persiapan
a. Perawat
1) Identifikasi masalah klien 1-3 hari sebelum TAK dimulai.
2) Mempersiapkan sarana dan prasarana.
3) Kontrak waktu dengan klien sebelum pelaksanaan TAK.

b. Peserta
1) Klien siap mengikuti TAK 1 hari sebelum pelaksanaan.
2) Klien hadir 5 menit sebelum TAK dimulai.
3) Klien mematuhi tata tertib yang telah ditentukan.
2. Orientasi
Dilakukan dalam waktu 5 menit.
a. Salam Terapeutik
1) Salam dari perawat.
2) Peserta dan perawat mengeluarkan name tag.

b. Validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini.
2) Menanyakan apakah klien sudah mengenal masing-masing klien
dan terapis.

c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan.
2) Menjelaskan aturan main yaitu:
a) Menyampaikan kepada klien lain mengenai nama dan
asalnya (identitas).
b) Menyampaikan status dan keluarganya kepada klien lain.
c) Jika ada peserta yang akan meninggalkan kelompok harus
minta ijin kepada pemimpin.
d) Lama kegiatan 45 menit.
e) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.

3. Kerja
Dilakukan dalam waktu 45 menit.
a. Mendiskusikan kegiatan fisik yang biasa dilakukan oleh klien.
1) Tanyakan kegiatan, rumah tangga, harian dan olahraga yang biasa
dilakukan oleh klien.
2) Tulis di kertas.
b. Menjelaskan kegiatan fisik yang dapat digunakan untuk menyalurkan
kemarahan secara sehat, tarik napas dalam (calming tehnique),
memukul bantal, kasur, bermain bola, senam dan memukul gendang.
c. Membantu klien memilih dua kegiatan yang dapat dilakukan.
d. Bersama klien mempraktikan dua kegiatan yang dipilih.
1) Perawat mempraktikan.
2) Klien melakukan redemonstrasi.
e. Menanyakan perasaan klien setelah mempraktikan cara penyaluran
kemarahan.
f. Memberikan pujian pada peran serta klien.
g. Upayakan semua klien berperan aktif.

4. Terminasi
Dilakukan dalam waktu 10 menit.
a. Evaluasi
1) Menanyakan perasaan setelah mengikuti TAK.
2) Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
3) Menanyakan ulang cara baru yang sehat mencegah perilaku
kekerasan.

b. Rencana Tindak Lanjut


1) Menganjurkan klien menggunakan cara yang telah dipelajari jika
muncul stimulus penyebabperilaku kekerasan.
2) Menganjurkan klien melatih secara teratur cara yang telah
dipelajari.
3) Memasukkan pada jadwal kegiatan harian klien.

c. Kontrak yang Akan Datang


1) Menyepakati cara belajar baru yang lain, yaitu interaksi sosial
yang asertif.
2) Menyepakati tempat dan waktu TAK berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai