Teori behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran
psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan
dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada
yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan
menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat
Teori belajar kognitif mulai berkembang pada abad terakhir sebagai protes terhadap teori
perilaku yang yang telah berkembang sebelumnya. Model kognitif ini memiliki perspektif bahwa
para peserta didik memproses infromasi dan pelajaran melalui upayanya mengorganisir,
menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dengan
pengetahuan yang telah ada. Model ini menekankan pada bagaimana informasi diproses.
Peneliti yang mengembangkan teori kognitif ini adalah Ausubel, Bruner, dan Gagne.
Dari ketiga peneliti ini, masing-masing memiliki penekanan yang berbeda. Ausubel menekankan
pada apsek pengelolaan (organizer) yang memiliki pengaruh utama terhadap belajar.Bruner
bekerja pada pengelompokkan atau penyediaan bentuk konsep sebagai suatu jawaban atas
Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern.
bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui
Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk
diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui
pengalaman nyata.
Dengan teori konstruktivisme siswa dapat berfikir untuk menyelesaikan masalah, mencari
idea dan membuat keputusan. Siswa akan lebih paham karena mereka terlibat langsung dalam
mebina pengetahuan baru, mereka akan lebih pahamdan mampu mengapliklasikannya dalam
semua situasi. Selian itu siswa terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih
Menurut teori humanistik, tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia. Proses
balajar dianggap berhasil jika seorang pelajar telah memahami lingkungannya dan dirinya
sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai
aktualisasi diri dengan sebaik- baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar
dari sudut pandang pelakunya bukan dari sudut pandang pengamatnya. Peran guru dalam teori
ini adalah sebagai fasilitator bagi para siswa sedangkan guru memberikan motivasi,kesadaran
mengenai makna kehidupan siswa. Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada siswa dan
mendampingi siswa untuk memperoleh tujuan pembelajaran. Siswa berperan sebagai pelaku
Menurut pandangan teori gestalt seseorng memperoleh pengetahuan melaui sensasi atau
informasi dengan melihat strukturnya secara menyeluruh kemudian menyusunya kembali dalam
struktur yang sederhana sehungga lebih mudah dipahami.
d. Membantu guru untuk mengevaluasi proses, perilaku guru sendiri serta hasil belajar siswa
f. Membantu guru dalam memberikan dukungan dan bantuan kepada siswa sehingga dapat
Konsep motivasi belajar berkaitan erat dengan prinsip bahwa perilaku yang memperoleh
dengan perilaku yang tidak memperoleh penguatan atau perilaku yang terkena hukuman
(punishment). Dalam kenyataannya, daripada membahas konsep motivasi belajar, penganut teori
perilaku lebih memfokuskan pada seberapa jauh siswatelah belajar untuk mengerjakan pekerjaan
sekolah dalam rangka mendapatkan hasil yang diinginkan (Bandura, 1986 dan Wielkeiwicks,
1995).
Konstruktivisme sosial bisa dipandang sebagai perpaduan antara aspek-aspek dari karya Piaget
dengan karya Bruner dan karya Vygotsky. Istilah Konstruktivisme komunal dikenalkan oleh Bryn Holmes
di tahun 2001. Dalam model ini, "siswa tidak hanya mengikuti pembelajaran
seperti halnya air mengalir melalui saringan namun membiarkan mereka membentuk dirinya."
Dalam perkembangannya muncullah istilah Teori Belajar Sosial dari para pakar pendidikan.
Pijakan awal teori belajar sosial adalah bahwa manusia belajar melalui pengamatannya
terhadap perilaku orang lain. Pakar yang paling banyak melakukan riset teori belajar sosial
Meskipun classical dan operant conditioning dalam hal-hal tertentu masih merupakan tipe
penting dari belajar, namun orang belajar tentang sebagian besar apa yang ia ketahui melalui
observasi (pengamatan). Belajar melalui pengamatan berbeda dari classical dan operant
melibatkan pengamatan perilaku orang lain, yang disebut model, dan kemudian meniru perilaku
model tersebut.
