Anda di halaman 1dari 23

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

TEKNIK PELABUHAN
PROSES PANTAI

A. Pantai
1. Definisi Pantai
Definisi atau pengertian adalah sebuah wilayah yang menjadi batas antara lautandan
daratan, bentuk pantai berbeda-beda sesuai dengan keadaan, proses yang terjadi di
wilayah tersebut, seperti pengangkutan, pengendapan dan pengikisan yang disebabkan
oleh gelombang, arus, angin dan keadaan lingkungan disekitarnya yang berlangsung
secara terus menerus, sehingga membentuk sebuah pantai.

2. Definisi Pesisir
Pengertian Pesisir adalah wilayah antara batas pasang tertinggi hingga batas air laut
yang terendah pada saat surut. Pesisir dipengaruhi oleh gelombang air laut. Pesisir
juga merupakan zona yang menjadi tempat pengendapan hasil pengikisan air laut dan
merupakan bagian dari pantai.

B. Bangunan Pelindung Pantai


Bangunan pantai digunakan untuk melindungi pantai terhadap kerusakan karena serangan
gelombang dan arus. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melindungi pantai
yaitu :
1. memperkuat pantai atau melindungi pantai agar mampu menahan kerusakan karena
serangan gelombang
2. mengubah laju transpor sedimen sepanjang pantai
3. mengurangi energi gelombang yang sampai ke pantai
Sesuai dengan fungsinya, bangunan pantai dapat diklasifikasikan dalam tiga kelompok
yaitu:
Konstruksi yang dibangun di pantai dan sejajar garis pantai
Konstruksi yang dibangun kira-kira tegak lurus pantai
Konstruksi yang dibangun di lepas pantai dan kikra-kira sejajar garis pantai
Berikut ini akan dipaparkan beberapa jenis bangunan pelindung pantai antara lain :

RIDWAN KURNIAWAN
031 2014 0274
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TEKNIK PELABUHAN
1. Groin

Groin adalah struktur pengaman pantai yang dibangun menjorok relatif tegak lurus
terhadap arah pantai. Bahan konstruksinya umumnya kayu, baja, beton (pipa beton),
dan batu. Pemasangan groins menginterupsi aliran arus pantai sehingga pasir
terperangkap pada upcurrent side, sedangkan pada downcurrent side terjadi erosi,
karena pergerakan arus pantai yang berlanjut .
Penggunaan Groin dengan mneggunakan satu buah groin tidaklah efektif. Biasanya
perlindungan pantai dilakukan dengan membuat suatu seri bangunan yang terdiri dari
beberapa groin yang ditempatkan dengan jarak tertentu. Hal ini dimaksudkan agar
perubahan garis pantai tidak terlalu signifikan.
Selain tipe lurus ada juga groin tipe L dan tipe T, yang kesemuanya dibangun
berdasarkan kebutuhan.

RIDWAN KURNIAWAN
031 2014 0274
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TEKNIK PELABUHAN
2. Jetty

Jetty adalah bangunan tegak lurus pantai yang diletakan di kedua sisi muara sungai
yang berfungsi untuk mengurangi pendangkalan alur oleh sedimen pantai. Pada
penggunaan muara sungai sebagai alur pelayaran, pengendapan dimuara dapat
mengganggu lalu lintas kapal. Untuk keperluan tersebut jetty harus panjang sampai
ujungnya berada di luar sedimen sepanjang pantai juga sangat berpengaruh terhedap
pembentukan endapan tersebut. Pasir yang melintas didepan muara geelombang
pecah. Dengan jetty panjang transport sedimen sepanjang pantai dapat tertahan dan
pada alur pelayaran kondisi gelombang tidak pecah, sehingga memungkinkan kapal
masuk kemuara sungai.
Selain untuk melindingi alur pelayaran, jetty juga dapat digunakan untuk mencegah
pendangkalan dimuara dalam kaitannya dengan pengendalian banjir. Sungai-sungai
yang bermuara pada pantai yang berpasir dengan gelombang yang cukup besar sering
mengalami penyumbatan muara oleh endapan pasir.karena pengaruh gelombang dan
angin, endapan pasir terbentuk di muara. Transport akan terdorong oleh gelombang
masuk kemuara dan kemudian diendapkan. endapan yang sangat besar dapat
menyebabkan tersumbatnya muara sungai. penutupan muara sungai dapat
menyebabkan terjadinya banjir didaerah sebelah hulu muara.
Pada musim penghujan air banjir dapat mengerosi endapan sehingga sedikit demi
sedikit muara sungai terbuka kembali. Selama proses penutupan dan pembukaan
kembali tersebut biasanya disertai dengan membeloknya muara sungai dalam arah
yang sama dengan arah transport sedimen sepanjang pantai.

