Anda di halaman 1dari 30

WRAP UP PBL SKENARIO 2

BLOK MUSKULOSKELETAL
SULIT BERJALAN

Kelompok B - 1

Ketua : Suci Purnama 1102015230


Sekretaris : Rosihayati 1102015208
Anggota : Raudina Fisabila Martadipura 1102015191
Riska Rammadita Isaputri 1102015199
Rizal Fauzi 1102015200
Shafira Imaniari 1102015221
Sinta Dwi Maharani 1102013273

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
Jl. Let. Jend. Suprapto, Cempaka Putih, Daerah Khusus Ibukota Jakarta,
Indonesia. 10510. Telepon : +62218406675
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ............................................................................................................1
SKENARIO .............................................................................................................2
KATA SULIT ..........................................................................................................3
BRAINSTORMING ................................................................................................4
HIPOTESIS ..............................................................................................................5
SASARAN BELAJAR ............................................................................................6
LO 1. Mampu Memahami dan Menjelaskan Tentang Tendo Achilles .............. 7
LO 2. Mampu Memahami dan Menjelaskan Tentang Ruptur Tendo Achilles...11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 27

1
SKENARIO

Sulit Berjalan
Seorang laki-laki atlet sprinter berusia 35 tahun datang ke UGD Rumah Sakit
dengan keluhan sulit berjalan dan nyeri sekali di pergelangan kaki kanannya sejak
1 jam yang lalu. Keluhan ini dirasakan saat berlari cepat pada latihan,ketika berlari
tiba-tiba kaki kanannya berbunyi krek dan langsung berhenti berlari. Pemeriksaan
fisik didapatkan keadaan umum baik, tanda vital baik. Pergelangan kaki kanan nyeri
bila ditekan dan tes simmonds tidak didapatkan plantarfleksi kaki kanan.

2
KATA SULIT

1. Tendo Achilles : Hubungan antara otot dan tulang, merupakan otot yang
terkuat dan tertebal dalam tubuh kurang lebih 15cm.
2. Ruptur : Sobeknya suatu jaringan.
3. Plantarfleksi : Gerakan ke bawah dari telapak kaki atau menekuk.

3
BRAINSTORMING

1. Siapa yang beresiko terkena ruptur achilles?


2. Apa saja penyebab ruptur tendo achilles?
3. Penatalaksanaan awal apa yang dilakukan pada pasien tersebut?
4. Apakah pemeriksaan penunjang untuk pendukung diagnosis diatas?
5. Gerakan apa yang terganggu apabila terjadi ruptur tendo achilles?
6. Apa saja manifestasi klinis ruptur tendo achilles?
7. Apakah pasien dapat sembuh total setelah penatalaksanaan yang baik?
8. Otot apa saja yang berperan saat berjalan?
9. Apa yang menyebabkan bunyi krek pada kakinya?

Jawaban :
1. Pada pemain basket, badminton (sering terjadi), pelari (jarang).
2. A
3. A
4. A
5. A
6. Nyeri tekan, bengkak, tumit tidak bisa digerakan, sulit berjalan, ada
suararobekan saat ruptur.
7. A
8. A
9. A

4
HIPOTESIS

Ruptur tendoachilles merupakan robeknya tendo achilles karena tumpuan maksimal


atau tendonya tipis yang disebabkan oleh No. 2. Hal ini mengganggu gerakan
plantar dan dorsofleksi yangberkaitan dengan otot untuk berjalan. Orang yang
paling beresiko terkena ruptur achilles yaitu No. 1. Manifestasi klinis adalah Nyeri
tekan, bengkak, tumit tidak bisa digerakan, sulit berjalan, ada suararobekan saat
ruptur.Untuk penatalaksanaan awaldigunakan balut bidai.untuk membantu
mendukung diagnosis dilakukan pemeriksaan penunjang seperti No. 4. Ruptur
tendo achilles dapat sembuh total jika dilakukan penatalaksanaan yang baik seperti
operasi.

5
SASARAN BELAJAR

LO 1. Mampu Memahami dan Menjelaskan Tentang Tendo Achilles


1.1 Definisi
1.2 Makroskopik
1.3 Mikroskopik
LO 2. Mampu Memahami dan Menjelaskan Tentang Ruptur Tendo Achilles
2.1 Definisi
2.2 Etiologi
2.3 Klasifikasi
2.4 Patogenesis dan Patofisiologi
2.5 Manifestasi Klinis
2.6 Diagnosis dan Diagnosis Banding
2.7 Komplikasi
2.8 Tatalaksana
2.9 Pencegahan
2.10 Prognosis

6
LO 1. Mampu Memahami dan Menjelaskan Tentang Tendo Achilles
1.1 Definisi
Tendon Achilles atau tendon calcaneus adalah tendon pada bagian
belakang tungkai bawah dan fungsinya untuk meletakkan otot
gastrocnemius dan otot soleus kesalah satu tulang penyusunan telapak
kaki yaitu, calcaneus.

Tendon Achilles merupakan tendon tertebal dan terkuat pada tubuh


manusia. Panjangnya sekitar 15 cm, dimulai dari pertengahan tungkai
bawah, kian mengumpul dan melekat pada bagian tengah di belakang
tulang calcaneus.