Baik anak-anak maupun orang dewasa belajar banyak hal dari pengamatan dan imitasi
(peniruan) ini. Anak muda belajar bahasa, keterampilan sosial, kebiasaan, ketakutan, dan banyak
perilaku lain dengan mengamati orang tuanya atau anak yang lebih dewasa. Banyak orang
belajar akademik, atletik, dan keterampilan musik dengan mengamati dan kemudian menirukan
gueunya. Menurut psikolog Amerika Serikat kelahiran Kanada Albert Bandura, pelopor dalam
studi tentang belajar melalui pengamatan, tipe belajar ini memainkan peran yang penting dalam
perkembangan kepribadian anak. Bandura menemukan bukti bahwa belajar sifat-sifat seperti
keindustrian, keramahan, pengendalian diri, keagresivan, dan ketidak sabaran sebagian dari
meniru orang tua, anggota keluarga lain, dan teman-temannya.SOAL-SOAL TEORI BELAJAR
1. Seorang siswa bersikap acuh tak acuh dalam belajar bahasa Inggris. Suatu ketika guru
meminta dia untuk menjadi pemimpin regu dalam sebuah kerja kolaborasi. Pada saat
itulah siswa tersebut menunjukkan potensinya sebagai pemimpin. Sejak saat itu siswa
tersebut aktif dalam segala kegiatan pembelajaran. Teori belajar yang digunnakan guru
tersebut adalah.......
a) Behavioristik
b) Humanistik
c) Kognitif
d) Gestalt
2. Guru berperan sebagai fasilitator dalam kelas untuk member kemudahan belajar bagi para
siswa untuk berpikir kritis, serta berusaha memahami jalan pikiran siswa. Teori belajar
a) behavioristik
b) Kognitif
c) Sosial
d) Humanistik
3. Seorang guru memberikan perintah kepada siswa untuk melakukan kegiatan praktik
kegiatan praktik merupakan respons yang hasilnya langsung dapat diamati. Teori
a) Konstruktivisme
b) Humanistik
c) Behavioristik
d) Sosial
4. Guru melakukan pembelajaran dengan memberikan kebebasan yang luas kepada siswa
untuk menentukan apa yang ingin ia pelajari sesuai sumber-sumber belajar yang tersedia
atau dapat disediakan. Pernyataan ini merupakan ciri dari teori belajar .
a) behavioristik
b) konstruktivistik
c) humanistik
d) kognitif
Dampaknya Deni lebih rajin dan lebih bersemangat belajar. Gurunya mengutamakan
CBSA, materi pelajaran disajikan berbentuk unit-unit kecil agar siswa hanya perlu
memberikan suatu respon tertentu saja, respon yang ada diberi umpan balik agar siswa
segera tahu hasilnya. PBM yang dilakukan guru tersebut dilandasi teori belajar
a) behavioristikb) konstruktivistik
c) humanisme
d) gestalt
lain
4. Guru memberi kesempatan kepada siswa menerapkan strategi belajar yang disarankan
a) 1, 2, dan 3
b) 1, 2, dan 4
c) 2, 3, dan 4
d) 2 dan 3
a) Konstruktivisme
b) Humanisme
c) Behaviorisme
d) Kognitivisme
8. Contoh penerapan teori S kinner dalam d unia pendidikan adalah .
a) P r o s e s b e l a j a r d a p a t t e r j a d i d e n g a n b a i k a p a b i l a p e s e
sesuatuapabila pelajaran tersebut disusun berdasarkan pola dan logika tertentu 10. Tingkah laku dalam
belajar akan berubah kalau ada stimulus dan respon. Stimulus dapat
berupa prilaku yang diberikan pada siswa, sedangkan respons berupa perubahan tingkah
laku yang terjadi pada siswa. Teori belajar yang tepat untuk penjelasan diatas disebut....
a) Humanistik
b) Behavioristik
c) Gestat
d) Skinner
SELAMAT MENGERJAKAN
(www.egidia07.com)
Para ahli telah menyusun pengertian belajar dari beberapa sudut pandang yang berbeda
sesuai dengan keilmuan yang melatarbelakangi mereka. Berikut ini penulis kutip pengertian
belajar dari beberapa sumber.
Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai
hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya interaksi
antara stimulus dan respon.