RIDWAN KURNIAWAN
031 2014 0274
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TEKNIK PELABUHAN
Jetty dapat digunakan untuk menanggulangi masalah tersebut, mengingat fungsinya
hanya untuk penanggulangan banjir, maka dapat digunakan salah satu dari bangunan
berikut, yaitu jetty panjang, jetty sedang, jetty pendek. Jetty panjang apabila ujungnya
berada diluar gelombang pecah.tipe ini efektif untuk menghalangi masuknya sedimen
kemuara, tetapi biaya konstruksi sangat mahal, sehingga kalau fungsinya hanya untuk
penaggulangan banjir maka penggunaan jetty tersebut tidak ekonomis. Kecuali
apabila daerah yang harus dilindungi terhadap banjir sangat penting. Jetty sedang
dimana ujungnya berada anatar muka air surut dan lokasi gelombang pecah, dapat
menahan sebagian transport sedimen sepanjang pantai. Alur diujung jetty masih
memungkinkan terjadinya endapan pasir. Pada jetty pendek, kaki ujung bangunan
berada pada permukaan air surut.fungsi utama bnagunan ini adalah menahan
berbeloknya muara sungai dan mengkonsentrasikan aliran pada alur yang telah
ditetapkan untuk bisa mengerosi endapan, sehingga apada awal musim penghujan di
mana debit besar (banjir) belum terjadi, muara sungai telah terbuka.
Selain ketiga tipe jetty tersebut, dapat pula dibuat bangunan yang ditempatkan pada
kedua sisi atau hanya satusisi tebing muara yang tidak menjorok kelaut. Bangunan ini
sama sekali tidak mencegah terjadinya endapan dimuara, fungsi bangunan ini sama
dengan jetty pendek, yaitu mencegah berbeloknya muara sungai degan
mengkonsentrasikan aliran untuk mengerosi endapan.

3. Breakwater

Breakwater atau dalam hal ini pemecah gelombang lepas pantai adalah bangunan
yang dibuat sejajar pantai dan berada pada jarak tertentu dari garis pantai. Pemecah

RIDWAN KURNIAWAN
031 2014 0274
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TEKNIK PELABUHAN
gelombang dibangun sebagai salah satu bentuk perlindungan pantai terhadap erosi
dengan menghancurkan energi gelombang sebelum sampai ke pantai, sehingga terjadi
endapan dibelakang bangunan. Endapan ini dapat menghalangi transport sedimen
sepanjang pantai.
Sebenarnya breakwater atau pemecah gelombang dapat dibedakan menjadi dua
macam yaitu pemecah gelombang sambung pantai dan lepas pantai. Tipe pertama
banyak digunakan pada perlindungan perairan pelabuhan, sedangkan tipe kedua untuk
perlindungan pantai terhadap erosi. Secara umum kondisi perencanaan kedua tipe
adalah sama, hanya pada tipe pertama perlu ditinjau karakteristik gelombang di
beberapa lokasi di sepanjang pemecah gelombang, seperti halnya pada perencanaan
groin dan jetty. Penjelasan lebih rinci mengenai pemecah gelombang sambung pantai
lebih cenderung berkaitan dengan palabuhan dan bukan dengan perlindungan pantai
terhadap erosi. pemecah gelombang lepas pantai dibuat sejajar pantai dan berada pada
jarak tertentu dari garis pantai, maka tergantung pada panjang pantai yang dilindungi,
pemecah gelombang lepas pantai dapat dibuat dari satu pemecah gelombang atau
suatu seri bangunan yang terdiri dari beberapa ruas pemecah gelombang yang
dipisahkan oleh celah.
Bangunan ini berfungsi untuk melindungi pantai yang terletak dibelakangnya dari
serangan gelombang yang dapat mengakibatkan erosi pada pantai. Perlindungan oleh
pemecahan gelombang lepas pantai terjadi karena berkurangnya energi gelombang
yang sampai di perairan di belakang bangunan. Karena pemecah gelombang ini dibuat
terpisah ke arah lepas pantai, tetapi masih di dalam zona gelombang pecah (breaking
zone). Maka bagian sisi luar pemecah gelombang memberikan perlindungan dengan
meredam energi gelombang sehingga gelombang dan arus di belakangnya dapat
dikurangi.
Gelombang yang menjalar mengenai suatu bangunan peredam gelombang sebagian
energinya akan dipantulkan (refleksi), sebagian diteruskan (transmisi) dan sebagian
dihancurkan (dissipasi) melalui pecahnya gelombang, kekentalan fluida, gesekan
dasar dan lain-lainnya. Pembagian besarnya energi gelombang yang dipantulkan,
dihancurkan dan diteruskan tergantung karakteristik gelombang datang (periode,
tinggi, kedalaman air), tipe bangunan peredam gelombang (permukaan halus dan
kasar, lulus air dan tidak lulus air) dan geometrik bangunan peredam (kemiringan,
elevasi, dan puncak bangunan).