1.2 Makroskopik
Tendon adalah sebuah pita jaringan ikat (fibrosa) yang melekat pada
otot dan ujung yang lain berinsersi ke dalam tulang. Fungsi tendon
diantaranya adalah membawa kekuatan tarik tendon dari otot ke tulang-
tulang, membawa pasukan kompresi ketika membungkus tulang seperti
katrol, menekuk dan meregangkan semua sendi dan otot untuk menahan
tulang. Tanpa tendon, otot-otot hanya akan menjadi sekumpulan besar
di satu bidang dan tidak akan bisa bergerak, karena tendon yang
menghubungkan otot dengan tulang.

7
Tendon Achilles berasal dari gabungan tiga otot yaitu
gastrocnemius, soleus, dan otot plantaris. Pada manusia, letaknya
tepat di bagian pergelangan kaki. Tendon Achilles adalah tendon
tertebal dan terkuat pada tubuh manusia. Panjangnya sekitar 15 cm,
dimulai dari pertengahan tungkai bawah. Kemudian strukturnya
kian mengumpul dan melekat pada bagian tengah-belakang tulang
calcaneus.
Dibandingkan dengan bagian lain dari tubuh, tendo Achilles
memiliki suplai darah yang relatif sedikit. Darah dipasok ke Achilles
tendo oleh dua arteri yaitu A. Tibilais posterior yang mensuplai
darah pada bagian proksimal dan distal. A. Peroneus pada bagian
medial dari tendo. Vaskularisasi terlemah pada sambungan Achilles
- tumit dan suplai darah yang paling lemah pada titik sekitar 2-6 cm
di atas sambungan tendo Achilles - tumit tulang.
Fungsi dari tendon Achilles sendiri adalah menghubungkan
otot betis dengan tulang tumit. Ketika otot betis berkontraksi (jika
berkontraksi otot akan memendek), otot betis akan menarik tendon
Achilles. Kontraksi otot betis ini menarik tulang tumit, sehingga
terjadi gerakan plantarfleksi (posisi kaki dalam keadaan seperti
menjinjit). Kontraksi otot betis yang dibantu tendon Achilles ini
berguna dalam aktivitas sehari-hariseperti berjalan, berlari, dan
melompat.

Kinesiologi :
a) Articulatio tibiofibularis
Tulang : fascies articularis fibularis tibiae dengan fascies
articularis capitis fibulae
Jenis sendi : diarthrosis untuk proksimalis dan distalis
syndesmosis untuk batang tibia dan fibula
Penguat sendi : ligamentum capitis fibulae anterius, ligamentum
capitis fibulae posterius dan Membrana interossea
cruris
Gerak sendi : gerakan ke atas dan ke bawah
b) Articulatio talocruralis
Tulang : antara trochlea tali dan lengkung yang dibentuk
oleh maleoli ossa cruris
Jenis sendi : gynglimus
Penguat sendi : ligamentum mediale pars tibionavicularis, pars
tibiocalcanea pars tibioantalaris anterior, pars
tibiotalaris posterior, ligamentum talofibulare

8
anterius, ligamentum talofibulare posterius, dan
ligamentum calcaneofibulare.
Sumbu gerak : sumbu frontal yang berjalan mulai dari
kraniomedialis ujung bawah malleolus medialis
sampai kaudolateralis ujung bawah malleolus
lateralis. Sumbu ini membentuk sudut terhadap
bidang transversa sebesar 7o. Bila dilihat dari atas
anteromedial ke posterolateral dan membentuk sudut
13o dari bidang frontal.
Gerak sendi :
1) Fleksi dorsalis : M.tibialis anterior, M.digitorum longus, M.
Peroneus tertius, M.extensor hallucis longus
2) Fleksi plantar : M. gastrocnemius, M. soleus, M. plantaris,
M. flexor hallucis longus, M.peroneus longus dan brevis
M.tibialis posterior

Fleksi plantar Fleksi dorsalis

9
1.3 Mikroskopik

Tendon Achilles adalah pita jaringan fibrosa yang fleksibel


terletak di bagian belakang pergelangan kaki yang
menghubungkan otot betis dengan tulang tumit. Tendon adalah
struktur dalam tubuh yang menghubungkan otot ke tulang. Otot
ini dalam tubuh adalah bertanggung jawab untuk menggerakkan
tulang, sehingga memungkinkan seseorang untuk berjalan,
melompat, mengangkat beban, dan bergerak dalam banyak cara.
Ketika otot kontraksi, hal itu menarik tulang menyebabkan
gerakan ini.
Struktur terbesar dalam skema di atas adalah tendon atau
Ligamentum atau tendon kemudian dipecah menjadi entitas yang
lebih kecil disebut fasciles (lembaran). Lembaran berisi fibril dasar
ligamentum atau tendon, dan fibroblas, yang merupakan sel-sel
biologis yang menghasilkan ligamen atau tendon. Ada
karakterisitik struktural pada tingkat ini yang memainkan peran
penting dalam mekanisme ligamen atau tendon, yaitu crimp dari
fibril. Crimp merupakan struktur bergelombang dari fibril, dan ia
akan memberikan kontribusi signifikan terhadap hubungan stress
regangan nonlinear untuk ligamen dan tendon.
Struktur yang memancarkan kekuatan kontraksi otot ke
tulang disebut tendon. Serat kolagen terdapat pada semua jenis
jaringan ikat yang terdiri atas protein- protein kolagen. Dalam
keadaan segar, kolagen berwarna putih. Diameternya berkisar
antara 1-12 mikron. Beberapa serabut bergabung menjadi berkas