Berdasarkan teori ini seseorang dikategorikan belajar bila sudah mendapatkan stimulus sebagai
input dan output berupa respon. stimulus ini apa saja yang diberikan atau ditransfer pengajar
kepada seseorang yang belajar, dan respon adalah reaksi yang dilakukan atau didapatkan oleh
pelajar, biasanya ditandai dengan perubahan perilaku dan pengetahuan yang diperoleh
pelajar. (sumber :Wikipedia.org)
Winkel berpendapat, belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam
interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengelolaan
pemahaman.
Gagne di dalam bukunya The Conditions of Learning 1977, pengertian belajar merupakan
sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang keadaaannya
berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan
yang serupa itu. Perubahan yang terjadi dimaksud disebabkan adanya pengalaman dan latihan-
latihan bukan berupa akibat refleks atau naluri. sumber:belajarpsikologi.com
Moh. Surya berpendapat pengertian Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan
lingkungan. (sumber:belajarpsikologi.com).
Vernon S. Gerlach & Donal P. Ely (1971) dalam Arsyad (2011: 3) mengemukakan bahwa
belajar adalah perubahan perilaku, sedangkan perilaku itu adalah tindakan yang dapat
diamati. Dengan kata lain perilaku adalah suatu tindakan yang dapat diamati atau hasil yang
diakibatkan oleh tindakan atau beberapa tindakan yang dapat diamati. sumber : ichaledutech
Imron, (1996;2) mendefinisikan belajar adalah sebagai suatu perubahan tingkah laku dalam
diri seseorang yang relative menetap sebagai hasil dari sebuah pengalaman.
Slameto (2003:2) berpendapat secara psikologi, belajar merupakan suatu proses perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari interaksi siswa dengan lingkungannya dalam memenuhi
kebutuhannya.
Cronbach dalam Djamarah (2002:13) mengartikan belajar sebagai usaha aktivitas yang
ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Menurut Djamarah
(2002:13) ini belajar juga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan dengan
melibatkan dua unsur yaitu jiwa dan raga. Gerak tubuh yang nampak harus sejalan dengan proses
jiwa untuk memperoleh perubahan. Perubahan yang didapatkan itu bukan perubahan fisik saja,
tetapi juga perubahan jiwa dengan sebab masuknya kesan-kesan yang baru. Perubahan sebagai
hasil dari proses belajar adalah perubahan yang berpengaruh terhadap tingkah laku seseorang.
Muhibbin berpendapat Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang
sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. sumber
: belajarbagus.com
Bower (1987;150) berpendapat Belajar adalah ditunjukkan oleh perubahan yang relatif tetap
dalam perilaku yang terjadi karena adanya latihan dan pengalaman-pengalaman. Kemudian
menurut Bower (1987: 150) Learning is a cognitive process. Belajar adalah suatu proses
kognitif.sumber: visiuniversal
Berdasarkan pendapat di atas dapat penulis simpulkan belajar adalah adanya perubahan tingkah
laku secara sadar akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon hasil dari pengalaman atau
latihan. Perubahan perilaku didapat secara tidak sadar seperti fenomena Ponari dia dapat ilmu
mengobati orang hanya didapat dari mimpi. Fenomena dukun yang datang secara gaib itu tidak
termasuk perubahan tingkah laku dari hasil belajar.
b. Hukum latihan, yang berprinsip utama pada latihan (pengulangan). Oleh karena itu,
jika guru sering memberi latihan (S) dan siswa menjawabnya (R), maka prestasi belajar
siswa pada pelajaran tersebut akan meningkat. Thorndike menyatakan bahwa
pengulangan tanpa ganjaran tidak efektif, karena asosiasi S dan R hanya diperkuat
oleh ganjaran. Jadi hukum latihan ini mengarah pada banyaknya pengulangan, yang
biasa disebut drill.
c. Hukum akibat, yang menunjukkan bahwa jika suatu hubungan dapat dimodifikasi
seperti halnya hubungan antara stimulus dan respon, dan hubungan tersebut diikuti
oleh peristiwa yang diharapkan, maka kekuatan hubungan yang terjadi semakin
meningkat. Sebaliknya, jika kondisi peristiwa yang tidak diharapkan mengikuti
hubungan tersebut, maka kekuatan hubungan yang terjadi semakin berkurang.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa seseorang akan melakukan pekerjaan jika
hasil pekerjaan itu akan memberikan rasa menyenangkan atau memuaskan,.