RIDWAN KURNIAWAN
031 2014 0274
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TEKNIK PELABUHAN
Berkurangnya energi gelombang di daerah terlindung akan mengurangi pengiriman
sedimen di daerah tersebut. Maka pengiriman sedimen sepanjang pantai yang berasal
dari daerah di sekitarnya akan diendapkan dibelakang bangunan. Pantai di belakang
struktur akan stabil dengan terbentuknya endapan sediment tersebut.

TEKNIK PANTAI
1. Pendahuluan
Pantai selalu menyesuaikan bentuk profilnya sedemikian sehingga mampu
menghancurkan energy gelombang yang dating. Penyesuaian bentuk tersebut
merupakan tanggapan dinamis alami pantai terhadap laut. Ada dua tipe tanggapan
pantai dinamis terhadap gelombang, yaitu tanggapan terhadap kondisi gelombang
normal dan tanggapan terhadap kondisi gelombang badai. Kondisi gelombang normal
terjadi dalam waktu lebih lama, dan energi gelombang dengan mudah dapat
dihancurkan oleh mekanisme pertahanan alami pantai. Pada saat badai terjadi
gelombang yang mempunyai energi besar. Sering pertahanan alami pantai tidak
mampu menahan serangan gelombang, sehingga pantai dapat tererosi. Setelah
gelombang besar redah, pantai akan kembali ke bentuk semula oleh pengaruh
gelombang normal. Tetapi ada kalanya pantai yang tererosi tersebut tidak kembali ke
bentuk semula karena material pembentuk pantai terbawa arus ke tempat lain dan
tidak kembali ke lokasi semula. Dengan demikian pantai tersebut mengalami erosi.
Material yang terbawa arus tersebut di atas akan mengendap di daerah yang lebih
tenang, seperti di muara sungai, teluk, pelabuhan, dan sebagainya, sehingga
mengakibatkan sedimentasi di daerah tersebut.
Proses dinamis pantai sangat dipengaruhi oleh littoral transport, yang
didefenisikan sebagai gerak sedimen di daerah dekat pantai (nearshore zone) oleg
gelombang dan arus.Littoral transport dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu
transpor sepanjang pantai (longshore transoport) dan transpor tegak lurus pantai
(onshore-offshore transport). Material (pasir) yang ditranspor disebut dengan littoral
drift. Transpor tegak lurus pantai terutama ditentukan oleh kemiringan gelombang,
ukuran sedimen, dan kemiringan pantai. Pada umumnya gelombang dengan
kemiringan besar menggerakkan material ke arah laut, dan gelombng kecil dengan
periode panjang menggerakkan material ke arah darat.
Pada saat gelombang pecah sediman di dasar pantai terangkat (tererosi) yang
selanjutnya terangkut oleh dua macam gaya penggerak, yaitu komponen energi