10
serabut yang lebih besar. Dalam keadaan segar bersifat lunak, dan
sangat kuat. Susunan serabut kolagen bergelombang, karenannya
bersifat lentur. Benang serabut kolagen yang paling halus yang
dapat dilihat dengan mikroskop cahaya adalah fibril dengan tebal
kurang lebih 0,3 sampai 0,5 m.
Selanjutnya fibril ini disusun oleh satuan serabut yang lebih
kecil yang disebut miofibril dengan diameter 45sampai 100nm.
Miofibril ini hanya terlihat dengan mikroskop elekron dan tampak
mempunyai garis melintang khas dengan periodisitas 67 nm.
Serabut kolagen memiliki daya tahan tarik tinggi. Serabut kolagen
dijumpai pada tendon, ligamen, kapsula, dll. Serabut ini bening
dan terlihat garis memanjang. Bila kolagen direbus akan
menghasilkan gelatin. Serabut kolagen dapat dicerna oleh pepsin
dan enzim kolagenase. Paling tidak telah dikenal 2 jenis serabut
kolagen dengan variasi pada urutan asam amino dari rantai
(alfa). Dari 20 jenis tersebut, ada 6 tipe kolagen yang paling utama
dan secara genetik berbeda. Keenam tipe kolagen tersebut
adalah:

1. Tipe I tipe kolagen yang paling banyak ditenukan. Terdapat


pada jaringan ikat dewasa, tulang, gigi dan sementum
2. Tipe II tipe kolagen ini dibentuk oleh kondroblas dan
merupakan unsur utama penyusun matriks tulang rawan.
Kolagen ini ditemukan pada kartilago hyalin dan elastic
3. Tipe III Kolagen ini ditemukan pada awal perkembangan
beberapa jenis jaringan ikat. Pada keadaan dewasa kolagen ini
terdapat pada jaringan retikuler.
4. Tipe IV terdapat pada lamina densa pada lamina basalis dan
diperkirakan merupakan hasil sel-sel yang langsung
berhubungan dengan lamina tersebut
5. Tipe V terdapat pada plasenta, dan berhubungan dengan
kolagen tipe I6.
6. Tipe VI terdapat pada basal lamina

11
Meskipun tendon Achilles normal hampir seluruhnya terdiri
dari kolagen tipe-I, tendon Achilles yang putus juga berisi proporsi
besar dari kolagen tipe-III. Fibroblast daritendon Achilles yang
putus menghasilkan baik kolagen tipe-I dan tipe-III pada kultur.
Kolagen tipe-III kurang tahan terhadap kekuatan tarikan dank
arena itu dapat mempengaruhi putusnya tendon secara spontan.
Tendon Achilles normal menunjukkan pengaturan selular yang
terorganisir dengan baik, sangat berbeda dengan tendon yang
putus. Tenosit, yang merupakan fibroblast khusus, muncul pada
potongan longitudinal. Pengaturan yang baik ini disebabkan oleh
sekresi kolagen secara sentrifugal yang seragam disekitar kolom
tenosit, yang menghasilkan baik komponen fibriler dan nonfibriler
darimatriks eksraseluler dan juga dapat menyerap kembali serat-
serat kolagen.

12
Fibroblast dari tendo achilles dikelilingi oleh matriks
ekstraselular dari kolagen, mukopokisakarida, elastin, dan
glikoprotein. Setiap urat saraf dikelilingi oleh endotenon, dan unit
ini dikelilingi oleh epitenon sangat vaskular. Dalam keadaan
normal struktur tendo Achilles berubah saat mengalami penuaan.
Perubahan ini termasuk kepadatan sel menurun, penurunan
kolagen urat saraf, dan hilangnya kelenturan serat, yang dapat
menjelaskan insiden yang lebih tinggi dari cedera tendo di atlet
tua.

Tidak seperti tendo lainnya, tendo Achilles tidak memiliki


selubung tendo yang benar atau sejati. Sebaliknya, tendo Achilles
dikelilingi oleh paratenon yang terdiri dari jaringan lunak. Lapisan
luar paratenon adalah bagian dari fasia profunda, lapisan tengah
disebut mesotenon dan lapisan dalam kontinu dengan lapisan
tipis yang mengelilingi tendo itu sendiri disebut epitenon.

LO 2. Mampu Memahami dan Menjelaskan Tentang Ruptur Tendo Achilles


2.1 Definisi
Ruptur tendo achilles adalah robek atau putusnya hubungan tendon
(jaringan penyambung) yang disebabkan oleh cidera dari perubahan
posisi kaki secara tiba-tiba atau mendadak dalam keadaan dorsifleksi
pasif maksimal. (Muttaqin. 2011)
2.2 Etiologi
Ruptur Tendo Achilles dapat terjadi saat dorsofleksi pasif secara tiba
tiba saat kontraksi maksimal pada otot betis. Ruptur tendo dapat terjadi
saat berlari, melompat, bermain bulu tangkis, basket, tersandung dan
jatuh dari ketinggian. Dalam beberapa kasus putusnya tendo Achilles
terjadi pada tendo yang kurang menerima aliran darah. Tendo juga
dapat melemah bergantung pada bertambahnya usia. Putusnya tendo
Achilles juga bisa disebabkan oleh peningkatan mendadak jumlah
tekanan pada tendo Achilles. Biasanya ruptur tendo Achilles lebih
sering terjadi pada laki-laki dibandingkan pada wanita. Penyebab
lainnya juga bisa karena:

1. Obat-obatan, seperti kortikosteroid dan beberapa antibiotik yang


dapat meningkatkan risiko pecah,
2. Cedera dalam olah raga, seperti melompat dan berputar pada olah
raga badminton, tenis, basket dan sepak bola ataupun olahraga berat
lainnya,
3. Trauma benda tajam atau tumpul pada bawah betis,
4. Obesitas.
5. Umur. Usis puncak untuk rupture tendon Achilles 30-40
6. Seks. Ruptur tendo Achilles hingga lima kali lebih mungkin terjadi
pada pria

13
2.3 Klasifikasi
a) Tendo calcaneal radang kandung lendir bursa
adalah kantung berisi cairan yang dirancang untuk membatasi
gesekan antara bagian gosok. Kantung ini, atau bursae, ditemukan
di banyak tempatdi dalam tubuh. Ketika bursa menjadi meradang,
kondisi ini disebut bursitis. Tendocalcaneal bursitis adalah
peradangan pada bursa di belakang tulang tumit. bursa ini biasanya
membatasi gesekan dimana Achilles tendon fibrosa tebal yang
berjalan di bagian belakang betis meluncur naik dan turun
dibelakang tumit.
b) Achilles Tendonitis
Sebuah strain kekerasan dapat menyebabkan trauma pada otot betis
atau tendon Achilles. Kadang-kadang ini disebut sebagai
tendonitis. cedera ini bisa terjadi saat kontraksi kuat dari otot,
seperti ketika berjalan atau berlari. Mendarat di tanah setelah
melompat dapat memaksa kaki ke atas, juga menyebabkan cedera.
Jenis ini dapat mempengaruhi bagian-bagian yang berbeda dari
otot-otot atau tendon. Misalnya, ketegangan mungkin terjadi di
tengah otot. Atau mungkin terjadi di mana otot-otot tendon
Achilles bergabung (disebut junction musculotendinous).
c) Achilles Tendinopathy / Tendonosis
Berlebihan kronis dapat berkontribusi untuk perubahan pada
tendon Achilles juga, menyebabkan degenerasi dan penebalan
tendon. Studi menunjukkan tidak ada tanda-tanda peradangan
dengan luka terlalu sering menggunakan tendon. Kebanyakan ahli
sekarang lihat kondisi ini sebagai tendinopathy atau tendonosis
bukan tendonitis.
d) Achilles Tendon Rupture
Achilles ruptur tendon adalah cedera yang mempengaruhi bagian
belakang kaki bawah. Hal ini paling sering terjadi pada orang yang
bermain olahraga keras. Tendon Achilles adalah kabel berserat

14
kuat yang menghubungkan otot-otot di bagian belakang betis ke
tulang tumit. Jika melakukan gerakan yang berlebihan Achilles
tendon dapat robek (pecah). Achilles tendon pecah dapat parsial
atau lengkap. Ruptur Achilles tendon biasanya ditandai dengan
merasa pop atau snap, diikuti oleh nyeri yang tajam langsung di
bagian belakang pergelangan kaki yang membuatnya tidak
memungkinkan untuk berjalan dengan baik. Ini terasa seperti
ditendang, atau bahkan ditembak. Pembedahan adalah sering
menjadi pilihan pengobatan terbaik untuk memperbaiki ruptur
tendon Achilles.

Sedangkan klasifikasi Ruptur Tendon Achilles terbagi menjadi 3,


yaitu :
a. Ruptur total
b. Ruptur aponeurosis M. Gastrocnemius bagian medial
c. Ruptur tendo parsial, terletak di perbatasan aponeurosis otot
ekskremitas dan tendo Achilles.

2.4 Patogenesis dan Patofisiologi

Rupture traumatic tendon Achilles, biasanya terjadi dalam selubung


tendo akibat perubahan posisi kaki secara tiba-tiba atau mendadak
dalam keadaan dorsifleksi pasif maksimal sehingga terjadi kontraksi

15
mendadak otot betis dengan kaki terfiksasi kuat kebawah dan diluar
kemampuan tendon Achilles untuk menerima suatu beban.

Rupture tendon Achilles sering terjadi pada atlet atletik saat


melakukan lari atau melompat. Kondisi klinik rupture tendon Achilles
menimbulkan berbagai keluhan, meliputi nyeri tajam yang hebat,
penurunan fungsi tungkai dalam mobilisasi dan ketidakmampuan
melakukan plantarfleksi, dan respons ansietas pada klien.

Saat istirahat, tendon memiliki konfigurasi bergelombang akibat


batasan di fibrilkolagen. Stress tensil menyebabkan hilangnya
konfigurasi bergelombang ini, hal ini yang menyebabkan pada daerah
jari kaki adanya kurva tegangan-regangan. Saat serat kolagen rusak,
tendon merespons secara linear untuk meningkatkan beban tendon. Jika
renggangan yang ditempatkan pada tendon tetap kurang dari 4 persen-
yaitu batas beban fisiologi secara umum serat kembali ke konfigurasi
asli mereka pada penghapusan beban. Pada tingkat keteganganantara 4-
8 persen, serat kolagen mulai meluncur melewati 1 sama lainkarena
jalinan antar molekul rusak. Pada tingkat tegangan lebih besar dari 8
persen terjadi rupture secara makroskopik karena kegagalan tarikan
oleh karena kegagalan pergeseran fibriller dan interfibriller.

