PENDAHULUAN
Kesehatan mental berasal dari dua kata yaitu, kesehatan dan mental.
Kesehatan berasal dari kata sehat yang menuju pada keaadaan fisik, individu
yang sehat ialah individu yang berada dalam keadaan fisik yang baik dan
bebas dari penyakit. Sedangkan mental ialah kepribadiaan yang merupakan
dinamik yang tercermin dalam cita-cita, sikap, dan perbuatan. Selain itu
mental juga mencakup unsur-unsur jiwa termasuk pikiran, emosi, sikap, dan
perasan yang dalam keseluruhannya akan menentukan tingkah laku, cara
menghadapi suatu hal yang menekan perasaan, mengecewakan atau yang
menggembirakan serta menyenangkan. Kesehatan mental menggambarkan
tingkat kesejahteraan psikologi atau adanya gangguan mental. Kesehatan
mental dapat diartikan sebagai suatu ekspresi emosi dan sebagai penanda
adaptasi sukses untuk berbagai tuntutan.
1
Karena tujuan pendidikan inilah maka peran pendidik untuk
mengembangkan potensi peserta didik sangatlah penting. Pendidik dianggap
sebgai orang yang paling tahu tentang kesehaan mental peserta didiknya,
maka pendidik juga harus mengetahui potensi serta cara mengembangkan
potensi peserta didiknya.
1.3 Tujuan
a) Mengetahui pengertian kesehatan mental
b) Mengetahui apa itu kesehatan mental bagi guru dan murid
c) Mengetahui karakteristik mental yang sehat
d) Mengetahui peran guru sebagai pendidik
e) Mengetahui pengertian pembelajaran
2
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Pieper dan Uden (2006), kesehatan mental adalah suatu keadaan
dimana seseorang tidak mengalami perasaan bersalah terhadap dirinya sendiri,
memiliki estimasi yang relistis terhadap dirinya sendiri dan dapat menerima
kekurangan atau kelemahannya, kemampuan menghadapi masalah-masalah
dalam hidupnya, memiliki kepuasan dalam kehidupan sosialnya, serta
memiliki kebahagiaan dalam hidupnya.
Orang yang sehat mentalnya adalah orang yang tahan terhadap sakit jiwa
atau terbebas dari sakit dan gangguan jiwa. Vaillaint (dalam Notosoedirjo &
Latipun, 2005), mengatakan bahwa kesehatan mental atau psikologis itu as
the presence of successfull adjustmet or the absence of psychopatology dan
yang dikemukakan oleh Kazdin yang menyatakan kesehatan mental as a state
in which there is an absence of dysfunction in psychological, emotional,
behavioral, and sosial spheres.
Pengertian ini bersifat dikotomis, bahwa orang berada dalam keadaan sakit
atau sehat psikisnya. Sehat jika tidak terdapat sedikitpun gangguan psikisnya,
dan jika ada gangguan psikis maka diklasifikasikan sebagai orang sakit.
Dengan kata lain sehat dan sakit itu mental itu bersifat nominal ytang dapat
dibedakan kelompok-kelompoknya. Sehat dengan pengertian terbebas dari
gangguan, berarti jika ada gangguan sekialipun sedikit adanya, seseorang itu
dianggan tidak sehat.
3
Notosoedirjo dan Latipun (2005), mengatakan bahwa orang yang sehat
mentalnya adalah orang yang dapat menahan diri untuk tidak jatuh sakit akibat
stressor (sumber stres). Seseorang yang tidak sakit meskipun mengalami
tekanan maka menurut pengertian ini adalah orang yang sehat. Pengertian ini
sangat menekankan pada kemampuan individual merespon lingkungannya.
4
dapat meninjau kondisinya denga lebih objektif, dan (4) menganjurkan kepada
guru yang sekiranya mentalnya tidaklah begitu sehat untuk usaha
penyembuahan kepada pihak- pihak kompeten.
Kesehatan Mental Bagi Murid
Peran guru sangat diperlukan disamping orang tua dan lingkungan, karena
persoalan-persoalan yang dihadapi oleh siswa sebagian besar di sekolah. Perlu
di ingat oleh guru bahwa setiap kasus haruslah ditanggapi sendiri-sendiri, dan
kelainan tingkah laku itu dapat berasal dari macam-macam sebab. Beberapa
sebab yang dapat menimbulkan gangguan penyesuaian diri siswa adalah
kurangmya percaya diri, rasa persaingan dalam kelas, dan rasa tidak aman.
5
pengembangan kualitas dirinya. pemanfaatan itu seperti dalam kegiatan-kegiatan
belajar (dirumah, sekolah atau dilingkungan masyarakat), bekerja, berorganisasi,
pengembangan hobi, dan berolahraga.
4. Tercapai kebahagiaan pribadi dan orang lain
Orang yang sehat mentalnya menampilkan perilaku atau respon-responnya
terhadap situasi dalam memenuhi kebutuhannya, memberikan dampak yang
positif bagi dirinya dan atau orang lain. dia mempunyai prinsip bahwa tidak
mengorbankan hak orang lain demi kepentingan dirnya sendiri di atas kerugian
orang lain. Segala aktivitasnya di tujukan untuk mencapai kebahagiaan bersama.