RIDWAN KURNIAWAN
031 2014 0274
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TEKNIK PELABUHAN
gelombang dalam arah sepanjang pantai dan arus sepanjang pantai yang dibangkitkan
oleh gelombang pecah. Arah transpor sepanjang pantai sesuai dengan arah gelombang
dating dan sudut antara puncak gelombang dan garis pantai. Oleh karena itu, karena
arah dating gelombang selalu berubah makaarah transport jg berubah dari musim
kemusim, hari ke hari, jam ke jam.
Laju transpor sepanjang pantai tergantung pada sudut dating gelombang, durasi
dan energi gelombang. Dengan demikian gelombang besar akan mengangkut material
lebih banyak tiap satu satuan waktu dari pada yang digerakkan oleh gelombang kecil.
Tetapi, jika gelombang kecil terjadi dalam waktu yang lebih lama dari gelombang
besar, maka gelombang kecil tersebut dapat mengangkut pasir lebih banyak dari pada
gelombang besar.
Suatu pantai mengalami erosi, akresi (sedimentasi) atau tetap stabil tergantung
pada sedimen yang masuk (suplai) dan yang meninggalkan pantai tersebut. Sebagian
besar permasalahan pantai adalah erosi yang berlebihan. Erosi pantai terjadi apabila di
suatu pantai yang di tinjau mengalami kehilangan/pengurangan sedimen; artinya
sedimen yang terangkut lebih besar dari yang diendapkan. Akresi atau sedimentasi
juga dapat mengurangi fungsi pantai atau bangunan-bangunan pantai, seperti
pengendapan di muara yang dapat mengganggu aliran sungai dan lalu lintas
pelayaran, serta pengendapan di pelabuhan dan alur pelayaran.

2. Bentuk Pantai
Bentuk profil pantai sangat dipengaruhi oleh serangan gelombang, sifat-sifat
sedimen seperti rapat massa dan tahanan terhadap erosi, ukuran dan bentuk partikel,
kondisi gelombang dan arus, serta bathimetri pantai.
Pantai bias terbentuk dari material dasar yang berupa lumpur, pasir atau kerikil
(gravel). Kemiringan dasar pantai tergantung pada bentuk dan ukuran material dasar.
Pantai lumpur mempunyai kemiringan sangat kecil sampai mencapai 1:5000.
Kemiringan pantai pasir lebih besar yang berkisar antara 1:20 dan 1:50. Kemiringan
pantai berkerikil bias mencapai 1:4. Pantai berlumpur banyak dijumpai di daerah
pantai di mana banyak sungai yang mengangkut sedimen suspensi bermuara di daerah
tersebut dan gelombang relative kecil.

2.1.Pantai berpasir

RIDWAN KURNIAWAN
031 2014 0274
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TEKNIK PELABUHAN
Pada umumnya profil pantai berpasir mempunyai bentuk serupa seperti
ditunjukkan dalam Gambar 2.1. Dalam gambar tersebut pantai dibagi menjadi
backshore dan foreshore. Batas antara kedua zona adalah puncak berm, yaitu titik dari
runup maksimum pada kondisi gelombang normal (biasa). Runup adalah naiknya
gelombang pada permukaan miring. Runup gelombang mencapai batas antara pesisir
dan pantai hanya selama terjadi gelombang badai. Sorf zone terbentang dari titik di
mana gelombang pertama kali pecah sampai titik runup di sekitar lokasi gelombang
pecah. Di lokasi gelombang pecah terdapat longshore bar, yaitu gundukan pasir di
dasar yang memanjang sepanjang pantai.

Gambar 1. Profil pantai

Pada kondisi gelombang normal pantai membentuk profilnya yang mampu


menghancurkan energi gelombang. Jika pada suatu saat terjadi gelombang yang lebih
besar, pantai tidak mampu meredam energi gelombang sehingga terjadi erosi. Pasir

RIDWAN KURNIAWAN
031 2014 0274
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TEKNIK PELABUHAN
yang tererosi akan bergerak ke arah laut. Setelah sampai di daerah di mana kecepatan
air di dasar kecil, pasir tersebut mngendap. Akumulasi endapan tersebut akan
membentuk offshore bar, yaitu gundukan pasir di dasar pantai yang biasanya
memanjang sejajar garis pantai (longshore bar). Offshore bar ini, yang kedalaman
airnya kecil, menyebabkan lokasi gelombang pecah berada lebih jauh dari garis
pantai, yang memperlebar surf zone di mana sisa energy gelombang dihancurkan.
Dengan demikian offshore bar juga berfungsi sebagai pertahanan pantai terhadap
serangan gelombang. Pembentukan offshore bar ini semakin besar pada waktu terjadi
gelombang badai. Selama terjadi badai tinggi dan kemiringan gelombang besar.
Angina dan gelombang tersebut dapat menyebabkan kenaikan elevasi muka air laut
(wind setup dan wave setup), sehingga serangan gelombang dapat mengenai bagian
pantai yang lebih tinggi. Bagian tersebut tersebut biasanya tidak terkena serangan
gelombang. Kenaikan elevasi muka air tersebut memungkinkan gelombang besar
melewatinya offshore tanpa pecah.