Penyebab pasti pecah Achilles tendon dapat terjadi tiba-tiba, tanpa


peringatan, atau akibat tendinitis Achilles.Tampaknya otot betis yang
lemah dapat menyebabkan masalah. Jika otot-otot menjadi lemah dan
lelah, mereka dapat mengencangkan dan mempersingkat kontraksi.
Kontraksi berlebihan juga dapat menjadi masalah dengan mengarah
pada kelelahan otot. Semakin lelah otot betis, maka semakin pendek
dan akan menjadi lebih ketat. Keadaan sesak seperti ini dapat
meningkatkan tekanan pada tendon Achilles dan mengakibatkan
kerobekan. Selain itu, ketidakseimbangan kekuatan otot-otot kaki
anterior bawah dan otot-otot kaki belakang yang lebih rendah juga
dapat mengakibatkan cedera pada tendon Achilles. Achilles tendon
robek lebih mungkin ketika gaya pada tendon lebih besar dari kekuatan
tendon. Jika kaki yang dorsofleksi sedangkan kaki bagian bawah
bergerak maju dan betis kontrak otot, kerobekan dapat terjadi.
Kerobekan banyak terjadi selama peregangan kuat dari tendon
sementara otot betis berkontraksi.

2.5 Manifestasi Klinis


Penderita ruptur tendon Achilles memiliki gejala atau manifestasi klinik
sebagai berikut:
1) Rasa sakit mendadak yang berat dirasakan pada bagian belakang
pergelangan kaki atau betis
2) Bengkak, kaku dan memar

16
3) Terlihat depresi di tendon3-5cm diatas tulang tumit
4) Nyeri berat
5) Nyeri lokal, bengkak dengan gamblang sepanjang tendon Achilles
dekat lokasi penyisipan, dan kekuatan plantarflexion lemah aktif
semua bisa menegakkan diagnosis.
6) Terlihat bengkak dan kaku serta tampak memar dan kelemahan di
dekat tumit
7) Sebuah kesenjangan atau depresi dapat dilihat di tendon sekitar 2
cm di atas tulang tumit
8) Tumit tidak dapat digerakan turun atau naik atau push off kaki
terluka ketika berjalan
9) Pasien merasa seolah-olah ia telah dipukul tepat pada tumitnya dan
tidak bisa berjinjit.
10) Plantar flexi kaki akan lemah dan tidak disertai dengan tendon

2.6 Diagnosis dan Diagnosis Banding


1) Pemeriksaan fisik tendo achilles bisa dilakukan dengan
menggerakan pergelangan kaki baik plantar fleksi atau dorso flexi,
bila pergerakan terbatas atau lemah bisa dicurigai adanya kelainan
pada tendon achilles.
2) Test fleksi Lutut.
Pasien diminta untuk aktif melenturkan lutut sampai 90 derajat
sambil berbaring rawan dimeja periksa. Selama gerakan ini, jika kaki
pada sisi yang terkena jatuh ke netral ataudorsofleksi, diagnosis
ruptur tendon achilles dapat ditegakkan.
3) Test Thompson (Test Simmond)
Tes ini dilakukan untuk mengetahui kelainan tendon yang terjadi di
tulang calcaneus. Caramelakukan tes ini, penderita tidur dengan
posisi tengkurap, dengan kedua kaki dipinggirtempat tidur, lalu
dilakukan kompresi pada otot betis. Pada otot yang normal,
setelahdilakukan kompresi maka akan terjadi flexi plantar,
sebaliknya jika setelah dilakukan flexi plantar dan tidak terjadi flexi
plantar, maka telah terjadi ruptur tendon achilles.

Sumber : Ellison, dkk, 1986: 311

17
4) Obriens Test
Posisi pasien tengkurap, kemudian pada daerah midline 10 cm
proksimal dari calcaneus masukkan jarum berukuran 25. Lakukan
gerak dorso fleksi secara pasif, apabila gerak jarum seperti
plantar fleksi pertanda bahwa tendo achilles tidak mengalami
cedera. Bila jarum tidak bergerak, menandakan tendo achilles yang
mangalami ruptur. Tidak disarankan untuk dilakukan pada pasien
dalam keadaan sadar.

5) Copeland Test
Posisi pasien tengkurap, kemudian pada betis dipasang torniket.
Pergelangan kaki dilakukan dorsofleksi secara pasif. Apabila tendo
utuh, maka tekanan akan naik sekitar 35-60mmhg. Namun bila tendo
mengalami rupture, tekanan hanya bisa naik sedikit atau tidak
bergerak sama sekali.

Pemeriksaan Penunjang Rupture Tendo Achilles:


1) Plain Radiografi
Dapat digunakan untuk mengidentifikasi secara tidak langsung robekan
tendon Achilles.Radiografi menggunakansinar-Xuntuk menganalisis
titik cedera. Hal ini tidak efektif untuk mengidentifikasi cedera pada
jaringan lunak. Sinar-X dibuat ketika elektron energi tinggimenghantam
sumber logam. Gambar sinar-X diperoleh dengan memanfaatkan
karakteristik redaman yang berbeda dari padat (misalnya kalsium dalam
tulang) dan kurang padat (ototmisalnya) jaringan ketika sinar melewati
jaringan dan ditangkap di film. Sinar-X umumnyadipakai untuk
mengoptimalkan visualisasi benda padat seperti tulang, sementara
jaringanlunak masih relatif tidak dibedakan di latar belakang nya.
Radiografi memiliki peran kecildalam penilaian cedera tendon Achilles
dan lebih berguna untuk mengesampingkan cederalain seperti patah
tulang kalkanealis.Temuan radiografi pada ruptur tendon Achilles
meliputi:

18
1. Penggelapan tendon Perdarahan, edema dan hilangnya tendon
mengakibatkanpenggelapan margin anterior tendon Achilles pada
tampak lateral.
2. Gangguan posterior pada Kager pada lemak aDarah dan edema
mengganggu Kagerpad lemak. Pada lemak dipersempit oleh edema.
3. Lekukan kulit pada bagian robekan lesung pipit kecil dapat dilihat
pada bagianrobekan. Biasanya tertutup oleh pembengkakan dan
perdarahan.
4. Gumpalan jaringan lunak di ujung tendon ujung ruptur tendon
menarik kembalidan bergelung, mengakibatkan bengkak pada ujung
tendon.
5. Mengidentifikasi ujung yang terputus Ujung proksimal biasanya
dikaburkan olehpembengkakan dan perdarahan, tetapi ujung distal
dapat dipisahkan dari lemak sekitarnya dalam 50% kasus

Sumber www.medscape.com

2) Ultrasonografi
Dapat digunakan untuk menentukan ketebalan tendon, karakter, dan
adanya robekan. Bekerja dengan mengirimkan frekuensi yang sangat
tinggi dari suara melalui tubuh pasien. Beberapa suara dipantulkan
kembali dari ruang antara cairan interstisial dan jaringan lunak atau
tulang. Gambar-gambar yang tercermin ini dapat dianalisis dan dihitung
ke dalam suatu gambar. Gambar-gambar ditangkap secara nyata dan
dapat membantu dalam mendeteksi pergerakan tendon dan
memvisualisasikan kemungkinan cedera atau robek. Perangkat ini
membuat pemeriksaan menjadi sangat mudah untuk menemukan
kerusakan struktural jaringan lunak, dan metode yang konsisten untuk
mendeteksi jenis cedera. Alat modalitas gambar ini tidak mahal, tidak
melibatkan radiasi pengion dan di tangan ultrasonographer ahli, bisa
diandalkan.

19
Sumber www.medscape.com

3) MRI (Magnetic Resonance Imaging)


Dapat digunakan untuk membedakan ruptur tidak lengkap dari
degenerasi tendon Achilles, dan MRI juga dapat membedakan antara
paratenonitis, tendinosis, dan bursitis. Teknik ini menggunakan medan
magnet yang kuat untuk menyelaraskan jutaan proton berjalan
melaluitubuh. Proton ini kemudian dibombardir dengan gelombang
radio yang merubuhkan beberapadari proton tsb keluar dari garis
(alignment). Ketika proton kembali mereka (proton) memancarkan
gelombang radio mereka sendiri yang unik yang dapat dianalisis oleh
komputer dalam 3D untuk membuat gambar tajam penampang silang
dari area penting. MRI dapat memberikan kontras yang tak tertandingi
dalam jaringan lunak untuk foto berkualitas sangat tinggi sehingga
mudah untuk teknisi menemukan robekan dan cedera lainnya. Fig.11
tendon Achilles robek parsial. Sobek longitudinal interstisial (panah
putih) dan bukti degenerasi hipoksia yang mendasari dengan tendon
tebal juga bisa dilihat.

20
Sumber www.medscape.com

Diagnosis Banding:
1. Calcaneal Bursitis
Bursa adalah kantung berisi cairan yang dirancang utk membatasi
gesekan. Ketika bursa ini meradang disebut bursitis. Tendo
calcaneal busitis adalah peradangan bursa tendinitis calcanei yang
terletak di Antara tendo calcanei dan bagian superior permukaan

21
posterior calcaneus. Dimana achilles tendon fibrosa tebal
dibelakang tumit meluncur turun naik.
2. Achilles tendoncitis
Cedera ini biasanya terjadi saat kontraksi kuat dari otot seperti
ketika berjalan, berlari. Achilles tendoncitis adalah sebuah
peregangank keras yang dapat membuat trauma tendon achilles dan
betis.
3. Achilles tendinopathy atau tondonosis
Kronis yang berlebihan bisa berpengaruh pada peubahan tendon
achilles yg juga menyebabkan degenerasi dan penebalan tendon.

2.7 Komplikasi
Apapun pilihan pengobatan yang digunakan, ada kemungkinan bahwa
tendon Achilles tidak akan sembuh sepenuhnya, dan perawatan lebih
lanjut, seperti pembedahan mungkin diperlukan.

Komplikasi operasi: ini biasanya komplikasi kecil seperti infeksi luka


atau mengurangi rasa dekat lokasi operasi. Sekitar 4 dari 100 orang
mendapatkan infeksi luka setelah operasi untuk memperbaiki rupture
tendon Achilles.

Tendon mungkin mendapatkan bekas luka atau dapat menjadi lebih


pendek selama proses penyembuhan.

Ada juga kemungkinan bahwa tendon bisa robek kembali (re-ruptured).


Menurut beberapa penelitian, risiko re-ruptured adalah sekitar 4
banding 100 pengobatan dengan bedah dan sekitar 12 banding 100
dengan pengobatan konservatif.