Sebaliknya, jika hasil tersebut tidak membawa dampak menyenangkan, maka
seseorang tidak melaksakan pekerjaan tersebut.
Dengan demikian menurut Gagne hasil belajar merupakan hasil interaksi stimulus dari
luar dengan pengetahuan internal siswa.
Nama lengkapnya adalah Lev Semyonovich Vygotsky. Ia dilahirkan di salah satu kota
Tsarist, Russia, tepatnya pada pada 17 November 1896, dan berkuturunan Yahudi. Ia
tertarik pada psikologi saat berusia 28 tahun.
Seseorang yang belajar dipahami sebagai seseorang yang membentuk
pengertian/pengetahuan secara aktif dan terus-menerus. Inti teori Vygotsky adalah
menekankan interaksi antara aspek internal dan eksternal dari pembelajaran dan
penekanannya pada lingkungan sosial pembelajaran. Menurut teori Vygotsky, fungsi
kognitif berasal dari interaksi sosial masing-masing individu dalam konsep budaya.
Vygotsky juga yakin bahwa pembelajaran terjadi saat siswa bekerja menangani tugas-
tugas yang belum dipelajari namun tugas- tugas itu berada dalam zone of proximal
development mereka. Zone of proximal development adalah jarak antara tingkat
perkembangan sesungguhnya yang ditunjukkan dalam kemampuan pemecahan
masalah secara mandiri dan tingkat kemampuan perkembangan potensial yang
ditunjukkan dalam kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan orang
dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu.
Vygotsky banyak menekankan peranan orang dewasa dan anak-anak lain dalam
memudahkan perkembangan si anak. Menurut Vygotsky, anak-anak lahir dengan fungsi
mental yang relatif dasar seperti kemampuan untuk memahami dunia luar dan
memusatkan perhatian. Namun, anak-anak tak banyak memiliki fungsi mental yang
lebih tinggi seperti ingatan, berpikir dan menyelesaikan masalah. Fungsi-fungsi mental
yang lebih tinggi ini dianggap sebagai alat kebudayaan tempat individu hidup dan
alat-alat itu berasal dari budaya. Alat-alat itu diwariskan pada anak-anak oleh anggota-
anggota kebudayaan yang lebih tua selama pengalaman pembelajaran yang dipandu.
Pengalaman dengan orang lain secara berangsur menjadi semakin mendalam dan
membentuk gambaran batin anak tentang dunia. Karena itulah berpikir setiap anak
dengan cara yang sama dengan anggota lain dalam kebudayaannya.
Aliran psikologi yang dipegang oleh Vygotsky lebih mengacu pada kontruktivisme
karena ia lebih menekankan pada hakikat pembelajaran sosiokultural. Dalam
analisisnya, perkembangan kognitif seseorang disamping ditentukan oleh individu
sendiri secara aktif, juga ditentukan oleh lingkungan sosial secara aktif. Oleh
karenanya, konsep teori perkembangan kognitif Vygotsky berkutat pada tiga hal:
1. Hukum Genetik tentang Perkembangan (Genetic Law of Development)
Setiap kemampuan seseorang akan tumbuh dan berkembang melewati dua aturan,
yaitu tataran sosial lingkungannya dan tataran psikologis yang ada pada dirinya.
2. Zona Perkembangan Proksimal (Zone of Proximal Development)
Meskipun pada akhirnya anak-anak akan mempelajari sendiri beberapa konsep melalui
pengalaman sehari-hari, Vygotsky percaya bahwa anak akan jauh lebih berkembang
jika berinteraksi dengan orang lain. Anak-anak tidak akan pernah mengembangkan
pemikiran operasional formal tanpa bantuan orang lain. Vygotsky membedakan
antaraactual development dan potential development pada anak. Actual
development ditentukan apakah seorang anak dapat melakukan sesuatu tanpa bantuan
orang dewasa atau guru. Sedangkan potensial development membedakan apakah
seorang anak dapat melakukan sesuatu, memecahkan masalah di bawah petunjuk
orang dewasa atau kerjasama dengan teman sebaya.