Selama terjadinya gelombang biasa (tidak ada badai) sejumlah pasir bergerak pada
profil pantai, tetapi angkutan netto pada suatu lokasi yang di tinjau sangat kecil. Pada
saat gelombang pecah, sebagian energy gelombang dihancurkan dalam terbulensi.
Butir pasir digerakkan dari dasar dan tersuspensi oleh turbulensi. Pecahnya
gelombang tersebut menghempaskan massa air ke pantai dengan membawa pasir
tersebut. Massa air tersebut menghancurkan sisa energinya dengan runup ke pantai.
Sebagian air tersebut akan kembali kelaut dengan cara perkolasi dengan pantai dan
sebagian besar lainnya kembali kelaut melalui permukaan pantai.

Pada saat terjadi badai, di mana gelombang besar dan elevasi muka air diam lebih
tinggi karena adanya setup gelombang dan angin, pantai akan mengalami erosi.
Gambar 2.2. menunjukkan proses terjadinya erosi pantai oleh gelombang badai
(CERC, 1984) dengan puncak gelombang sejajar dengan garis pantai. Gambar 2.2.a.
adalah profil pantai dengan gelombang normal yang terjadi sehari-hari. Pada saat
terjadi badai yang bersamaan dengan muka air tinggi, gelombang mulai mngerosi
sand dunes, dan membawa material kea rah laut dan kemudian menngendap (Gambar
2.2.b.). Gelombang badai yang berlangsung cukup lama semakin banyak mengerosi
bukit pasir (sand dunes) seperti terlihat dalam Gambar 2.2.c. Setelah badai redah
gelombang normal kembali. Selama terjadinya badai tersebut terlihat perubahan profil

RIDWAN KURNIAWAN
031 2014 0274
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TEKNIK PELABUHAN
pantai. Dengan membandingkan profil pantai sebelum dan sesudah badai, dapat
diketahui volume sedimen yang tererosi dan mundurnya garis pantai (Gambar2.2.d)

Gambar 2. Proses pembentukan pantai

2.2.Pantai berlumpur
Pantai berlumpur terjadidi daerah pantai di mana terdapat banyak muara sungai
yang membawa sedimen suspense dalam jumlah besar ke laut. Selain itu kondisi
gelombang di pantai tersebut relatif tenang sehingga tidak mampu membawa
(dispersi) sedimen tersebut ke perairandalam di laut lepas. Sedimen suspensi tersebut
dapat menyebar pada suatu daerah perairan yang luas sehingga membentuk pantai
yang luas, datar, dan dangkal.
Biasanya pantai berlumpur sangat rendah dan merupakan daerah rawa yang
terendam air pada saat muka air tinggi (pasang). Daerah ini sangat subur bagi
tumbuhan pantai seperti bakau (mangrove).
Pada umumnya sedimen yang berada di daerah pantai (perairan pantai, muara
sungai, atau estuari, teluk) adalah sedimen kohesif dengan diameter butiran sangat
kecil, yaitu dalam beberapa mikron.

RIDWAN KURNIAWAN
031 2014 0274
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TEKNIK PELABUHAN

3. Sifat-sifat Sedimen Pantai


Sedimen pantai bias berasal dari erosi garis pantai itu sendiri, dari daratan yang
dibawa oleh sungai, dan dari laut dalam yang terbawa arus kedaerah pantai. Sifat-sifat
sedimen adalah ukuran partikel dan distribusi butir sedimen, rapat massa, bantuk,
kecepatan endap, tahanan terhadap erosi.

3.1.Ukuran pantai sedimen


Sedimen pantai diklasifikasikan berdasarkan ukuran butir menjadi lempung,
lumpur, pasir, koral (pebble), cobble, dan batu (boulder). Tabel 2.1 menunjukkan
klasifikasi menurut Wentworth, yang banyak digunakan dalam bidang teknik
pantai (CERC, 1984) berdasarkan klasifikasi tersebut pasir mempunyai diameter
antara 0,063 dan 2,0 mm yang selanjutnya dibedakan menjadi lima kelas. Material
yang sangat halus seperti lumpur dan lempung berdiameter di bawah 0,063 mm
yang merupakan sedimen kohesif.
Distribusi ukuran butir biasanya dianalisis dengan saringan dan dipresentasikan
dalam bentuk kurva persentase berat kumulatif seperti diberikan dalam Gambar
2.3. pada umumnya distribusi ukuran butiran pasir mendekati distribusi log normal,
sehingga sering digunakan pula skala satuan phi, yang didefenisikan sebagai :