2.8 Tatalaksana
Non Farmako :

1. Operasi
Ada 2 macam operasi untuk penyembuhan Ruptur Tendo Achilles:
a. Operasi Terbuka
Selama operasi terbuka sebuah sayatan dibuat di bagian belakang
kaki dan tendo achilles di jahit bersama-sama. Pada ruptur
lengkap atau serius tendon plantaris atau sisa otot yang lain
ditanam dan dibungkus di sekitar tendon achilles, untuk
meningkatkan kekuatan perbaikan tendon. Jika kualitas jaringan
buruk, misalnya cedera yang diabaikan, ahli bedah mungkin
menggunakan jaring penguat (kolagen, artelon, atau material
terdegradasi lainnya).
Ada berbagai macam teknik:

22
Teknik Fascia lata.

Sumber www.medscape.com
Teknik V-Y Myotendinous Lengthening

Sumber www.medscape.com

23
Teknik Krackow

Sumber www.medscape.com
FHL Tendon Transfer

Sumber www.medscape.com

24
b. Operasi Perkutan
Pada operasi perkutan, ahli bedah membuat beberapa sayatan
kecil dibanding satu sayatan besar, dan menjahit kembali tendon
bersama melalui sayatan. Operasi bisa di tunda sekitar satu
minggu setelah terjadi ruptur untuk mendinginkan atau
menurunkan pembengkakan. Untuk pasien yang menetap dan
yang mengalami vasculopati atau risiko penyembuhanburuk,
operasi perkutan bisa menjadi pengobatan yang lebih baik
dibandingkan operasi terbuka. Efek samping : dapat terjadi
kerusakan syaraf.

Setelah kedua jenis operasi, kemungkinan akan mengenakan


gips, boot berjalan, atau perangkat serupa untuk 6-12 minggu.
Pada awalnya, boot diposisikan untuk menjaga kaki menunjuk ke
bawah untuk menyembuhkan tendon. Boot kemudian disesuaikan
secara bertahap untuk meletakkan kaki dalam posisi netral (tidak
mengarah ke atas atau bawah). Waktu pemulihan total Anda
mungkin akan selama 6 bulan.
Lebih dari 80 dari100 orang yang menjalani operasi untuk
ruptur tendon Achilles dapat kembali ke semua aktivitas yang
mereka lakukan sebelum cedera, termasuk kembali berolahraga.
Meskipun operasi perkutan secara tradisional dipandang
memiliki tingkat rerupture tinggi dibandingkan operasi terbuka,
studi menunjukkan bahwa tingkat rerupture keduanya sebenarnya
sama besar. Sekitar 5 dari 100 orang yang melakukan operasi
untuk ruptur tendon achilles akan rerupture setelah operasi.
Operasi Terbuka lebih besar kemungkinannya daripada operasi
perkutan untuk menghasilkan komplikasi masalah penyembuhan
luka. Tapi kerusakan saraf lebih mungkin dapat terjadi pada
operasi perkutan. Teknik-teknik baru untuk operasi perkutan
dapat membuat kemungkinan kerusakan saraf kurang lebih
sedikit dibandingkan ketika teknik yang lebih tua digunakan. sulit
untuk membandingkan hasil operasi, karena usia dan aktivitas
mereka yang berbeda. Keberhasilan operasi bergantung pada
pengalaman dokter bedah, jenis prosedur bedah yang digunakan,
tingkat kerusakan tendon, seberapa cepat setelah pecahoperasi

25
dilakukan, dan seberapa cepat program rehabilitasi dimulai
setelah operasi dan seberapa baik pasien mengikutinya.

Risiko operasi tendon Achilles:


1) Infeksi kulit di tempat sayatan
2) Komplikasi normal pembedahan atau anestesi, seperti
pendarahan dan efek samping obat-obatan
3) Kerusakan saraf

2. Terapi Konservatif
Fiksasi dengan bidai fleksi pergelangan kaki selama 3 minggu, lalu
latihan untuk mengadakan fleksi dorsal secara berangsur-angsur.

Farmako :
1) NSAIDs
Ibuprofen
DOC bagi pasien menghilangkan nyeri ringan sampai sedang,
menghambat reaksi inflamasi dan menurunkan nyeri dengan
menghambat sintesis prostaglandin

2) Analgesik
Asetaminofen
DOC pada pasien HPS terhadap aspirin atau NSAIDs, orang
dengan gangguan GI tract bagian atas dan bagi pengkonsumsi
antikoagulan. Kontrol nyeri,memiliki efek sedatif

A. Percutaneous Surgery
Pada tindakan ini,dibuat sayat kecil selebar 2-4 cm. Melalui
luka tusuk, jahitanmelewati ujung distal dan proksimal, yang
diperkirakan ketika pergelangan kaki berada padaequinus
maksimal. Jahitan itu kemudian dipotong pendek, diikat
menggunakan simpul, danmendorong subkutan. Luka-luka
kecil dibersihkan dan dipasang perban kering dan sterilSetelah
itu, pasien menggunakan bantalan gips yang tanpa beban.
Penggunaan gips dilakukanselama 4 minggu, diikuti oleh 4
minggu di bantalan berat dan pemakaian gips dengan
elevasitumit rendah.
B. Open Surgical Repair
Perbaikan terbuka dilakukan dengan menggunakan
pendekatan longitudinal medial.Insisi medial memiliki
keuntungan visualisasi yang lebih baik pada tendon plantaris,
sertamenghindari cedera pada saraf Sural. Insisi garis tengah
jarang digunakan karena tingginyatingkat komplikasi luka dan
adesi. Pada pendekatan ini, dibuat sayatan sepanjang 3-10
cm.setelah paratenon disayat secara longitudinal, ujung tendon
dapat dikenali dengan mudah dandidekatkan dengan
menggunakan jahitan tipe Kesler/Krackow/Bunnell dengan