3. Mediasi
Mediator yang diperankan lewat tanda maupun lambang adalah kunci utama
memahami proses-proses sosial dan psikologis. Makanya, jika dikaji lebih mendalam
teori perkembangan kognitif Vygotsky akan ditemukan dua jenis mediasi, yaitu
metakognitif dan mediasi kognitif. Media metakognitif adalah penggunaan alat-
alat semiotic yang bertujuan untuk melakukan self regulation (pengaturan diri) yang
mencakup self planning, self monitoring, self checking, danself evaluation. Media ini
berkembang dalam komunikasi antar pribadi. Sedangkan media kognitif adalah
penggunaan alat-alat kognitif untuk memecahkan masalah yang berhubungan dengan
pengetahuan tertentu. Sehingga media ini dapat berhubungan dengan konsep spontan
(yang mungkin salah) dan konsep ilmiah (yang lebih terjamin kebenarannya).
Vygotsky lebih menekankan pada peran aspek sosial dalam pengembangan intelektual
atau kognitif anak. Vygotsky memandang bahwa kognitif anak berkembang melalui
interaksi sosial. Anak mengalami interaksi dengan orang yang lebih tahu. Secara
singkat, teori perkembangan sosial berpendapat bahwa interaksi sosial dengan budaya
mendahului. Maksudnya dari relasi dengan budaya membuat seorang anak mengalami
kesadaran dan perkembangan kognisi. Jadi intinya Vygotsky memusatkan perhatiannya
pada hubungan dialektik antara individu dan masyarakat dalam pembentukan
pengetahuan.
Pengetahuan terbentuk sebagai akibat dari interaksi sosial dan budaya seorang anak.
Pengetahuan tersebut terbagi menjadi dua bentuk, yaitu pengetahuan spontan dan
pengetahuan ilmiah. Pengetahuan spontan mempunyai sifat lebih kurang teridentifikasi
secara jelas, tidak logis, dan sistematis. Sedangkan pengetahuan ilmiah sebuah
pengetahuan yang diperoleh dari pendidikan formal dan sifatnya lebih luas, logis, dan
sistematis. Kemudian proses belajar adalah sebuah perkembangan dari pengertian
spontan menuju pengertian yang lebih ilmiah.
2.2.4 Teori Belajar Humanistik
Menurut Habermas, belajar baru akan terjadi jika ada interaksi antara individu dengan
lingkungannya. Lingkungan belajar yang dimaksud adalah lingkungan alam maupun
lingkungan sosial, sebab antara keduanya tidak dapat dipisahkan.
Dibutuhkan pengetahuan dan keterampilan serta sikap yang benar untuk mendukung
terjadinya transformasi kultural tersebut. Pemahaman dan kesadaran terhadap
transformasi kultural inilah yang oleh Habermas dianggap sebagai tahap belajar yang
paling tinggi, sebab transformasi kultural adalah tujuan pendidikan yang paling tinggi.
Humanistik
Abraham Maslow
Mazhab ketiga dalam perkembangan psikologi ini, lahir sebagai reaksi atas teori-teori
Behaviorisme (kental dengan sifat behavioristik, asosianistik dan eksperimental) dan
Psikoanalisis (depth psychology dengan sifat klinis-pesimistik).
Suatu telaah terhadap sisi-sisi yang lebih bermanfaat, bermakna dan dapat
diterapkan bagi kemanusiaan, yang kemudian menjadi titik tolak bagi
pengembangannya.
Teori MasLow
Belajar di satu sisi adalah memahami bagaimana anda berbeda dengan yang lain
(individual differences), dan di sisi lain adalah memahami bagaimana anda menjadi
manusia sama seperti manusia yang lain (persamaan dalam specieshood or
humanness)
Carl Rogers
Setiap individu membentuk konsep hidup yg unik melalui sistem nilai dan kepercayaan
yg berbeda dgn org lain. Tingkah laku yg ditunjukkan adalah selaras dengan konsep
kehidupannya. Tingkah laku individu hanya diperoleh melalui proses komunikasi,