= -2 D
dengan D adalah diameter butir dalam millimeter.
Ukuran butir mendian 50 adalah paling banyak digunakan untuk ukuran butir
basir. Berdasarkan distribusi log normal tersebut, ukuran butir rerata Dm dan
standar deviasi D dapat dihitung dengan cara berikut :

= 16 84

d = 84
16

Dengan notasi adalah ukuran di mana p% dari berat sampel adalah lebih halus
dari diameter butir tersebut. Untuk mengukur derajat penyebaran ukuran butir
terhadap nilai rerata sering digunakan koefisien 0 yang didefinisikan sebagai :

RIDWAN KURNIAWAN
031 2014 0274
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TEKNIK PELABUHAN

Gambar 3. Distribusi ukuran bukit


So = 75
25

Apabila 1,0 So 1,5 ukuran butir pasir seragam, untuk 1,5 So 2,0
penyebaran ukuran butir sedang, sedang jika 2,0 So gradasi ukuran pasir sangat
bervariasi.

3.2.Rapat Massa, Berat Jenis dan Rapat Relatif


Rapat massap adalah massa tiap satuan volume, sedang berat jenis y adalah berat
tiap satuan volume. Terhadap hubungan antara berat jenis dan rapat massa, yang
mempunyai bentuk y = p g. rapat massa atau berat jenis sedimen adalah fungsi dari
komposisi mineral. Rapat relatif adalah perbandingan antara rapat massa suatu zat
dengan rapat massa suatu air pada 4.
Untuk sedimen kohesif rapat massa sedimen tergantung pada konsentrasi endapan.
Konsentrasi endapan dipengaruhi oleh waktu konsolidasi. Gambar 4. menunjukkan
perubahan rapat pada massa rerata endapan dasar sebagai fungsi waktu selama
konsolidasi.

RIDWAN KURNIAWAN
031 2014 0274
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TEKNIK PELABUHAN

Gambar 4. Pengaruh waktu konsolidasi terhadap rapat massa endapan

3.3. Kecepatan Endap


Untuk sedimen non kohesif, seperti pasir, kecepatan endap dapat dihitung dengan
rumus Stokes yang tergantung pada rapat sedimen dan air, viskositas air, dimensi dan
bentuk partikel sedimen. Gambar 5. menunjukkan kecepatan endap butir kwarsa
berbentuk bola di air sebagai fungsi ukuran butir dan temperatur air (Bonnefillc R,
1980). Dalam gambar tersebut Rw adalah angka Reynolds butiran yang berbentuk :

Rw =

Dengan D adalah diameter butir, W adalah kecepatan endap dan v adalah kekentalan
kinematic air.

RIDWAN KURNIAWAN
031 2014 0274
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TEKNIK PELABUHAN

Gambar 5 Kecepatan endap butir kwarsa berbentuk bola

Apabila butir pasir tidak berbentuk bola, seperti kebanyakan maka perlu di
perhitungkan :
1
SF =
(2 3)1/2
dengan D1,D2 dan D3 adalah panjang sumbu-sumbu terpendek menengah dan
terpanjang. Gambar 6. menunjukkan pengaruh factor bentuk terhadap kecepatan
endap.

RIDWAN KURNIAWAN
031 2014 0274
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TEKNIK PELABUHAN

Gambar 6. Pengaruh factor bentuk terhadap kecepatan endap

Gambar 7. Pengaruh konsentrasi suspense terhadap kecepatan endap

RIDWAN KURNIAWAN
031 2014 0274
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TEKNIK PELABUHAN

Gambar 8. Pengaruh salinitas terhadap


kecepatan endap

4. Mekanisme Transpor Sedimen Oleh Gelombang


Di laut dalam, gerak partikel air karena gelombang jarang mencapai dasar laut.
Sedangkan di laut dangkal, partikel air di dekat dasar bergerak maju dan mundur
secara periodik.
Dalam memperlajari transpor sedimen, kecepatan sedimen, kecepatan partikel air
di dekat dasar (Yb) dinyatakan dalam bentuk tegangan geser dasar . Hubungan
antara tegangan geser dasar dan kecepatan partikel air dinyatakan dalam bentuk :
= p2

RIDWAN KURNIAWAN
031 2014 0274
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TEKNIK PELABUHAN

Gambar 9. Pengaruh dia meter partikel terhadap faktor flokulasi

dengan :
u = /2

dimanap adalah rapat massa air, u adalah kecepatan geser dan f adalah faktor gesekan.
Kecepatan partikel air di dekat dasar atau yang dinyatakan dalam bentuk tegangan
geser tersebut berusaha untuk menarik sedimen dasar..
Di padang dasar laut berpasir yang datar. Apabila kecepatan di dekat dasar sangat
kecil, yang berarti juga tegangan geser dasar, partikel sedimen tidak bergerak ( <
) (Gambar 10.a)

Awal gerak sedimen ( = ). Sedimen bergerak maju mundur sesuai dengan gerak
partikel air.