Karakteristik pribadi yang sehat mentalnya juga dijelaskan pada tabel
sebagai berikut (Syamsu Yusuf LN ; 1987).
Uraian diatas, menunjukan ciri-ciri mental yang sehat, sedangkan yang
tidak sehat cirinya sebagai berikut :
A. Perasaan tidak nyaman (inadequacy)
B. Perasaan tidak aman (insecurity)
C. Kurang memiliki rasa percaya diri (self-confidence)
D. Kurang memahami diri (self-understanding)
E. Kurang mendapat kepuasan dalam berhubungan sosial
F. Ketidakmatangan emosi
G. Kepribadiannya terganggu
Mengalami patologi dalam struktur sistem syaraf (thorpe, dalam schneiders,
1964;61)
D. Peran Guru
Guru termasuk salah satu profesi yang berperan penting dalam membentuk
sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia dikelola melalui
pendidikan. Proses yang berlangsung di lembaga pendidikan tak lepas dari peran
guru sebagai pengajar dan pendidik. Wajar jika dikatakan kalau guru menjadi
ujung tombak dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Guru melaksanakan secara
operasional semua tugas pembelajaran di ruang kelas. Artinya, guru berhadapan
langsung dengan objek sekaligus subjek pendidikan yaitu peserta didik.
6
Guru melakukan proses transformasi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik
melalui pembelajaran di ruang kelas. Transformasi ketiga aspek ini berlangsung
dalam interaksi bersifat manusiawi. Tidak memperlakukan siswa sebagai individu
yang serba belum tahu. Disinilah pentingnya peran guru dalam pendidikan.
E. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah cara atau jalan yang ditempuh oleh guru untuk
menyampaikan materi pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai.
Dapat juga diartikan sebagai strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru
sebagai media untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hal
ini mendorong seorang guru untuk mencari metode yang tepat dalam
penyampaian materinya agar dapat diserap dengan baik oleh siswa. Mengajar
secara efektif sangat bergantung pada pemilihan dan penggunaan metode
mengajar.
7
sekaligus menanamkan pendidikan karakter terhadap siswa. Melalui berdiskusi,
siswa akan berlatih mengeksplorasi pikiran mereka dan sekaligus juga
memberikan mereka pengalaman untuk berinteraksi dengan baik secara sosial.
Sebagian besar pengajar modern memilih metode ini berdasarkan alasan-alasan
tersebut. Selain dua jenis metode ini, ada juga berbagai metode lain misalnya
metode demonstrasi ataupun metode eksperimental yang masing-masing juga
memiliki kekurangan dan kelebihannya sendiri-sendiri.
Seorang pengajar harus bisa memilih Metode Pembelajaran yang sesuai demi
tercapainya tujuan pembelajaran. Dalam memilih metode tersebut, dia harus
memperhatikan beberapa aspek yang sangat penting, misalnya minat dan
kegemaran peserta didik dan kemampuan dirinya sendiri. Metode ceramah
misalnya akan sangat berhasil seandainya sang pengajar memang memiliki
kemampuan menerangkan pelajaran dengan cara yang mudah dipahami siswa.
Sementara itu metode diskusi tentunya akan sedikit terhambat jika sang pengajar
tidak memberikan informasi-informasi awal sebagai pembuka tema. Dengan
demikian, terkadang metode campuran merupakan pilihan yang tepat.
F. Bahan Ajar
Bahan ajar merupakan bahan atau materi pembelajaran yang disusun secara
sistematis yang digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Secara
umum bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu
guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar menagajar. Bahan yang
dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Dengan bahan
ajar memungkinkan siswa dapat menguasai kompetensi melalui materi yang
disajikan secara runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif mampu
menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu.
Bahan ajar umumnya didesain dengan tujuan tertentu yakni disusun dengan
sitematika tertentu untuk keperluan pembelajaran dan dalam kerangka pencapaian
kompetensi yang diharapkan. Berbeda dengan buku teks pada umumnya yang
merupakan sumber informasi yang disusun dengan struktur dan urutan berdasar
8
bidang ilmu tertentu, dia tidak berorientasi pada proses pembelajaran atau
pencapaian kommpetensi sebgaimana bahan ajar.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
pembelajaran adalah proses interaksi antara guru dengan siswa dan dengan
sumber belajar dalam lingkungan pembelajaran. Menurut sisdiknas tersebut ada
tiga komponen penting dalam pembelajaran yaitu; guru, siswa dan sumber atau
bahan ajar. Kegiatan belajar tidak akan berjalan dengan baik kalau tidak tersedia
sumber dan bahan ajar.
B. Saran
Guru dan orang tua seharusnya mamiliki mental yang sehat untuk
membantu tumbuh kembang siswa.
Dalam mengembangkan portensi siswa seharusnya diberikan hak untuk
menentukan minat, orang tua yang mengarahkan dan guru yang
mengajarkan
10
DAFTAR PUSTAKA
11