26
menggunakan nonabsorbable suture. Selanjutnya, epitenon
disambung dengan teknik cross-stitch.
Paratenonharus disambung kembali agar tidak terjadi adesi.
Kemudian, penutupan oleh kulit akanmembatasi terjadinya
komplikasi luka.Setelah operasi, pergelangan kaki
dipertahankan dalam fleksi saat pemasanganorthosis. Setelah
periode imobilisasi, kaki digerakkan secara netral ke plantar
atau sedikitdalam orthosis kaku, dan pasien diperbolehkan
memakai bantalan berat parsial. Imobilisasi biasanya
dihentikan 4-6 minggu setelah perbaikan. Pada saat itu,
jangkauan yang aktif danaktif-dibantu gerak, berenang,
bersepeda stasioner, dan berjalan dalam sepatu
dilengkapidengan mengangkat tumit dapat dimulai.
Dalam kebanyakan kasus, pasien dapat beraktivitaskembali
dalam jangka waktu 4 bulan.Tindakan operasi untuk perbaikan
ruptur Achilles tendon telah dilaporkan memilikitingkat yang
lebih rendah dalam terjadinya rerupture; peningkatan kekuatan
otot pascaoperasi,dan daya tahan, dan membutuhkan waktu
yang lebih singkat agar dapat kembali beraktivitas normal jika
dibandingkan dengan tindakan konservatif. Namun,
kemungkinanterjadinya komplikasi luka seperti infeksi,
drainase, pembentukan sinus, dan pengelupasankulit lebih
tinggi daripada tindakan non-operasi.
C. Pengobatan lainnya
Pasien dengan diabetes, masalah penyembuhan luka, penyakit
vaskular, neuropati,atau komorbiditas sistemik yang serius
dianjurkan untuk memilih pengobatan nonoperativekarena
risiko yang signifikan dari pengobatan operasi (misalnya,
infeksi, luka rincian,dehiscence perbaikan, komplikasi
perioperatif).
Gips kaki pendek adalah dipasang pada kaki yang terkena
sementara pergelangan kakiditempatkan di plantar fleksi sedikit
(equinus gravitasi).Dengan menjaga kaki dalam posisi ini,
ujung tendon secara teoritis lebih baik. Imobilisasi Cast
dilanjutkan selamasekitar 6-10 minggu. Dorsofleksi
Paksa merupakan kontraindikasi. Pergelangan kakisecara
bertahap dapat dorsofleksi ke posisi yang lebih netral setelah
periodeimobilisasi (~ 4-6 minggu). Posisi ini ditopang dengan
casting serial atau pergelangankaki orthotics yang disesuaikan.
Berjalan dengan menggunakan cor diperbolehkan saat masa
tersebut. Setelah pelepasan cor, tumit di sepatu diangkat
setinggi 2 cm dabdipakai selama 2-4 bulan. Selama waktu ini,
program rehabilitasi dimulai.
Keuntungan pengobatan nonoperative termasuk komplikasi
luka tidak ada (misalnya,kerusakan kulit, infeksi, pembentukan
bekas luka, cedera neurovaskular), biaya rumahsakit menurun
dan biaya dokter, morbiditas lebih rendah, dan tidak ada
paparananestesi.

27
Kekurangan pengobatan nonoperative termasuk insiden
yang lebih tinggi rerupture(hingga 40%) dan lebih sulit
perbaikan reruptur bedah. Selain itu, tepi tendon
dapatmenyembuhkan dalam posisi memanjang karena celah di
ujung tendon yangmengakibatkan penurunan daya fleksi plantar
dan daya tahan

2.9 Pencegahan
Lakukan pemanasan dan peregangan sebelum melakukan kegiatan
olahraga. Biasakan latihan yang memperberat betis. Jangan
memaksakan latihan jika kaki terasa lelah. Jaga berat badan ideal agar
tidak obesitas. Kenakan sepatu yang baik dengan bantalan yang tepat.

2.10 Prognosis
Kebanyakan orang yang mengalami ruptur tendo Achilles, tendo akan
kembali normal. Jika operasi dilakukan, tendo mungkin menjadi lebih
kuat dan kecil kemungkinannya untuk ruptur lagi. Biasanya, kegiatan
berat, seperti berjalan baru bisa dilakukan kembali setelah 6 minggu.
Atlet biasanya kembali berolahraga, setelah 4 sampai 6 minggu setelah
cedera terjadi.

28
DAFTAR PUSTAKA

Anderson Silvia Prince. (1996). Patofisiologi Konsep Klinik Proses-proses


Penyakit. Penerbit Buku Kedokteran. EGC, Jakarta.

Atkinson, Todd S; Mark Easley (2001) Complete Ruptures of the Achilles


Tendon. Medscape Orthopaedics.

Eroschenko, Victor P. 2010. Atlas Histologi diFiore : Dengan Korelasi Fungsional.


Jakarta : EGC.

Kumala, Poppy [et al]. 1998. Kamus Saku Kedokteran Dorlan. Edisi 5. Jakarta :
EGC
Syamsir, HM. 2011. Kinesiologi Gerak Tubuh Manusia. Jakarta : Bagian Anatomi
FKUY.

29

Anda mungkin juga menyukai