5. Awal Gerak Sedimen

RIDWAN KURNIAWAN
031 2014 0274
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TEKNIK PELABUHAN
Pada awal gerak sedimen, gaya yang ditimbulkan oleh aliran air adalah seimbang
dengen gaya hambatan dari sedimen dasar. Dipandang suatu partikel berbentuk bola
dengan diameter D dan rapat massa . Berat partikel W di dalam air adalah :

W = 6 3 ( p) g

denganp adalah rapat massa air dan g adalah percepatan gravitasi. Apabila f adalah
koefisien gesekan, maka gaya hambatan dari partikel adalah :

= f W = f 6 3 (Ps p) g

(6)
Gaya yang ditimbulkan oleh aliran air pada butir dengan luas tampang 2 adalah :
2 2
= = p 2
4 4

Didefenisikan angka Reynolds bintang dari butiran yang berbentuk :



=

Subsitusi nilai D di atas ke dalam persamaan (6)


2 2
= 4 p 2
2

=4 p 2 2

Dengan menyamakan persamaan (5) dan (7), maka :



( p ) f g 3 = 4 p 2 2
6
2 2
2 = 3 3= 3 3
2 2
2
2 = 3 f 3

1/3
Dengan s =
dan D = ( 2 )D

Koefisien gesekan f tergantung pada sifat sedimen dasar seperti diameter, bentuk,
rapat relative dan gradasi butir. Dari percobaan yang dilakukan mengenai pengaruh
gelombang terhadap awal gerak sedimen non kohesif, diperoleh hubungan antara D
dan seperti ditujukkan dalam Gambar 10. (Bonnefille, 1980)

RIDWAN KURNIAWAN
031 2014 0274
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TEKNIK PELABUHAN

Gambar 10. Awal gerak sedimen karena pengaruh gelombang

6. Arus di Dekat Pantai


Gelombang yang menjalar menuju pantai membawa massa air dan momentum
dalam arah penjalaran gelombang. Transport massa dan momentum tersebut
menimbulkan arus di daerah dekat pantai. Di beberapa daerah yang dilintasinya,
perilaku gelombang dan arus yang ditimbulkannya berbeda.

Gambar 11. Tegangan kritis erosi fungsi rapat massa endapan

RIDWAN KURNIAWAN
031 2014 0274
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TEKNIK PELABUHAN
Apabila garis puncak gelombang sejajar dengan garis pantai, maka terjadi arus
dominan di pantai berupa sirklus sel dengan rip current yyang menuju ke laut
(Gambar 13)

Sirklus sel dengan rip current terjadi karena adanya variasi sepanjang pantai dari
tinggi gelombag pecah. Gelombang yang pecah pada pantai yang miring akan
mnyebabkan terjadinya kenaikan gelombang (wave setup) di pantai, yang menaikkan
alevasi muka air di atas elevasi muka air diam. Kenaikan gelombang di sepanjang
pantai adalah tidak sama, karena tinggi gelombang sepanjang pantai berbeda.
Perbedaan tinggi gelombang pecah di sepanjang pantai ini dapat dijelaskan oleh
studi refraksi pada daerah yang mempunyai garis kontur tidak teratur. Studi refraksi
menunjukkan adanya pengucupan (konvergen) dan penyebaran (divergen) dari garis
orthogonal gelombang.
Arus sepanjang pantai yang ditimbulkan oleh gelombang pecah membentuk sudut
pantai, seperti terilhat dalam Gambar 11. dibangkitkan oleh momentum yang di
bawah oleh gelombang. Untuk mnghitung arus sepanjang pantai sebagai berikut :
Dengan :
V = kecepatan arus sejajar pantai
G = percepatan gravitasi
Hb= tinggi gelombang pecah
= sudut dating gelombang pecah

7. Transpor Sedimen
Transpor sedimen pantai adalah gerakan sedimen di daerah pantai yang di
sebabkan oleh gelombang dan arus yang di bangkitkannya. Transport sedimen pantai
dapat diklasifikasikan menjadi transpor menuju dan meninggalkan pantai (onshore-
offshore transport) dan transport sepanjang pantai (longshore transport).

7.1.Angkutan sedimen menuju-meninggalkan pantai


Gerak air di dekat dasar menimbulkan tegangan geser pada sedimen dasar. Apabila
nilai tegangan geser dasar , partikel sedimen mulai bergerak. Dianggap bahwa berat
terendam partikel sedimen yang bergerak tiap satuan luas adalah sebanding dengan
tegangan geser,

RIDWAN KURNIAWAN
031 2014 0274
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TEKNIK PELABUHAN

N 6 (Ps p) g 3 = 1

7.2.Angkutan Sedimen Sepanjang Pantai


Transport sedimen sepanjang pantai terdiri dari dua komponen utama, yaitu
transport sedimen dalam bentuk mata gergaji di garis pantai dan transport sepanjang
pantai di surf zone (Gambar 12). Pada waktu gelombang menuju pantai dengan
membentuk sudut terhadap garis pantai maka gelombang tersebut akan naik kepantai.

Gambar. 12 Transport sedimen sepanjang pantai

Transport sedimen sepanjang pantai banyak menyebabkan permasalahan seperti


pendangkalan di pelabuhan, erosi pantai dan sebagainya. Oleh karena itu prediksi
sedimen pantai sangatlah penting. Beberapa cara untuk memprediksi sedimen pantai
yaitu :
a) Cara terbaik untuk memperkirakan transport sedimen sejajar pantai pada suatu
tempat adalah mengukur debit sedimen di lokasi yang di tinjau.
b) Peta atau pengukuran yang menunjukkan perubahan elevasi dasar dalam suatu
periode tertentu yang dapat menunjukkan tentang angkutan sedimen.

RIDWAN KURNIAWAN
031 2014 0274
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TEKNIK PELABUHAN
c) Rumus empiris yang didasarkan pada kondisi gelombang di daerah yang di
tinjau.

8. Imbangan Sedimen Pantai


Analisis imbangan sedimen pantai digunakan untuk mengevaluasi sedimen yang
masuk dan keluar dari suatu pantai yang di tinjau. Analisis imbangan sedimen pantai
didasarkan pada hokum kontinuitas atau kekekalan masa sedimen.
Imbangan sedimen pantai adalah banyaknya sedimen yang masuk dikurangi dengan
yang keluar. Sedimen yang masuk di daerah pantai meliputi suplei sedimen dari
sungai.keluar, material yang berasal dari erosi tebing, angkutan sedimen sepanjang
pantai dan tegak lurus pantai yang masuk ke ruasyang ditinjau, dan penimbunan
pantai. Sedangkan sedimen yang keluar adalah angkutan sedimen sepanjang pantai
dan tegak lurus pantai yang keluar dari ruas pantai yang di tinjau dan penambangan
pasir pantai.
Dalam analisis imbangan sedimen pantai, daerah pantai dibagi menjadi sejumlah ruas
(sel). Setiap ruas mempunyai semua unsur dari sedimen masuk dan yang keluar.
Dengan mengevaluasi imbangan sedimen masing-masing sel, maka kondisi daerah
sepanjang pantai dapat diketahui lebih baik.

9. Model perubahan garis pantai


Model perubahan garis pantai didasarkan pada persamaan kontinuitas sedimen.
Untuk itu pantai dibagi menjadi sejumlah sel (ruas). Pada setiap sel ditinjau angkutan
sedimen yang masuk dan keluar. Sesuai dengan hokum kekekalan massa, jumlah laju
aliran massa netto di dalam seladalah sama dengan laju perubahan massa di dalam sel
tiap satuan sel tiap satuan waktu. Gambar 13 adalah pembagian pantai menjadi
sejumlah sel dengan panjang yang sama yaitu . Laju aliran massa sedimen netto di
dalam sel adalah :
= ( - ) = - ( - ) = - Q

Laju perubahan massa dalam sel tiap satuan waktu adalah :



=

RIDWAN KURNIAWAN
031 2014 0274
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TEKNIK PELABUHAN
Dimana adalah rapat masssa sedimen, dan masing-masing adalah debit
sedimen masuk dan keluar sel. Dengan menyamakan persamaan, maka :

- Q =

- =

Gambar 13. Pembagian pantai menjadi sejumlah sel

RIDWAN KURNIAWAN
031 2014 0274

Anda mungkin juga menyukai